Mukaddimah AD & ADRT MUhammadiyah
Mukaddimah AD & ADRT MUhammadiyah
KELOMPOK 6 :
1. REXY NOVA ARDANA (22415847)
2. ELIK INDARI (22415865)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
akademik yang harus kami penuhi. Kami sadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, makalah ini tidak akan selesai dengan baik. Dalam makalah ini, kami akan
membahas tentang sejarah Muhammadiyah yang merupakan bagian penting dalam mata
Kuliah kemuhamadiyahan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan
pemahaman yang bermanfaat bagi pembaca. Kami juga menyadari bahwa masih banyak
keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, dan kami berharap untuk mendapatkan masukan
dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Kami ingin mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan
semangat kepada kami selama proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan baru bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, namun kami telah berusaha semaksimal mungkin. Akhir kata, kami
berharap makalah ini dapat diterima dengan baik. Terima kasih.
Hormat kami
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR.......................................................................5
2.2 IDENTITAS DAN ASAS MUHAMMADIYAH.............................................................5
2.3 KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH........................................................................7
2.4 KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH...................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9
3.2 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Islam telah memberikan inspirasi dan orientasi yang mendasar bagi pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan
untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan hidupnya. Karena itu, Muhammadiyah yang didirikannya
didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
diyakini kebenarannya. dan keharusan moral untuk melaksanakan ajaran Islam ke dalam konteks yang
praktis, baik pada tatanan individual maupun kolektif, telah menimbulkan upaya-upaya yang
sistematis dan terorganisisr (ummah) (QS. Ali Imran/3:104).
Karakteristik kedua dari gerekan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Da’wah, Amar Ma’ruf
Nahi Munkar. Karakteristik kedua ini justru karena inspirasi dan pengalaman KH. Ahmad Dahlan
terhadap perintah-perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an. Seperti yang tercantum dalam QS. Ali
Imran/3:104 untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, dengan hikmah kebijaksanaan, pelajaran
yang baik dan bantahan yang baik (QS. An-Nahl/16:125), agar diperoleh konsistensi dalam
mengamalkan semua perintah Allah SWT dan menjauhi arangan-Nya, supaya menjadi orang-orang
yang beruntung. Da’wah menjadi tanggung jawab moral baik personal maupun kolektif.
Muhammadiyah sebagai organisasi da’wah menjadikan sasaran da`wahnya bersifat personal dan
kolektif, baik internal maupun eksternal umat. Sasaran da’wah yang bersifat eksternal diajukan pada
non-Islam agar mereka dapat memeluk agama Islam, sehingga terhindar dari ketersesatan dalam
mencapai kebaikan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
1). Muhammadiyah selalu melakukan koreksi dan penafsiran ulang terhadap berbagai persoalan
pemikiran dan pengamalan yang terkait dengan muamalah keagamaan, yang disebabkan oleh
perubahan situasi dan kondisi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk disesuaikan
dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai keduanya.
2). Muhammadiyah disebut sebagai gerakan tajdid (dalam konteks purifikasi/pemurnian) terutama
dalam bidang aqidah dan ibadah, yakni mengembalikan semua persoalan yang menyangkut aqidah
dan ibadah tersebut pada keaslian ajarannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dari berbagai tambahan
dan pengurangan.
ASAS MUHAMMADIYAH
Asas Muhammadiyah adalah Islam, maksudnya adalah asas idiologi persyarikatan
Muhamadiyah adalah Islam,. Idiologi dalam perspektif Muhammadiyah adalah idiologi
Gerakan, Idiologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistematisasi dari pemikiran-
pemikiran mendasar mengenai Islam yang diproyeksikan dan direalisasikan ke dalam sistem
gerakan yang memilki ikatan jama’ah, jam’iyah dan imamah yang solid. Sejak lahirnya
Muhammadiyah memang sudah dapat diketahui asas gerakannya, namun pada tahun 1938-
1942 di bawah kepemimpinan Kyai Mas Mansur mulai dilembagakan idiologi
Muhammadiyah, yaitu dengan lahir konsep Dua Belas langkah Muhammadiyah. Yaitu
memperdalam iman, memperluas faham keagamaan, memperbuahkan budi pekerti, menuntun
amalan intiqad, menguatkan persatuan, menegakkan keadilan, melakukan kebijaksanaan,
menguatkan tanwir, mengadakan musyawarah, memusyawaratkan putusan, mengawasi
gerakan kedalam dan memperhubungkan gerakan keluar. Dengan lahirnya konsep ini maka
Muhammadiyah tumbuh menjadi paham dan kekuatan sosial-keagamaan dan sosial politik
tertentu Indonesia.
b. Anggota Luar Biasa ialah orang Islam yang bukan warga negara Indonesia.
c. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan
atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah.
