Anda di halaman 1dari 10

Nama : Bakti Adi Agesta

Kelas : Akuntansi 2G
NIM : 12370311665
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing : Desvi Emty, M.Si.
Tema : Membangun Negeri Semangat Nasionalisme
Judul : Kurangnya Kesadaran Dalam Berlalu Lintas

Nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan yang di


kembangkan dalam rangka mempersatukan bangsa. Hal ini di dasarkan
pada rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara serta ideologi dan
politik. Nasionalisme juga di artikan sebagai suatu sikap politik dan sosial
dari kelompok masyarakat yang mempunyai kesamaan budaya, bahasa,
wilayah serta kesamaan cita cita dan tujuan.
Paham nasionalisme pada awalnya lahir di Barat (Eropa) sekitar
abad ke-15 M, lalu berkembang dan menjalar ke belahan dunia lain,
Terutama di timur (Asia dan Afrika) pada sekitar abad ke-20 M, dapat
mempengaruhi wajah dunia dari sisi politik kekuasaan. Nasionalisme dalam
konsepsi social-kultural, Kelahirannya tidak muncul begitu saja tanpa
proses evolusi makna melalui media bahasa. Secara etimologis kata
nasionalism dan nation dalam bahasa inggris. Pada kata nascor yang
bermakna saya lahir atau dari kata natus-sum, yang berarti saya dilahirkan.
Selama kekaisaran romawi, kata nation secara peyoratif dipakai untuk
mengolok-olok org asing.
Beberapa ratus tahun kemudian tepatnya abad pertengahan, kata
nation di gunakan untuk nama kelompok belajar asing di Universitas-
Universitas. Konsep nation mempunyai makna baru yang lebih positif dan
menjadi umum di pakai setelah abad 18 di prancis. Jika pada masa
pertengahan (abad ke-15 sampai 15), kebebasan individu dan kebebasan
berfikir banyak di domonasi oleh kekuasaaan dan otoritas agama, maka
sesudah renaisans timbulah cita-cita kemerdekaan, lepas dari segala bentuk
dominasi dogma agama. Dari sinilah spirit makna kata nation menjadi
seperti sekarang yang merujuk pada bangsa atau kelompok yang menjadi
penduduk resmi suatu negara.
Nasionalisme sebagai ide, baru muncul tahun 1776 hingga 1830
khususnya di benua eropa dan amerika ketika terjadi proses integrasi dari
kerajaan-kerajaan sampai terbentuknya negara nasional. Dalam proses
transisi itu lahir apa yang disebut masyarakat kelas menengah.
Perkembangan nasionalisme di barat berjalan melalui 3 fase.
Pertama,bermula saat hancurnya kerajaan yang dimulai pada zaman akhir
abad pertengahan dan mulai berdirinya negara-negara nasional dengan ciri
pokok dalam fase ini adalah identifikasi bangsa dalam perorangan yang
berkuasa.
Fase kedua, dari perkembangan nasionalisme di barat bermula sejak
kekacauan perang Napoleon dan berakhir dalam tahun 1914. Menurut
pendapat carr peletak dasar dari nasionalisme modern yang dalam sejarah
mulai di jumpai modelnya pada abad ke-19. Penetapan Jeanjascues
Rousseau ini kemudian berkembang menjadi suatu prinsip fundamental bagi
revolusi prancis. Didalam fase ini ciri pokok bukan lagi tercermin pada
prilaku seorang raja melainkan identitasnya tercermin pada prilaku dari
golongan masyarakat tertentu yang sedang berperan besar saat itu, sehingga
nasionalisme pada fase ini sering disebut sebagai “the middle class
nationalism”.
Fase ketiga, perkembangan nasionalisme di barat merupakan
ungkapan dari tuntunan masa untuk ikut berperan sedemikian rupa
sehingga nasionalisme taraf ketiga ini dapat disebut sebagai sosialisasi dari
pada bangsa. Ungkapan kepentingan dan perasaan masa ini tercermin
disetiap kebijakan politik dan ekonomi bangsa yang bersangkutan dengan
dorongan masa, sehingga mensyaratkan adanya loyalitas dari masa tersebut.
Corak dalam fase ini melebih-lebihkan bangsa sendiri, sehingga mudah
menjelma menjadi suatu nasionalisme sempit dan congka yang berkeinginan
untuk mengadakan adu kekuatan dengan bangsa lain.
Nasionalisme juga merupakan sikap cinta kita terhadap tanah air
dengan batasan geografis, cinta tanah air merupakan konsep dan nilai yang
harus di jalankan oleh setiap warga negara agar memiliki loyalitas untuk
membela negaranya. “a state of mind, in which the supreme loyality of the
individual is felt to bedue the nation state” (kesetiaan tertinggi individu
harus di serahkan kepada negara) hal ini merupakan suatu janji yang
harusnya di tepati oleh setiap bangsa yang menempati suatu negara, dengan
tujuan untuk membentuk dan melestarikan negara nasional. Kecintaan
terhadap tanah air merupakan suatu kewajiban atas setiap individu, karna
dengan itu setiap bangsa yang adadisuatu negara akan memandang
bangsanya sebagai bagian dari bagian yang lain yang ada di dunia,dengan
itu akan munculkesadaran yang membentuk kedaulatan yang disepakati
sebgai pijakan dalam menjalani kegiatan dalam kehidupan seperti kegiatan
kebudaya, politik dan juga ekonomi.
Perkembangan nasionalisme dengan ideologi perkembangan saat ini
berada di titik rendah, di mana mayoritas kebijakan yang dikeluarkan
berkiblat kepada neoberalisme dan trans nasional. Sejumlah peneliti
mengatakan nasionalisme pada diri pemuda sudah mulai mengalami
degradasi dan hal itu di akibatkan oleh terus menerus tergerus oleh nilai
diluar, dengan bukti maraknya pertikayan antar remaja dan perkelahian
antar etnis atau antar kelompok masyarakat hal ini merupakan salah satu
tanda runtuhnya nilai nilai nasionalisme dalam diri pemuda. Sehingga
kesejahteraan rakyat bukan lagi menjadi prioritas utama, kepedulian
terhadap sesama bangsa bukan lagi menjadi suatu keharusan. Fenomena
yang kita lihat adalah munculnya sifat individualisme dalam kehidupan di
zaman ini. Karena rendahnya sifat peduli terhadap sesama sudah mulai
pudar, hal ini mempengaruhi rendahnya cinta kepada tanah air.
Nasionalisme saat ini yang dibutuhkan adalah nasionalisme solidaritas, yaitu
kepedulian dan rasa tanggung jawab antar warga bangsa karna mulai pudar
di masyarakat maupun elite politik,bias kita lihat bahwa banyak pemuda
yang tidak peduli terhadap kondisi keterpurukan yang melanda negara
ataupun masyarakat di sekelilingnya, Pemuda saat ini lebih tertarik kepada
hal-hal yang bersifat kesangan semata yang bias merusak pemikiran
generasi muda dan melunturkan sikap cinta terhadap tanah air.
Menaati tata tertib di dalam berlalu lintas juga merupakan sikap
cinta kita terhadap tanah air, yang dimana tata tertib memiliki peranan yang
sangat penting di dalam kehidupan kita dan kemajuan bangsa Indonesia.
Kemajuan dan perkembangan lalu lintas diselenggarakan dengan tujuan
untuk mewujudkan budaya bangsa yang tertib, menaati peraturan dan
terwujudnya etika berlalu lintas bagi masyarakat. Hal ini tercermin dalam
tujuan lalu lintas dan angkutan jalan yang di muat dalam undang-undang
No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 3,yang
berbunyi sebagai beriukut :
1. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang
aman,selamat,tertib,lancar dan terpadu dengan moda angkutan
lain yang mendorong prekonomian nasional, memajukan
kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan
bangsa serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa.
2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya budaya bangsa.
3. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
Peraturan lalu lintas di buat untuk mengatur jalannya arus lalu
lintas, sehingga dapat tercipta arus lalu lintas yang teratur. Budaya berlalu
lintas yang baik akan menciptakan keadaan arus lalu lintas yang tertib dan
teratur, sehingga akan membuat para pengguna jalan menjadi aman dan
nyaman jarang di rasakan oleh pengguna jalan, karena masih banyak
pengguna jalan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas.
Etika berlalu lintas merupakan cermin budaya bangsa, tetapi untuk
membentuk etika berlalu lintas menjadi budaya bangsa bukan persoalan
mudah, diperlukan gerakan kultural untuk mewujudkan keadaan dalam
berlalu lintas. Dampak kepadatan penduduk yang terus bertambah,
kebutuhan masyarakat yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi
yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya trasportasi di
jalan sehingga angka kecelakaan dari tahum ke tahun terus bertambah.
Berbagai langkah perlu dilakukan untuk mengendalikan angka kecelakaan
tersebut. Salah satu factor penyebab terjadinya adalah faktor manusia,
faktor manusia merupakan penyebab faktor kecelakaan yang paling besar.
Hal yang memprihatinkan adalah banyaknya korban kecelakaan yang masih
berstatus sebagai pelajar, hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului
dengan pelanggaran terhadap ketentuan praturan perundangan tentang lalu
lintas dan angkutan jalan.
Kesadaran akan berkendara yang baik dan benar bagi masyarakat
umum masih sangat rendah, apalagi ditambah mengenai pentingnya
mematuhi peraturan lalu lintas. Lembaga kesehatan dunia di bawah
naungan PBB (WHO) merilis The Global Report on road savety. Dilaporkan
angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi sepanjang tahun 2015 di 180
negara, dan Indonesia menjadi negara ke tiga di asia di bawah tiongkok dan
india. Data tersebut menunjukkan bahwa total kematian di dunia akibat
kecelakaan di tahun 2015 mencapai 38.279 dan kecelakan juga termasuk
penyebab kematian nomor 2 didunia.
Melihat banyaknya angka kecelakaan akibat pelanggaran lalu lintas
seharusnya dapat mempertegas regulasi penegakan hukum. Jika berdasarkan
fungsi dari sebuah peraturan yang telah di buat,peraturan itu merupakan batu
lompatan bagi kita untuk mentaati dan melaksanakan peraturan dalam berlalu
lintas. Sehingga peraturan yang telah dipatuhi dan di laksanakan tidak lagi
menimbulkan masalah, serta dapat meminimalisir angka pelanggaran lalu lintas
oleh pengendara di jalan raya.
Dan menurut penelitian saya terhadap kasus pelanggaran dalam berlalu
lintas, sangat banyak dari masyarakat kita tidak hanya di daerah perkotaan tetapi
di daerah pedesaan khususnya tempat saya yaitu tembilahan Indragiri hilir banyak
sekali dari masyarakat disana yang tidak menaati peraturan dalam berlalu lintas
dan itu biasanya disebabkan oleh faktor rendahnya kesadaran untuk menaati
peraturan lalu lintas yang menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan disana.
Terkadang banyak dari anak anak disana yang sudah dari kecil melihat orang yang
melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya sendiri yang melakukannya.
Selain itu kebanyakan masyarakat disana hanya patuh ketika ada polisi yang
sedang bertugas di jalan atau ketika polisi sedang mengadakan razia, diluar dari
itu masyarakat disana banyak sekali yang melanggar peraturan berlalu lintas
seperti :
1. tidak menggunakan helm ketika berkendara.
2. Menerobos lampu merah.
3. Berkendara lawan arah.
4. Menggunakan hp ketika berkendara.
5. Balapan di jalan raya (balap liar) Dll.
Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat ketika
berkendara di jalan raya sudah seperti budaya, ketidak pahaman masyarakat
terhadap rambu lalu lintas di jadikan alasan mereka di saat melakukan
pelanggaran. Bahkan pemberian sanksi tilang terhadap mereka yang telah
melanggar tidak dapat memberikan efek jera. Padahal jika pelanggaran terus
menerus dilakukan,maka dapat menjadi pengaruh pencitraan terhadap negara.
Aktivitas berkendara yang aman menjadi salah satu alasan penting yang
harus dilaksanakan oleh setiap pengendara di jalan raya. Standarisasi seperti
SIM,helm untuk pengendara sepada motor, dan sabuk pengaman untuk
pengendara mobil saat berkendara haruslah diperhatikan. Selain itu, mematuhi
rambu- rambu lalu lintasdi jalan raya dapat menjadi pendukung keselamatan
berkendara yang aman di jalan raya. Sehingga, dapat meminimalisir angka
kecelakaan di jalan raya yang mengakibatkan adanya korban jiwa.
Kurangnya disiplin dalam berlalu lintas memiliki banyak kelemahan dan
berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain, berikut adalah beberapa
kelemahan atau akibat buruk yang dapat di timbulkan perilaku tidak tertib dalam
berlalu lintas :
1. Menyebabkan kecelakaan
Banyaknya kecelakaan di jalan raya yang bermula dari prilaku
seseoramg yang tidak tertib dalam berlalu lintas, seperti misalnya
menyerobot lampu merah atau melebihi batas kecepatan yang di
tentutan. Hal ini tentu sangat merugikan, karana dia bias melukai
dirinya sendiri atau bahkan bias melukai orang lain yang sudah
berusaha tertib dalam berlalu lintas.
2. Mengganggu kenyamanan pengendara lain
Prilaku seseorang yang tidak tertib berlalu lintas dapat mengganggu
kenyamanan pemakai jalan atau pengendara yang lain. Misalnya saja,
orang yang memarkirkan kendaraannya sembarangan atau di atas
trotoar tentu hal ini akan menimbulkan kemacetanyang menghambat
perjalanan pengendara lain. Selain itu, modifikasi motor yang
menggunakan knalpot brong juga bias membuat pengendara lain tidak
nyaman dan terganggu dalam berkendara.
3. Memunculkan kebiasaan yang tidak baik di masyarakat.
Banyak orang yang tidak tertib dalam berlalu lintas bermula dari ikut-
ikutan pelanggar lainnya. Jika tidak ada yang menegur hal ini dan hal
ini di biarkan begitu saja, maka pelanggaran akan menjadi hal
yangbiasa di lakukan. Bahkan, orang yang tertib dan patuh akan di
anggap aneh atau di cap sebagai oaring yangsok taat, padahal apa yang
ia lakukan merupakan hal yang benar.
4. Mengganggu pejalan kaki
Pelanggaran yang ringan, tapi cukup mengganggun ialah ketika lampu
merah menyala, seorang pengendar berhenti tepat di zebra cross
(melewati batas yang di tentukan) yang membuat pejalan kaki
kehilangan hak mereka. Sama halnya ketika kemacetan terjadi
pengendara motor khususnya menggunakan jalur trotoar untuk
memotong jarak kemacetan, ini tentu sangat mengganggu pejalan kaki
yang sedang berjalan.
5. Menyebabkan kemacetan lalu lintas
Penyempitan jalur di suatu wilayah tertentu sering terjadi ketika
pengendar, biasanya pengendara mobil membuat jalur ketiga untuk
menyalib jalur kedua agar masuk ke jalur utama. Belum lagi, ketika
diikuti pengendara lain dalam jumlah banyak, tindakan tersebut srring
menyebabkan kemacetan yang panjang. Sebaiknya, lebih bersabar agar
tidak merugikan pengendara lain dan tidak membuat kemacetan di
jalan raya.
Akibat dari pelanggaran lalu lintas ini mengakibatkan banyak kerugian
baik itu untuk diri sendiri maupun bagi org lain, terjadinya pelanggran lalu lintas
merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan
permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka
kecelakaan yang terus terjadi, bahkan cenderung meningkat dari setiap tahuannya.
Hal tersebut dapat di lihat dari jumlah jenis pelanggaran lalu lintas di wilayah
kepolisian resor sragen yang berjumlah 23.304 dari semua jenis pelanggaran lalu
lintas di tahun 2014 menjadi 23.773 pelanggaran di tahun 2015. Permasalahan
tersebut seharusnya dapat di tekan atau bahkan dihilangkan apa bila ada kesadaran
dari masyarakat, khususnya pengemudi di jalan raya. Kesadaran akan keselamatan
harusnya tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk mellindungi
keselamatan orang lain.
Pembinaan dan penegakan disiplin berlalu lintas di jalan memerlikan suatu
aturan hukum yang tegas, serta mampu mencakup seeluruh penegakan
pelanggaran yang terjadi, agar pelanggaran tersebut dapat ditindak secara tegas
serta dapat di upayakan pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran tersebut.
Pada umumnya permasalahan pelanggaran lalu lintas sering di alami oleh setiap
daerah di Indonesia, hal tersebut dapat di buktikan dengan adanya indikasi anngka
kecelakaan lalu lintas yang sering meningkat di setiap tahunnya. Perkembangan
transportasi lalu lintas mengalami peningkatan yang sangat pesat,di mana keadaan
tersebut merupakan wujud perkembangan teknologi yang semakin modern.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda !
Jawabannya tak lain tak bukan adalah kita harus ikut andil dalam
mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas, tindakan penilangan yang di lakukan
polisi lalu lintas (polantas) saat ini bukanlah tindakan yang preventif melainkan
tindakan untuk menegakkan hukum bagi pelanggar lalu lintas.lalu cara kita
sebagai generasi muda, bela negara yang dapat kita lakukan terhadap masyarakat
yang melanggar peraturan lalu lintas di dalam berkendara ialah:
1. Memberikan edukasi dan kampanye keselamatan berkendara.
Edukasi yang bias di berikan kepada masyarakat mengenai aturan lalu
lintas sesrta dampak dan bahayanya bila kita melanggar aturan lalu
lintas tersebut. Kegiatan kampanye ini bias di lakukan melalui social
media baik itu televise,tik tok, instagram, ataupun dengan sosialisasi
langsung kepada masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan dan pengetahauan pengemudi.


