Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Agil Al-Fath

Kelas : Akuntansi 2G
NIM : 12370310249
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing : Desvi Empty, M.Si.
Tema : Membangun Negeri Semangat Nasionalisme
Judul : Membangkitkan Jiwa Nasionalisme Di Era Sekarang

Teknologi berkembang dengan pesat mengakibatkan perkembangan informasi dari


berbagai negara dapat dijangkau dengan mudah. Dengan adanya perkembangan teknologi yang
begitu pesat membuat budaya kebaratan atau yang kita kenal dengan westernisasi dengan
mudah masuk ke lingkungan bangsa Indonesia dan mengakibatkan perubahan masyarakat
khususnya generasi muda dalam menganut budaya barat dimana nilai-nilai yang terkandung
sangat bertolak belakang dengan bangsa Indonesia. Nilai dan sikap yang sharusnya dimiliki
oleh masyarakat khususnya generasi muda seperti nasionalisme di masa sekarang semakin
menurun. Selain faktor westernisasi, era globalisasi yang berkembang dengan pesat juga
memberikan dampak terhadap semangat nasionalisme.

Era globalisasi yang terus berkembang memberikan dampak kepada seluruh dunia salah
satunya merubah tatanan hidup masyarakat sebuah negara termasuk Indonesia. Selain itu,
globalisasi juga membawa dampak negatif lainnya dalam kehidupan masyarakat termasuk di
bidang ekonomi dan kebudayaan yang berpengaruh pada gaya hidup dalam masyarakat.

Kemerosotan moral generasi muda juga menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di
Indonesia dimana hal tersebut sangat merugikan bangsa dan negara. Kasus-kasus kemerosotan
moral telah terjadi dalam dunia pendidikan, contohnya siswa sering kali mencontek, tawuran,
mencuri, dan mash banyak lagi. Kasus lainnya yang sering diberitakan yaitu kasus siswa yang
berani kepada gurunya dari melawan hingga menganiaya gurunya sendiri. Kasus tersebut
menunjukkan bahwa sudah terjadi kemerosotan moral generasi muda. Dari permasalahan yang
sudah disebutkan, tak hanya pemerintah yang harus mencari upaya pencegahan dan solusinya
tetapi seluruh lapisan masyarakat juga dapat membantu pemerintah untuk mencegah dan
menemukan solusi (Muwafia, 2022). Berbagai permasalahan timbul yang memberikan dampak
memudarnya sikap nasionalisme di kalangan generasi muda, salah satunya yaitu banyak
generasi muda bangsa tidak mengenali identitas dirinya sendiri dan cenderung lebih
mementingkan dirinya sendiri dibanding dengan kepentingan bersama (Widiyono, 2019).

Generasi muda bangsa seharusya memahami tentang identitas bangsanya sendiri bahwa
suatu bangsa terikat akan kesamaan tujuan dan rasa senasib sepenanggungan tanpa
memperdulikan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (Fuad, 2020). Perjuangan para
pahlawan yang mempunyai semangat nasionalisme mampu membawa Indonesia merdeka dari
kalangan para penjajah. Perjuangan para pahlawan tidak berhenti begitu saja tetapi masyarakat
Indonesia khususnya generasi muda harus mampu membawa semangat perjuangan tersebut
dan meneruskan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 (Fuad, 2020). Dari banyanya peristiwa sejarah yang dialami oleh bangsa Indonesia
pasti terdapat nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya dan dapat digunakan sebagai acuan
untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

Nasionalisme merupakan sikap untuk mencintai tanah air dimana suatu bangsa memiliki
rasa senasib sepenanggungan dan mempunyai tujuan yang sama. Nasionalisme digunakan oleh
para pejuang dalam merebut kemerdekaan dari genggaman penjajah kolonial. Sikap
nasionalisme pada masyarakat Indonesia khususnya generasi muda perlu ditingkatkan untuk
mengurangi risiko terjadinya konflik yang melibatkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
Nilai nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini melalui pendidikan, salah satunya pada
pendidikan sejarah.

Peristiwa sejarah yang pernah terjadi membawa arti yang sangat penting bagi sebuah
bangsa termasuk bangsa Indonesia. Dalam dunia pendidikan, sejarah merupakan suatu
peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau yang dapat dijadikan acuan untuk menghadapi
kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi antara guru
dan peserta didik dalam suatu pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya (Rahman et al., 2022). Pendidikan sejarah
diartikan sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran sejarah dan nilai-nilai positif dalam
suatu peristiwa sejarah untuk diterapkan di masa kini dan masa yang akan datang.
Pembelajaran sejarah sangat penting dipelajari oleh generasi muda untuk mengingatkan makna
dan mengingatkan generasi muda akan sejarah bangsanya sendiri (Nazmi, 2019).

Salah satu materi sejarah yang cocok digunakan untuk menanamkan semangat
nasionalisme generasi muda bangsa yaitu peristiwa kongres pemuda yang berlangsung sekitar
tahun 1926 - 1928. Pada masa itu, pemuda-pemuda kaum terpelajar ingin mengadakan suatu
perkumpulan pemuda dan mendirikan organisasi yang berisikan pemuda dari berbagai daerah
tanpa memandang suku dengan tujuan agar semangat persatuan dapat terjaga. Pada saat itu,
keadaan sangat diawasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dimana perkumpulan
pemuda sangat dibatasi dan diawasi dengan ketat tetapi para pemuda berani mengambil risiko
yang begitu tinggi untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka. Kontribusi pemuda
terpelajar untuk membantu kemerdekaan Indonesia sangat besar, sikap nasionalisme yang
dimiliki pada saat itu juga berpengaruh kepada pemuda daerah lainnya karena dengan adanya
sikap tersebut sama saja dengan menyatakan kekompakan. Sikap nasionalisme yang dimiliki
oleh pemuda zaman dulu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui kongres
pemuda perlu ditiru dan dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususya generasi
muda di masa sekarang.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa


permasalahan yang muncul yaitu memudarnya semangat nasionalisme masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda sehingga diperlukan adanya suatu pembelajaran yang dapat
meningkatkan semangat nasionalisme. Pembelajaran yang dimaksud salah satunya yaitu
melalui bahan ajar dengan mempelajari materi sejarah kongres pemuda tahun 1926 - 1928 yang
memiliki banyak nilai nasionalisme.

Faktor - Faktor Dari Negara Asing Yang Dapat Mempengaruhi Jiwa Nasionalisme
Masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia mengakibatkan tergerogotinya
semangat nasionalisme. Pengaruh tersebut ada yang berdampak positif ataupun berdampak
negatif yang akhirnya sangat berpengarh terhadap perubahan kebudayaan bangsa Indonesia.
terhadap perubahan kebudayaan bangsa Indonesia. Menurut Kurniawan (2019: 135) perubahan
mungkin saja terjadi karena ada faktor baru yang lebih memuaskan sebagai pengganti faktor
lama untuk menyesuaikan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.
Dengan demikian, masuknya budaya asing dapat mengakibatkan perubahan kebudayaan
bangsa Indonesia jika hal itu lebih memuaskan. Akhirnya kebudayaan itu menggerogoti
semangat nasionalisme bangsa Indonesia, contoh nya adalah gotong royong, Gotong royong
merupakan salah satu budaya kearifanlokal masyarakat Indonesia. Seperti kerja bakti
membersihkan lingkungan di sekitar kita. Namun, aktivitas ini sudah mulai langka dilakukan
di lingkungan sekitar rumah saya. Terlebih lagi anak muda yang turut serta kerja bakti saat ini,
hampir tidak ada.

Kerja bakti yang biasa dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu kadang membuat kaum
muda malas untuk terlibat. Pasalnya, di akhir pekan mereka biasanya refreshing atau bermalas-
malasan. Bahkan kegiatan ini dianggap kegiatan yang membosankan. Bagi beberapa kaum
muda bersih-bersih merupakan kerjaan yang membosankan.

Analis Sosilogi yang juga Analis Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan
(UPH), Emrus Sihombing mengatakan, salah satu penyebab lunturnya gotong royong adalah
kemajuan teknologi, media sosial misalnya. "Sehingga orang merasa tidak perlu melakukan
sosialisasi. Efek dari media sosial itu menjauhkan yang dekat mendekatkan yang jauh.
Menurutnya, kebanyakan generasi muda sekarang sering berpikir dan bertindak global
dibandingkan memikirkan dan berperilaku lokal seakan mengabaikan masyarakat lokal atau
sekitar. "Prinsip bergotongroyong harus tetap digelorakan, tetapi juga membangun hubungan
dengan dunia luar," ucapnya.

Indonesia bisa merdeka karena adanya semangat gotong royong, kebersamaan dan bahu
membahu. Kini semangat tersebut agak ditinggalkan, salah satu penyebabnya adalah
penggunaan uang atau dana sebagai tolok ukur yang cukup untuk partisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan. Di wilayah rumah saya bahkan secara nyata uang menjadi perusak semangat
gotong royong warga setempat. Kehadiran dalam sebuah kebersamaan pun terkadang diwakili
dengan uang. Tidak hadir ronda cukup bayar denda. Tidak hadir dalam pertemuan cukup titip
uang iuran. Tidak ikut kerja bakti cukup memberi sumbangan. Sifat emosional kebersamaan
ini juga terjadi pergeseran nilai yang lebih mementingkan materialistik. Sekarang kebanyakan
masyarakat berkalkulasi. Dengan uang yang dimiliki, masyarakat merasa bisa memperoleh
apapun yang dibutuhkan. Rasa kebersamaan dan rasa persaudaraan itu tidak semua bisa dibeli
dengan uang.

Teknologi yang semakin caggih membuat nilai- nilai kebudayaan dan sosial mulai luntur
atau sudah jarang ditemui karena tidak ada yang mengembangkan budaya tersebut yaitu
kegotong royongan.
Gotong royong adalah nilai budaya dan sosial yang diturunkan secara turun temurun oleh
nenek moyang. Pada zaman dulu kala masyarakat sering melakukan kegiatan gotong royong
salahsatunya bekerja bakti dilingkungan masyarakat sekira tempat tinggalnya entah
membersihkan selokan, mengecat perabotan umum, menanam tanaman bersama atau lainnya.
Namun, dimasa sekarang ini, disekitar rumah saya sudah jarang sekali penduduk setempat yang
melakukan gotong royong. Mungkin yang masih menjadi tradisi saat di hari uang tahun bangsa
Indonesia, masyarakat masih melakukan gotong royong untuk menghias lingkuangan mereka
dengan nuansa merah putih atau nuansa kemerdekaan menyambut atau ikut serta merayakan
hari kemerdekaan bangsanya. Namun disebuah perumahan di Pekanbaru jarang sekali
melakukan hal tersebut bahkan mereka sibuk dengan dunia mereka sendiri sibuk dirumah
bahkan tidak salin melakukan kominukasi dengan tetangga sekitar, mereka lebih mengeluarkan
uang untuk membayar orang melakukan tindakan untuk memasang hiasan uang tahun
bangsanya sendiri tanpa ada gotong royong dari lingkungan sekitar. Anak anak muda
pekanbaru lebih cenderung ngobrol di kafe dengan teman-temannya sampai pagi dari pada
harus ikut menjaga ronda malam dilingkungan bahkan mereka lebih enak membayar seorang
petugas keamanan dari pada beronda bersama warga sekitar yang bertugas. Berbeda dengan
zaman dulu masih dengan keakraban yang cukup kental dengan tetangga sekitar untuk
melakukan ronda malam bersama, menonton televisi bersama dipos kampling. Dari hal tersebut
sudah jelas perbedaan perkembangan nilai-nilai kegotong royonganya.

Gotong royong memiliki nilai nilai positif yaitu


1. Kebersamaan. Gotong royong mencerminkan kebersamaan karena dengan gotong royong,
masyarakat mau bekerja secara bersama-sama untuk membantu orang lain atau untuk
membangun fasilitas yang irr dimanfaatkan Bersama

2. Persatuan. Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan
antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyakarat menjadi lebih kuat dan
mampu menghadapi permasalahan yang muncul.

3. Rela berkorban. Gotong royong mengajari sikap rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat
berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang. Dengan gotong
royong masyarakat rela mengesampingkan kepentingan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan
bersama.

4.Tolong menolong. Gotong royong memngajarkan warga masyarakat saling bahu-membahu


untuk menolong satu sama lain. Sekecil apapun peran seseorang dalam gotong royong, selalu
dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain.
5. Sosialisasi. Pada saat ini kehidupan masyarakat cenderung lebih mementingkan diri sendiri.