Organisasi otonom Muhammadiyah terdiri dari 7 bagian, yakni Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah,
Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
1. Aisyiyah
Mengutip buku Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Demak karya Dian Nafi, dkk (2022), Aisyiyah
merupakan oganisasi otonom wanita Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada 19 Mei
1917. Pencetusnya yakni Nyai Ahmad Dahlan, istri dari pendiri organisasi Muhammadiyah.
Tugas dan peran Aisyiyah cukup banyak, yaitu membimbing kaum wanita ke arah kesadaran
beragama dan berorganisasi, menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita, dan menyalurkan
serta menggembirakan amalan-amalannya.
2. Pemuda Muhammadiyah
Pencetusan organisasi Pemuda Muhammadiyah bermula dari keputusan kongres 21 di Makasar pada
tahun 1922. Kemudian, pada tahun 1968 barulah organisasi ini diberikan otonom penuh. Tugasnya
yaitu menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra-putri Muhammadiyah sebagai pelangsung
gerakan Muhammadiyah.
3. Naisyiatul Aisyiyah
Naisyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom yang menjadi gerakan putri Islam. Organisasi ini
bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuannya yaitu untuk menanamkan
rasa persatuan, memperbaiki akhlak, serta memperdalam agama para kader Muhammadiyah.
5. Tapak Suci
6. Hizbul Wathan
Hizbul Wathon dirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918. Pelopor berdirinya
antara lain Siraj Dahlan dan Sarbini. Namun berdasarkan SK presiden RI No.238/1961, tertanggal 20
Mei 1961, Hizbul Wathan ditiadakan dan disatukan ke dalam gerakan pramuka.
Muhammadiyah membentuk organisasi khusus pelajar dengan nama IPM. Pada tanggal 18-20 Juli
1961 diadakan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta yang kemudian mendeklarasikan
IPM dengan Ketua Herman Helmi Farid Ma’ruf dan Sekretarisnya Muhammad Hisyam Farid.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penjelasan tentang Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah adalah meliputi tentang
pengertiannya, sejarah perumusannya, factor-faktor yang melatarbelakangi dirumuskannya
serta matan atau teks dari Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah itu sendiri. Adapun
untuk melengkapi penjelasan dari Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut
maka dijelaskan pula tentang Identitas Muhammadiyah sebagai sebagai gerakan Islam,
sebagai Gerakan Tajdid dan juga sebagai Gerakan Tajdid dalam pemahaman, pemaknaan dan
pengamalan ajaran Islam sesuai dengan tuntutan atau perkembangan jaman, baik dalam
urusan ibadah mahdlah / khusus maupun yang terkait dengan ibadah ghairu mahdlah atau
ibadah umum yang merupakan muamalah duniawiyah atau hubungan antar sesama manusia
maupun hubungan manusia dengan alam semesta yang dilandasi dengan ajaran Islam.Dalam
menjelaskan Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan untuk lebih sempurnanya
penjelasan tersebut maka kemudian secara berturut – turut dijelaskan tentang keanggotaan
dan keorganisasian dalam Muhammadiyah. Keanggotaan Muhammadiyah secara garis besar
dibagi menjadi tiga macam, yaitu anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan.
Dalam pelaksanaannya masing – masing keanggotaan ini memiliki syarat dan ketentuannya
sendiri-sendiri. Dalam hal keanggotaan Muhammadiyah juga diatur tentang adanya
pemberhentian anggota atau sebab-sebab seseorang dianggap berhenti menjadi anggota
Muhammadiyah.Dalam pengembangan materi Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
juga dijelaskan tentang keorganisasian Muhammadiyah, yang meliputi landangan hukumnya,
landasan operasional kegiatannya, mekanisme dan struktur organisasi Muhammadiyah mulai
dari tingkat ranting hingga tingkat pusat Muhammadiyah. Pembahasan Muqadimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah diakhiri dengan menjelaskan adanya Organisasi Otonom (Ortom)
dalam Muhammadiyah. Penjelasan tentang Organisasi otonom meliputi gambaran umumnya,
struktur dan kedudukannya serta hak dan kewajibannya sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari Persyarikatan Muhammadiyah.