Renstra Provinsi Sulsel 2018 - 2023
Renstra Provinsi Sulsel 2018 - 2023
i
DAFTAR ISI
ii
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih ....................................................................................................... 24
3.2.1 Visi .................................................................................................................. 24
3.2.2 Misi ................................................................................................................. 24
3.2.3 Janji Kampanye ............................................................................................. 24
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga ............................................................ 28
3.3.1 Telahaan Renstra Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia .................................................................. 28
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup ......................................................................................................................... 35
3.4.1 Sustainable Development Goals (SDGs) ........................................................ 39
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .................................................................................. 43
3.5.1 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ........................................ 43
3.5.2 Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals (SDGs) ............................................................................ 46
iii
GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1
Daftar Rekapitulasi Pegawai Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember 2017 ................................................ 12
2. Tabel 2.2
Jumlah Koperasi di Provinsi Sulawesi Selatan per Kabupaten/Kota
Tahun 2013-2018 ....................................................................................................... 13
3. Tabel 2.3
Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Sulawesi Selatan
Per Kabupaten/Kota Tahun 2013-2018 ................................................................ 14
4. Tabel 2.4
Neraca per 31 Desember 2017 dan 2016 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah ................................................................................................................. 15
5. Tabel 2.5
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 ......................................................... 16
6. Tabel 2.6
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan ........................................................... 19
7. Tabel 3.1
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi
Selatan berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah RI beserta faktor penghambat dan pendorong
Keberhasilan penanganannya ................................................................................ 30
8. Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan Dinas, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Telahaan Rencana Tata Ruang
Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong ....................................... 38
9. Tabel 3.3
Tujuan, Target dan Indikator TPB/SDGs Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Sulawesi Selatan ................................................................... 46
iv
12. Tabel 5.2
Keterkaitan Visi, Misi ke-3, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi dan
Program Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ...................................... 73
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1
Bagan Struktur Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
Sulawesi Selatan ....................................................................................................... 11
2. Gambar 3.1
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(TPB/SDGs) .............................................................................................................. 42
3. Gambar 3.2
Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah 2015-2019 Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia ............................................................ 43
4. Gambar 4.1
Sasaran 1. Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM secara bisnis ........................... 50
5. Gambar 4.2
Sasaran 2. Produk bernilai tinggi, daya saing tinggi, standardisasi
pemenuhan pasar .................................................................................................... 51
6. Gambar 4.3
Sasaran 3. Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM memiliki akses seluas-
luasnya terhadap pengembangan Sumber Daya (Manusia, Modal
Teknologi sesuai potensi yang dimiliki) ............................................................... 52
7. Gambar 4.4
Sasaran 4. Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM yang mampu memiliki
daya saing dalam perekonomian wilayah, nasional dan internasional ........... 54
v
8. Gambar 4.5
Sasaran 5. Dukungan Sinkronisasi Tata Ruang dan Kemampuan menjaga
daya dukung dan daya tampung lingkungan ..................................................... 55
9. Gambar 4.6
Sasaran 6. Penciptaan sentra-sentra usaha baru sesuai daya dukung dan
potensi wilayah di setiap kecamatan .................................................................... 56
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
• Indonesia yang Adil. Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu, gender, maupun wilayah.
• Indonesia yang Makmur. Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan
hidup.
1. Struktur Perekonomian
Berdasarkan hasil sensus ekonomi nasional tahun 2016, roda perekonomian
Indonesia didominasi oleh tiga sektor usaha, yakni perdagangan besar dan eceran,
penyediaan akomodasi dan makanan-minuman, serta industri pengolahan.
Berdasarkan hasil pendataan usaha dan perusahaan dalam sensus ekonomi yang di
lakukan Badan Pusat Statistik (BPS), ketiga sektor usaha tersebut menguasai 79,42
persen dari 22,73 juta usaha yang tercatat di seluruh Indonesia. BPS juga merinci dari
ketiga jenis usaha terbanyak, jenis usaha perdagangan besar dan eceran memimpin
di posisi teratas. Terdapat 12,3 juta atau 46,17 persen pelaku usaha yang bergerak di
sektor perdagangan besar dan eceran ini. Kemudian sektor usaha akomodasi dan
makanan-minuman menduduki tempat kedua dengan porsi 16,72 persen atau 4,47
juta usaha dan sisanya, 16,53 persen atau 4,42 juta usaha bergerak disektor industri
pengolahan.
2. Pelaku Usaha
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan Negara dan bangsa Indonesia sesuai
Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum. Pelaksanaannya menggunakan
landasan azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian
nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).
Amanat UUD 1945 dan tiga UU tersebut mengarahkan pemberdayaan
koperasi dan UMKM untuk dilaksanakan melalui pendekatan keberpihakan
(affirmative) dan pendekatan pengembangan kemandirian. Pendekatan
keberpihakan di wujudkan dalam bentuk pemberian kesempatan berusaha,
dukungan peningkatan kapasitas usaha dan keterampian, serta perlindungan usaha
terutama bagi Koperasi dan UMKM yang berkembang di antara masyarakat
berpendapatan rendah. Pada saat yang sama, pemberdayaan Koperasi dan UMKM
2
di arahkan untuk membangun kemandirian dan daya saing melalui penciptaan iklim
usaha yang kondusif, penerapan iptek, dan penguatan skala ekonomi sehingga
memiliki posisi tawar yang tinggi dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis.
Sensus ekonomi yang dilakukan sejak 2016, menunjukkan besarnya potensi
Usaha Mikro Kecil (UMK) di Indonesia. Sensus ekonomi mencatat bahwa dari
seluruh usaha yang berjalan di negeri ini, 98,33 persen di antaranya atau sebanyak
26,26 juta usaha tergolong ke dalam UMK. Sementara sisanya, 1,67 persen berskala
usaha menengah besar (UMB).
Pemberdayaan koperasi dan UMKM juga di arahkan untuk memperkuat
meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian, baik dalam penanggulangan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, maupun dalam peningkatan nilai tambah
perekonomian yang menyokong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
pembangunan berkelanjutan.
Dalam lima tahun kedepan, pemberdayaan Koperasi dan UMKM akan
dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing Koperasi
dan UMKM. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup upaya-upaya peningkatan
kapasitas dan kinerja usaha Koperasi dan UMKM, penguatan dan perluasan peran
sistem pendukung usaha, dan peningkatan dukungan iklim usaha. Hal ini sejalan
dengan tiga tataran pemberdayaan Koperasi dan UMKM dimana pada tataran
makro, kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM mencakup perbaikan
lingkungan usaha yang diperlukan untuk mendukung perkembangan koperasi dan
UMKM. Beberapa isu lingkungan usaha di antaranya berkaitan dengan peraturan,
persaingan usaha, biaya transaksi, formalisasi usaha, serta peran pemerintah, swasta
dan masyarakat.
Dalam skala nasional, sektor perdagangan besar dan eceran adalah salah satu
penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) non pertanian terbesar di Indonesia,
yakni sebesar 15,24 persen PDB atau terbesar kedua setelah industri pengolahan.
Perdagangan merupakan aktivitas ekonomi yang vital dalam distribusi
barang kebutuhan hidup semua lapisan masyarakat. Pada Mei-Juni 2016, Badan
Pusat Statistik (BPS) telah melakukan Sensus Ekonomi. Hasilnya, ada 26,7 juta
perusahaan di Indonesia. Dari 26,7 juta perusahaan itu, sebanyak 12,3 juta atau 46,17
persen di antaranya bergerak di bidang usaha perdagangan besar dan eceran,
reparasi, perawatan mobil dan motor. Sejurus dengan itu, usaha perdagangan besar
dan eceran juga menjadi pencipta lapangan kerja paling besar di Indonesia.
Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan perdagangan besar dan eceran menyerap
22,4 juta orang atau 31,81 persen dari tenaga kerja di Indonesia non pertanian.
Dengan kata lain, satu di antara tiga tenaga kerja pada usaha non pertanian bekerja
pada perusahaan kategori perdagangan besar dan eceran. Sektor perdagangan besar
dan eceran juga salah satu penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) non
pertanian terbesar di Indonesia, yakni sebesar 15,24 persen PDB atau terbesar kedua
setelah industri pengolahan. Perdagangan merupakan aktivitas ekonomi yang vital
dalam distribusi barang kebutuhan hidup semua lapisan masyarakat.
3
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis dan barometer daerah
lain dalam mengukur kemajuan perkembangan pemerintahan, perekonomian, sosial
masyarakat dan sosial politik. Tidak hanya itu, peran dan posisi Sulawesi Selatan
sangat penting dalam menentukan kemajauan teknologi, pendidikan, jasa keuangan,
dan trend perdagangan.
Hal lain yang menjadikan Sulawesi Selatan sebagai panduan tata cara
kehidupan masyarakat adalah kemajemukan penduduk yang ada dengan berbagai
kepentingan dan pada akhirnya berdampak pada pola kebutuhan rantai ekonomi
yang terjadi. Untuk menunjang dan mendorong peran diatas, Provinsi Sulawesi
Selatan harus memiliki Perencanaan yang komprehensif dan multi-stakeholder agar
bisa saling mendukung dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Sulawesi Selatan 2005 – 2025 telah menetapkan Visi Sulawesi
Selatan sebagai provinsi yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan
Berkarakter.
Visi RPJPD SULAWESI SELATAN 2005 - 2025 kemudian dijabarkan dalam
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 - 2023, yang
menetapkan “Sulawesi Selatan Menjadi Provinsi Terkemuka di Indonesia
Pendekatan Kemandirian Lokal yang Bernafaskan Keagamaan.”
Visi ini menggambarkan bahwa keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi
semua warga Sulawesi Selatan menjadi fondasi penting dalam pembangunan. Tidak
hanya pembangunan fisik seperti infrastruktur yang megah serta penggunaan
teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari, namun juga pembangunan manusia
yang mencakup segala upaya perubahan positif untuk memperbaiki kualitas
pendidikan, kesehatan, rasa aman, kesejahteraan, dan kebahagiaan semua warga.
Pendekatan pembangunan fisik dan manusia ini harus dilingkupi dengan
pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan, kebudayaan serta
keterlibatan masyarakat. Tidak hanya sekedar berpartisipasi, masyarakat menjadi
motor penggerak utama pembangunan yang ikut menentukan arah gerak
pembangunan Sulawesi Selatan kedepan.
Salah satu sektor yang di prioritaskan dalam pembangunan Sulawesi Selatan
ke depan adalah sektor koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) yang dipastikan
berkontribusi penting dalam mendukung tercapainya visi dan misi pembangunan
jangka panjang dan menengah Sulawesi Selatan, utamanya dalam meningkatkan
sistem perekonomian masyarakat Sulawesi Selatan yang produktif, berkelanjutan
dan berdaya saing. Tugas di atas menjadi tanggung jawab Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan agar pencapaian perekonomian
Sulawesi Selatan tahun 2017 yang di ukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 2410,37 triliun dan PDRB
perkapita mencapai Rp. 232,34 juta atau 17,37 ribu US$ bisa ditingkatkan.
Tugas utama yang di emban oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Sulawesi Selatan adalah memperkokoh perekonomian Sulawesi Selatan
melalui penciptaan KUKM-KUKM baru berbasis wilayah agar dapat mengurangi
angka kemiskinan, meningkatkan roda perekonomian wilayah, mengurangi angka
4
kejahatan dan berperan langsung dalam meningkatkan tata kelola kepemerintahan
yang berorientasi pada kemampuan wilayah dan sumberdaya lokal.
Pembangunan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) juga di
arahkan pada peningkatan produktivitas dan produksi yang saling berhubungan
untuk menjamin ketersediaan produk dan keberlangsungan usaha melalui pola yang
sistematis, berkelanjutan dan terintegrasi melalui kontribusi nyata pemerintah
daerah yang berada di wilayah dan memadukan empat pilar yaitu pilar Ekonomi,
Sosial, dan Lingkungan Hidup, Aparatur atau Birokrasi, dan dengan tetap
memperhatikan peran swasta atau dunia usaha.
Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan kebijakan pembangunan di
bidang koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) yang lebih partisipatif, interaktif,
kewilayahan, dinamis, proaktif, dan berkesinambungan dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang telah di tentukan.
Seyogyanya, semua sektor dan pelaku pembangunan dalam negeri harus
mampu dioptimalkan guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat.
Sumber-sumber pertumbuhan harus didayagunakan guna mampu memperkokoh
ketahanan perekonomian nasional. Termasuk dalam hal ini sektor Koperasi dan
UKM.
Upaya menciptakan ketahanan ekonomi dilakukan melalui ketersediaan iklim
usaha yang sehat bagi seluruh pelaku ekonomi dengan memanfaatkan ketersediaan
sumber daya yang ada (alam, buatan, ilmu pengetahuan dan teknologi) sehingga
mampu menyediakan barang dan jasa bagi kebutuhan dalam negeri dan
meningkatkan daya saing dalam lingkup persaingan global.
Untuk menunjang hal di atas, diperlukan sebuah dokumen perencanaan resmi
yaitu Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) sebagai bentuk panduan untuk
mengarahkan para aparat pemerintahan di Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk mengembangkan
sektor koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dokumen RENSTRA memuat program-program strategis yang dibuat
berdasarkan kepentingan dan kebutuhan setiap bidang dalam Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan agar menjadi kerangka
teknis dan pedoman dalam melaksanakan pembinaan, pengembangan, dan
pengawasan terhadap kegiatan koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) di
Provinsi Sulawesi Selatan sehingga berkontribusi dalam pembangunan
perekonomian di Sulawesi Selatan sesuai visi tahun 2018 – 2023.
Dokumen RENSTRA ini bersifat jangka pendek dan menengah, namun tetap
berpedoman pada format jangka panjang sehingga rumusan visi, misi, dan arah
kebijakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan
dapat tercapai sesuai target yang di rencanakan. Hal ini sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Periode
2018 – 2023 yang telah memuat arahan kebijakan dan program pemberdayaan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan.
5
1.2. Landasan Hukum
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Penyusunan RPJP, RPJMD,
dan RKPD;
11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2008- 2028;
12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan;
14. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2018-2023;
15. Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 84 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan.
6
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2018 – 2023 ini dimaksudkan untuk
memberikan acuan/landasan kebijakan dan untuk strategi lima tahun dalam
kerangka pencapaian visi dan misi sebagai tolak ukur pertanggungjawaban
anggaran pada setiap akhir tahun.
1.3.2. Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, Provinsi Sulawesi Selatan, bertujuan sebagai berikut:
a. Sebagai penjabaran visi, misi, janji kampanye, dan program kerja
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam pembangunan ekonomi
masyarakat yang berbasiskan Koperasi, UsahaKecil dan Menengah.
b. Sebagai panduan rencana kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Sulawesi Selatan selaku pelaksana, pembina dan
pengembangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah periode
2018 – 2023.
c. Sebagai pedoman penyusunan kebijakan, strategi dan implementasi Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dalam melaksanakan Program
Kerja.