Gotong royong dapat mengubah warga masyarakat kembali sadar jika dirinya adalah
maskhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga
proses sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya. Selain itu budaya gotong royong
juga memliki manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar antara lain adalah

1. Meringankan beban pekerjaan yang harus ditanggung.


2. Menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, dan kekeluargaan antar
sesama anggota masyarakat
3. Menjalin dan membina hubungan yang baik antarwarga masyarakat
4. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

Gotong royong di era milenial ini sangat langka di temukan. Bahkan contohnya
dilingkungan sekolah jarang sekali diadakan kerja bakti atau kegiatan membersihkan ruangan
dan kebanyakan lebih memlih di bersihkan oleh petugas kebersihan yang telah di tugaskan.
Saya pernah menonton youtube yang isinya mengenai bagaimana para tourist atau pengunjung
wisatawan dari macanegara mengenai masyarakat indonesia dan mereka (para tourist atau
pengunjung macanegara) mengatakan bahwa mereka sangat suka dengan keramahan yang
diberikan oleh masyarakat sekitar.

Sifat keramahan dan kegotongroyongan sudah menjadi budaya negara kita sejak nenek
moyang yang harus kita lestarikan jangan menjadikan kemajuan IPTEK atau kemajuan
teknologi membuat luntur kebudayaan gotong royong negara Indonesia ini. Maka dari itu ayo
generasi muda kembangkan kebudayaan goong royong itu kembali, hilangkan rasa malas
kalian untuk melakukan sosialisasi kegotong royongan dan semangat gotong royong dalam
lingkungan terdekat kalian karena itulah yang menjadikan identitas atau ciri khas bangsa
Indonesia jangan sampai budaya itu tergerus oleh sifat individualisme yang tinggi dan jauhkan
sifat anarkisme dan menjatuhkan harkat dan martabat sesama kalian karena kita adalah satu
bangsa yang harus dijaga keutuahan jangan sampai terpecahbelah oleh sikap sikap buruk
tersebut.

Faktor-faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial budaya menurut Baharddin

1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya


a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakat selalu
mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat semakin beragam dan
bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini umumnya disebabkan oleh adanya
penemuan baru dalam masyarakat.

b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu daerah
mengakibatkan perubahan struktur Masyarakat terutama Lembaga kemasyarakatannya.

c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena


kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat
individualistis mash lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat.
Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan yang terjadi untuk memperebutkan
segala sumber kebutuhan mendorong masyarakt untuk berkreasi menciptakan alternatif
pemenuhan sumber kebutuhan.

d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber dari
luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di sekitar
manusia, seperti bencana alam dan peperangan.

e. Sistem terbuka lapisan masyarakat. Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka
cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup.
Masyarakat akan selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia - manusia
yang potensial.

f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat yang
mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk melakukan
penelitian. Dengan demikian itu semua akan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi
masyarakat.

g. Sistem pendidikan formal yang maju. Kualitas pendidikan yang tinggi maupun mengubah
pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebihrasional dalam berpikir dan
bertindak.

h. Orientasi ke masa depan. Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik akan
mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.

Penyebab Westernisasi Lebih Cepat Berpengaruh Bagi Masyarakat Pada Zaman


Sekarang

Karena hal hal yang ada di social media sekarang ini lebih berpatok kebarat baratan, tidak
hanya di social media seperti tiktok/Instagram, tapi sudah mencakup dia semua social media.
Di karenakan hal tersebut, westernisasi lebih gampang berkembang dan dampak tersebut lebih
gampang berkembang dikaum milenial karena saat ini semua orang menggunakan smartphone,
jadi westernisasi lebih mudah ditiru dan menyebar, dan hal tersebut merupakan salah satu
bentuk dampak buruk. Dikarenakan jika masyarakat terlalu mengikuti gaya dunia barat, maka
masyarakat itu akan meninggalkan budaya sendiri.
Berikut adalah beberapa hal yang membuat westernisasi gampang tersebut

Pengaruh Media Massa: Media massa, seperti televisi, film, dan internet, sering kali
menampilkan gaya hidup individualistik dan konsumeristik dari budaya Barat. Paparan yang
berlebihan terhadap nilai-nilai ini dapat mengubah persepsi masyarakat tentang pentingnya
gotong royong, mempengaruhi semangat dan motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan
bersama.

Perubahan Nilai dan Prioritas: Nilai-nilai Barat seperti kesenangan pribadi, kebebasan
individu, dan pencapaian pribadi sering bertentangan dengan nilai-nilai tradisional yang
mengedepankan kerjasama dan solidaritas sosial. Ketika masyarakat mulai mengutamakan
kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama, semangat gotong royong bisa mengalami
penurunan.

Urbanisasi dan Modernisasi: Peningkatan urbanisasi dan modernisasi membawa perubahan


gaya hidup dan pola interaksi masyarakat. Di lingkungan perkotaan yang lebih individualistik,
orang cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi dan kurang memiliki waktu atau
motivasi untuk terlibat dalam kegiatan gotong royong.

Pendidikan dan Akses Informasi: Orang-orang yang mendapatkan pendidikan modern atau
memiliki akses yang lebih besar terhadap informasi seringkali terpapar pada budaya Barat
melalui media dan internet. Hal ini dapat memengaruhi pandangan mereka terhadap praktik
gotong royong yang lebih tradisional, mendorong mereka untuk mengadopsi nilai-nilai yang
lebih individualistik.

Struktur Sosial: Perubahan dalam struktur sosial, seperti meningkatnya mobilitas sosial dan
fragmentasi komunitas, juga dapat memengaruhi kegiatan gotong royong. Ketika hubungan
antaranggota masyarakat menjadi lebih longgar atau kurang terikat, semangat untuk bekerja
sama dalam kegiatan bersama juga dapat menurun.
Anak anak disekitar rumah saya sering menggunakan istilah asing dan cara bicara lebih
kebarat baratan, seperti mengatakan “maaf” saja, anak anak sekarang lebih sering
mengucapkan “sorry”, lalu anak anak zaman sekarang lebih memilih mendengarkan lagu barat
dibanding lagu daerah karena mereka menganggap lagu daerah itu kuno.
Sebenarnya menurut saya westernisasi itu baik, tetapi kita tidak boleh mengikuti hal
tersebut secara berlebihan, karena kita akan meninggalkan budaya kita sendiri dan hilangnya
nasionalisme. Jadi westernisasi itu boleh boleh saja. Tetapi seperti yang sudah disebut tadi,
yaitu tidak meninggalkan budaya sendiri. Dan lebih baik lagi kita menanggapi westernisasi itu
hanya kita nikmati saja, tidak perlu diikuti, tidak semua hal dari luar itu baik, ada yg negative
dan positive.

Cara Mengatasi Pengaruh Westernisasi

Tentu saja pengaruh budaya barat akan membuatmu kehilangan jati diri bangsa jika tak
bisa menyaringnya dengan baik. Agar kita tak terbawa arus dengan westernisasi, ada cara
yang bisa kamu lakukan di kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Mulai pintar menyaring budaya asing yang positif dan sesuai dengan norma di Indonesia
serta agama masing-masing.

2. Menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang lebih banyak lagi.

3. Tetap teguh pendirian dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.

4. Menguasai perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai bekal ke depannya.

5. Membeli, memakai, dan mempromosikan produk dalam negeri daripada produk impor.

6. Menjauhi budaya barat yang terlalu bebas.

Selain itu, Penguatan pendidikan karakter bisa menjadi solusi untuk meminimalisir
dampak negatif dari westernisasi. Penguatan karakter bisa dilakukan dengan meningkatkan
sikap religius dengan meningkatkan pelaksanaan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang
dianut dan kepercayaan masing masing, bersikap nasionalisme, menerapkan perilaku gotong
royong dan mencintai kebudayaan lokal.

Pada era globalisasi ini, banyak sekali perubahan kebiasaan dan peniruan kebudayaan
barat yang sebaiknya kita meminimalisir dengan mencintai kebudayan yang ada di bangsa
kita ini. Harapan penulis, untuk kaum muda, mari kita terus melestarikan kebudayaan bangsa
agar karakter nusantara tidak akan hilang di makan waktu
Itulah beberapa informasi terkait westernisasi hingga solusi yang bisa kamu lakukan agar
tidak terpengaruh dengan budaya barat. Setelah mengetahui hal ini, ada baiknya jika kita
semakin bijak untuk berperilaku di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai