Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

[dosen/guru] pada [bidang studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padangpanjang, 2 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah...................................................................3
1.Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah..............3
2.Sejarah Perumusan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.................................3
3.Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. . .4
4.Anggaran Dasar Muhammadiyah........................................................................................5
B. Identitas dan Asas Muhammadiyah......................................................................................7
C. Keanggotaan Muhammadiyah............................................................................................10
1. Anggota biasa...................................................................................................................10
2. Anggota luar biasa............................................................................................................11
3. Anggota kehormatan........................................................................................................11
D. Keorganisasian Muhammadiyah........................................................................................11
1.Susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas...............................................................11
2.Penetapan Organisasi........................................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan Islam modernis

terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus

pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Maksud gerakannya adalah

dakwah Islam & amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang, yaitu perseorangan

dan masyarakat. Dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada

dua golongan, yaitu kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu

mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum

Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf

nahi munkar yang kedua, adalah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan

peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan

mengharap keridhaan Allah semata.

Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-

masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, yaitu

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Mukaddimah anggaran dasar

muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah yang merupakan

pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita yang ingin

diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut sebagai

ideology. Muqaddimah anggaran dasar menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan

proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuannya

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah ?

2. Bagaimana identitas dan asas Muhammadiyah ?

3. Bagaimana keanggotaan Muhammadiyah ?

4. Bagaimana keorganisasian Muhammadiyah ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah.

2. Untuk mengetahui identitas dan asas Muhammadiyah.

3. Untuk mengetahui keanggotaan Muhammadiyah.

4. Untuk mengetahui keorganisasian Muhammadiyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

1. Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status

berbadan hukum. Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan mencatatkan diri

menjadi sebuah badan hukum harus memenuhi berbagai syarat antara lain harus ada

anggaran dasar. Syarat adanya anggaran dasar pada saat itu masih sederhana,yaitu hanya

memuat batang tubuh saja belum ada pembukaan. Ditinjau dari segi ilmu hukum,

muqaddimah anggaran dasar menempati kedudukan yang lebih tinggi. Muqaddimah

anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang didalamnya

tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan alat untuk mencapai suatu

tujuan hidup yang di cita-citakan. Perumusan mukaddimah anggaran dasar muhammadiyah

baru terealisasi pada masa muhammadiyah di bawah kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo

(1942-1953).

2. Sejarah Perumusan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah disusun secara formal setelah

Muhammadiyah melancarkan aktivitas dan usaha selama 38 tahun. Dengan adanya tuntutan

kepastian terhadap cita-cita Muhammadiyah, maka Ki Bagus Hadikusumo merumuskan

secara tertulis Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah. Hasil rumusan Ki Bagus

pertama kali di perkenalkan dalam Muktamar Darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Selanjutnya

dalam Muktamar Muhammadiyah ke-31 tahun 1950 di Yogyakarta Muqaddimah anggaran

dasar Muhammadiyah kembali diajukan dan disahkan secara resmi. Akan tetapi muncul

3
konsep lain yang di buat oleh Prof. Dr. Hamka yang isinya menitikberatkan pada peranan dan

sumbangsih Muhammadiyah dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan negara. Pada

sidang tanwir pada tahun 1951, meneliti dan melihat Muhammadiyah jauh ke depan maka

akhirnya di pakailah konsep Ki Bagus Hadikusumo dengan penyempurnaan susunan redaksi

bersama Prof. Dr Hamka, Prof. Mr Kasman Singodimejo, KH Farid Ma’ruf dan Zein

Jambek

3. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah

Faktor-faktor yang melatar belakangi Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah

yaitu:

a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan

Muhammadiyah.

K.H. Ahmad Dahlan membangun persyarikatan Muhammadiyah bukan didasari

pada suatu materi yang dirumuskan secara rinci, sistematik dan ilmiah. Apa yang

beliau temukan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist langsung beliau amalkan dan ajarkan.

Akan tetapi, setelah Muhammadiyah berkembang luas mengakibatkan mereka

semakin jauh dari sumber gagasan dan ide yang menjadi landasan pijak

Muhammadiyah.

b. Kehidupan rohani warga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun akibat

pengaruh kehidupan duniawi.

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesatnya. Banyak hal

yang baru bermunculan mencengangkan semua orang termasuk warga

Muhammadiyah, budaya asing masuk melalui sarana teknologi seperti media cetak

4
(koran dan majalah) dan elektronik seperti film, radio, dan televisi. Perkembangan

hidup duniawi menjadi semakin tak terkendali dan menanamkan pengaruh lebih

dominan kepada masyarakat Muhammadiyah.

c. Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran luar yang langsung atau tidak

langsung bersinggungan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah

Dari perkembangan zaman maka pengaruh luar masuk berwujud seperti cara

pikir, sikap hidup dan falsafah asing. Disinilah letak pentingnya adanya rumusan

resmi dari Muhammadiyah yang dapat dijadikan pegangan bagi mereka agar tidak

terombang-ambing oleh keadaan.

d. Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Ki Bagus Hadikusumo merupakan salah seorang yang terlibat langsung dalam

penyusunan UUD 1945 termasuk pembukaannya. Dari pengalaman itu beliau

menyadari pentingnya Pembukaan UUD. Namun betapa kagetnya beliau ketika

menyadari bahwa Anggaran Dasar Muhammadiyah baru terdiri dari batang tubuh

berupa pasal-pasal, namun belum memiliki mukaddimah padahal di dalam

mukaddimah itulah terdapat fondasi atau roh Muhammadiyah.

4. Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural

persyarikatan Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan keputusan-

keputusan Muhammadiyah. Aanggaran dasar Muhammadiyah merupakan anggaran pokok

yang menyatakan dasar, maksud, dan tujuan organisasi Muhammadiyah, peraturan-peraturan

pokok dalam menjalankan organisasi dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai

5
maksud dan tujuan tersebut. Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah memiliki 7 pokok

pikiran sebagai berikut :

a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat kepada

Allah SWT.

b. Hidup manusia itu bermasyarakat. Bagi manusia hidup bermasyarakat adalah sesuatu

yang tidak mungkin dapat dihindari. Bahkan hal itu merupakan sunnatullah, sebagaimana

diisyaratkan dalam al-qur’an, karena manusia diciptakan oleh allah bersuku-suku

berbangsa-bangsa supaya saling kenal-mengenal. (qs. al-hujurat/49:13)

c. Hanya hukum Allah SWT yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi utama

dan mengatur ketertiban hidup bersama dalam menuju hidup bahagia yang hakiki di

dunia dan akhirat. Pokok pikiran ketiga ini adalah keyakinan dan sekaligus juga

pandangan hidup muhammadiyah. Islam adalah agama yang benar, sesuai dengan al-

qur’an (qs. Al imran/3:19)

d. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah SWT

dan berbuat ihsan kepada sesama manusia sesuai dengan firman allah dalam QS. Al

Hujurat/49:15.

e. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil dengan mengikuti jejak

(ittiba’) perjuangan para nabi, terutama Nabi Muhammad SAW.

f. Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan

berorganisasi.

6
g. Pokok-pokok pikiran yang diterangkan di muka bertujuan untuk terwujudnya masyarakat

adil makmur yang diridhai Allah SWT yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pokok pikiran pertama, kedua, ketiga, dan keempat menyangkut bidang idiil, terkait

dengan pokok ideologi Muhammadiyah. Poin ini dirumuskan secara kongkrit dalam pasal 4

dan 6 Anggaran Dasar Muhammadiyah. Menyatakan bahwa Muhammadiyah berasas Islam

dengan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama sehingga terwujud masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya. Nilai luhur agama menjiwai kehidupan di dunia.

Pokok pikiran kelima dan keenam merupakan persoalan inti dalam memperjuangkan

ideologi tersebut. Mengikuti teladan perjuangan Nabi dan menjadikan organisasi yang

bersifat sosial-keagamaan sebagai wadah atau alat perjuangan. Dakwah amar makruf nahi

munkar dilakukan dengan prinsip tabsyir (menggembirakan), tajdid (pembaharuan), dan islah

(membangun). Pokok pikiran ketujuh menegaskan tentang tujuan dan cita-cita, mewujudkan

masyarakat yang dirahmati Allah, yang terjamin keadilan, persamaan, keamanan,

keselamatan, kebebasan. Hasil akhirnya adalah mewujudkan kehidupan yang baik dan

bahagia dunia akhirat.1

B. Identitas dan Asas Muhammadiyah

Identitas dan asas Muhammadiyah tertuang dalam anggaran dasar Muhammadiyah pada

BAB II pasal 4 yang berbunyi (1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf

Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. (2) Muhammadiyah

1
Amini Rahmanur, dkk, .Kemuhammadiyahan. UMSU Press, Medan, 2014.

7
berasas Islam. Maka secara singkat identitas Muhammadiyah dapat diidentifikasi sebagai

gerakan Islam, dakwah dan tajdid, sebagai berikut2:

1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Islam telah memberikan inspirasi dan orientasi yang mendasar bagi pendirinya, K.H.

Ahmad Dahlan untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan hidupnya. Karena itu,

Muhammadiyah yang didirikannya didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang

terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta diyakini kebenarannya.

Keyakinan terhadap agama Islam sebagai agama yang diridhai Allah (QS. Al-

Maidah/5:3 atau Ali Imran/3:19), dan keharusan moral untuk mengimplementasikan ideal-ideal

Islam ke dalam konteks yang praksis, baik pada tataran individual maupun kolektif, telah

menimbulkan upaya-upaya yang sistematis dan terorganisisr (ummah) (QS. Ali Imran/3:104).

2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah

Karakteristik kedua dari gerekan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Dakwah,

Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Karakteristik kedua ini justru karena inspirasi dan pengalaman KH.

Ahmad Dahlan terhadap perintah-perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an. Seperti yang tercantum

dalam QS. Ali Imran/3:104 untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, dengan hikmah

kebijaksanaan, pelajaran yang baik dan bantahan yang baik (QS. An-Nahl/16:125), agar

diperoleh konsistensi dalam mengamalkan semua perintah Allah SWT dan menjauhi arangan-

Nya, supaya menjadi orang-orang yang beruntunng.

3. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid

Perserikatan Muhammadiyah disebut sebagai Gerakan Tajdid (pembaharuan) karena:

2
Hidayat Samsul, dkk, Studi Kemuhammadiyahan. 2015. LPPIK. Surakarta
8
a. Muhammadiyah selalu melakukan koreksi dan penafsiran ulang terhadap berbagai

persoalan pemikiran dan pengamalan yang terkait dengan muamalah keagamaan, yang

disebabkan oleh perubahan situasi dan kondisi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah serta tidak

bertentangan dengan nilai-nilai keduanya.

b. Muhammadiyah disebut sebagai gerakan tajdid (dalam konteks purifikasi/pemurnian)

terutama dalam bidang aqidah dan ibadah, yakni mengembalikan semua persoalan yang

menyangkut aqidah dan ibadah tersebut pada keaslian ajarannya dalam Al-Qur’an dan

As-Sunnah dari berbagai tambahan dan pengurangan serta interpolasi berbagai bentuk

pemikiran yang secara intirinsik dan substantif maupun formil berbeda dengan keduanya.

Ahmad Siddiq, seorang tokoh ulama Nahdliyin menjelaskan tajdid dalam arti pemurnian

memiliki tiga bentuk sasaran, yaitu pertama I’adah (pemulihan), yaitu membersihkan

ajaran Islam yang tidak murni lagi; kedua Ibanah (memisahkan), yaitu memisah-

misahkan secara cermat oleh ahlinya, mana yang sunah dan mana pula yang bid’ah;

ketiga Ihya’ (menghidupkan), yaitu menghidup-hidupkan ajaran-ajaran Islam yang belum

terlaksana atau yang terbengkalai (Pasya dan Darban, Muhammadiyah sebagai gerakan

Islam, 2009, h. 137).

