Tugas 1 Sesi 3

Hukum Ketenagakerjaan

Nama : Gery Maulana Rasyid

Nim : 043572417

1. Terkait kasus tersebut bahwa didalam perlindungan konsumen terdapat dua istilah hukum,
yakni hukum konsumen (consumer law) dan hukum perlindungan konsumen (consumer
protection law) merupakan bidang hukum baru dalam akademik dan praktik penegakan hukum
di Indonesia (Shofie, 2011). Menurut analisa anda, apakah sama hukum konsumen dengan
hukum perlindungan konsumen jika keduanya tunduk pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen dan mengapa dua bidang hukum tersebut sulit untuk
dipisahkan!
Jawab :
Hukum Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen merupakan hal yang serupa tapi tak sama.

Hukum Konsumen mengatur asas-asas, mengatur penyediaan barang dan/jasa dan penyelesaian
masalah yang digunakan pada tindakan jual-beli antar pedagang/pengusaha dengan pembeli. Hal ini
tertuang pada UU No 8 Tahun 1999 Pasal 4 dan 5.

Hukum Perlindungan Konsumen mengatur perlindungan dan hak konsumen, perlindungan dan hak akan
diberikan kepada konsumen yang membeli atau menggunakan jasa pedagang/pengusaha yang dibeli
produk atau jasanya. Hal ini tertuang pada UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1 dan Pasal 2 dan Pasal 4.

Hukum Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen sulit untuk dipisahkan dikarenakan kedua hal ini
saling berkaitan satu sama lain. Hukum konsumen mengatur penyelesaian masalah pada sengketa jual
beli dan Hukum Perlindungan Konsumen mengatur perlindungan konsumen pada penyelesaian sengketa
jual beli tersebut.

2. Istilah konsumen berasal dari ahli bahasa dan kata consumer (Inggris-Amerika)
atau consumen/consument (Belanda). Secara harfiah arti kata consumer itu adalah “(lawan dari
produsen) setiap orang yang menggunakan barang” (Nasution, 1999). Berikan analisa anda
berdasarkan kasus diatas jika Mustolih adalah sebuah perusahaan, apakah dapat tergolong
sebagai konsumen?
Jawab :
Menurut UU No 8 Tahun 1999 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa “Konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”
Walaupun Mustolih adalah sebuah perusahaan, Mustolih tetap dapat dikatakan sebagai
seorang Konsumen karena telah memakai barang yang sudah dibelinya. Dan tetap bisa
mendapatkan hak perlindungan konsumen dan berhak mendapatkan hak atas informasi yang
benar, jelas dan jujur atas setiap pembelian yang Mustolih lakukan. Hal ini sudah tertuang pada
UUPK Pasal 4 tentang Hak Konsumen.

3. Pelaku usaha adalah istilah yang digunakan pembuat undang-undang yang pada umumnya
lebih dikenal dengan istilah pengusaha. Ikatan sarjana ekonomi indonesia (ISEI) menyebut
empat kelompok besar kalangan pelaku ekonomi, tiga diantaranya termasuk kelompok
pengusaha (pelaku usaha, baik privat maupun publik). Ketiga kelompok usaha tersebut yaitu
kalangan investor, produsen, distributor. (Sutedi, 2008). Berdasarkan kasus di atas, menurut
anda apakah PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) berhak mendapatkan perlindungan hukum?
Berikan analisis hukum anda!
Jawab :
Yang terjadi di sini adalah Mustolih selaku Konsumen menggugat PT SAT selaku pengusaha, dan
Mustolih menggugat PT SAT atas transparansi dana donasi pada tahun 2016.
Berdasarkan Pasal 6 UUPK Tahun 1999, Pelaku usaha berhak mendapatkan perlindungan
hukum dan berhak mendapatkan rehabilitasi nama baik apabila kerugian konsumen tidak
diakibatkan oleh Pelaku usaha tersebut.
Pada kasus ini, Pihak PT SAT telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan 8
yayasan dan telah melakukan donasi sebanyak Rp 21,1 Milyar. Maka, penggugatan tersebut
tetap harus diselesaikan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Refrensi :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161223073614-12-181671/cerita-mustolih-
menggugat-transparansi-dana-donasi-alfamart
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45288/uu-no-8-tahun-1999
https://www.hukumonline.com/berita/a/perlindungan-hukum-lt61a8a59ce8062?page=2
Modul PPT Hukum Perlindungan Konsumen Sesi 1 & 2