Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD MAHDI RAKAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048980316

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4312/Hukum Perlindungan Konsumen

Kode/Nama UT Daerah : Pangkalpinang

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Sengketa antara Mustolih dan PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) berlanjut di Pengadilan Negeri
Tangerang, pada dasarnya adalah sengketa yang terkait dengan perlindungan konsumen. Mustolih
adalah seorang konsumen yang berbelanja di Alfamart, sebuah toko yang dikelola PT SAT.
Sedangkan PT SAT adalah pelaku usaha di bidang ritel. Baik Mustolih maupun PT SAT, keduanya
tunduk pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Pertanyaan dan penyelesaiannya :

1) Terkait kasus tersebut bahwa didalam perlindungan konsumen terdapat dua istilah hukum,
yakni hukum konsumen (consumer law) dan hukum perlindungan konsumen (consumer
protection law) merupakan bidang hukum baru dalam akademik dan praktik penegakan
hukum di Indonesia (Shofie, 2011). Menurut analisa anda, apakah sama hukum konsumen
dengan hukum perlindungan konsumen jika keduanya tunduk pada Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan mengapa dua bidang hukum tersebut
sulit untuk dipisahkan!
Jawaban: Untuk memayungi hak-hak konsumen yang rentan dimanipulasi serta lemah
kedudukannya apabila berhadapan dengan pelaku usaha dalam kegiatan transaksi jual beli,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 disahkan serta diberlakukan dan menjadi landasan
hukum dalam pelaksanaan perlindungan konsumen di Indonesia. Salah satu muatan yang
termaktub di dalam Undang-Undang tersebut, kemudian terbagi menjadi hukum konsumen
dan hukum perlindungan konsumen. Menurut Shofie (2011), perbedaan hukum konsumen
dan hukum perlindungan konsumen terletak pada objek yang dikaji. Hukum konsumen
wilayah hukumnya lebih banyak menyangkut transaksi-transaksi yang melibatkan antara
konsumen dan pelaku serta berobjekan barang dan/atau jasa, sedangkan hukum perlindungan
konsumen di dalamnya terdapat campur tangan negara untuk melindungi individu konsumen
dari praktek-praktek bisnis yang tidak jujur. Berangkat dari pernyataan tersebut, maka hukum
perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen dan kedua bidang hukum
tersebut sulit untuk dipisahkan, yang mana tujuan dari hukum konsumen itu sendiri secara
substansial mengatur dan melindungi kepentingan konsumen atas barang dan/atau jasa yang
ada di masyarakat.

2) Istilah konsumen berasal dari ahli bahasa dan kata consumer (Inggris-Amerika) atau
consumen/consument (Belanda). Secara harfiah arti kata consumer itu adalah “(lawan dari
produsen) setiap orang yang menggunakan barang” (Nasution, 1999). Berikan analisa anda
berdasarkan kasus diatas jika Mustolih adalah sebuah perusahaan, apakah dapat tergolong
sebagai konsumen?
Jawaban: Pengandaian terkait Mustolih adalah sebuah perusahaan dan
penggolongannya dalam definisi konsumen maka merujuk pada Undang-Undang
Otoritas Jasa Keuangan karena konsumen menurut UUPK adalah konsumen terakhir
(pemakai barang/jasa terakhir dan bukan konsumen antara). Dalam regulasinya,
konsumen menurut UUOJK adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau
memanfaatkan pelayanan lembaga jasa keuangan, yang dapat berkedudukan sebagai
konsumen akhir maupun konsumen antara, bahkan konsumen sektor jasa keuangan ini
dapat berkedudukan sebagai pelaku (badan usaha). Kriteria konsumen sektor jasa
keuangan tidak melihat tujuan atau motivasi konsumen tersebut menempatkan
dan/atau memanfaatkan layanan jasa di lembaga jasa keuangan untuk mencari
keuntungan atau tidak. Yang terpenting bahwa pihak-pihak tersebut menempatkan
dana dan/atau memanfaatkan layanan yang tersedia di lembaga jasa keuangan.

3) Pelaku usaha adalah istilah yang digunakan pembuat undang-undang yang pada
umumnya lebih dikenal dengan istilah pengusaha. Ikatan sarjana ekonomi indonesia
(ISEI) menyebut empat kelompok besar kalangan pelaku ekonomi, tiga diantaranya
termasuk kelompok pengusaha (pelaku usaha, baik privat maupun publik). Ketiga
kelompok usaha tersebut yaitu kalangan investor, produsen, distributor. (Sutedi,
2008). Berdasarkan kasus di atas, menurut anda apakah PT Sumber Alfaria Trijaya
(PT SAT) berhak mendapatkan perlindungan hukum? Berikan analisis hukum anda!
Jawaban: Berdasarkan pengertian konsumen dalam pasal 1 angka (15) UUOJK,
PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) merupakan badan usaha yang memenuhi
kriteria perlindungan konsumen sektor jasa keuangan. Meski begitu, dalam kasus
sengketa dengan Mustolih di sini, PT SAT tidak dapat menggunakan perlindungan
atas haknya sebagai konsumen dikarenakan permohonan informasi publik yang
diajukan oleh Mustolih ialah dalam rangka memenuhi asas transparansi dan
pertanggungjawaban dan PT SAT atas pengelolaan donasi uang yang dikumpulkan
dari konsumen/publik, serta memberikan akses informasi terhadap konsumen/publik
yang mana PT SAT sebagai pelaku usaha, berdasarkan pasal 7 butir b UU Nomor 8
Tahun 1999, berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan. Oleh karena itu, hasil dari jasa
pengumpulan donasi yang dilakukan oleh PT SAT melalui kasir Alfamart wajib
dilaporkan penggunaannya secara benar, jelas, dan jujur. Tidak ada penjelasan lebih
lanjut tentang maksud benar, jelas, dan jujur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999.

Sumber dan referensi:

BMP Hukum Perlindungan Konsumen Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai