Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM & HAK ASASI MANUSIA


PERUBAHAN AKTOR PELANGGAR HAM DAN
BAGAIMANA KRITIKNYA DITINGKAT NASIONAL
DAN INTERNASIONAL
Dosen Pengampu: Abdurrachman, S.H., M.H.

Oleh:

Kelompok 3:

1. Andika Triyono (2274201049)


2. Gita Ardana Pasha (2274201067)
3. Ivan Novfazri (2274201032)
4. Jhon Kanedi (2274201034)
5. Novalia Handayani (2274201052)
6. Susanti (2274201031)

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Perubahan Aktor Pelanggar HAM Dan Bagaimana Kritiknya Ditingkat
Nasional dan Internasional ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Abdurrachman, S.H., M.H. sebagai bahan pembelajaran bersama dalam
proses kegiatan belajar-mengajar mata kuliah Hukum & Hak Asasi Manusia.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Perubahan Aktor Pelanggar HAM Dan Bagaimana Kritiknya Ditingkat Nasional
dan Internasional bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami berterima kasih kepada Bapak Abdurrachman, S.H., M.H. selaku
dosen pengampu mata kuliah Hukum & Hak Asasi Manusia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai dengan bidang studi yang kami ikuti dan pelajari.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kotabumi, 4 Mei 2024


Penyusun,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

II. PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Pengertian Pelanggaran HAM........................................................................2

B. Perubahan Aktor Pelanggar HAM Ditingkat Nasional dan Internasional......5

C. Kritik Terhadap Pelanggaran HAM Ditingkat Nasional Dan Internasional...7

III. PENUTUP........................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................9

B. Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.
Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu
hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.
HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada
era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup
tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Hak azasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia
itu dilahirkan. Hak azasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan
kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat
hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata-mata karena ia
manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak
asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain,
atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. Sebagai manusia,
ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak azasi manusia ada
dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya
berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.
Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat
kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dibentuk aspek pembahasan materi
makalah yang terbagi menjadi beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa pengertian pelanggaran Hak Asasi Manusia?
2. Siapa saja aktor pelanggar HAM?
3. Bagaimana kritik pelanggaran HAM ditingkat Nasional dan Internasional?
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelanggaran HAM


Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa Inggris human ringts
sedamgkan dalam bahasa Perancis droits de i’homme. Hak asasi manusia adalah
konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak
melekat pada dirinya karna ia adalah seorang manusia. Hak asai manusia berlaku
kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM
pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi, saling
berhubungan dan saling bergantung. Secara konseptual, hak asasi manusia dapat
dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut “dianugerahkan secara alamiah”
oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar.
Menurut miriam budiarjo HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang
sejak lahir didunia. Hak itu sifatnya universal, karna hak dimiliki tanpa adanya
perbedaan. Baik itu ras, jenis kelamin, suku dan agama. Menurut Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri
manusia sebagai ciptaan tuhan yang maha esa. Hak tersebut merupakan anugrah
yang wajib dilindungi dan dihargai oleh setiap manusia. Sehingga dapat
disimpulkan dari berbagai pengertian HAM diatas bahwa HAM adalah suatu
kebutuhan mendasar yang harus dimiliki oleh manusia sejak dirinya dalam
kandungan.
Sementara menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000, pelanggaran
HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat
negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok
orang yang seharusnya dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan,
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Secara singkat pengertian pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau
institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan
yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.
Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari
klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat
kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa
hak asasi manusia hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan
konsep tersebut.
Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat
dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus
ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu
masyarakat demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam
keadaan darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun
belum mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional
berlaku sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan
maupun penyiksaan.
Jenis pelanggaran HAM, dibagi menjadi dua bentuk, yakni pelanggaran
HAM ringan dan pelanggaran HAM berat:
1. Jenis Pelanggaran HAM Ringan
Jenis pelanggaran HAM Ringan adalah pelanggaran yang tidak
mengancam nyawa seseorang namun merugikan orang lain. Pelanggaran HAM
ringan ini bisa terjadi di lingkungan keluarga, pasangan, pertemanan atau
dimana saja, baik disadari maupun tidak disadari. Contohnya: Orang tua yang
memaksakan kehendaknya kepada anak, perlakuan tidak adil dalam
persidangan, tidak mendapat layanan pendidikan dan kesehatan yang setara,
dan tidak mendapatkan keadilan sosial di tengah masyarakat.
2. Jenis Pelanggaran HAM Berat
Pelanggaran HAM berat adalah perilaku yang bisa mengancam nyawa
seseorang. Terdapat 4 jenis pelanggaran HAM berat dan serius yang menjadi
perhatian internasional. Masing-masing memiliki indikasi dan cirinya masing-
masing. Keempat jenis pelanggaran HAM berat berdasarkan Statuta Roma dan
Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia adalah: Kejahatan Genosida (Genocide), Kejahatan Terhadap
Kemanusiaan (Crime Against Humanity), Kejahatan Perang (War Crimes),
Kejahatan Agresi (Aggression).
Sementara itu, kejahatan kemanusiaan sering kali diartikan sebagai suatu
perbuatan yang dilakukan dengan serangan meluas dan sistematis. Adapun
serangan yang dimaksud ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil
berupa tindakan pembunuhan, perbudakan, pengusiran penduduk, penganiayaan,
menghilangkan orang secara paksa dan masih banyak lagi.
Contoh Kasus Pelanggaran HAM di indonesia adalah kasus tragedi Partai
Komunis Indonesia (PKI) 1965-1966 dimana sejumlah jenderal dibunuh dalam
peristiwa 30 September 1965. Pemerintahan orde baru kemudian menuding Partai
Komunis Indonesia sebagai biang keroknya. Lalu pemerintahan saat itu
membubarkan organisasi tersebut, dan melakukan razia terhadap simpatisannya.
Razia itu dikenal dengan operasi pembersihan PKI. Komnas HAM
memperkirakan 500.000 hingga 3 juta warga tewas dibunuh saat itu. Ribuan
lainnya diasingkan, dan jutaan orang lainnya harus hidup dibawahbayang-bayang
‘cap PKI’ selama bertahun-tahun. Dalam peristiwa ini, Komnas HAM balik
menuding Komando Operasi Pemulihan Kemanan dan semua panglima militer
daerah yang menjabat saat itu sebagai pihak yang paling bertanggung-jawab. Saat
ini, kasus ini masih ditangani oleh Kejaksaan Agung. Namun penanganannya
lamban. Tahun 2013 lalu, Kejaksaan mengembalikan berkas ke Komnas HAM,
dengan alasan data kurang lengkap. Serta, pada 13-15 Mei 1998, terjadi kerusuhan
massif yang terjadi hampir di seluruh sudut tanah air. Puncaknya di Ibu Kota
Jakarta. Kerusuhan ini diawali oleh kondisi krisis finansial Asia yang makin
memburuk. Serta dipicu oleh tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti
yang tertembak dalam demonstrasi pada 12 Mei 1998.Dalam proses hukumnya,
Kejaksaan Agung mengatakan, kasus ini bisa ditindaklanjuti jika ada rekomendasi
dari DPR ke Presiden. Karena belum ada rekomendasi, maka Kejaksaan Agung
mengembalikan berkas penyelidikan ke Komnas HAM.Namun belakangan,
Kejaksaan Agung beralasan kasus ini tidak dapat ditindaklanjuti karena DPR
sudah memutuskan, bahwa tidak ditemukan pelanggaran HAM berat.Dalih
lainnya, Kejaksaan Agung menganggap kasus penembakan Trisakti sudah diputus
oleh Pengadilan Militer pada 1999, sehingga tidak dapat diadili untuk kedua
kalinya.
Sementara contoh kasus pelanggaran HAM didunia atau internasional
adalah sengketa Israel dan Palestina menjadi salah satu konflik berkepanjangan.
Hal ini bermula ketika Israel memperluas wilayahnya dengan menguasai sebagian
besar wilayah Palestina. Dengan bantuan Amerika Serikat, Israel beberapa kali
melancarkan serangan ke wilayah Palestina. Ratusan ribu warga Palestina,
termasuk anak-anak, wanita bahkan relawan dari negara lain menjadi korban
akibat konflik ini. Dunia pun mengutuk tindakan Israel tersebut meski tindakan
sewenang-wenang Israel masih berlanjut hingga saat ini. Situs Myanmar Times
pada Maret 2018 mempublikasi pernyataan Dewan HAM PBB yang menyebut
adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar.
Tudingan itu berdasarkan bukti temuan sejumlah kuburan masal pada Februari
2018, tindak perkosaan terhadap perempuan etnis Rohingya, pembakaran rumah-
rumah penduduk dan pencabutan hak-hak dasar etnis Rohingya seperti disaksikan
oleh sejumlah Komisi Penasehat pada 2017. Juga kejahatan kemanusiaan yang
dilakukan oleh Adolf Hitler yang dianggap sebagai salah satu pemimpin terkejam
yang pernah ada. Hitler yang merupakan pimpinan Nazi di Jerman pada medio
1930-an terlibat dalam salah satu contoh pelanggaran HAM berat. Ia melakukan
banyak kejahatan kemanusiaan, seperti menangkap tokoh-tokoh politik yang
menentangnya dan melakukan pembasmian pada orangorang Yahudi. Hitler
dikenal sebagai anti-Yahudi.
B. Perubahan Aktor Pelanggar HAM Ditingkat Nasional dan Internasional
Pada periode tertentu, beragam pelanggaran HAM yang terjadi
memperoleh liputan dan dipublikasikan media massa, cenderung mendapat
perhatian besar dari masyarakat dan, sebagai konsekuensinya kerap menuai kritik
di tingkat lokal, nasional dan internasional, biasanya dilakukan oleh kalangan
aparatur negara dan militer.
Kasus yang terjadi di Nangroe Aceh Darusallam/NAD (pemberlakuan
DOM serta konflik bersenjata antara TNI/Polri dan Gerakan Aceh Merdeka atau
GAM menurut versi GAM dan Gerakan Separatis Aceh atau GSA dalam versi
TNI dan Polri), di Timor Timur (sejumlah tragedi dan perlawanan bersenjata; kini
memperoleh kemerdekaannya setelah pelakianaan jajak pendapat) dan Papua
(gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka atau OPM yang menginginkan
kemerdekaan) dapat dipakai sebagai contoh pernyataan tentang keterlibatan
aparafur negara dan militer.
Laporan media massa cetak dan elektronik di Indonesia dan peran media
massa dalam mengemgkat pelanggaran-pelanggaran oleh military state apparatus
memang cukup leluasa pada masa sekarang, utamanya sejak rezim Orde Baru
tumbang. Laporan Kontras pada tahun 2000 yang dikutip Kompas, sebagai
contoh, menyebutkan bahwa militer terlibat dalam 207 kasus pelanggaran dengan
131 kasus diantaranya terkategori sebagai pelanggaran serius. Hal itu direspon
secara positif dan dengan beragam kebijakan operasionalnya di lapangan, militer
Indonesia kemudian mencoba membenahi hal ini. Terliput di media massa
misalnya, bekal panduan HAM diberikan kepada prajurit-prajurit yang
diterjunkan ke suatu daerah konflik, paradigma TNI diubah ke paradigma yang
lebih santun dan sikap militer ke kalangan sipil nampaknya juga melunak.
Namun demikian, kecenderungan menurunnya pelanggaran HAM yang
dilakukan militer dan aparatur negara tidak serta merta menurunkan jumlah
pelanggaran HAM di Indonesia. Berbagai tindak kekerasan terus berlangsung dan
ironisnya ada yang membuat pernyataan kalau terjadinya tindak kekerasan itu
dapat dimaklumi. Perbedaan pendapat dan perbedaan keyakinan dengan mudah
dapat disulut menjadi ajang adu massa, adu kekuatan, adu fisik, dan tuntutan
peniadaan. Artinya jika aparatur negara dan militer berusaha bersikap dewasa
dalam masalah HAM, sejumlah individu dan kelompok justru berubah diri dengan
"memanjakan" kekerasan, ketidaksantunannya dan ketidakdewasaan berpikir dan
sikapnya, dengan mengatasnamakan "keyakinan". Arti lebih jauh dari kenyataan
baru tersebut adalah munculnya aktor-aktor pelanggar HAM lainnya sehingga
memperpanjang deretan pelanggaran HAM di Indonesia. Berikut penjelasan para
aktor pelanggar HAM:
1. Individu
Kata individu berasal dari bahasa Latin, individium yang berarti sesuatu
yang tidak dapat dibagi-bagi atau satu-kesatuan kecil yang terbatas. Hal ini
menggambarkan manusia sebagai makhluk individu karena secara fisiologis
manusia memiliki sifat bebas yang tidak memiliki ketergantungan dengan
sesamanya. Contoh pelanggaran HAM yang dilakukan oleh individu adalah
pembunuhan, penganiayaan, penghinaan, dan lain-lain.
2. Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu dengan yang lain, dan memandamg mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut. Contoh pelanggaran HAM yang dilakukan oleh kelompok
adalah terorisme, melakukan kerusuhan hingga mengakibatkan korban jiwa.
3. Aparat Penegak Hukum
Aparat Penegak Hukum merupakan institusi yang bertanggung jawab
dalam penegakan hukum yang ada di Indonesia. Artinya, mereka diberi
kewenangan untuk melaksanakan proses peradilan, menangkap, memeriksa,
mengawasi, atau menjalankan amanat yang sesuai oleh Undang-Undang dalam
bidangnya masing-masing. Contoh pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
Aparat Penegak Hukum adalah kasus “salah tangkap” dimana seseorang
ditangkap dan dipaksa untuk mengakui kesalahan yang tidak diperbuat.
C. Kritik Terhadap Pelanggaran HAM Ditingkat Nasional Dan
Internasional
Aturan mengenai pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM sejatinya
dibuat secara global, lalu diperinci dalam peraturan kenegaraan masing-masing
sesuai adat dan budaya yang berlaku. Dalam Deklarasi Universal HAM atau
Universal Declaration of Human Rights (UDHR), disahkan oleh Majelis Umum
PBB pada 1948, bahwa terdapat 30 hak asasi manusia yang harus dijaga,
dilindungi, dihormati dan tidak boleh dilanggar. Berikut kritik terhadap para
pelanggar HAM ditingkat nasional dan internasional:
1. Penyalahgunaan Teknologi
Semakin berkembangnya teknologi dan dunia digital, membuat tak
sedikit orang yang menyalahgunakan nya untuk melakukan pelanggaran HAM.
Sehingga hal tersebut membutuhkan perhatian dari pemerintah supaya dapat
segera dibenahi. Perkembangan teknologi harusnya menjadi wadah untuk
kampanye maupun sosialisasi guna meningkatkan kesadaran mengenai betapa
pentingnya HAM.
2. Kurangnya Kesadaran dan Toleransi
Banyaknya kekayaan budaya, suku, bahasa dan keragaman keyakinan
dalam beragama didunia merupakan hal yang sepatutnya kita harus ditoleransi.
Jika tidak memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan, ini bisa menimbulkan
pelanggaran HAM. Sikap tidak toleransi akan membuat seseorang tidak bisa
menghormati, dan memiliki sikap diskriminasi terhadap orang lain. Penyebab
lainnya adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya saling menghormati dan
menghargai perbedaan yang terjadi di lingkungan sekitar. Hal itu bisa
menyebabkan seseorang tidak tahu apa haknya sebagai manusia. Terakhir
adalah karena kurangnya empati terhadap satu sama lain sehingga tega
melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain.
3. Pembenahan Sistem Penegakan Hukum
Penyalahgunaan kekuasaan seolah sudah menjadi rahasia umum dalam
konteks pelanggaran HAM, hal ini sering terjadi karena lemahnya sistem
hukum yang ada sehingga menimbulkan banyak kesenjangan dimana yang
berkuasa semakin sewenang-wenang dan yang tidak memiliki kuasa semakin
tertindas.
4. Tidak Ada Sosialisasi tentang HAM
Tidak adanya sosialisasi tentang HAM membuat belum meratanya
konsep pemahaman HAM. Tidak semua orang memahami detil tentang HAM,
karena pendidikan belum merata ke semua negara juga penyalahgunaan
teknologi membuat kurangnya pemahamam tentang HAM. Oleh sebab itu,
kerap terjadi pelanggaran HAM yang disebabkan karena kurangnya ilmu dan
pemahaman akibat tidak adanya pengetahuan tentang HAM dari pemerintah.
Suatu negara melakukan pelanggaran HAM baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pelanggaran dapat dilakukan dengan sengaja oleh
negara dan atau terjadi karena negara gagal mencegah pelanggaran tersebut.
Ketika suatu negara melakukan pelanggaran HAM, berbagai aktor bisa saja
terlibat seperti polisi, hakim, jaksa, pejabat pemerintah, dan masih banyak lagi.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain. HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
B. Saran
Setelah mempelajari materi diatas diharapkan sebagai makhluk sosial kita
harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di
samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM
kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
.
DAFTAR PUSTAKA

Asri, Wijayanti. 2008. Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia


http://kumpulanmakalhttps://makalahupdate.blogspot.com/2012/11/maka
lah-hak-asasi-manusia
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusiahttps://
international.sindonews.com/read/1371410/45/kasus-pelanggaran-ham-
besar
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi
Manusia26k.
Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG
GUSTA PENITENTIARY OF MEDAN. PROCEEDING: THE DREAM
OF MILLENIAL GENERATION TO GROW, 216-225.
Surbakti, K., & Si, M. (2019). KAJIAN MENGENAI PENTINGNYA BASIS
DATA BAGI SEKOLAH SAAT INI. JURNAL CURERE, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai