Makalah Mata Kuliah PKN Semester 2
Makalah Mata Kuliah PKN Semester 2
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
HAK ASASI MANUSIA
DOSEN PENGAMPU :CHINTIA PUTRI WULANDARI, S.PD., M.PD
Disusun Oleh :
Kelompok IV (EMPAT)
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas makalah ini tepat waktu pada mata
kuliah Pendidikan pancasila tentang “HAK ASASI MANUSIA”.
Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada ibu CHINTIA
PUTRI WULANDARI, S.PD., M.PD selaku Dosen Pengampu yang telah banyak
memberikan bimbingan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis, sehingga penulis
bisa menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca apabila
karya tulis ilmiah ini kurang tepat dalam penulisan, susunan kalimat dan tata
bahasanya, agar penulis dapat memperbaiki kekurangan dari karya tulis ilmiah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6
2.1 Hak Asasi Manusia............................................................................6/10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
terhadap segala potensi dan harga diri manusia menurut kodratnya. Kendati
pun demikian, tidaklah boleh kita lupakan bahwa hakikat tadi tidak hanya
mengundang hak untuk menikmati kehidupan secara kodrati. Sebab dalam
hakikat kodrati itupun terkandung kewajiban pada diri manusia tersebut.
Tuhan memberikan kepada manusia sejumlah hak dasar tadi dengan
kewajiban membina dan menyempurnakannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh manusia, yang tidak
dapat dilanggar dan dipisahkan. Secara sederhana hak asasi manusia itu
adalah hak dasar manusia menurut kodratnya.
6
Bila HAM dicabut dari tangan pemiliknya, manusia akan kehilangan
eksistensinya sebagai manusia.
b) HAM merupakan instrumen atau alat untuk menjaga harkat dan
martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiannya yang luhur.
Tanpa HAM manusia tidak akan dapat hidup sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiannya sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna.
a. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat
manusia yang sudah ada sejak lahir.
b. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
c. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau
diserahkan kepada pihak lain.
d. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak
Bangsa Indonesia dalam proses penegakan HAM tentu saja mengacu pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan kata lain,
penegakan HAM di Indonesia tidak berorientasi pada pemahaman HAM
liberal dan sekuler yang tidak selaras dengan makna sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain mengacu pada peraturan perundang-
undangan nasional, proses penegakan HAM di Indonesia juga mengacu
kepada ketentuan-ketentuan hukum internasional yang pada dasarnya
memberikan wewenang luar biasa kepada setiap negara. Berkaitan dengan
7
hal tersebut, Idrus Affandi dan Karim Suryadi menegaskan bahwa bangsa
Indonesia dalam proses penegakan HAM sangat mempertimbangkan dua hal
di bawah ini.
8
4). Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan
sengketa di pengadilan.
9
a) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,
d. Dll.
10
2.2 Sejarah Perkembangan HAM di Dunia hingga Penyelesaian Konvensi
PBB 1948
Magna Carta (1215): Membatasi kekuasaan raja Inggris dan menjamin hak-
hak dasar rakyat.
Indonesia aktif dalam perumusan DUHAM dan menjadi salah satu negara
sponsor. Indonesia telah meratifikasi berbagai instrumen HAM internasional,
11
termasuk DUHAM, Kovenan Sipil dan Politik, dan Kovenan Ekonomi,
Sosial dan Budaya.
12
n. Hak untuk diperlakukan sama di hadapan hukum
o. Hak untuk tidak diperbudak dan diperjualbelikan
p. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum
q. Hak atas kesempatan yang sama dalam bekerja dan berusaha
r. Hak atas hidup sejahtera lahir dan batin
s. Hak atas bertempat tinggal
t. Hak atas kesehatan
u. Hak atas pendidikan
v. Hak atas kebudayaan
w. Hak atas kesejahteraan sosial
dan dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan
sehingga rule of law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh
masyarakat.
13
Hal-hal yang sering mengemuka dalam kaitannya dengan rule of law, antara
lain :
rule of law?
(4) apa yang harus dilakukan agar rule of law dapat berjalan efektif ?
(a) bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa, ….karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan “peri keadilan”;
(f) …..serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat
Indonesia.
14
penyelenggaraan Negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah,
yang berkaitan dengan jaminan atas rasa keadilan terutama keadilan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-
pasal UUD 1945, yaitu :
d. Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 Pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang di hadapan hukum (pasal 28
D ayat 1).
e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D Ayat 2).
15
Rule of law ini juga merupakan legalisme; suatu aliran pemikiran hukum
yang didalamnya terkandung wawasan sosial. Rule of law juga merupakan
gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan Negara yang
dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu yang memiliki struktur
sosiologis sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang senga
ja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.
16
Memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga.
Menghukum seseorang atas suatu perbuatan yang dilakukan atau diduga
dilakukan olehnya atau orang ketiga.
Mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga.
Atas dasar diskriminasi.
Penghilangan orang secara paksa: Membawa, menahan, atau menyekap
seseorang dengan sewenang-wenang sehingga orang tersebut tidak
diketahui keberadaannya.
Perbudakan: Tindakan memperlakukan seseorang sebagai budak,
termasuk: Menjual, membeli, atau menukar manusia. Memaksa seseorang
untuk bekerja tanpa upah yang layak. Membatasi kemerdekaan seseorang.
Diskriminasi yang dilakukan secara sistematis: Perlakuan yang berbeda
terhadap kelompok tertentu berdasarkan ras, etnis, agama, jenis kelamin,
dan sebagainya.
17
Pentingnya Penanganan Pelanggaran HAM Berat:
Ketika anak perempuan mulai beranjak remaja dan dewasa, Islam dengan
tegas melarang memperlakukan perempuan seperti benda yang dikendalikan
oleh orang tuanya atau keluarganya yang laki-laki. Ia harus dimintai pendapat
ketika hendak dinikahkan. Ketentuan ini berlaku untuk semua perempuan baik
gadis maupun janda.
18
Menurut Nasaruddin Umar, ada beberapa variabel yang dapat digunakan
sebagai standar dalam menganalisa prinsip-prinsip kesetaraan jender dalam
Al-Qur’an. Variabel-variabel antara lain :
19
Pemikiran Barat menempatkan manusia pada posisi bahwa
manusialah yang menjadi tolok ukur segala sesuatu, maka di dalam
Islam melalui firman-Nya, Allahlah yang menjadi tolok ukur segala
sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah untuk mengabdi
kepada-Nya. Di sinilah letak perbedaan yang fundamental antara hak-
hak asasi manusia menurut pola pemikiran Barat dengan hak-hak asasi
menurut pola ajaran Islam. Makna teosentris bagi orang Islam adalah
manusia pertama-tama harus meyakini ajaran pokok Islam yang
dirumuskan dalam dua kalimat syahadat yakni pengakuan tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Barulah setelah itu
manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, menurut isi
keyakinannya itu.
Dari uraian tersebut di atas, sepintas lalu tampak bahwa seakan-
akan dalam Islam manusia tidak mempunyai hak-hak asasi. Dalam
konsep ini seseorang hanya mempunyai kewajiban-kewajiban atau
tugas-tugas kepada Allah karena ia harus mematuhi hukumnya.
Namun, di dalam tugas-tugas inilah terletak semua hak dan
kemerdekaannya menurut ajaran Islam. Manusia mengakui hak-hak
dari manusia lain, karena hal ini merupakan sebuah kewajiban yang
dibebankan oleh hukum agama untuk mematuhi Allah. Oleh karena
itu, hak asasi manusia dalam Islam tidak semata-mata menekankan
kepada hak asasi manusia saja, akan tetapi hak-hak itu dilandasi
kewajiban asasi manusia untuk mengabdi kepada Allah sebagai
penciptanya.
20
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban tersebut telah
disampaikan kepada umat manusia semenjak manusia itu ada.
Diutusnya manusia pertama (Adam) ke dunia diindikasikan bahwa
Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia. Kemudian ketika
umat manusia menjadi lupa akan petunjuk tersebut Allah mengutus
Nabi dan Rasulnya untuk mengingatkan mereka akan keberadaannya.
Nabi Muhammas saw diutus bagi umat manusia sebagai Nabi terakhir
untuk menyampaikan dan memberikan teladan kehidupan yang
sempurna kepada umat manusia seluruh zaman sesuai dengan jalan
Allah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa menurut pandangan Islam,
konsep HAM bukanlah hasil evolusi dari pemikiran manusia, namun
merupakan hasil dari wahyu ilahi yang telah diturunkan melalui para
Nabi dan Rasul dari sejak permulaan eksistensi umat manusia diatas
bumi.
21
2.6 Korupsi Sebagai Bentuk Pelanggaran HAM
Secara garis besar, pertama, tindak pidana korupsi adalah suatu perbuatan
melawa hukum dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau suatu
korporasi dengan menyalahgunakan kewenangan atau sarana karena jabatan yang
dimiliki yang dapat menyebabkan kerugian keuangan negara. Kedua, HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah tuhan yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia.
22
PENUTUP
Kesimpulan
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia yang
diberikan langsung oleh Allah swt. Perbedaan prinsipil antara konsep
HAM dalam pandangan Barat dan Islam adalah bahwa HAM menurut
Barat bersifat antroposentris artinya segala sesuatu berpusat pada manusia,
sedangkan HAM dalam Islam bersifat teosentris artinya segala sesuatu
berpusat pada tuhan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, 1996, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum di Indonesia:
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hussain, Syaukat, 1996, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Gema Insani Press,
Jakarta.
24