Asas Muhammadiyah adalah Islam, maksudnya adalah asas idiologi persyarikatan

Muhamadiyah adalah Islam, bukan kapitalis dan bukan pula sosialis. Dewasa ini idiologi yang

berkembang di dunia ada tiga yang dominan, yaitu : kapitalis, sosialis dan Islam. Masyarakat

yang beridiologi kapitalis di motori oleh Amerika dan Eropa, setelah usai perang dingin

menunjukkan eksistensinya yang lebih kuat. Sedangkan yang beridiologi sosialis di motori oleh

Rusia dan Cina. Khusus Rusia mengalami depolitisasi pasca perang dingin, dan cenderung

9
melemah posisi daya tawarnya bagi sekutu-sekutunya. Sementara masyarakat yang beridiologi

Islam memag ada kecenderungan menguat namun tidak ada pemimpin yang kuat secara politis.

Namun idiologi dalam perspektif Muhammadiyah adalah idiologi gerakan. Idiologi

gerakan Muhammadiyah merupakan sistematisasi dari pemikiran-pemikiran mendasar mengenai

Islam yang diproyeksikan dan diaktualisasikan ke dalam sistem gerakan yang memilki ikatan

jama’ah, jam’iyah dan imamah yang solid.

C. Keanggotaan Muhammadiyah

Keanggotaan Muhammadiyah diatur dalam Pasal 8 Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Keanggotaan Muhammadiyah terdiri atas3 :

1. Anggota biasa

Anggota biasa adalah warga negara Indonesia beragama Islam. Anggota biasa harus

memenuhi pesyaratan sebagai berikut:

a. Warga negara Indonesia beragama islam

b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah

c. Menyetujui maksud dan tujuan muhammadiyah

d. Bersedia mendukung dan melakukan usaha-usaha Muhammadiyah

e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal

Untuk menjadi anggota biasa ada beberapa cara yang harus dilakukan. Yaitu :

a. Mengisi formulir dan mengisi persyaratannya

b. Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan pusat denagn disertai

pertimbangan

3
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. Yogyakarta
2010.
10
c. Pimpinan pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi anggota

biasa dan memberikan kartu tanda anggota muhammadiyah pada pimpinan wilayah

d. Diberi kartu tanda anggota

2. Anggota luar biasa

Anggota luar biasa adalah seorang yang bukan warga negara Indonesia, beragama Islam,

setuju dengan maksud tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.

3. Anggota kehormatan

Anggota kehormatan adalah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap

Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu

Muhammadiyah.

D. Keorganisasian Muhammadiyah

Keorganisasian Muhamamdiyah diatur dalam pasal 9 Anggaran Dasar Muhammadiyah sebagai

berikut :

1. Susunan Organisasi Muhammadiyah

a. Ranting adalah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan

b. Cabang adalah kesatuan Ranting dalam satu tempat

c. Daerah adalah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten

d. Wilayah adalah kesatuan Daerah dalam satu Provinsi

e. Pusat adalah kesatuan Wilayah dalam Negara4

4
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. Yogyakarta
2010.
11
2. Penetapan Organisasi

a. Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh

Pimpinan Pusat.

b. Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah.

c. Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.

d. Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa :

1. Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural persyarikatan

Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan keputusan-keputusan

Muhammadiyah. Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang

menyatakan dasar, maksud, dan tujuan organisasi Muhammadiyah, peraturan-peraturan

pokok dalam menjalankan organisasi dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk

mencapai maksud dan tujuan tersebut. Muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah

memiliki 7 pokok pikiran.

2. Identitas dan asas Muhammadiyah tertuang dalam anggaran dasar Muhammadiyah pada

BAB II pasal 4 yang berbunyi (1) Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah Amar

Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. (2)

Muhammadiyah berasas Islam. Maka secara singkat identitas Muhammadiyah dapat

diidentifikasi sebagai gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid.

3. Keanggotaan Muhammadiyah diatur dalam Pasal 8 Anggaran Dasar Muhammadiyah

yang terdiri atas anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan.

4. Keorganisasian Muhamamdiyah diatur dalam pasal 9 Anggaran Dasar Muhammadiyah

yang terdiri atas ranting, cabang, daerah, wilayah dan pusat.

B. Saran

13
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah

pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata

dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang

tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca

demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan

kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

14
Amini Rahmanur, dkk, .Kemuhammadiyahan. UMSU Press, Medan, 2014.

Hidayat Samsul, dkk, Studi Kemuhammadiyahan. 2015. LPPIK. Surakarta.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2010. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga

Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.

15

Anda mungkin juga menyukai