Bab I Pendahuluan
Mencakup:
Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Sistematika Penulisan.
7
Bab III Permasalahan dan Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Mencakup:
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan, Telaahan Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan RENSTRA
K/L, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Penentuan Isu-isu Strategis.
Bab IV Tujuan, Sasaran dan Prasyarat Pengelolaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah
Memuat:
Tujuan, Sasaran, Indikator dan Indikator Kinerja.
Bab V Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Koperasi,Usaha Kecil dan Menengah
Memuat:
Relevansi dan konsistensi antara visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator yang telah
ditetapkan dengan perencanaan.
8
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2.1.1. Tugas
2.1.2 Fungsi
9
14. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang koperasi, usaha
kecil dan menengah;
15. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah;
16. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah;
17. Pengelolaan kearsipan, data dan informasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah;
18. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
a. Kepala Dinas;
10
Gambar 2.1 Bagan Struktur Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN UMUM, SUB BAGIAN
PROGRAM KEPEGAWAIAN KEUANGAN
DAN HUKUM
SEKSI
SEKSI
PENGAWASAN
SEKSI SEKSI KEMITRAAN
SEKSI BADAN SEKSI USAHA DAN SEKSI SEKSI SEKSI USAHA DAN
SEKSI PENGAWASAN KELEMBAGAAN DAN
HUKUM DAN KEANGGOTAAN PENILAIAN PENANGANAN SEKSI SEKSI PEMASARAN PROMOSI USAHA
TATALAKSANA KEPATUHAN USAHA MIKRO, PEMBIAYAAN
ORGANISASI PENYULUHAN KESEHATAN KASUS PRODUKSI PEMBIAYAAN DAN MIKRO, KECIL
KOPERASI DAN KECIL DAN USAHA MIKRO,
KOPERASI DAN ADVOKASI USAHA SIMPAN PERKOPERASIAN KEMITRAAN DAN MENENGAH
KELEMBAGAAN MENENGAH KECIL DAN
PINJAM
MENENGAH
KOPERASI
UPT
11
2.2. Sumber Daya Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Sumber Daya Manusia (SDM) pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk Unit Pelayanan Teknis (UPT)
serta Non PNS hingga Desember 2017, jumlah pegawai adalah 177 orang.
Tabel 2.1
Daftar Rekapitulasi Pegawai Dinas Koperasi, UKM Provinsi Sulawesi Selatan
Per 31 Desember 2017
Jumlah
No. Uraian Laki laki Perempuan
(Orang)
2 Pegawai UPT 16 16 32
3 Non PNS 50 25 75
Adapun data jumlah Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah seperti yang
terlihat di Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 dibawah ini:
12
Tabel 2.2
Jumlah Koperasi di Sulawesi Selatan per Kabupaten/Kota
Tahun 2013 - 2018
JUMLAH KOPERASI
NO KAB/KOTA 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif
1 Selayar 132 52 138 48 141 47 143 49 147 44 130 26
2 Bulukumba 186 117 171 134 222 80 222 80 229 79 199 86
3 Bantaeng 133 79 138 78 123 96 126 95 131 94 139 47
4 Jeneponto 47 180 120 111 121 110 121 111 154 90 154 90
5 Takalar 270 68 272 69 234 116 243 113 249 109 316 42
6 Gowa 364 149 414 122 424 117 453 117 455 115 462 115
7 Sinjai 97 29 106 25 110 25 115 25 114 26 111 19
8 Maros 185 126 203 125 229 118 236 117 237 116 353 5
9 Pangkep 240 69 247 69 253 69 262 67 264 66 267 46
10 Barru 87 22 93 22 96 22 97 22 97 22 104 5
11 Bone 759 175 174 757 183 754 184 754 184 754 466 21
12 Soppeng 190 7 191 7 192 7 181 22 182 21 163 45
13 Wajo 223 190 250 186 270 182 281 181 282 160 430 1
14 Sidrap 161 193 176 182 178 182 178 182 184 182 185 183
15 Pinrang 204 109 209 120 249 97 259 96 270 96 370 3
16 Enrekang 84 98 97 87 83 101 85 104 88 117 89 116
17 Luwu 203 213 206 213 206 216 187 237 187 237 133 250
18 Tana Toraja 99 44 102 43 100 62 118 45 116 42 149 24
19 Luwu Utara 152 85 174 76 149 84 173 85 154 105 178 70
20 Luwu Timur 179 76 184 76 185 77 159 113 144 92 117 121
21 Toraja Utara 62 38 60 42 53 63 70 60 70 60 65 65
22 Makassar 1.134 223 1.134 365 1.163 364 808 720 808 720 720 792
23 Pare – Pare 103 101 127 112 111 96 123 92 123 92 140 75
24 Palopo 191 76 193 82 192 90 204 82 200 86 200 86
25 Provinsi 139 87 152 83 160 83 157 87 157 94 109 69
Jumlah 5.624 2.606 5.331 3.234 5.427 3.258 5.185 3.656 5.226 3.619 5.767 2.422
13
Tabel 2.3
JUMLAH USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI SULAWESI SELATAN PER KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2013 – 2018
NO KAB/KOTA
2013 2014 2015 2016 2017 2018
MIKRO KECIL MENEN GAH BESAR JU ML A H MIKRO KECIL MENEN GAH BESAR JUMLAH MIKRO KECIL MENEN GAH BESAR JUMLAH MIKRO KECIL MENEN GAH BESAR JUMLAH MIKRO KECIL MENEN GAH BESAR JUMLAH MIKRO KECIL MENEN GAH BESAR JUMLAH
1 Selayar 14.117 692 32 7 14.848 14.355 751 32 7 15.145 14.537 797 32 7 15.372 14.667 797 32 7 15.502 14.767 797 32 7 15.602 14.767 797 32 7 15.602
2 Bulukumba 39.833 2.844 136 84 42.897 40.926 3.037 136 84 44.184 41.490 3.137 136 84 44.847 41.635 3.137 136 84 44.992 41.785 3.137 136 84 45.142 41.805 3.137 136 84 45.162
3 Bantaeng 21.158 1.109 30 10 22.307 21.493 1.220 30 10 22.753 21.749 1.306 30 10 23.094 21.894 1.306 30 10 23.239 21.994 1.306 30 10 23.339 22.014 1.306 30 10 23.359
4 Jeneponto 34.169 3.021 58 16 37.264 34.728 3.207 58 16 38.009 35.155 3.350 58 16 38.579 35.295 3.350 58 16 38.719 35.395 3.350 58 16 38.819 35.415 3.350 58 16 38.839
5 Takalar 31.834 4.017 68 29 35.948 32.373 4.196 68 29 36.667 32.786 4.334 68 29 37.217 32.922 4.334 68 29 37.353 33.022 4.334 68 29 37.453 33.042 4.334 68 29 37.473
6 Gowa 68.060 9.402 147 30 77.639 69.807 9.985 147 30 79.968 70.707 10.284 147 30 81.168 70.707 10.284 147 30 81.168 70.807 10.284 147 30 81.268 70.827 10.284 147 30 81.288
7 Sinjai 22.280 1.894 48 15 24.237 22.462 1.955 48 15 24.479 22.645 2.016 48 15 24.724 22.787 2.016 48 15 24.866 22.987 2.016 48 15 25.066 23.017 2.016 48 15 25.096
8 Maros 25.361 3.743 92 40 29.236 26.019 3.962 92 40 30.113 26.358 4.075 92 40 30.565 26.528 4.075 92 40 30.735 26.678 4.075 92 40 30.885 26.698 4.075 92 40 30.905
9 Pangkep 28.082 3.089 77 31 31.279 28.551 3.245 77 31 31.904 28.910 3.365 77 31 32.383 29.035 3.365 77 31 32.508 29.135 3.365 77 31 32.608 29.155 3.365 77 31 32.628
10 Barru 15.939 1.745 40 19 17.743 16.206 1.833 40 19 18.098 16.409 1.901 40 19 18.369 16.549 1.901 40 19 18.509 16.699 1.901 40 19 18.659 16.719 1.901 40 19 18.679
11 Bone 75.689 5.501 105 56 81.351 78.739 6.518 105 56 85.418 80.213 7.009 105 56 87.383 80.633 7.009 105 56 87.803 81.033 7.009 105 56 88.203 81.063 7.009 105 56 88.233
12 Soppeng 24.206 3.027 58 18 27.309 24.615 3.164 58 18 27.855 24.929 3.268 58 18 28.273 25.084 3.268 58 18 28.428 25.184 3.268 58 18 28.528 25.204 3.268 58 18 28.548
13 Wajo 50.828 5.719 158 45 56.750 51.679 6.003 158 45 57.885 52.331 6.220 158 45 58.753 52.491 6.220 158 45 58.913 52.691 6.220 158 45 59.113 52.731 6.220 158 45 59.153
14 Sidrap 24.784 2.853 61 17 27.715 25.200 2.992 61 17 28.269 25.518 3.098 61 17 28.693 25.663 3.098 61 17 28.838 25.813 3.098 61 17 28.988 25.833 3.098 61 17 29.008
15 Enrekang 16.012 1.661 48 11 17.732 16.278 1.749 48 11 18.087 16.481 1.817 48 11 18.358 16.589 1.817 48 11 18.466 16.669 1.817 48 11 18.546 16.709 1.817 48 11 18.586
16 Luwu 28.667 2.129 46 16 30.858 29.130 2.283 46 16 31.475 29.484 2.401 46 16 31.947 29.584 2.401 46 16 32.047 29.650 2.401 46 16 32.113 29.665 2.401 46 16 32.128
17 Tana Toraja 13.036 1.219 45 24 14.324 14.778 1.326 45 24 14.754 13.524 1.382 45 24 14.975 13.694 1.382 45 24 15.145 13.844 1.382 45 24 15.295 13.864 1.382 45 24 15.315
18 Luwu Utara 20.049 3.405 89 26 13.358 12.600 3.523 89 26 24.040 20.673 3.613 89 26 24.401 20.785 3.613 89 26 24.513 20.885 3.613 89 26 24.613 20.900 3.613 89 26 24.628
19 Luwu Timur 16.978 2.243 99 30 23.569 13.409 2.340 99 30 19.737 17.490 2.414 99 30 20.033 17.602 2.414 99 30 20.145 17.702 2.414 99 30 20.245 17.717 2.414 99 30 20.260
20 Makassar 115.943 29.447 1.447 670 20.403 10.892 33.135 1.447 670 162.259 134.795 35.731 1.447 670 172.643 134.960 35.731 1.447 670 172.808 135.110 35.731 1.447 670 172.958 135.150 35.731 1.447 670 172.998
21 Parepare 12.267 2.378 96 37 19.350 31.274 2.489 96 37 15.221 12.828 2.565 96 37 15.526 12.894 2.565 96 37 15.592 12.924 2.565 96 37 15.622 12.924 2.565 96 37 15.622
22 Palopo 10.590 2.668 104 47 17.268 27.633 2.769 104 47 13.811 11.099 2.838 104 47 14.087 11.199 2.838 104 47 14.187 11.265 2.838 104 47 14.253 11.280 2.838 104 47 14.268
23 Pinrang 27.163 3.993 86 31 147.508 21.485 4.150 86 31 31.899 27.991 4.269 86 31 32.378 28.171 4.269 86 31 32.558 28.371 4.269 86 31 32.758 28.391 4.269 86 31 32.778
24 Toraja Utara 18.247 3.223 15 127.007 18.730 3.384 15 22.130 18.979 3.467 15 22.461 19.141 3.467 15 22.623 19.241 3.467 15 22.723 19.261 3.467 15 22.743
JUMLAH 755.294 101.022 3.185 1.309 860.810 780.452 109.216 3.185 1.309 894.163 797.081 114.656 3.185 1.309 916.232 800.509 114.656 3.185 1.309 919.660 803.651 114.656 3.185 1.309 922.802 804.151 114.656 3.185 1.309 923.302
14
2.2.2. Aset dan Modal Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah memiliki aset dan modal
seperti pada Tabel 2.4 dibawah ini:
Tabel 2.4
Neraca per 31 Desember 2017 dan 2016
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
31 DESEMBER 2016
Uraian 31 DESEMBER 2017
(AUDITED)
2.3.1. Capaian Indikator Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Sesuai dengan tujuan dan sasaran program maka hasil pembinaan dan
pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah dapat di kelompokan
kedalam kegiatan seperti dalam Tabel 2.5 berikut:
15
Tabel 2.5
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2013 – 2018
INDIKATOR TARGET TARGET Target RENSTRA Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Tahun
NO KINERJA PROGRAM NSPK IKK
(OUTCOME) 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Peningkatan Jumlah Unit % 5.554 6.504 6.522 7.098 7.523 8.063 5.040 5.318 5.377 5.547 5.562 5.271 90% 82% 82% 89% 93,30% 65%
Koperasi Aktif
3 Peningkatan Jumlah Unit % 113.370 122.440 131.510 140.580 149.650 158.718 112.250 114.656 118.832 120.123 141.119 153.956 99% 93,64% 90% 85% 94,29% 97%
Usaha Kecil Menjadi
Usaha Menengah
Peningkatan Jumlah
4 Unit % 1.500 1.650 1.800 1.950 2.100 2.250 1.450 1.625 1.710 1.911 2.058 2.205 96% 98% 95% 98% 97,89% 98%
Koperasi dan UMKM
yang terfasilitasi
Sarana dan Prasarana
Peningkatan Jumlah
5 Unit % 96 101 106 111 116 121 96 98 103 108 114 119 100% 97% 97% 97% 98,27% 94%
Produk KUMKM
yang terfasilitasi
Perizinan
Peningkatan Jumlah
6 Unit % 150.000 150.150 150.300 150.450 150.600 150.750 150.000 150.125 150.255 150.466 200.000 201.547 100% 99% 99% 99% 99% 133%
KUMKM yang
terfasilitasi ke
Lembaga Keuangan
Peningkatan Jumlah
7 Unit % 5.000 6.500 8.000 9.500 11.000 12.500 5.000 6.370 8.000 9.500 10.780 12.500 100% 98% 100% 100% 98% 100%
Pengelola KUMKM
yang terfasilitasi
Diklat
8 Peningkatan Jumlah Unit % 12.045 72.045 132.765 193.125 253.485 313.845 12.065 34.345 57.045 90.690 368.200 313.845 100% 37% 47% 50% 117% 100%
Wirausaha Baru
16
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Perkembangan jumlah Koperasi aktif menunjukkan kinerja yang secara
umum positif pada periode 2013 sampai 2017, jumlah unit Koperasi aktif terus
meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,27%, khusus pada periode 2018
yang merupakan tahun terakhir dari rencana streategi (RENSTRA) mengalami
penurunan disebabkan adanya kebijakan dari pemerintah pusat (Kementerian
Koperasi dan UKM Republik Indonesia) tentang pembubaran Koperasi tidak aktif.
