Kelompok 2 - Dawet Bayat G5 - Perilaku Konsumen PDF
Kelompok 2 - Dawet Bayat G5 - Perilaku Konsumen PDF
Disusun Oleh :
Kelompok 2
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Industri kuliner adalah bagian dari industri penunjang sektor pariwisata dan
belakangan ini berkembang pesat. Apalagi tren wisata kuliner sudah menjadi gaya
hidup di masyarakat. Alasan tersebut yang membuat banyak pebisnis kuliner baru
bermunculan dan bersaing ketat dalam merebut pasar. Persaingan membuat pelaku
usaha dituntut bekerja keras dan memberikan yang terbaik kepada konsumennya. Oleh
karena itu pebisnis harus mampu menyusun strategi agar usahannya tidak kalah dalam
persaingan pasar.
Dalam usaha kuliner minuman Dawet Bayat G5, cita rasa menjadi faktor yang
dapat memicu pelanggan tetap ramai. Menurut Wahidah (2010) cita rasa merupakan
atribut makanan yang meliputi penampakan, bau, rasa, dan tekstur. Semakin lezat dan
semakin disukai dawet tersebut, maka akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan
dimana jika pelanggan merasa puas terhadap cita rasa yang ditawarkan oleh pengusaha
produk dawet tersebut, maka pelanggan akan semakin loyal terhadap produk dawet
yang ditawarkan.
Pada umumnya setiap usaha bertujuan untuk mencari keuntungan, tujuan
tersebut tidak terlepas dari kegiatan pemasaran. Pemasaran itu sendiri sudah harus
dipikirkan sebelumnya, agar lebih tepat pada sasaran konsumen. Karena konsumen
yang potensial akan mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya faktor kualitas
produk sehingga membuat konsumen merasa sangat puas dan lebih memilih produk
Dawet Bayat G5 daripada produk pesaing yang lain.
Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Konsumen akan
membeli produk kalau mereka tertarik dan merasa cocok, karena itu produk harus
disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk
berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan
pasar atau selera konsumen. Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah
keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan tersirat”.
Dengan adanya kualitas produk yang baik inilah yang akan membuat para
konsumen puas dan percaya. Kepuasan pelanggan merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh produsen. Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana
kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan
mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991).
Selain cita rasa dan kualitas produk, harga juga dapat memengaruhi kepuasan
konsumen. Menurut Kotler (2008:346) harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu
produk atau jasa. Lebih luas lagi harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh
pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa. Melihat hukum permintaan dimana jika harga produk yang
ditawarkan naik maka permintaan terhadap produk yang ditawarkan akan menurun,
dimana pelanggan bukan hanya melihat faktor lain, melainkan melihat aspek harga.
Harga yang terlalu mahal akan berdampak pada menurunnya keinginan konsumen
untuk membeli kembali produk tersebut.
Pengusaha produk dawet sangat bergantung pada tingkat konsumen yang
membeli produk yang ditawarkan karena konsumen merupakan sumber dari
keberlangsungan perusahaan. Oleh karena itu, keinginan dan kepuasan konsumen perlu
diketahui untuk mempertahankan keberadaan perusahaan. Dawet Bayat G5 merupakan
usaha kuliner minuman cita rasa tradisional yang dirintis oleh seseorang bernama
Agung. Walaupun bercita rasa tradisional, dawet ini mampu bersaing dengan berbagai
jenis minuman lain. Bermodalkan cita rasa yang nikmat, manis nan legit dari gula
jawanya, kesegaran dari santan kelapanya serta kelembutan dari cendol dawetnya
membuat dawet ini banyak diminati oleh seluruh kalangan, baik dari anak-anak hingga
lansia. Begitupun kualitas produk kemasannya yang kekinian membuat orang terutama
kaum milenial tertarik untuk membelinya. Dinamakan G5 karena usaha ini merupakan
turun-temurun sejak canggah dari ibunya terlebih dahulu merintis usaha Dawet Bayat
ini, hingga sampai Generasi ke 5 yang dirintis oleh Agung. Dia melanjutkan usaha ini
sejak tahun 2017. Hingga saat ini dia telah memiliki 6 outlet yang tersebar di wilayah
Surakarta, Klaten, Sukoharjo dan Boyolali.
Dari pengamatan awal yang dilakukan, Dawet Bayat G5 selalu memberikan
produk yang mampu meningkatkan selera penikmat dawet dan berhasil
mempertahankan cita rasa yang disukai para penikmatnya. Agung juga membuat
strategi harga untuk dapat mempertahankan konsumen dan mencari konsumen baru
agar mampu bersaing dengan kompetitor sejenis di sekitar Solo Raya. Terbukti, sejak
tahun 2017 hingga kini, Dawet Bayat G5 masih bertahan.
Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh cita rasa, kualitas produk, dan harga terhadap kepuasan konsumen produk
Dawet Bayat G5 yang berpusat di Gumpang, Sukoharjo dengan judul “Pengaruh Cita
Rasa, Kualitas Produk dan Harga terhadap Kepuasan Konsumen Dawet Bayat G5 ”.
BAB II
PEMBAHASAN
1. LANDASAN TEORI
A. CITA RASA
Cita rasa merupakan suatu cara pemilihan ciri makanan yg harus dibedakan dari
rasa (taste) minuman tersebut. Cita rasa merupakan Atribut makanan yg meliputi
penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk kerja sama dari
kelima macam indera manusia, yakni perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan
pendengaran (Stanner dan Butriss, 2009:23). Rasa sendiri merupakan hasil kerja
pengecap rasa (taste buds) yg terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yg
merupakan bagian dari cita rasa. Pada usia lanjut, pengecap rasa manusia akan
berkurang jumlahnya, sehingga memerlukan lebih banyak bumbu untuk menimbulkan
cita rasa yg sama. Untuk meningkatkan cita rasa seringkali digunakan bahan tambahan
minuman untuk cita rasanya (Drummond & Brefere, 2010: 4).
B. KUALITAS PRODUK
Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang bagus dalam memenangkan
246 Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol. 13 Edisi Khusus Sept. 2019: 243 –
253 persaingan apabila memenuhi mutu yang tinggi, dalam hal ini terdapat ungkapan
“quality first” atau kualitas sebagai yang utama. Menurut Lovelock dalam Laksana
(2008:89) kualitas adalah “tingkat mutu yang diharapkan, dan pengendalian keragaman
dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen”. Dengan
demikian, maka kualitas merupakan faktor kunci sukses bagi suatu organisasi atau
perusahaan, seperti yang dikemukakan Welch dalam Laksana (2008:88), kualitas
merupakan “Jaminan terbaik atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat dalam
menghadapi persaingan dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan
yang langgeng”. Kualitas produk merupakan kemampuan suatu barang utnuk
memberikan hasil atau kinerja yang sesuai, atau bahkan melebihi dari apa yang
diinginkan pelanggan (Kotler, 2012: 283).
C. HARGA
Harga menurut Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk
sebuah produk atau jasa. Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen
tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan
jasa. Harga merupakan faktor penentu yang memengaruhi pilihan pembelian, hal ini
masih menjadi kenyataan di negara- negara dunia ketiga, di kalangan kelompok-
kelompok sosial yang miskin, serta pada bahan-bahan pokok sehari-hari. Fandy (2001)
mengatakan bahwa salah satu tujuan penetapan harga adalah tujuan yang berorientasi
pada citra. Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan
citra prestisius.
D. KEPUASAN KONSUMEN
Menurut Priansah (2017:196) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk
yang diperkirakan terhadap kinerja(atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja dibawah
harapan, konsumen tidak puas. Jikakinerja memenuhi harapan, konsumenpuas. Jika
kinerja melebihi harapan, konsumen amat puas / senang. Menurut Tjiptono (2014: 353)
kata “kepuasan” atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup
banyak,memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan
dapat diartikan sebagai upaya pemenuhansesuatu atau membuat sesuatu memadai.
Kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembelian berkenaan dengan kesepadanan
atau ketidak-sepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan
pengorbanan yang dilakukan. Sedangkan menurut Tjiptono (2014: 353) kepuasan
pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau atau penilaian kognitif menyangkut
apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok
atau tidak cocok dengan tujuan atau pemakaiannya.
2. HIPOTESIS
A. Cita Rasa Memiliki Pengaruh Yang Signifikan Terhadap Kepuasan Konsumen
Cita Rasa merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya
pada kepuasan konsumen, hal ini karena baik dan buruknya cita rasa yang disajikan
akan berdampak pada kepuasan konsumen, jika cita rasa yang disajikan memiliki
cita rasa yang enak maka akan membuat kepuasan konsumen meningkat,
begitupula sebaliknya jika cita rasa yang di sajikan tidak memiliki cita rasa yang enak
maka kepuasan konsumen akan menurun sehingga konsumen akan beralih (Amin, T.,
Arisman, A., & Lestari, 2022).
Menurut Sianturi, Muliani, & Sari, H. P. R. (2021) cita rasa merupakan atribut
makanan yang meliputi penampakan, bau, rasa, dan tekstur. Semakin lezat dan semakin
disukai suatu produk, akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan dimana jika
pelanggan merasa puas terhadap cita rasa yang ditawarkan oleh pengusaha produk,
maka pelanggan akan semakin loyal terhadap produk yang ditawarkan.
