Anda di halaman 1dari 9

MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR &

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu : Wawan Kusnawan, S.S., M.Pd.I

KELOMPOK 6 :
1. REXY NOVA ARDANA (22415847)
2. ELIK INDARI (22415865)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
akademik yang harus kami penuhi. Kami sadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, makalah ini tidak akan selesai dengan baik. Dalam makalah ini, kami akan
membahas tentang sejarah Muhammadiyah yang merupakan bagian penting dalam mata
Kuliah kemuhamadiyahan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan
pemahaman yang bermanfaat bagi pembaca. Kami juga menyadari bahwa masih banyak
keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, dan kami berharap untuk mendapatkan masukan
dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Kami ingin mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan
semangat kepada kami selama proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan baru bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, namun kami telah berusaha semaksimal mungkin. Akhir kata, kami
berharap makalah ini dapat diterima dengan baik. Terima kasih.

Hormat kami
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR.......................................................................5
2.2 IDENTITAS DAN ASAS MUHAMMADIYAH.............................................................5
2.3 KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH........................................................................7
2.4 KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH...................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9
3.2 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan hasil perenungan dan refleksi Ki
Bagus Hadikusumo terhadap pemikiran K.H Ahmad Dahlan. Ki Bagus Hadikusumo adalah
putra Raden Hasyim yang tinggal di kampung Kauman yang sejak lama dikenal sebagai
kampung pesantren. Perenungan ini didasarkan pada perkembangan muhammdiyah yang
semakin berkembang secara lahiriyah dan semakin kuatnya pengaruh dari luar yang tidak
sesuai dengan paham islam, kemudian mukadimah anggaran dasar muhammdiyah ini
dirumuskan oleh Ki Bagus Hadikusumo pada tahun 1946 dalam sidang darurat (muktamar
muhammdiyah )di Yogyakarta, selanjutnya dalam muktamar muhammdiyah ke-31 tahun
1950 di Yogyakarta mukadimah anggaran dasar muhammadiyah kembali diajukan dan
disahkan secara resmi. Akan tetapi munculnya konsep lain yang dibuat oleh Prof. Dr. Hamka
dkk yang isinya menitikberatkan pada peranan dan sumbangsih muhammdiyah dalam
mengisi kemerdekaan dan pembangunan negara. Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah disahkan pada sidang tanwir tahun 1951. Setelah meneliti dan melihat
muhammdiyah jauh kedepannya akhirnya di pakailah konsep Ki Bagus Hadikusumo dengan
penyempurnaan.Team penyempurnaan meliputi, Prof. Dr Hamka, Prof. Mr. Kasman
Singodimejo, KH. Farid Ma’ruf, Zein Jambek. Penjelasan tentang Mukadimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah adalah meliputi tentang pengertiannya, sejarah perumusannya, factor-
faktor yang melatarbelakangi dirumuskannya serta matan atau teks dari Mukadimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud mukaddimah anggaran dasar muhammadiyah?
2. Bagaimana identitas dan asas muhammadiyah?
3. Bagaimana keanggotaan yang ada dalam muhammadiyah?
4. Apa keorganisasian yang ada di muhammadiyah?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


1. Mengetahui mukaddimah anggaran dasar di Muhammadiyah.
2. Mengetahui idenditas dan asas yang ada di Muhammadiyah.
3. Mengetahui keanggotaan yang ada dalam Muhammadiyah.
4. Mengetahui keorganisasian di Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR


Mukadimah Anggaran Dasar muhammadiyah merupakan ajaran ideologi Muhammadiyah
yang memberikan gambaran tentang pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan
manusia di muka bumi ini. Termasuk di dalamnya cita-cita yang ingin diwujudkan
Muhammadiyah dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkannya. Sebagai sebuah
ajaran ideologi Muqadimah Anggaran Dasar Muhammdiyah adalah pokok pikiran yang
menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah. Muqadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-
Qur’an dan As-Sunnah tentang pengabdian dari manusia kepada Allah SWT. Amal dan
perjuangan bagi setiap umat muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan
khalifah di muka bumi yang berfungsi sebagai jiwa, nafas, dan organisasi yang harus
dijadikan sebagai asas dan pusat tujuan perjuangan muhammadiyah. Sementara itu landasan
dasar organisasi Muhammadiyah dalam setiap gerak langkahnya adalah Al Qur’an dan
Sunnah Rosulullah SAW. Berdasar dua landasan gerak ini, Muhammadiyah kemudian
bergerak menjalankan aktifitasnya sehingga tampak dalam masyarakat ciri khas gerakannya.
Kedua landasan dasar tersebut menjadi semacam “buku induk” organisasi yang selalu menjadi
rujukan dalam menentukan kebijakan.Secara administrasi organisasi, kedua landasan dasar
tersebut kemudian menjadi inspirasi untuk menyusun dokumen-dokumen dasar yang
dibutuhkan sebuah organisasi modern yaitu berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART). Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah berfungsi sebagai jiwa dan semangat pengabdian serta perjuangan. AD/ART
hanya terdiri dari pasal-pasal dan ayat-ayat sebagai batang tubuh, belum ada muqaddimah
(pembukaan). Dalam AD/ART tersebut hanya termuat hal-hal yang bersifat “teknis” tentang
organisasi Muhammadiyah.

2.2 IDENTITAS DAN ASAS MUHAMMADIYAH


Identitas / hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah
Islam, sedangkan maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.
Dalam mencapai maksud dan tujuan serta mewujudkan misi tersebut muhammadiyah melakukan
usaha-usaha yang bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan dalam amal usaha, program dan
kegiatan. Maka secara singkat identitas Muhammadiyah dapat diidentifikasi sebagai gerakan Islam,
Dakwah dan Tajdid, sebagai berikut:
a. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Islam telah memberikan inspirasi dan orientasi yang mendasar bagi pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan
untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan hidupnya. Karena itu, Muhammadiyah yang didirikannya
didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
diyakini kebenarannya. dan keharusan moral untuk melaksanakan ajaran Islam ke dalam konteks yang
praktis, baik pada tatanan individual maupun kolektif, telah menimbulkan upaya-upaya yang
sistematis dan terorganisisr (ummah) (QS. Ali Imran/3:104).

b. Muhammadiyah sebagai Gerakan Da’wah amar ma’ruf nahi munkar

Karakteristik kedua dari gerekan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Da’wah, Amar Ma’ruf
Nahi Munkar. Karakteristik kedua ini justru karena inspirasi dan pengalaman KH. Ahmad Dahlan
terhadap perintah-perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an. Seperti yang tercantum dalam QS. Ali
Imran/3:104 untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, dengan hikmah kebijaksanaan, pelajaran
yang baik dan bantahan yang baik (QS. An-Nahl/16:125), agar diperoleh konsistensi dalam
mengamalkan semua perintah Allah SWT dan menjauhi arangan-Nya, supaya menjadi orang-orang
yang beruntung. Da’wah menjadi tanggung jawab moral baik personal maupun kolektif.
Muhammadiyah sebagai organisasi da’wah menjadikan sasaran da`wahnya bersifat personal dan
kolektif, baik internal maupun eksternal umat. Sasaran da’wah yang bersifat eksternal diajukan pada
non-Islam agar mereka dapat memeluk agama Islam, sehingga terhindar dari ketersesatan dalam
mencapai kebaikan hidup manusia di dunia dan di akhirat.

c. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid.

Muhammadiyah disebut sebagai Gerakan Tajdid (pembaharuan) karena:

1). Muhammadiyah selalu melakukan koreksi dan penafsiran ulang terhadap berbagai persoalan
pemikiran dan pengamalan yang terkait dengan muamalah keagamaan, yang disebabkan oleh
perubahan situasi dan kondisi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk disesuaikan
dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai keduanya.

2). Muhammadiyah disebut sebagai gerakan tajdid (dalam konteks purifikasi/pemurnian) terutama
dalam bidang aqidah dan ibadah, yakni mengembalikan semua persoalan yang menyangkut aqidah
dan ibadah tersebut pada keaslian ajarannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dari berbagai tambahan
dan pengurangan.

ASAS MUHAMMADIYAH
Asas Muhammadiyah adalah Islam, maksudnya adalah asas idiologi persyarikatan
Muhamadiyah adalah Islam,. Idiologi dalam perspektif Muhammadiyah adalah idiologi
Gerakan, Idiologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistematisasi dari pemikiran-
pemikiran mendasar mengenai Islam yang diproyeksikan dan direalisasikan ke dalam sistem
gerakan yang memilki ikatan jama’ah, jam’iyah dan imamah yang solid. Sejak lahirnya
Muhammadiyah memang sudah dapat diketahui asas gerakannya, namun pada tahun 1938-
1942 di bawah kepemimpinan Kyai Mas Mansur mulai dilembagakan idiologi
Muhammadiyah, yaitu dengan lahir konsep Dua Belas langkah Muhammadiyah. Yaitu
memperdalam iman, memperluas faham keagamaan, memperbuahkan budi pekerti, menuntun
amalan intiqad, menguatkan persatuan, menegakkan keadilan, melakukan kebijaksanaan,
menguatkan tanwir, mengadakan musyawarah, memusyawaratkan putusan, mengawasi
gerakan kedalam dan memperhubungkan gerakan keluar. Dengan lahirnya konsep ini maka
Muhammadiyah tumbuh menjadi paham dan kekuatan sosial-keagamaan dan sosial politik
tertentu Indonesia.

2.4 KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH


Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
a. Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia yang beragama Islam.

b. Anggota Luar Biasa ialah orang Islam yang bukan warga negara Indonesia.

c. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan
atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah.

2.5 KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH


Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan oleh K.H.
Ahmad Dahlan. Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh
Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban
untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan
dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan
Muhammadiyah.

Organisasi otonom Muhammadiyah terdiri dari 7 bagian, yakni Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah,
Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

1. Aisyiyah

Mengutip buku Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Demak karya Dian Nafi, dkk (2022), Aisyiyah
merupakan oganisasi otonom wanita Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada 19 Mei
1917. Pencetusnya yakni Nyai Ahmad Dahlan, istri dari pendiri organisasi Muhammadiyah.

Tugas dan peran Aisyiyah cukup banyak, yaitu membimbing kaum wanita ke arah kesadaran
beragama dan berorganisasi, menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita, dan menyalurkan
serta menggembirakan amalan-amalannya.

2. Pemuda Muhammadiyah

Pencetusan organisasi Pemuda Muhammadiyah bermula dari keputusan kongres 21 di Makasar pada
tahun 1922. Kemudian, pada tahun 1968 barulah organisasi ini diberikan otonom penuh. Tugasnya
yaitu menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra-putri Muhammadiyah sebagai pelangsung
gerakan Muhammadiyah.

3. Naisyiatul Aisyiyah
Naisyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom yang menjadi gerakan putri Islam. Organisasi ini
bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuannya yaitu untuk menanamkan
rasa persatuan, memperbaiki akhlak, serta memperdalam agama para kader Muhammadiyah.

4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Menjelang muktamar Muhammadiyah di Jakarta pada tahun 1962, mahasiswa-mahasiswa perguruan


tinggi Muhammadiyah mengadakan kongres di Yogyakarta. Kongres tersebut membentuk organisasi
khusus yang bernama IMM. Sesuai dengan namanya, organisasi ini bertujuan menjadi wadah yang
tepat bagi kader mahasiswa Muhammadiyah.

5. Tapak Suci

Tapak suci merupakan organisasi otonom yang beranggotakan pesilat-pesilat di lingkungan


Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 Rabiul Awwal 1383 H atau bertepatan
dengan 13 Juli 1963.

6. Hizbul Wathan

Hizbul Wathon dirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918. Pelopor berdirinya
antara lain Siraj Dahlan dan Sarbini. Namun berdasarkan SK presiden RI No.238/1961, tertanggal 20
Mei 1961, Hizbul Wathan ditiadakan dan disatukan ke dalam gerakan pramuka.

7. Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Muhammadiyah membentuk organisasi khusus pelajar dengan nama IPM. Pada tanggal 18-20 Juli
1961 diadakan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta yang kemudian mendeklarasikan
IPM dengan Ketua Herman Helmi Farid Ma’ruf dan Sekretarisnya Muhammad Hisyam Farid.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penjelasan tentang Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah adalah meliputi tentang
pengertiannya, sejarah perumusannya, factor-faktor yang melatarbelakangi dirumuskannya
serta matan atau teks dari Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah itu sendiri. Adapun
untuk melengkapi penjelasan dari Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut
maka dijelaskan pula tentang Identitas Muhammadiyah sebagai sebagai gerakan Islam,
sebagai Gerakan Tajdid dan juga sebagai Gerakan Tajdid dalam pemahaman, pemaknaan dan
pengamalan ajaran Islam sesuai dengan tuntutan atau perkembangan jaman, baik dalam
urusan ibadah mahdlah / khusus maupun yang terkait dengan ibadah ghairu mahdlah atau
ibadah umum yang merupakan muamalah duniawiyah atau hubungan antar sesama manusia
maupun hubungan manusia dengan alam semesta yang dilandasi dengan ajaran Islam.Dalam
menjelaskan Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan untuk lebih sempurnanya
penjelasan tersebut maka kemudian secara berturut – turut dijelaskan tentang keanggotaan
dan keorganisasian dalam Muhammadiyah. Keanggotaan Muhammadiyah secara garis besar
dibagi menjadi tiga macam, yaitu anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan.
Dalam pelaksanaannya masing – masing keanggotaan ini memiliki syarat dan ketentuannya
sendiri-sendiri. Dalam hal keanggotaan Muhammadiyah juga diatur tentang adanya
pemberhentian anggota atau sebab-sebab seseorang dianggap berhenti menjadi anggota
Muhammadiyah.Dalam pengembangan materi Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
juga dijelaskan tentang keorganisasian Muhammadiyah, yang meliputi landangan hukumnya,
landasan operasional kegiatannya, mekanisme dan struktur organisasi Muhammadiyah mulai
dari tingkat ranting hingga tingkat pusat Muhammadiyah. Pembahasan Muqadimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah diakhiri dengan menjelaskan adanya Organisasi Otonom (Ortom)
dalam Muhammadiyah. Penjelasan tentang Organisasi otonom meliputi gambaran umumnya,
struktur dan kedudukannya serta hak dan kewajibannya sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari Persyarikatan Muhammadiyah.

3.2 DAFTAR PUSTAKA


https://scholar.google.com/scholar?cluster=10731542264486773312&hl=id&as_sdt=0,5

Anda mungkin juga menyukai