Perkembangan jumlah koperasi skala besar menunjukkan kinerja yang secara
umum positif pada periode 2013 sampai 2018, jumlah unit koperasi skala besar terus
meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 15%, namun pada periode 2013
sampai 2014 menglami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 55% ini
disebabkan karena pada periode tersebut persyaratan untuk menjadi koperasi skala
besar belum terlalu jelas.
Peningkatan jumlah usaha kecil menjadi usaha menengah menujukkan kinerja
yang secara umum positif pada periode 2013 sampai 2018, jumlah unit terus
meningkat dengan rata-rata peningkatan diatas 90%, peningkatan ini disebabkan
karena adanya serangkaian program kegiatan dari pemerintah pusat dan daerah
berupa stimulus dan perlindungan usaha.
Peningkatan jumlah fasilitas sarana dan prasarana bagi KUMKM
menunjukkan kinerja yang sangat positif pada periode 2013 sampai 2018, jumlah unit
terus meningkat dengan rata-rata diatas 90%, peningkatan jumlah tersebut
disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah agar setiap badan usaha milik
negara (BUMN) untuk memberi fasilitas sarana kepada KUMKM .
Perkembangan jumlah produk KUMKM yang mendapatkan perizinan juga
menunjukkan kinerja yang sangat positif pada periode 2013 sampai 2018, jumlah
produk baru yang telah mendapatkan perizinan meningkat dengan rata – rata
peningkatan sebesar 5%, peningkatan tersebut disebabkan karena adanya kebijakan
mulai dari pemerintah pusat sampai daerah membuat program kegiatan untuk
memberi bantuan fasilitas perizinan.
Perkembangan jumlah KUMKM yang terfasilitasi kelembaga keuangan
menunjukkan kinerja yang sangat posistif pada periode 2013 -2018, jumlah KUMKM
yang telah mendapatkan fasilitas dari lembaga keuangan meningkat dengan rata-
rata peningkatan sebesar diatas 0,5%, peningkatan tersebut disebabkan karena
lembaga keuangan (perbankan dan non perbankan ) memberi kepercayaan kepada
KUMKM karena jumlah tunggakan (NPL) semakin rendah.
Perkembangan jumlah pengelola KUMKM yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan menunjukkan kinerja yang sangat positif pada periode
2013 sampai 2018, jumlah pengelola KUMKM yang telah mendapatkan diklat
meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 100%, peningkatan tersebut
disebabkan banyaknya lembaga baik pemerintah maupun swasta yang
melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
Perkembangan jumlah wirausaha baru menunjukkan kinerja yang positif
pada periode 2013 sampai 2018, hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat
untuk berwirausaha semakin tinggi.
17
2.3.2. Realisasi Anggaran Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
18
Tabel 2.6
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan
Rata-rata
Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun
Pertumbuhan
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Total Anggaran Dinas
Koperasi, Usaha Kecil 33.688.455.737 35.744.750.948 48.520.652.840,84 82.960.113.006 82.960.113.006 42.740.580.188 32.980.546.015 35.169.909.662 47.202.997.924 78.923.673.907 78.923.673.907 40.603.861.590 97% 98% 97% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
dan Menengah
Belanja Tidak
8.317.820.207 9.293.242.737 9.704.423.617 10.099.535.532 9.515.639.176 12.760.650.188 8.068.285.600 9.107.377.882 9.413.290.910 9.594.558.760 9.039.857.220 12.122.617.680 97% 98% 97% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
langsung
Program pelayanan
adminstrasi 6.037.665.000 6.158.102.950 7.303.720.770 15.395.189.800 18.357.518.800 14.015.213.000 5.856.535.050 5.916.911.700 5.973.359.860 15.241.237.910 17.564.832.680 13.734.908.740 97% 98% 97% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
perkantoran
Program Peningkatan
Kapasitas dan Kinerja 1.270.000.000 110.424.000 197.195.551 668.752.190 1.698.524.190 1.548.338.806 1.231.900.000 110.424.000 197.195.000 668.752.190 1.613.597.980 1.517.372.030 97% 100% 99% 100% 95% 95% 6,09% 4,85%
SKPD
Program peningkatan
pengembangan system
perencanaan dan 475.000.000 75.510.000 360.621.000 270.000.000 1.698.524.190 886.972.000 475.000.000 75.510.000 360.621.000 270.000.000 1.664.553.710 869.232.560 100% 100% 100% 100% 95% 95% 6,09% 4,85%
system evaluasi
kinerja
Program penciptaan
iklim usaha yang
kondusif dan
1.742.710.000. 2.411.865.000 2.023.395.000 3.267.675.000 6.212.884.000 2.662.437.500 1.690.428.700 1.690.428.700 2.363.627.700 3.104.291.250 5.902.239.800 2.529.315.630 97% 98% 97% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
pengembangan
produk pemasaran
bagi KUMKM
Program
Pengembangan
Kewirausahaa dan 1.067.100.000 13.577.612.050 13.528.765.010 14.349.500.000 30.518.718.400 7.470.950.000 1.035.087.000 13.306.059.810 13.258.189.910 13.632.025.000 28.992.782.480 7.097.402.500 97% 98% 97% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
keunggulan
Kompetitif KUMKM
Program peningkatan
kualitas kelembagaan 1.828.200.000 1.161.699.000 2.230.300.000 1.590.000.000 6.754.543.500 2.192.300.000 1.773.354.000 1.138.465.020 2.185.694.000 1.510.500.000 6.416.816.330 2.082.685.000 97% 98% 97% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
Koperasi dan UMKM
Program peningkatan
daya saing
sumberdaya manusia
dan peningkatan 985.000.000 900.000.000 396.330.000 2.880.000.000 8.331.876.500 1.203.718.500 955.450.000 900.000.000 396.330.000 2.580.000.000 7.915.282.680 1.143.532.580 97% 100% 100% 95% 95% 95% 6,09% 4,85%
kepada sumberdaya
produktif bagi
KUMKM
19
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diuraikan pelaksanaan program dan
pengelolaan pendanaan sebagai berikut :
Tahun 2013 :
- Seluruh program kegiatan telah terlaksana sesuai dengan target yang telah
ditetapkan dengan rata rata realisasi diatas 90% .
Tahun 2014 :
- Pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2014 tidak mengalami masalah dalam
pelaksanaannya hal ini dapat dilihat dari tingkat realisasi anggaran diatas 90%
serta terdapat tiga (3) program yang realisasi pelaksanaannya mencapai 100%.
Tahun 2015 :
- Pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2015 tidak mengalami masalah dalam
pelaksanaannya hal ini dapat dilihat dari tingkat realisasi anggaran diatas 90%
serta terdapat dua (2) program kegiatan yang realisasi pelaksanaannya mencapai
100%.
Tahun 2016 :
- Pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2016 tidak mengalami masalah dalam
pelaksanaannya hal ini dapat dilihat dari tingkat realisasi anggaran diatas 90%
serta terdapat dua (2) program kegiatan yang realisasi pelaksanaannya mencapai
100%.
Tahun 2017 :
- Pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2017 tidak mengalami masalah dalam
pelaksanaannya hal ini dapat dilihat dari tingkat realisasi anggaran rata rata
diatas 90%.
Tahun 2018 :
- Pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2018 tidak mengalami masalah dalam
pelaksanaannya hal ini dapat dilihat dari tingkat realisasi anggaran rata rata
diatas 90%
20
2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil terhadap seluruh UKM di Sulawesi
Selatan selama kurun waktu 2013 hingga 2017 tercatat sebesar 93,46%.
3. Peningkatan ketertarikan masyarakat terhadap kegiatan wira usaha baru
di provinsi Sulawesi Selatan meningkat.
4. Ketersediaan dari peraturan perundangan yang memadai dalam bentuk
undang-undang, peraturan menteri, peraturan gubernur yang
mendukung pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
5. Sumber daya produksi dan sumber daya manusia yang cukup memadai
di seluruh wilayah Sulawesi Selatan yang dapat menjamin
keberlangsungan usaha.
6. Sistem pelayanan pemerintahan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Sulawesi Selatan yang menjamin pelayanan maksimal bagi
seluruh pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
21
administrasi lainnya. Untuk itu dilakukan percepatan pengurusan izin
perjalanan dinas untuk pameran di luar negeri.
4. Partisipasi pelaku usaha (UKM) dalam mengikuti partisipasi pameran dan
promosi di dalam & luar negeri sangat kurang. Hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan keuangan UKM.
5. Segmentasi pasar yang semakin jelas mendorong para pelaku Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah lebih berinovasi dan berkreasi agar
produknya laku di pasaran.
6. Meningkatnya daya saing produk-produk hasil usaha pengembangan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang mengedepankan prinsip
efesien, efektif, ramah lingkungan dan partisipatif.
7. Penggunaan desain dan teknologi dalam pengembangan produk yang
harus di imbangi oleh para pelaku Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
agar lebih maju.
22
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
3.1. Identifikasi Permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah
Ke depan, koperasi perlu difasilitasi untuk terlibat aktif dalam rantai pasok
(supply chain) dengan melibatkan sebanyak-banyaknya anggota laki-laki dan
perempuan dari jumlah anggota koperasi. Koperasi tidak saja berperan sebagai
faktor pencipta produktivitas dan nilai tambah bagi produk anggotanya, namun juga
menjalankan fungsi konektivitas antara sektor primer dan sektor sekunder. Fungsi
konektivitas tersebut dapat di kembangkan lebih lanjut oleh koperasi melalui
penyediaan jasa-jasa usaha (penyimpanan, pengendalian mutu, pengemasan,
pengangkutan, sarana pemasaran, dll.). Pada saat yang sama, kapasitas koperasi
untuk meningkatkan kualitas penghidupan anggota koperasi, sekaligus memperkuat
modal sosial di masyarakat, perlu di perkuat. Hal ini dapat diwujudkan melalui
layanan koperasi di bidang pendidikan, pelatihan, kesehatan, pengadaaan
perumahan dan fasilitas lainnya. Seiring dengan globalisasi, peran koperasi juga di
butuhkan sebagai platform usaha bersama bagi UKM di Indonesia dalam
menghadapi persaingan yang semakin intensif. Melalui koperasi, UKM dapat
mengembangkan berbagai produk unggulan dengan skala volume dan kualitas yang
memadai. Kelembagaan dan usaha koperasi juga di perkuat dengan rencana
perbaikan peraturan perundangan.
23
2. Para pengelola baik laki-laki dan perempuan belum mampu untuk berinovasi
dalam pengembangan produk;
3. Kemampuan dalam mengakses teknologi informasi, jaringan produksi dan
pemasaran masih sangat rendah;
4. Masih banyak pengelola Koperasi dan UMKM baik laki-laki dan perempuan
yang berorientasi dan bergantung pada bantuan pemerintah;
5. Fungsi kelembagaan dan infrastruktur Koperasi dan UMKM belum optimal
terutama pembiayaan dan pemasaran;
6. Belum tersedianya ruang-ruang usaha yang layak dan sesuai standar;
7. Peningkatan jumlah sentra-sentra usaha sesuai daya dukung dan potensi
wilayah; dan
8. Rendahnya tingkat partisipasi anggota dalam mengembangkan kegiatan usaha
koperasi.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.2.1. Visi
3.2.2. Misi
24
8. Sistem pelayanan satu loket.
9. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan akuntabilitas kinerja pembangunan
yang efektif.
10. Memprioritaskan pembangunan 1.500 km jalan Provinsi.
11. Mendorong pembangunan pelabuhan pelabuhan ekspor, penumpang dan
feeder untuk menunjang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan
mengembangkan inter-konektivitas pulau-pulau Sulawesi Selatan.
12. Mengakselerasi pembangunan moda transportasi kereta api yang
aksesibel.
13. Membangun bandara baru dan meningkatkan kapasitas bandara yang
sudah ada di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan destinasi
wisata unggulan Sulawesi Selatan.
14. Membangun infrastruktur penyuplai energi, dengan perhatian khusus
terhadap energi terbarukan.
15. Membangun infrastuktur manajemen sumberdaya air (waduk, irigasi,
pengelolaan air bersih).
16. Pemetaan wilayah pertumbuhan ekonomi baru dan pembangunan
sumber data aset pertanian (misalnya: lahan tidur, irigasi, lahan produksi)
secara menyeluruh.
17. Penguatan kerjasama antara daerah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
18. Pengembangan sektor unggulan ekonomi berbasis wilayah: pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, kalautan, dan pariwisata.
19. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM petani dan nelayan yang
menunjang sektor unggulan ekonomi dengan membangun lembaga riset
pertanian dan perikanan sebagai pusat pengembangan produk unggulan
Sulawesi Selatan.
20. Meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan khususnya yang kurang
mampu melalui penyediaan micro-financing, penyedian teknologi,
pembangunan infrastruktur pertanian dan kelautan, serta pengembangan
pasca panen (off farm) melalui peran serta Koperasi.
21. Pengembangan destinasi wisata unggulan Sulawesi Selatan berbasis
wisata alam, budaya dan buatan yang terkoneksi dengan wisata nasional
dan internasional.
22. Pencapaian IPM Sulawesi Selatan menjadi 10 besar Indonesia.
23. Pemberian gizi bagi ibu hamil dan menyusui pada periode emas (1.000
hari pertama anak) bagi keluarga tidak mampu.
24. Pembangunan rumah sakit umum regional dengan standar layanan
internasional yang tersebar diseluruh wilayah Sulawesi Selatan sebagai
rumah sakit rujukan.
25
25. Pemberian beasiswa pendidikan bagi dokter untuk mengambil
pendidikan spesialis sebagai ujung tombak penguatan rumah sakit
regional Sulawesi Selatan.
26. Pembangunan sekolah-sekolah kejuruan baru dan revitalisasi sekolah
kejuruan yang sesuai dengan potensi wilayah dan kebutuhan pasar.
27. Membangun koordinasi untuk penguatan peran PAUD dan sekolah Dasar
dalam pembangunan karakter anak-anak dengan nilai nasionalisme,
agama dan budaya Sulawesi Selatan.
28. Meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait dalam menekan sekecil
mungkin peredaran narkoba di Sulawesi Selatan.
29. Membangun kepemudaan melalui pengembangan, pemberdayaan, dan
kemandirian pemuda, khususnya dibidang olah raga dan seni serta
industri kreatif.