Pada penelitian yang dilakukan Amin, T., Arisman, A., & Lestari, S. P. (2022)
menunjukkan bahwa cita rasa secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen di Letter Coffee Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
Hasil penelitian serupa juga menunjukkan bahwa variabel Cita Rasa berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Syarah Bakery (Sari, Y. R,
2021).
• Berdasarkan output diatas diketahui Bahwa Cita Rasa, Kualitas Produk, Harga, dan
Kepuasan Konsumen dalam Uji Validitas dinyatakan VALID, karena nilai semua
variabel bersignifikansi < 0,05.
• Berdasarkan output Uji Reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s
Alpha nya senilai 0,772 dan N of Items nya senilai 20 (pernyataan). Maka variabel
yang digunakan dalam penelitian ini sudah RELIABEL, sebab uji reliabilitas
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha > 0.70
B. UJI NORMALITAS
Correlations
Berdasarkan tabel di atas Nilai toleransinya kurang dari 0,10 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) seluruh variabel independen nilai VIF tidak lebih dari 10.
Sehingga tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
D. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada peneitian ini mebahas mengenai pengaruh hcita rasa, kualitas produk dan
harga terhadap kepuasan konsumen. Pengaruh hcita rasa, kualitas produk dan harga
memiliki hasil yang signifikan terhadap kepuasan konsumen, dimana dalam Uji
Validitas dinyatakan VALID, karena nilai semua variabel bersignifikansi < 0,05. Hasil
uji Realibilitas yang digunakan dalam penelitian ini sudah RELIABEL, Pada uji
normalitas didapat nilai signifikan (sig) yaitu 200 lebih besar dari 0,05 sehingga data
penelitian berdistribusi normal.
Dari laporan observasi UMKM khusunya usaha Dawat Bayat G5 ini dapat
disimpulkan bahwa walaupun hanya usaha kecil, manajemen usahanya tetap harus
jelas, karena ini sebagai permulaan adanya usaha yang besar. Kami juga belajar
bagaimana awal sejarah membuka sebuah usaha, penuh perjuangan, ada tantangan yang
harus dihapi baik dari keluarga,masyarakat, dan modal. Usaha kecil pun bisa menjadi
besar kalau kita sungguh-sungguh. Karena angka yang bear selalu diawali dengan
angka kecil
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan saat menyusun makalah
ini. Untuk itu, penulis berharap saran dan kritik pembaca supaya kedepanya dapat
menyusun makalah lebih baik.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis sendiri, dan umumnya bagi pembaca sekalian. Sedikit materi yang terdapat
dalam makalah ini semoga bisa menambah wawasan para pembaca terkait perilaku
konsumen.
DOKUMENTASI
1. DISKUSI KELOMPOK 10
5. HASIL KUESIONER
DAFTAR PUSTAKA
Tombeng, B., Roring, F., & Rumokoy, F. S. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga
Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Raja Oci
Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 7(1).
Sianturi, G. A. E., Muliani, L., & Sari, H. P. R. (2021). Pengaruh Cita Rasa Dan Harga
Terhadap Kepuasan Konsumen Ragusa Es Krim Italia. Destinesia: Jurnal Hospitaliti dan
Pariwisata, 3(1), 35-49.
Amin, T., Arisman, A., & Lestari, S. P. (2022). Pengaruh Cita Rasa Dan Layout Terhadap
Kepuasan Konsumen Di Letter Coffee. JISMA: Jurnal Ilmu Sosial, Manajemen, dan
Akuntansi, 1(4), 471-474.
Sari, Y. R. (2021). Pengaruh citra perusahaan, kualitas produk dan cita rasa terhadap
kepuasan pelanggan. Jurnal Manajemen Modal Insani Dan Bisnis (JMMIB), 2(2), 164-
171.
Halim, A., Djaelani, A. K., & Suharto, M. K. A. B. (2023). Pengaruh Kualitas Produk,
Harga Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Kafe Es Teh Indonesia
Tlogomas Kota Malang). E-JRM: Elektronik Jurnal Riset Manajemen, 12(01).
Nisa, A. L., & Kusuma, Y. B. (2023). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga
Terhadap Kepuasan Pelanggan Es Teh Indonesia (Studi Kasus Generasi Z di Kota
Surabaya). SEIKO: Journal of Management & Business, 6(1), 473-478.
Azhari, A., Hairudinor, H., & Rahmawati, E. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas
Layanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Vinila Textile Dan Accessories. Jurnal
Bisnis dan Pembangunan, 9(1), 36-51.
https://youtu.be/YsjQMbeFUxo?si=SfpxY1XXUbBnSu6m