30. Pemberdayaan penyandang disabilitas secara berkelanjutan.
31. Perbaikan tata kelola sumber daya alam dengan memperhatikan daya
dukun lahan.
32. Peningkatan pengetahuan budi daya masyarakat untuk mengoptimalkan
hasil budi daya dan hasil produksi.
33. Diversifikasi produk dan peningkatan kualitas dan daya saing hasil sektor
unggulan ekonomi.
34. Perbaikan tata niaga dan perluasan pangsa pasar produk unggulan
ekonomi.
26
c. Pengembangan TOD pada jalur sepanjang sistem angkutan massal.
2. Penguatan dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal perkotaan,
sebagai komitmen untuk mewujudkan Sulawesi Selatan yang inklusif bagi
semua lapisan masyarakat. Tumbuh dan berkembangnya ekonomi
informal dapat menjadi pilar utama pembangunan ekonomi kota. Strategi
operasional meliputi:
a. Penyediaan ruang bagi sektor informal pada kawasan perkantoran
dan perdagangan.
b. Pembangunan dan optimalisasi Lokasi sementara, lokasi pembinaan,
Lokasi terkendali Lokasi Terpadu pedagang kaki lima (PKL).
c. Revitalisasi pasar tradisional secara tematik dengan tidak menggusur
PKL.
d. Pengembangan kelembagaan Koperasi dan UMKM untuk
mendukung formalisasi dari ekonomi informal.
3. Peningkatan investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal. Strategi yang
dijalankan adalah mengembangkan kelembagaan Koperasi dan UKM
untuk mendukung formalisasi dari ekonomi informal.
4. Pemetaan potensi sumber daya lokal (kelembagan, sumberdaya alam,
sumber daya sosial, sumber daya manusia, sumber daya keuangan) yang
sesuai dengan jenis usaha, skala usaha, dan kemampuan sumber daya
manusia.
a. Peningkatan ketersediaan SDM untuk mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dalam membentuk entrepreneurship dan wirausaha baru.
b. Penyediaan tempat tempat pengembangan ide dan inovasi bagi
KUKM dan wira usaha baru yang berorientasi teknolgi dan daya
saing global.
c. Pembentukan pusat-pusat KUKM dan wirausaha baru di setiap
wilayah sesuai potensi dan karakteristik wilayah tersebut seperti
membangun entrepreneurship center di Desa-desa.
d. Peningkatan kapasitas kerjasama usaha dalam skala lokal, nasional
dan internasional melalui pembentukan lembaga, kegiatan bisnis dan
promosi.
e. Peningkatan penyediaan bantuan modal usaha untuk pengembangan
bagi Koperasi dan UKM dan wirausaha baru.
f. Mengembangkan program magang untuk pekerja usia muda.
g. Memetakan lahan pekerjaan yang mengalami defisit/surplus jumlah
pekerja.
h. Penggunaan aplikasi teknologi dalam pengembangan potensi sumber
daya kewilayahan.
27
3.3. Telaahan RENSTRA K/L
Sebagai penjabaran dari visi dan misi Kementrian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Peningkatan kompetensi UMKM dalam kewirausahaan dan inovasi,
teknik produksi dan pengelolaan usaha, serta pemasaran di dalam dan
luar negeri;
2. Peningkatan kemandirian koperasi melalui penguatan jati dirinya;
3. Peningkatan jangkauan, skema dan kualitas layanan sistem pendukung
koperasi dan UMKM terkait diklat, pembiayaan, pendampingan usaha,
layanan teknologi dan informasi, intermediasi pasar, dan kemitraan;
28
4. Penguatan koperasi dalam pemanfaatan sumber daya lokal di berbagai
sektor perekonomian dan lapisan sosial dan ekonomi masyarakat;
5. Penguatan kaderisasi koperasi terutama di kalangan generasi muda dan
kelompok produktif lainnya;
6. Peningkatan iklim usaha yang kondusif melalui penetapan dan perbaikan
peraturan dan kebijakan, kemudahan perizinan, serta peningkatan
kesempatan, kepastian dan perlindungan usaha; dan
7. Peningkatan keterpaduan kebijakan lintas instansi dan pusat-daerah yang
didukung peran dan partisipasi pemangku kepentingan lainnya.
29
Tabel 3.1
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan Sasaran RENSTRA Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Faktor
Sasaran Jangka Menengah
No Permasalahan Pelayanan SKPD
RENSTRA K/L
Penghambat Pendorong
30
(1) (2) (3) (4) (5)
2 Pengembangan Wirausaha Koperasi 1.2. Peningkatan sarana dan prasarana Pengembangan jumlah dan kualitas Dorongan bagi penempatan PKL UMKM di
dan UMKM baru melalui koperasi dan UMKM. penyediaan lokasi binaan dan lokasi lingkungan Mall dan pasar modern lainnya
a. Menumbuhkan wirausaha baru sementara bagi PKL UMKM yang ada saat ini semakin digiatkan dalam kerangka penegakan
Adapun capaian indikator yang sangat terbatas, baik ditinjau dari penyediaan peraturan daerah tentang penyediaan lahan atau
yang inovatif. termaktub di dalam kinerja ini adalah: pasokan lokasi, daya tampung dan daya space sebanyak 20 persen dari seluruh luar areal
b. Meningkatkan kesadaran a. Jumlah usaha kecil yang dukungnya. Hal ini disebabkan penyediaan usahanya.
berwirausaha sebagai budaya dan menempati lokbin. lokasi-lokasi tersebut harus berkoordinasi Terbangunnya sarana dan fasilitas pendukung
mengembangkan kewirausahaan di b. Jumlah PKL yang menempati dengan instansi lainnya yang ada di jajaran lainnya dalam kerangka penumbuhkembangan
kalangan masyarakat. lokasi resmi atau sementara. Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan UMKM dan koperasi di provinsi DKI Jakarta
Kurangnya koordinasi dengan instansi dengan berdirinya gedung serta sarana promosi
pengelola perpasaran daerah (PD Pasar Jaya) yang berguna dalam menciptakan iklim usaha yang
dalam rangka penyediaan lahan berusaha kondisif bagi apresiasi keberadaan UMKM dan
bagi para PKL UMKM yang belum Koperasi itu sendiri.
tertampung pada lokasi resmi sehingga Terbangunnya pengaturan tata ruang wilayah
menyebabkan seringnya PKL tumbuh dan Sulawesi Selatan untuk kawasan sektor informal
berkembang di lahan-lahan yang bukan yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan
semestinya mereka berada kawasan PKL UMKM sesuai rencana tata ruang
wilayah Sulawesi Selatan 2011 - 2030.
Khusus untuk lokasi sementara (loksem)
masih mengandalkan pihak ketiga/swasta
dalam hal penggadaannya sehingga sewaktu-
waktu dapat beralih fungsi tidak lagi sebagai
lahan yang diperuntukan bagi keberadaan
PKL UMKM sebelumnya.
3 Peningkatan Daya Saing Produk 1.3. Pemberdayaan KUMKM - Kelemahan UMKM dalam merespon - Keberadaan UMKM yang berjumlah 44.559 unit di
Koperasi dan UKM melalui persyaratan yang diperlukan untuk proses seluruh Sulawesi Selatan menjadikan bagian cukup
Adapun capaian indikator yang
peningkatkan kemampuan Koperasi pemupukan modal dari pihak ketiga (bank besar dari struktur wadah ekonomi warga Sulawesi
termaktub di dalam kinerja in iadalah :
dan UKM dalam mengembangkan ataupun Lembaga Keuangan Bukan Selatan sehingga diharapkan menjadi roda
produk-produk kreatif, inovatif, a. Usaha PKL/Usaha Mikro yang Bank/LKBB) sangat dirasakan sebagai penggerak ekonomi massal.
berkualitas dan berdaya saing. dibina. membebani. - Kapitalisasi modal kerja UMKM tidak bergantung
b. Usaha Kecil yang dibina. - Dukungan advokasi serta penguatan legal kepada pinjaman pihak ketiga (terlebih yang terkait
c. Usaha Menengah yang dibina. dan good will yang terbatas terhadap UMKM dengan nilai mata uang negara asing) dalam kaitan
sehingga keberadaannya sulit diharapkan dengan polarisasi global sehingga ketahanan
berkembang. UMKM sangat dirasakan ketika krisis ekonomi
- Faktor manajerial serta SDM UMKM masih melanda Indonesia.
sangat lemah dalam mengelola dan - Cakupan usaha UMKM masih meliputi industri
mengorganisir usahanya disebabkan faktor kecil yang bernuansakan content local sehingga
edukasi serta keterbatasan keterampilan yang pemakaian teknologi yang disyaratkan tidak
dimiliki sehingga standar profesionalisme menuntut perlunya pemasangan kapasitas mesin
masih jauh dari yang diharapkan. yang terlalu canggih.
31
(1) (2) (3) (4) (5)
- Minimnya faktor teknologi yang - Proses produksi UMKM yang ada saat ini masih
dipergunakan dalam usahanya menyebabkan berpolakan menggunakan aplikasi metodologi
tingkat efisiensi dan efektif kerja masih jauh kerja yang simpel dan sederhana sehingga
dari kapasitas skala usaha ekonomis. memungkinkan tercapainya korelasi dengan
- Standar metodologi serta sistematika kerja tingkat edukasi yang rendah serta ketrampilan
UMKM masih bersifat tradisional dan belum UMKM yang terbatas.
mengembangkan prinsip-prinsip kerja
berdasarkan prosedur kerja yang tersusun
sesuai dengan tahapan kerja industri modern
dan berskala besar.
4 Peningkatkan Akses Pembiayaan dan 1.4. Penyediaan dana bergulir dan - Belum terciptanya kebijakan sistem - Pemprov Sulsel bersama KADIN SulSel berencana
Penjaminan Koperasi dan UMKM Kemitraan Koperasi dan UMKM Pemupukan permodalan dari pihak ketiga membentuk bank infrastruktur untuk menunjang
melalui Penyediaan skema dan (Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank/ pembangunan dan mendirikan perusahaan
Adapun capaian indikator yang
Memperluas akses pembiayaan yang LKBB) yang lebih berpihak bagi koperasi dan penjamin kredit daerah untuk mendukung UMKM
termaktub di dalam kinerja ini adalah:
sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM, serta belum terbentuknya Lembaga dalam pembiayaan permodalan.
UMKM. a. Jumlah koperasi yang Penjamin Kredit Daerah (LKPD). - Peran serta dari Koperas Karyawan (Kopkar) dan
mendapatkan bantuan dana
- Kurangnya tenaga profesional dari kalangan Koperasi Pegawai (Koppeg) di Provinsi Sulawesi
bergulir
UMKM, Pengurus dan Pengelola Koperasi Selatan sebagai komponen yang cukup besar di
b. Jumlah dana bergulir yang di dalam mengelola keuangan internal sehingga dalamnya, turut mempunyai andil yang cukup
salurkan akselerasi pemanfaatan pinjaman oleh besar dalam kemampuan daya serap kredit
c. Jumlah pemanfaatan dana bergulir anggota dari pihak ketiga tidak efektif. pinjaman perbankan dikarenakan tingkat
- Terbatasnya koperasi serta UMKM yang profesionalisme kemampuan pengelolaan koperasi
berorientasi pada sektor produksi di Sulawesi yang lebih baik dibandingkan dengan komponen
Selatan menyebabkan kebutuhan akan modal gerakan koperasi masyarakat lainnya.
untuk investasi mesin dan peralatan canggih
menjadi tidak signifikan.
- Kesadaran peningkatan volume berusaha
yang diperoleh dari laba hasil usaha yang
dijalankan oleh UMKM sebagai tambahan
akumulasi modal usahanya ternyata masih
minim, disebabkan polarisasi konsumerisme
dikalangan mereka cukup tinggi.
- Sisa hasil usaha yang di peroleh dalam tahun
berjalan oleh kalangan koperasi tidak
menunjukan kesadaran yang cukup besar
bagi peningkatan kapasitas modal usaha
dikarenakan adanya tuntutan dan desakan
anggota agar bagian SHU mereka meningkat
dari tahun ke tahun.
32
(1) (2) (3) (4) (5)
6 Peningkatan jumlah dan peran Koperasi 1.1. Pengembangan kelembagaan - Belum optimalnya kinerja Koperasi karena - Dukungan anggaran yang cukup besar dari
dan UMKM dalam perekonomian koperasi terbatasnya dukungan SDM. Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dan DPRD
Nasional melalui: Sulawesi Selatan yang dialokasikan kepada Dinas
Adapun capaian indikator yang - Masih relatif rendahnya kualitas dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
a. Peningkatan jumlah Koperasi yang termaktub di dalam kinerja ini adalah: kompetensi kewirausahaan sumber daya
Sulawesi Selatan diharapkan akan mampu
sehat, kuat dan dipercaya. a. Jumlah Koperasi; manusia.
terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
b. Peningkatan peran dan kontribusi b. Jumlah Koperasi aktif; - Masih terbatasnya akses Koperasi dan UMKM koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
Koperasi dan UMKM dalam c. Penyerapan tenaga kerja oleh kepada pemasaran sehingga mempengaruhi kegiatan sosialisasi serta penyuluhan kepada
perekonomian Nasional. koperasi; peningkatan kapasitas produksi dan masyarakat dan organisasi lainnya akan arti
usahanya. Di samping itu, kinerja lembaga pentingnya Badan Hukum Koperasi.
d. Permodalan koperasi;
koperasi juga belum menunjukkan perbaikan
e. Volumeusaha; dan - Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil Sulawesi
kualitas berkoperasi yang berarti karena
Selatan diharapkan akan mampu menjadi wadah
f. SHU Koperasi. masih banyak UMKM yang kurang
penyelarasan gerakan koperasi yang ada sehingga
memahami prinsip-prinsip dan praktek-
pengembangan jaringan koperasi menjadi akan
praktek yang benar dalam berkoperasi.
terwujud.
33
(1) (2) (3) (4) (5)
7 Pengembangan Wirausaha Koperasi 1.2. Pengembangan SDM - Rendahnya kesadaran dari pelaku UMKM - Semakin banyaknya anggota dan pengurus
dan UMKM baru melalui: dan Pengurus Koperasi dalam upaya koperasi serta UMKM dari kalangan yang
Adapun capaian indikator yang
a. Menumbuhkan wirausaha baru yang peningkatan profesionalisme SDM yang berpendidikan cukup tinggi dan turut terjun di
termaktub di dalam kinerja ini adalah:
inovatif. berorientasi pengembangan jiwa kancah bisnis berpola UMKM sehingga diharapkan
a. Pengelola dan anggota koperasi kewirausahaan, ketrampilan manajemen semakin meningkatkan kesadaran upaya
b. Meningkatkan kesadaran untuk yang telah mengikuti diklat dan usaha melalui Diklat, Bimtek dan Sosialisasi. peningkatan profesionalisme SDM yang
berwirausaha sebagai budaya dan bimtek, berorientasi pengembangan jiwa kewirausahaan,
mengembangkan kewirausahaan di - Peningkatan ketrampilan serta pengetahuan
b. Pengelola UKM yang telah ketrampilan manajemen usaha.
kalangan masyarakat. individu UMKM dan anggota serta Pengurus
mengikuti diklaat dan bimtek
Koperasi tidak terlepas dari kemauan serta - Kemandirian permodalan UMKM serta koperasi
inisiatif untuk menambah wawasan melalui yang ada menyebabkan mereka mempunyai
training serta pelatihan yang diselengarakan falsafah kemandirian mental yang tidak
pihak swasta. Hal ini disebabkan karena tidak menggantungkan bantuan permodalan dari pihak
tersedianya budget anggaran untuk ketiga yang justru mempunyai konsekuensi dalam
penambahan ilmu tersebut. beban bunga serta cicilan yang mungkin akan
memberatkan.
- Terbatasnya keterampilan teknis dari UMKM
dan pengelola Koperasi dalam penggunaan - Tingginya tuntutan kebutuhan ekonomi yang ada
alat-alat produksi yang tergolong canggih menyebabkan UMKM dan pengurus koperasi
menyebabkan sulit pengadaptasian berupaya sedemikian rupa sehingga mampu
penyerapan teknologi modern. memotivasi mereka dalam pemenuhan aspirasi dan
kebutuhan hidup agar kondisi mereka akan
meningkat dari waktu-waktu sebelumnya.
1.3. Peningkatan Sumber Daya - Kurangnya pegawai di Dinas Koperasi, Usaha - Penerimaan pegawai baru yang berasal dari
Penunjang Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi lulusan fresh graduate telah mulai dilaksanakan
Selatan memahami substansi koperasi dan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
tatacara berkoperasi. Hal ini disebabkan Provinsi SulSel sehingga diharapkan akan muncul
karena adanya gap dalam transfer ilmu dan kader-kader yang memahami substansi dan
praktek perkoperasian ke pegawai baru. tatacara berkoperasi
34
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Adapun visi Penataan Ruang Sulawesi Selatan adalah terwujudnya tata ruang
Sulawesi Selatan yang nyaman, adil dan berkelanjutan dengan misi:
a) Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dalam penataan ruang;
b) Pelayanan prima dalam penataan ruang; dan
c) Perencanaan kota yang inovatif, berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, diatur kawasan dalam wilayah
Sulawesi Selatan sebagai berikut:
1. Kawasan Sektor Informal, meliputi pengembangan dan pemeliharaan kawasan
pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah serta penyediaan ruang
bagi sektor informal dalam pengembangan pusat perniagaan dan perkantoran.
2. Kawasan permukiman meliputi pengembangan berdasarkan karakteristik
kawasan, disesuaikan dengan pengembangan kawasan.
3. TOD serta pemanfaatan ruang di kawasan strategis campuran pemukiman dapat
berbentuk pita dan superblock dengan proporsi 30 - 65 persen terkait resapan air.
4. Kawasan strategis kepentingan ekonomi, meliputi kegiatan perdagangan, jasa
dan campuran berintensitas tinggi untuk skala pelayanan nasional dan
internasional. Mengendalikan, membatasi dan mengurangi pembangunan
berpola pita seperti ruko sepanjang jalan kecuali di kawasan ekonomi
berintensitas tinggi atau berlantai banyak.
35
industri serta kegiatan ekspor dan impor. Serta Pelabuhan Terkait Ruang Terbuka
Hijau (RTH), meliputi tersedianya 30 persen RTH dengan rincian RTH publik 16
persen, RTH privat 10 persen dan RTH privat di dedikasikan sebagai RTH publik 4
persen. Serta pengembangan RTH secara multifungsi, baik secara ekologis, sosial,
estetis dan kebencanaan sebagai ruang evakuasi bencana.
Terkait telaahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan kajian lingkungan
hidup (KLH), berikut ini faktor penghambat dan pendorong dalam pelayanan Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan:
Faktor penghambat:
• Berbagai peraturan pemerintah daerah dari tata kota hingga perizinan yang
masih kurang pro ke sektor informal dan usaha kecil.
• Masih belum adanya pengaturan dan pembatasan yang jelas, antara pedagang
tradisional dan kecil dengan waralaba besar dan modern.
36
Faktor pendorong:
37
Tabel 3.2
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Faktor
Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan
No
Terkait Tugas & Fungsi Dinas Pelayanan Penghambat Pendorong
1 Kawasan Sektor Informal, Pertumbuhan sektor informal a) Ada paradigma sektor informal sebagai “penghambat” a) Disetujuinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
meliputi pengembangan dan terkadang melebihi kapasitas pembangunan, karena ketidakrapihannya dalam Provinsi Sulawesi Selatan 2011‐2030 menjadi Perda
pemeliharaan kawasan pusat yang disediakan ataupun areal berjualan, kurang bersih dan tertib serta membuat oleh DPRD Sulsel, yang akan menjadi pedoman
pedagang kaki lima dan usaha yang disediakan selama ini pemandangan kota tidak rapih dan bersih; dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
kecil menengah serta penyediaan sehingga pengembangan daya ruang Provinsi Sulsel untuk 20 tahun ke depan;
b) Keterbatasan lahan dalam pengembangan sektor
ruang bagi sektor informal tamping harus disesuaikan
informal dan daya tampung yang tersedia di Sulawesi b) Komitmen dari Pemerintah Sulsel untuk menjadikan
dalam pengembangan pusat dengan kebijakan instansi
Selatan, terutama di daerah yang strategis dan sesuai Sulsel menjadi kota yang inovatif, produktif,
perniagaan dan perkantoran. lainnya.
pasar; kompetitif, inklusif dan berkarakter dalam misi
kerjanya;
c) Masih kurang baiknya koordinasi antardinas terkait
dalam koordinasi pengembangan lahan untuk sektor c) Adanya kerjasama pengembangan Wilayah pulau
informal dan usaha kecil; Sulawesi sehingga dapat menjadikan posisi
Sulawesi Selatan semakin strategis sebagai pusat
d) Berbagai peraturan pemerintah daerah dari tata kota
perekonomian Kawasan. Hal tersebut khususnya
hingga perizinan yang masih kurang pro ke sektor
berkaitan dengan pembangunan terminal agribisnis,
informal dan usaha kecil;
sebagai pusat pengelolaan usaha terminal agro
e) Lemahnya pengawasan untuk produk yang beredar di (sayuran, buah, bunga, dairy product, daging, ikan,
masyarakat yang tidak ramah lingkungan; beras dan tepung terigu, minyak goreng) untuk
kepentingan bisnis dan ekonomi;
f) Masih terbatasnya pusat distribusi untuk bahan
kebutuhan pokok yang berorientasi pada hajat hidup d) Adanya kerjasama wilayah se Sulawesi;
banyak dan bukan profit semata;
e) Adanya program pengembangan kawasan ekonomi
g) Masih belum adanya pengaturan dan pembatasan yang regional untuk merespon ASEAN Economic
jelas, antara pedagang tradisional dan kecil dengan Community;
waralaba besar dan modern.
f) Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan, diantaranya
menempatkan sejumlah daerah sebagai Pusat
Perdagangan dan Jasa.
38
3.4.1. Sustainable Development Goals (SDGs)
Pada tanggal 30 Mei 2013, High Level Panel on the Post-2015 Development
Agenda mengeluarkan “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and
Transform Economies through Sustainable Development,” sebuah laporan yang
menetapkan agenda universal untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim dari
mukabumi pada tahun 2030, dan mewujudkan janji pembangunan
berkelanjutan. Laporan ini mengajak seluruh warga dunia untuk bekerjasama
dalam sebuah kemitraan global baru (New Global Partnership) yang
menawarkan harapan dan peran bagi setiap orang. Dalam laporan tersebut,
High Level Panel mendorong tujuan pembangunan pasca 2015 untuk
melakukan 5 (lima) pergeseran transformasi utama, yaitu:
39
4. Build Peace and Effective, Open and Accountable Institutions for All -
Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif, terbuka dan
akuntabel bagi semua. Kebebasan dari konflik dan kekerasan adalah hak
manusia yang paling mendasar, dan merupakan fondasi paling penting
dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Pada waktu
yang bersamaan, masyarakat di seluruh dunia berharap pemerintah
bersikap jujur, akuntabel dan responsif terhadap permintaan mereka.
Dunia mendesak sebuah pergeseran fundamental yang menempatkan
perdamaian dan tata kelola pemerintahan yang baik sebagai elemen inti
kesejahteraan, bukan sebuah pilihan ekstra.
40
6. Clean Water and Sanitation - Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air
bersih serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang;
14. Life Below Water - Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan
sumber daya laut secara berkelanjutan;
41
Gambar 3.1
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)
42
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Gambar 3.2 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah 2015 –2019 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia.
43
• Pemberian dan peningkatan kewenangan dalam pengawasan dan
evaluasi terhadap kelembagaan Koperasi dan UKM.
• Perlunya peningkatan fasilitas dan ketersediaan sumber daya
kelembagaan yang mendukung pada pengembangan jaringan
koperasi dan UKM untuk membuka akses pasar seluas-luasnya.
• Perlunya stimulan pengembangan kelembagaan untuk
mengembangkan produk yang berdaya saing dan bervisi teknologi
bagi koperasi dan UKM.
• Kurangnya upaya program penyelarasan kemitraan antara koperasi
dan UKM dengan pengusaha besar.
• Revitalisasi kelembagaan koperasi agar mampu melaksanakan syarat
minimal yaitu Rapat Anggota Tahunan (RAT).
• Kategorisasi UKM dari sisi jenis usaha dan periode kegiatan usaha.
B. Proses Bisnis
C. Pengembangan SDM
• Sektor koperasi dan UKM belum menjadi pilihan utama SDM yang
produktif.
44
D. Peningkatan Permodalan
G. Pemasaran
45
• Belum optimalnya kegiatan – kegiatan pemasaran yang berbasis
produk sehingga perlu diarahkan pemasaran yang berbasis wilayah
dan ruang strategis.
• Revitalisasi ruang - ruang usaha dalam bentuk lokasi binaan (Lokbin),
lokasi sementara (Loksem) dan lokasi terpadu sesuai perkembangan
pasar, daya dukung wilayah dan karakteristik konsumen.
• Perlunya terobosan inovasi dalam melakukan revitalisasi usaha agar
bisa memproduksi sekaligus memasarkan produk yang di hasilkan.
• Belum tersedianya Road Map yang komprehensif pemasaran produk-
produk hasil produksi koperasi dan UKM.
Tabel 3.3
Tujuan, Target dan Indikator TPB/SDGs
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan
46
BAB IV
TUJUAN, SASARAN, DAN PRASYARAT PENGELOLAAN
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Iklim usaha di Sulawesi Selatan sangat berkaitan erat dengan dengan faktor-faktor
sosial, ekonomi politik dan hukum. Beberapaisu non ekonomi yang mempengaruhi iklim
usaha di perkotaan yaitu stabilitas politik, penegakan hukum, masalah pertanahan,
tingkat kriminalitas, aksi demonstrasi, komitmen pemerintah, layanan perbankan,
infrastruktur dasa rdan layanan birokrasi pemerintah daerah.
1. Dimensi Sosial
a. Masih lemahnya penegakan hukum.
b. Masih rendahnya disiplin masyarakat.
c. Masih potensialnya isu konflik.
d. Jumlah penduduk yang terus meningkat.
e. Kondisi SDM (pendidikan) yang belum memadai.
f. Perilaku masyarakat yang cenderung mengambil jalan pintas.
g. Korupsi, dll.
2. Dimensi Ekonomi
a. Masih potensialnya Konflik Ruang Ekonomi.
b. Keterbatasan prasarana dan sarana ekonomi.
c. Masih signifikannya kesenjangan sosial.
d. Tingkat pengangguran.
e. Gangguan investasi, dll.
3. Dimensi Ekologi
a. Kebencanaan.
b. Kerusakan lingkungan.
c. Konflik pertanahan, dll.
47
Ketiga dimensi ini relevan untuk patut dicermati dalam pengelolaan Koperasi,
UKM. Hal ini terutama dirasakan pada pelaku usaha menengah ke bawah.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan tujuan dan sasaran yaitu:
Maksud, tujuan dan sasaran yang dimiliki oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan tidak terlepas dari visi misi Pemerintah
Republik Indonesia, Nawa Cita Presiden Republik Indonesia, cita-cita dan acuan
pengelolaan Koperasi dan UKM melalui Kementerian Koperasi dan UKM, visi misi
Gubernur Sulawesi Selatan beserta program-program yang dijanjikannya selama 5
tahun kedepan.
48
Maksud dari pembinaan Koperasi dan UKM adalah mendorong pencapaian
kemandirian Koperasi dan UKM yang mampu meningkatkan daya angkat dan daya
dorong pembangunan dan mengurangi kesenjangan sosial ekonomi wilayah, melalui
fasilitasi kegiatan usaha yang berorientasi bisnis.
Indikator:
• Besaran peningkatan produktivitas dari Koperasi dan UKM.
• Besaran peningkata nskala usaha.
• Besaran peningkatan pemasaran.
• Besaran peningkatan pendapatan usaha.
49
• Besaran kelembagaan usaha, koperasi dan UKM yang produktif, berstastus
hukum legal, dan terstandar.
• Standardisasi Pengelolaan Manajemen usaha, Koperasi dan UKM.
Gambar 4.1. Sasaran 1. Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM secara bisnis
2. Penyediaan Produk hasil usaha Koperasi dan UKM yang bernilai tinggi, daya
saing tinggi dan memenuhi syarat dan standardisasi pasar.
Indikator:
Peningkatan skala usaha, volume usaha dan aset yang dimiliki.
Terbentuknya pusat pusat pelayanan Usaha setiap produk yang bernilai
tinggi di pasaran.
50
SUB SASARAN
KEMANFAATAN
Terciptanya kegiatan produksi yang
Ketersediaan produk yang berkualitas,
menghasilkan produk berkualitas, aman
aman dan terstandar dan terstandar
Menjamin keberlangsungan usaha dan Terciptanya proses produksi yang
pasar berkelanjutan
Peningkatan skala usaha dan pasar untuk Kejelasan pasar dan skala usaha untuk
pelaku Koperasi, UMKM dan para pelaku usaha Koperasi, UMKM dan
Perdagangan Perdagangan.
INDIKATOR
LANGKAH TEKNIS Kesesuaian produk dengan standar yang
Fasilitasi ditetapkan
Jaminan proses produksi dan usaha
Pembinaan
Jaminan pasar
Pengawasan Jaminan pengawasan dan pembinaan
terhadap produk secara simultan
Gambar 4.2. Sasaran 2. Produk bernilai tinggi, daya saing tinggi, standardisasi pemenuhan pasar
3. Peningkatan Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM yang memiliki akses seluas-
luasnya terhadap pengembangan sumber daya (manusia, modal teknologi
sesuai potensi yang dimiliki).
Indikator:
• Peningkatan jumlah pelaku usaha wirausaha baru untuk aktif mendirikan
usaha kecil dan menengah.
51
• Kemampuan inovatif usaha.
• Memiliki budaya usaha yang profesional.
• Peningkatan pelanggan.
• Peningkatan kemampuan manajerial.
• Meningkatnya jumlah pengelola koperasi dan usaha kecil dan menengah
yang bersertifikasi.
• Peningkatan produk hasil produksi koperasi dan usaha kecil dan menengah
yang bersertifikasi dan berdaya saing sesuai standar pasar yang ditetapkan.
SUB SASARAN
KEMANFAATAN
Terciptanya pelaku usaha Koperasi, UKM
Pengembangan kapasitas manajerial
dan perdagangan yang handal
pelaku usaha
Terciptanya skala usaha
Kinerja bisnis usaha Koperasi, UKM dan
Terciptanya jangkauan wilayah pemasaran
perdagangan yang berhasil guna
Terciptanya Pendapatan Usaha
INDIKATOR
LANGKAH TEKNIS
Peningkatan jumlah pelaku usaha
Fasilitasi Kemampuan inovatif usaha
Pembinaan Memiliki budaya usaha yang profesional
Pengawasan Peningkatan pelanggan
Peningkatan kemampuan manajerial
Gambar 4.3. Sasaran 3. Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM memiliki akses seluas-
luasnya terhadap pengembangan sumber daya (manusia, modal
teknologi sesuai potensi yang dimiliki)
4. Peningkatan Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM yang memiliki daya saing
dalam perekonomian wilayah, nasional dan internasional.
52
a. Produktivitas dan Inovasi
Peningkatan produktivitas dilakukan dengan perbaikan tingkat pendidikan
dan keahlian manajerial.
d. Akses Pasar
Pemerintah mendukung akses pasar baik pasar domestik dan program
promosi ekspor dengan cara pandang yang lebih berorientasi pada pasar
global.
e. Dukungan Infrastruktur
Pemerintah melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang
berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis di Indonesia.
Indikator:
• Akses pasar.
53
SUB SASARAN
KEMANFAATAN
Perluasan penetrasi pasar;
Jangkauan pasar regional dan internasional Keunggulan produk dan jasa;
Kualitas produk sesuai standar internasional Peningkatan Nilai Ekspor (Regional dan
Peningkatan kinerja ekspor Internasional)
Peningkatan peringkat daya saing
INDIKATOR
LANGKAH TEKNIS Ketersediaan sarana dan prasarana yang
Fasilitasi memadai
Birokrasi yang efisien dan pro bisnis
Pembinaan
Dukungan manajemen bisnis (sesuai
Pengawasan standar internasional)
Akses pasar
Gambar 4.4. Sasaran 4. Kegiatan usaha Koperasi dan UKM yang mampu memiliki
daya saing dalam perekonomian wilayah, nasional dan internasional
Indikator:
• Kesesuaian dengan pemanfaatan ruang.
• Jaminan keamanan.
• Jaminan keselamatan.
54
• Jaminan estetika.
• Penegakan hukum.
• Mendirikan pusat-pusat ekonomi kreatif di setiap wilayah.
• Peningkatan partisipasi aktif di Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder
(Jumlah izin usaha yang ditertibkan di lokasi tertentu dengan nilai ekonomi
yang tinggi dan Pembuatan sistem pengawasan dan pembinaan untuk
penertiban izin agar lebih efisien dan efektif).
• Tersedianya ruang dan luas yang cukup bagi sektor informal berupa lokasi
binaan, lokasi sementara, lokasi terpadu.
• Pembangunan Pasar/mall/lokasi khusus bagi pedagang kaki lima (PKL).
• Tersedianya data dan Road Map pengelolaan sektor ekonomi informal di
setiap wilayah.
• Tersedianya Road Map peruntukan usaha pengembangan Koperasi dan UKM
di setiap wilayah provinsi Sulawesi Selatan hingga Kecamatan.
• Tersedianya panduan dasar dan tata cara pendirian bisnis koperasi dan
usaha kecil menengah sesuai tata ruang dan daya dukung wilayah.
• Peningkatan kegiatan pengawasan dan pengendalian bagi usaha-usaha yang
tidak sesuai dengan tata ruang dan daya dukung wilayah.
SUB SASARAN
KEMANFAATAN
Terciptanya kegiatan perdagangan yang
Ketersediaan lokasi usaha yang aman dan
sesuai dengan RTRW;
nyaman
Terciptanya nilai estetika lingkungan;
Terjaganya daya dukung dan daya
Kejelasan pengembangan kawasan
tampung lingkungan
perdaganan;
Pengawasan dan komitmen terhadap Tata Terciptanya daya dukung dan daya
Ruang
tampung lingkungan hidup.
Dukungan Sinkronisasi
Tata Ruangdan
kemampuan menjaga
daya dukung dan daya
tampung lingkungan
INDIKATOR
LANGKAH TEKNIS
Kesesuaian dengan pemanfaatan ruang
Fasilitasi Jaminan Keamanan
Pembinaan Jaminan Keselamatan
Pengawasan Jaminan Estetika
Penegakan hukum tata ruang
55
6. Pembuatan sentra-sentra usaha baru sesuai daya dukung dan potensi wilayah
disetiap kecamatan.
Penciptaan sentra-sentra
usaha baru sesuai daya
dukung dan potensi
wilayah disetiap
kecamatan
INDIKATOR
LANGKAH TEKNIS
Kesesuaian daya dukung dan potensi
Fasilitasi wilayah di setiap kecamatan
Pembinaan Jaminan ketersediaan sumber daya
Pengawasan Jaminan partisipasi masyarakat di wilayah
Jaminan pengurangan pengangguran
Gambar 4.6. Sasaran 6. Penciptaan sentra-sentra usaha baru sesuai daya dukung dan
potensi wilayah disetiap kecamatan
56
7. Peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan untuk usaha,
konsumen dan produk.
Selain dalam pembukaan UUD 1945, Pasal 33 UUD 1945 juga merupakan
implementasi dari konsep Negara sejahtera, yang menekankan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Diantara sekian banyak tugas Negara yang terpenting dalam pembangunan
ekonomi adalah menciptakan kondisi kegiatan ekonomi yang memberikan
kemudahan dan kepastian investasi sekaligus melindungi proses usaha dan
produk yang dihasilkan.
Indikator:
• Tersedianya layanan investasi satu atap online dan terintegrasi untuk semua
perijinan investasi bagi Koperasi dan UKM.
57
KEMANFAATAN
Ketersediaan usaha, konsumen dan SUB SASARAN
produk yang dilindungi oleh hukum Terciptanya kegiatan usaha yang terlindungi
Ketersediaan kelembagaan yang menjamin Terbentuknya kelembagaan perlindungan
kepastian, kemudahan, dan perlindungan Tersedianya sistem usaha yang mudah dan
untuk usaha, produk dan konsumen pasti
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam Meningkatkan minat usaha di setiap wilayah
upaya perlindungan bagi usaha, produk sebagai dampak positif dari adanya
dan konsumen kemudahan, kepastian dan perlindungan
Ketersediaan kemudahan dan kepastian bagi usaha, produk dan konsumen
investasi berusaha
Peningkatan kemudahan,
kepastian dan
perlindungan, untuk
usaha, konsumen dan
produk
INDIKATOR
LANGKAH TEKNIS
Jaminan hukum berusaha
Fasilitasi Jaminan kelembagaan perlindungan bagi
Pembinaan usaha, produk dan konsumen
Pengawasan Jaminan partisipasi masyarakat di wilayah
Jaminan peraturan dari pemerintah
58
keberhasilan upaya penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat. Hal mana data dan informasi merupakan modalitas pemangku
peluang dalam membentuk ketertarikan (attention), kepercayaan (confiidence),
harapan (expectation) dan selanjutnya pengambilan kebijakan.
1. Terkait kebijakan pengelolaan Koperasi dan UKM yang didasari oleh prinsip
manajemen bisnis.
59
4. Institusi Pembinaan Kegiatan Usaha Koperasi dan UKM yang Berdaya Guna.
- Efektifitas Pembinaan.
- Soliditas Pembinaan.
- Koordinasi Pembinaan.
- Komunikasi.
- Pertanggungjawaban.
60
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
61
RPJMD Renstra SKPD
Gubernur/Wakil Gubernur Kepala SKPD
Sasaran Strategis Indikator Target Indikator Pada Tahun Ke
Misi RPJMD Tujuan Sasaran Indikator Sasaran No Tujuan
Renstra Sasaran 1 2 3 4 5
Misi 3 Meningkatkan Sasaran 3.2. yaitu - Indeks Gini 4. Meningkatnya Penyediaan produk Jumlah volume 20% 20% 20% 20% 20%
Mewujudkan pendapatan Menurunnya Ratio kemampuan hasil usaha usaha koperasi
pusat pusat masyarakat kesenjangan antar memasarkan produk Koperasi dan UKM
- Indeks
pertumbuhan secara merata lapisan dan antar yang telah memenuhi yang bernilai
Williamson
ekonomi yang antar lapisan dan wilayah standar dengan tinggi, daya saing
produktif antar wilayah dukungan sarana dan tinggi dan
prasarana yang memenuhi syarat
dimiliki guna dan standardisasi
meningkatkan derajat pasar
daya saing dibidang
Koperasi dan UKM
62
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Arah kebijakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi
Sulawesi Selatan dapat dijabarkan menjadi 11 (sebelas) pokok pikiran, yaitu:
2. Pemenuhan produk barang dan jasa sesuai standar nasional dan internasional.
7. Meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan usaha koperasi dan UKM guna
efisiensi sistem distribusi dan logistik (termasuk pemanfaatan IT).
10. Penciptaan sentra-sentra usaha pertumbuhan baru sesuai daya dukung dan
potensi wilayah serta lingkungan.
a. Melakukan riset pasar untuk menentukan daerah mana yang akan menjadi
target pasar dan penentuan volume pertumbuhan penjualan.
63
2. Pemenuhan produk barang dan jasa sesuai standar nasional dan internasional,
dilakukan melalui beberapa langkah strategis, yaitu:
64
8. Meningkatkan fasilitasi dan iklim usaha, dilakukan melalui beberapa langkah
strategis, yaitu:
10. Penciptaan sentra-sentra usaha pertumbuhan baru sesuai daya dukung dan
potensi wilayah serta lingkungan, dilakukan melalui beberapa langkah
strategis, yaitu:
a. Penyediaan sentra dan ruang untuk konsultasi, inkubasi, dan transaksi bisnis
di wilayah sesuai dengan tipolgi usaha di wilayah dalam bentuk trading
house, Pusat Inovasi, Galery Produk UKM, Pusat Kreatif, dan lainnya.
b. Pengembangan UKM kreatif di bidang pariwisata.
Pengelolaan strategi dan arah kebijakan atas Koperasi dan UKM dilakukan
melalui aspek-aspek Struktur, Proses, Produk, Sumber Daya dan Kinerja. Kelima
unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang saling menunjang dan memiliki
fungsi masing-masing seperti yang terlihat di gambar 5.1 berikut ini.
65
Struktur
Sumber
Proses
Daya
Produk Kinerja
Gambar 5.1 Aspek-aspek yang saling berkaitan atas pengelolaan strategi dan arah
kebijakan Koperasi dan UKM
1. Pendekatan Struktur
66
Dalam pemantapan struktur organisasi yang berdaya guna, maka perlu
ditetapkan peran kelembagaan sebagai berikut:
67
2. Pendekatan Proses
68
3. Pendekatan Produk
4. Pendekatan Sumberdaya
69
• Kompetensi dibedakan menjadi dua tipe atau jenis, yakni soft competency dan
hard competency. Soft competency berkaitan erat dengan kemampuan untuk
mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun
interaksi yang baik dengan berbagai pihak. Sedangkan tipe kompetensi yang
kedua yaitu hard competency yang merupakan jenis kompetensi yang
berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis didalam menangani
suatu pekerjaan tertentu.
• Pada hakikatnya, kompetensi dapat ditingkatkan. Upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia berbasis kompetensi atau
Competency-Based Human Resources Management dapat dilakukan dengan
serangkaian langkah terintegrasi.
• Pengembangan SDM berbasis kompetensi yang handal mencakup
pengembangan fungsi rekruitmen, pembinaan karir, format dan rancangan
pelatihan, hingga sistem remunerasi.
5. Pendekatan Kinerja
Juknis
Pelaksanaan
dan
Pengawasan
Dasar
Sumber
Rasional
Legitimasi
Kegiatan
Fungsi dan
Tujuan
Organisasi
Standar
Kemampuan Pelaksanaan
Personil Program
Kerja
70
Sinkronisasi Koordinasi
Fasilitasi Konsultasi
71
5.2. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi ke1, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Visi : Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter
Misi 1 : Mewujudkan Pemerintahan yang berorientasi melayani dan inovatif
Meningkatnya akuntabilitas Meningkatnya akuntabilitas Meningkatkan akuntabilitas Peningkatan kapabilitas kelembagaan, Pelayanan Administrasi
perangkat Daerah kinerja, perencanaan dan perangkat Daerah dan koordinasi dan kompetensi sumberdaya perkantoran
pengelolaan keuangan sumberdaya manusia aparatur manusia
perangkat Daerah
Peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
Peningkatan perencanaan,
penganggaran dan evaluasi
kinerja
72
Tabel 5.2 Keterkaitan Visi, Misi ke-3, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi dan Program Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Visi : Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter
Misi 3 : Mewujudkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang produktif
Meningkatnya kemampuan Penyediaan produk hasil Melakukan kerjasama pelatihan Pemenuhan produk barang dan jasa sesuai Penciptaan iklim usaha yang
memasarkan produk yang usaha Koperasi dan UKM dengan berbagai negara tujuan standar nasional dan internasional kondusif dan pengembangan
telah memenuhi standar yang bernilai tinggi, daya ekspor, serta peningkatan produk pemasaran bagi
dengan dukungan sarana dan saing tinggi dan memenuhi penerapan standarisasi produk Koperasi dan UMKM
prasarana yang dimiliki guna syarat dan standarisasi (SNI, HAKI dan sertifikasi halal,
meningkatkan derajat daya pasar keamanan pangan dan obat)
saing dibidang Koperasi dan
UKM
Meningkatkan kemudahan, Dukungan sinkronisasi tata Melakukan riset pasar untuk Meningkatkan pangsa pasar regional dan Pengembangan usaha dan
kepastian dan perlindungan ruang dan kemampuan menentukan daerah mana yang internasional promosi produk KUKM
untuk usaha menjaga daya dukung dan akan menjadi target pasar dan
daya tampung lingkungan penentuan volume pertumbuhan
serta pembuatan sentra penjualan serta partisipasi pada
sentra usaha baru sesuai pameran dagang, melakukan misi
daya dukung dan potensi dagang, menigkatkan wawasan
wilayah guna peningkatan para pelaku UKM, pameran
kemudahan, kepastian dan produk hasil KUKM, bazar, expo
perlindungan usaha dan kegiatan sejenisnya
73
Tabel 5.3 Keterkaitan Visi, Misi ke-3, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi dan Program Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Visi : Sulawesi Selatan yang inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter
Misi 3 : Mewujudkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang produktif
Meningkatnya kemampuan dan Peningkatan kegiatan usaha Membentuk dan mengembangkan Meningkatkan kredibilitas Peningkatan kualitas dan
kapasitas kelembagaan dan Koperasi dan UKM layak secara kurikulum dan lembaga pendidikan, kelembagaan yang profesional pengawasa kelembagaan
sumber daya manusia dibidang bisnis pelatihan dan konsultasi usaha Koperasi dan UKM
Koperasi dan UKM guna Koperasi dan UKM serta kemitraan
menjamin keberlangsungan investasi berbasis keterkaitan usaha
proses bisnis secara profesional dan teknologi
Meningkatnya kemampuan Peningkatan kegiatan usaha Peningkatan pemahaman dan Meningkatkan kemampuan Peningkatan daya saing
Koperasi, Usaha Kecil dan Koperasi dan UKM yang memiliki kesadaran anggota Koperasi, UKM dan pelaku usaha yang profesional sumberdaya manusia dan
Menengah dalam mengakses dan akses seluas-luasnya terhadap masyarakat dalam mengembangkan dan kompeten sumberdaya produktif bagi
memperluas permodalan, serta pengembangan sumber daya Koperasi dan UKM melalui manejerial KUKM
kemitraan usaha (Manusia, Modal, teknologi sesuai pengelolaan, pemasaran, kemitraan,
potensi yang dimiliki) permodalan dan berbasis informasi
teknologi serta membuat entrepreneur
award
Meningkatnya ketersedian ruang Peningkatan kegiatan usaha Memfasilitasi hilirisasi produk dan Meningkatkan diversifikasi Pengembangan dan
ruang usaha baik formal Koperasi dan UKM yang memiliki mengembangkan kerjasama antara produk ekspor pembinaan kelompok
maupun informal untuk daya saing dalam perekonomian pelaku usaha guna melakukan UKM bagi masyarakat
wirausaha yang sudah ada dan wilayah, Nasional dan Internasional diversifikasi usaha miskin
wirausaha baru bagi
peningkatan skala usaha dan
skala pasar
74
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
75
Table T-C.27
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Sulawesi Selatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja, Dinas
Meningkatnya PROGRAM
perencanaan % Pemenuhan Koperasi,
Akuntabilitas Nilai Sakip PELAYANAN
dan 0.00 00 50 administrasi 100% 100 % 4,457,462,564.00 100 % 4,750,000,000.00 100 % 4,750,000,000.00 100 % 4,750,000,000.00 100 % 4,750,000,000.00 100 % 23,457,462,564.00 Usaha Kecil
Perangkat OPD ADMINISTRASI
pengelolaan perkantoran dan
Daerah PERKANTORAN
keuangan Menengah
perangkat
Daerah
Dinas
Penyediaan Jasa Jumlah biaya tagihan Koperasi,
0.00 00 50 001 Komunikasi, Sumber telepon, air dan 12 12 Bulan 1,400,000,000.00 12 Bulan 1,500,000,000.00 12 Bulan 1,500,000,000.00 12 Bulan 1,500,000,000.00 12 Bulan 1,500,000,000.00 60 Bulan 7,400,000,000.00 Usaha Kecil
Daya Air dan Listrik listrik dan
Menengah
Jumlah pajak
kendaraan
dinas/operasional
Dinas
Roda 4 yang
Penyediaan Jasa Koperasi,
terbayarkan 12 12 Unit 12 Unit 12 Unit 12 Unit 12 Unit 60 Unit
0.00 00 50 002 Perizinan Kendaraan 25,000,000.00 25,000,000.00 25,000,000.00 25,000,000.00 25,000,000.00 125,000,000.00 Usaha Kecil
Jumlah pajak 35 35 Unit 35 Unit 35 Unit 35 Unit 35 Unit 175 Unit
Dinas/Operasional dan
kendaraan
Menengah
dinas/operasional
Roda 2 yang
terbayarkan
Dinas
Koperasi,
Penyediaan Jasa Jumlah Jasa Tenaga
0.00 00 50 003 73 80 Orang 2,475,000,000.00 75 Orang 2,500,000,000.00 75 Orang 2,500,000,000.00 75 Orang 2,500,000,000.00 75 Orang 2,500,000,000.00 380 Orang 12,475,000,000.00 Usaha Kecil
Tenaga Non PNS Non PNS
dan
Menengah
Dinas
Penyediaan Alat Tulis
Koperasi,
Kantor, Barang Jumlah ATK yang
0.00 00 50 005 13 25 Jenis ATK 171,820,128.00 25 Jenis ATK 175,000,000.00 25 Jenis ATK 175,000,000.00 25 Jenis ATK 175,000,000.00 25 Jenis ATK 175,000,000.00 125 Jenis ATK 871,820,128.00 Usaha Kecil
Cetakan dan tersedia
dan
Penggandaan
Menengah
Dinas
Jumlah biaya jamuan Koperasi,
Penyediaan Makanan
0.00 00 50 008 makan dan minum 4 12 Jenis 129,520,000.00 12 Jenis 150,000,000.00 12 Jenis 150,000,000.00 12 Jenis 150,000,000.00 12 Jenis 150,000,000.00 60 Jenis 729,520,000.00 Usaha Kecil
dan Minuman
yang tersedia dan
Menengah
Dinas
Rapat-rapat
Koperasi,
Koordinasi dan Jumlah perjalanan
0.00 00 50 010 50 150 Kali 206,122,436.00 150 Kali 350,000,000.00 150 Kali 350,000,000.00 150 Kali 350,000,000.00 150 Kali 350,000,000.00 750 Kali 1,606,122,436.00 Usaha Kecil
Konsultasi Dalam dinas
dan
dan Luar Daerah
Menengah
Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja, PROGRAM Dinas
Meningkatnya
perencanaan PENINGKATAN % Pemenuhan Koperasi,
Akuntabilitas Nilai Sakip
dan 0.00 00 51 SARANA DAN sarana prasarana 100% 100 % 2,121,250,005.00 100 % 1,884,916,814.51 100 % 2,158,647,695.05 100 % 2,157,703,626.16 100 % 2,404,931,987.92 100 % 10,727,450,128.64 Usaha Kecil
Perangkat OPD
pengelolaan PRASARANA perkantoran dan
Daerah
keuangan APARATUR Menengah
perangkat
Daerah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Dinas
Pemeliharaan
Jumlah Unit gedung Koperasi,
Rutin/Berkala
0.00 00 51 004 kantor/asrama yang 3 4 Unit 909,400,000.00 4 Unit 900,000,000.00 4 Unit 1,100,000,000.00 4 Unit 900,000,000.00 4 Unit 900,000,000.00 20 Unit 4,709,400,000.00 Usaha Kecil
Gedung Kantor /
dipelihara dan
Asrama
Menengah
Pemeliharaan Dinas
Rutin/Berkala dan Jumlah kendaraan Koperasi,
0.00 00 51 006 Penggantian Suku jabatan/dinas yang 37 47 Unit 595,000,000.00 47 Unit 500,000,000.00 47 Unit 500,000,000.00 47 Unit 500,000,000.00 47 Unit 500,000,000.00 235 Unit 2,595,000,000.00 Usaha Kecil
Cadang Kendaraan dipelihara dan
Jabatan/Dinas Menengah
Dinas
Jumlah perlengkapan
Pengadaan Koperasi,
dan peralatan
0.00 00 51 009 Perlengkapan dan 10 4 Unit 321,600,005.00 4 Unit 284,916,814.51 4 Unit 358,647,695.05 4 Unit 557,703,626.16 4 Unit 804,931,987.92 20 Unit 2,327,800,128.64 Usaha Kecil
gedung kantor yang
Peralatan Kantor dan
tersedia
Menengah
Dinas
Pemeliharaan Jumlah perlengkapan
Koperasi,
Rutin/Berkala dan peralatan
0.00 00 51 010 5 5 Unit 295,250,000.00 5 Unit 200,000,000.00 5 Unit 200,000,000.00 5 Unit 200,000,000.00 5 Unit 200,000,000.00 25 Unit 1,095,250,000.00 Usaha Kecil
Perlengkapan dan gedung kantor yang
dan
Peralatan Kantor dipelihara
Menengah
Meningkatnya
akuntabilitas
PROGRAM % Keterpenuhan
kinerja, Rata rata Dinas
Meningkatnya PENINGKATAN dokumen
perencanaan capaian Koperasi,
Akuntabilitas PERENCANAAN, perencanaan,
dan kinerja 0.00 00 52 100% 0% 0.00 100 % 100,000,000.00 100 % 100,000,000.00 100 % 100,000,000.00 100 % 100,000,000.00 100 % 400,000,000.00 Usaha Kecil
Perangkat PENGANGGARAN penganggaran dan
pengelolaan perangkat dan
Daerah DAN EVALUASI pelaporan kinerja
keuangan daerah Menengah
KINERJA tepat waktu
perangkat
Daerah
Dinas
Penyusunan dan
Jumlah Laporan Koperasi,
Pengelolaan
0.00 00 52 005 Administrasi 3 4 Laporan 0.00 4 Laporan 100,000,000.00 4 Laporan 100,000,000.00 4 Laporan 100,000,000.00 4 Laporan 100,000,000.00 20 Laporan 400,000,000.00 Usaha Kecil
Administrasi
Keuangan dan
Keuangan
Menengah
Meningkatnya
akuntabilitas
PROGRAM
kinerja, Dinas
Meningkatnya prosebtase PENINGKATAN
perencanaan Koperasi,
Akuntabilitas ASN nilai DISIPLIN DAN % ASN berkinerja
dan 0.00 00 53 100% 100 % 509,000,000.00 100 % 529,000,000.00 100 % 529,000,000.00 100 % 529,000,000.00 100 % 529,000,000.00 100 % 2,625,000,000.00 Usaha Kecil
Perangkat SKP kategori KAPASITAS sangat baik
pengelolaan dan
Daerah baik SUMBER DAYA
keuangan Menengah
APARATUR
perangkat
Daerah
Dinas
Jumlah peserta Koperasi,
Sosialisasi Peraturan
0.00 00 53 008 sosialisasi peraturan 50 200 Orang 200,000,000.00 200 Orang 200,000,000.00 200 Orang 200,000,000.00 200 Orang 200,000,000.00 200 Orang 200,000,000.00 1000 Orang 1,000,000,000.00 Usaha Kecil
Perundang-undangan
perundang-undangan dan
Menengah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Meningkatnya
ketersedian Peningkatan
ruang ruang baik kegiatan usaha
PROGRAM
formal maupun Koperasi dan
PENGEMBANGAN % Pertumbuhan Dinas
informal untuk UKM yang Prosentase
DAN PEMBINAAN UKM Bagi Koperasi,
wirausaha yang memiliki daya Pertumbuhan
1.02 11 01 KELOMPOK UKM Masyarakat 0% 20 % 6,932,900,000.00 20 % 9,917,900,000.00 20 % 11,294,900,000.00 20 % 12,532,900,000.00 20 % 11,682,900,000.00 100 % 52,361,500,000.00 Usaha Kecil
sudah ada dan saing dalam wirausaha
BAGI Sangat Miskin Dan dan
wirausaha baru perekonomian baru
MASYARAKAT Miskin (Prioritas) Menengah
bagi wilayah,
MISKIN (Prioritas)
peningkatan nasional dan
skala usaha dan internasional
skala pasar
Dinas
Pendidikan dan Jumlah masyarakat
Koperasi,
pelatihan petani miskin yang
1.02 11 01 001 50 Orang 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
kewirausahaan mengikuti diklat
dan
petani kewirausahaan
Menengah
Dinas
Pendidikan dan Jumlah masyarakat
Koperasi,
pelatihan nelayan miskin yang
1.02 11 01 002 0 Orang 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
kewirausahaan bagi mengikuti diklat
dan
nelayan wirausaha
Menengah
Dinas
Pelatihan Jumlah pelajar/siwa Koperasi,
1.02 11 01 004 kewirausahaan bagi yang mengikuti 0 Orang 150 Orang 200,000,000.00 150 Orang 100,000,000.00 150 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 600,000,000.00 Usaha Kecil
pelajar/siswa diklat wirausaha dan
Menengah
Dinas
Pendidikan dan
Jumlah purnabakti Koperasi,
pelatihan
1.02 11 01 005 yang mengikuti 0 Orang 75 Orang 100,000,000.00 150 Orang 100,000,000.00 150 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
kewirausahaan bagi
diklat kewirausahaan dan
purnabakti
Menengah
Dinas
Jumlah peserta yang
Diklat Koperasi,
mengikuti diklat
1.02 11 01 006 pengembangan 0 Orang 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 100 Orang 150,000,000.00 100 Orang 150,000,000.00 Usaha Kecil
opengembangan
wirausaha kreatif dan
wirausaha kreatif
Menengah
Dinas
Pendidikan dan Jumlah pendamping Koperasi,
1.02 11 01 007 pelatihan bagi yang mengikuti 72 Orang 72 Orang 1,232,900,000.00 72 Orang 1,232,900,000.00 72 Orang 1,232,900,000.00 72 Orang 1,232,900,000.00 72 Orang 1,232,900,000.00 72 Orang 6,164,500,000.00 Usaha Kecil
pendamping KUMKM diklat dan
Menengah
Dinas
Jumlah sarana dan
Koperasi,
Sout Sulawesi creatif prasarana
1.02 11 01 008 0 1 Jenis 2,000,000,000.00 6 Jenis 3,500,000,000.00 6 Jenis 4,000,000,000.00 6 Jenis 4,500,000,000.00 6 Jenis 4,000,000,000.00 6 Jenis 18,000,000,000.00 Usaha Kecil
Hub pendukung SSCH
dan
yang yang diadakan
Menengah
Dinas
Pengembangan Jumlah dukungan Koperasi,
1.02 11 01 009 sarana produksi sarana produksi yang 0 Unit 1 Unit 3,000,000,000.00 1 Unit 4,685,000,000.00 2 Unit 5,562,000,000.00 3 Unit 6,300,000,000.00 4 Unit 5,800,000,000.00 11 Unit 25,347,000,000.00 Usaha Kecil
KUMKM diadakan dan
Menengah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Dukungan
sinkronisasi
tata ruang dan
kemampuan
menjaga daya
dukung dan
daya tampung
lingkungan
Meningkatnya serta PROGRAM Dinas
Cakupan promosi
kemudahan, pembuatan Jumlah PENGEMBANGAN Koperasi,
produk UMKM
kepastian dan sentra sentra eksport 1.02 11 02 USAHA DAN 0 Produk 10 Produk 900,000,000.00 10 Produk 900,000,000.00 10 Produk 900,000,000.00 10 Produk 900,000,000.00 10 Produk 900,000,000.00 10 Produk 4,500,000,000.00 Usaha Kecil
pada Rest Area
perlindungan usaha baru Sulsel PROMOSI PRODUK dan
(Prioritas)
untuk usaha sesuai daya UMKM (Prioritas) Menengah
dukung dan
potensi
disetiap wilaya
guna
peningkatan
kemudahan,
kepastian dan
perlindungan
Dinas
Bimbingan Tehnis
Juamlah pengelola Koperasi,
peningkatan daya
1.02 11 02 001 yang mengikuti 20 60 Orang 300,000,000.00 50 Orang 300,000,000.00 50 Orang 300,000,000.00 50 Orang 300,000,000.00 50 Orang 300,000,000.00 250 Orang 1,500,000,000.00 Usaha Kecil
saing produk dan
bimtek dan
legalitas usaha
Menengah
Dinas
Pameran Promosi
Jumlah produk yang Koperasi,
produk unggulan
1.02 11 02 002 diikutkan dalam 20 50 Produk 300,000,000.00 50 Produk 300,000,000.00 50 Produk 300,000,000.00 50 Produk 300,000,000.00 50 Produk 300,000,000.00 250 Produk 1,500,000,000.00 Usaha Kecil
UMKM dalam dan
pameran/promosi dan
luar negeri
Menengah
Bimbingan tehnis
Dinas
pengembangan
Koperasi,
usaha melalui Jumlah UMKM yang
1.02 11 02 004 20 55 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
kemitraan, dan mengikuti bimtek
dan
pemasaran produk
Menengah
orientasi eksport
Dinas
Jumlah pengelola
Pelatihan vocational Koperasi,
UMKM yang
1.02 11 02 005 berbasis e- 10 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
mengikuti diklat e-
commerce dan
commerce
Menengah
Meningkatnya
kemampuan
memasarkan Penyedian
produk yang produk hasil PROGRAM
Jumlah Jumlah KUMKM
telah memenuhi usaha Koperasi PENCIPTAAN IKLIM
volume yang terfasilitasi
standar dengan dan UKM yang USAHA YANG Dinas
usaha sarana dan
dukungan sarana bernilai tinggi, KONDUSIF DAN Koperasi,
Koperasi prasarana 2058 Unit 10 Unit 10 Unit 10 Unit 10 Unit 10 Unit 10 Unit
dan prasarana daya saing 1.02 11 03 PENGEMBANGAN 297,500,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 2,150,000,000.00 3,347,500,000.00 Usaha Kecil
Jumlah Jumlah produk 114 Produk 5 Produk 5 Produk 5 Produk 5 Produk 5 Produk 5 Produk
yang dimiliki tinggi dan PRODUK dan
volume baru yang
guna memenuhi PEMASARAN BAGI Menengah
usaha terfasilitasi
meningkatkan syarat dan KOPERASI DAN
Koperasi perizinan
derajat daya standarisasi UMKM
saing dibidang pasar
Koperasi dan
UKM
Pendampingan
Jumlah penerima Dinas
penilaian Koperasi
penghargaan Koperasi,
berprestasi dan 55 20 20 20 20 100
1.02 11 03 001 Koperasi berprestasi 50 175,000,000.00 175,000,000.00 175,000,000.00 175,000,000.00 175,000,000.00 875,000,000.00 Usaha Kecil
tokoh Koperasi Orang/Koperasi Orang/Koperasi Orang/Koperasi Orang/Koperasi Orang/Koperasi Orang/Koperasi
dan tokoh Koperasi dan
penerima award
penerima award Menengah
Koperasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Dinas
Workshop pemberian Koperasi,
Jumlah peserta yang
1.02 11 03 005 izin usaha mikro dan 50 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 100 Orang 200,000,000.00 100 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
mengikuti workshop
kecil dan
Menengah
Dinas
Bimbingan tehnis
Jumlah peserta yang Koperasi,
pengembangan
1.02 11 03 006 mengikuti bimbingan 20 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 100 Orang 200,000,000.00 100 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
pemasaran produk
tehnis dan
UMKM
Menengah
Workshop Dinas
pengembangan Koperasi,
Jumlah peserta yang
1.02 11 03 007 kewirausahaan 20 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 100 Orang 200,000,000.00 100 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
mengikuti workshop
melalui usaha dan
keterampilan wanita Menengah
Pengembangan Dinas
Jumlah pengelola
sentra pengolahan Koperasi,
sentra yang
1.02 11 03 008 produk unggulan 0 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 75 Orang 200,000,000.00 75 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
mendapatkan
daerah melalui dan
pendampingan
pendampingan Menengah
Dinas
Jumlah pengelola
Penciptaan usaha Koperasi,
produk baru yang
1.02 11 03 009 produktif baru 0 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 100 Orang 200,000,000.00 100 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
tercipta berbasis
berbasis wilayah dan
wilayah
Menengah
Peningkatan daya
Jumlah pengelola Dinas
saing Koperasi sektor
Koperasi sektor riil Koperasi,
Riil melalui
1.02 11 03 010 yang mengikuti 50 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 75 Orang 200,000,000.00 75 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
pembelian dan
peningkatan daya dan
pemasaran produk
saing Menengah
bersama
Jumlah pengelola
Dinas
Pengembangan produk yang
Koperasi,
kemasan produk mengikuti
1.02 11 03 011 50 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 75 Orang 200,000,000.00 75 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
UMKM melalui pendampingan
dan
pendampingan pengembangan
Menengah
kemasan
Dinas
Penguatan brand Jumlah produk UMKM
Koperasi,
produk UMKM yang didampingi
1.02 11 03 012 20 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 0 Orang 0.00 50 Orang 200,000,000.00 50 Orang 200,000,000.00 Usaha Kecil
melalui untuk mendapatkan
dan
pendampingan brand
Menengah
Peningkatan
kegiatan usaha
Meningkatnya Koperasi dan Prosentase
kemampuan UKM yang pertumbuhan PROGRAM
Koperasi, Usaha memiliki akses jumlah PENINGKATAN % Jumlah KUMKM
Dinas
Kecil dan seluas luasnya anggota DAYA SAING yang terfasilitasi
Koperasi,
Menengah dalam terhadap Koperasi SUMBER DAYA kelembaga 20% 20 % 20 % 20 % 20 % 20 % 100 %
1.02 11 04 775,000,000.00 775,000,000.00 775,000,000.00 775,000,000.00 775,000,000.00 3,875,000,000.00 Usaha Kecil
mengakses dan pengembangan Prosentase MANUSIA DAN Keuangan 20% 20 % 20 % 20 % 20 % 20 % 100 %
dan
memperluas sumberdaya pertumbuhan SUMBER DAYA % Pengelola yang
Menengah
permodalan, (manusia, jumlah PRODUKTIF BAGI terfasilitasi diklat
serta kemitraan modal, anggota KUMKM
usaha tehnologi Koperasi
sesuai potensi
yang dimiliki)
Dinas
Pembinaan Koperasi Jumlah peserta yang
Koperasi,
jasa dan produksi mengikuti
1.02 11 04 002 30 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
dengan lembaga pembinaan Koperasi
dan
keuangan jasa dan produksi
Menengah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Dinas
Pelatihan ekonomi
Jumlah masyarakat Koperasi,
produktif (UEP) bagi
1.02 11 04 007 pesisir/nelayan yang 30 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
masyarakat
mengikuti pelatihan dan
pesisir/nelayan
Menengah
Jumlah pengelola
Koperasi yang Dinas
Pengembangan
mengikuti Koperasi,
usaha kemitraan
1.02 11 04 010 pengembangan 30 75 Orang 100,000,000.00 75 Orang 100,000,000.00 75 Orang 100,000,000.00 75 Orang 100,000,000.00 75 Orang 100,000,000.00 375 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
Koperasi dengan
usaha kemitraan dan
BUMN/BUMD/BUMS
dengan Menengah
BUMN/BUMD/BUMS
Jumlah pengelola
Dinas
Ko[perasi yang
Temu kemitraan Koperasi,
mengikuti temu
1.02 11 04 012 pemasaran produk 30 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
kemitraan
Koperasi dan
pemasaran produk
Menengah
Koperasi
Jumlah
Koperasi
yang
Meningkatnya
bersertifikat
kemampuan dan
Nomor Induk
kapasitas
Koperasi PROGRAM
kelembagaan Jumlah Koperasi
Jumlah PENINGKATAN
dan sumberdaya Peningkatan aktif Dinas
Koperasi KUALITAS
manusia kegiatan usaha Jumlah Usaha Kecil 5226 Unit 100 Unit 100 Unit 100 Unit 100 Unit 100 Unit 100 Unit Koperasi,
yang KELEMBAGAAN
dibidang Koperasi dan 1.02 11 05 menjadi usaha 141119 Unit 50 Unit 1,524,000,000.00 50 Unit 1,400,000,000.00 50 Unit 1,400,000,000.00 50 Unit 1,400,000,000.00 50 Unit 1,800,000,000.00 50 Unit 7,524,000,000.00 Usaha Kecil
bersertifikat DAN
Koperasi, UKM UKM layak Menengah 20 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit dan
Nomor Induk PENGAWASAN
guna menjamin secara bisnis Jumlah Koperasi Menengah
Koperasi KOPERASI DAN
keberlangsungan skala besar
Jumlah UMKM
proses bisnis
Koperasi
secara
yang
profesional
bersertifikat
Nomor Induk
Koperasi
Dinas
Jumlah peserta temu
Temu konsultasi Koperasi,
konsultasi
1.02 11 05 001 pembenahan 50 50 Orang 75,000,000.00 50 Orang 75,000,000.00 50 Orang 75,000,000.00 50 Orang 75,000,000.00 50 Orang 75,000,000.00 250 Orang 375,000,000.00 Usaha Kecil
pembenahan
Koperasi tidak aktif dan
Koperasi tidak aktif
Menengah
Jumlah
Dinas
pengurus/pengelola
Bimbingan tehnis Koperasi,
yang mengikuti
1.02 11 05 003 penyusunan laporan 50 100 orang 100,000,000.00 100 orang 100,000,000.00 100 orang 100,000,000.00 100 orang 100,000,000.00 100 orang 100,000,000.00 500 orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
bimbingan tekins
RAT dan
penyusunan laporan
Menengah
RAT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Jumlah pengelola
Dinas
KPS/USP yang
Bimbingan teknis Koperasi,
mengikuti bimbingan
1.02 11 05 019 penyusunan neraca 0 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 250 orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
teknis penyusunan
pemisahan USP/KSP dan
dan pemisahan
Menengah
neraca
Dinas
Jumlah peserta yang Koperasi,
1.02 11 05 020 Diklat SKKNI mengikuti diklat 0 25 orang 100,000,000.00 25 orang 100,000,000.00 25 orang 100,000,000.00 25 orang 100,000,000.00 25 orang 500,000,000.00 125 orang 900,000,000.00 Usaha Kecil
SKKNI dan
Menengah
Jumlah pengelola
koperasi yang Dinas
Bimbingan teknis
mengikuti bimbingan Koperasi,
rehabilitasi terhadap
1.02 11 05 025 teknis rehabilitasi 0 60 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 50 orang 100,000,000.00 250 orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
koperasi yang
terhadap koperasi dan
menerima sanksi
yang menerima Menengah
sanksi
Penyusunan Dinas
Peraturan Gubernur Jumlah peraturan Koperasi,
1.02 11 05 032 tentang pelaksanaan gubernur yang 0 1 Pergub 74,000,000.00 0 Pergub 0.00 0 Pergub 0.00 0 Pergub 0.00 0 Pergub 0.00 0 Pergub 74,000,000.00 Usaha Kecil
Perda Pemberdayaan tersusun dan
KUMKM Menengah
Dinas
Diklat pembuatan Jumlah pengelola Koperasi,
1.02 11 05 034 akte dan badan yang mengikuti 50 100 Orang 100,000,000.00 100 Orang 100,000,000.00 100 Orang 100,000,000.00 100 Orang 100,000,000.00 100 Orang 100,000,000.00 500 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
hukum Koperasi diklat dan
Menengah
Dinas
Jumlah peserta yang
Koperasi,
Pelatihan penilai mengikuti pelatihan
1.02 11 05 042 0 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 50 Orang 100,000,000.00 250 Orang 500,000,000.00 Usaha Kecil
kesehatan Koperasi penilai kesehatan
dan
Koperasi
Menengah
Apa yang telah ditargetkan melalui RPJMD maka menjadi target capaian
tertinggi dari RENSTRA Dinas Koperasi dan UKM 2018–2023 yang dapat di lihat
melalui Tabel 7.1 berikut:
83
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sulawesi Selatan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Kondisi pada
Target Capaian
awal periode Kondisi Kinerja
Setiap Tahun
No Indikator RPJMD pada akhir
periode RPJMD
Tahun-0 Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
(2018) (2019) (2020) (2021) (2022) (2023)
1 Nilai Sakip OPD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Prosentase ASN nilai SKP kategori baik 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata rata capaian kinerja perangkat daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Jumlah Koperasi yang bersertifikat NIK 75 Unit 250 Unit 1.000 Unit 3.000 Unit 5.000 Unit 7.000 Unit 7.000 Unit
3 Jumlah volume usaha Koperasi 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
4 Persentase pertumbuhan jumlah anggota 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Koperasi
6 Jumlah Ekspor Sulawesi Selatan 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
84
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis ini disusun dan disajikan berdasarkan Surat Edaran Nomor
……………..... Tentang Penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun
2018–2023 secara ringkas dengan harapan agar dapat memberikan informasi yang
cukup memadai mengenai rencana pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2018-2023.
85