Upaya pencegahan pelanggaran lalu lintas selanjutnya adalah dengan
memberikan program untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuanpengemudi akan pentingnyaaturan lalu lintas, melalui
pelatihan, uji kemampuan, dan sertifikasi.
Upaya pencegahan pelanggaran lalu lintas selanjutnya adalah dengan
memberikan program untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuanpengemudi akan pentingnyaaturan lalu lintas, melalui
pelatihan, uji kemampuan, dan sertifikasi.
3. Mengembangkan dan memproduksi kendaraan dengan teknologi
termutakhir.
Memperbarui system kendaraan bermotor dengan menyematkan
berbagai teknologi termutakhir guna meningkatkan keselamatan
pengemudi selama berkendara. Sebagai contoh saat ini sudah banyak
sensor parkir yang mengurangi resiko benturan saat kita sedang parkir.
Selain itu system pengereman terbaru menggunakan teknologi ABS
juga membantu meningkatkan kualitas system pengereman kendaraan.
Teknologi terbaru lainnya seperti dashcam dan blackbox juga
membantu kita untuk mengidentifikasi bila terjadi pelanggaran lalu
lintas atau kecelakaan lalu lintas guna sebagai alat pertanggung
jawaban pemilik mobil.

4. Membangun infrastruktur jalan dan APILL.


Tindakan selanjutnya untuk menekan angka banyaknya para pelanggar
lalu lintas adalah dengan membangun infrastruktur jalan dan alat
pemberi isyarat lalu lintas (APILL). Sebagai contoh pembangunan
infrastruktur jalan yang di maksud seperti ruang jalan khusus sepeda,
trotoar untuk pejalan kaki, zebra cross sebagai tempat penyebrangan.
Adapun pembangunan APILL yang di maksud adalah pembangunan
rambu-rambu lalu lintas yang di letakkan di tempat yang sesuai dengan
kondisin jalan dan mudah terlihat oleh pengguna jalan.

5. Mengawasi regulasi transportasi umum.


Menciptakan dan mengawasi regulasi trasportasi umum juga bisa
menjadi salah satu upaya pencegahan pelanggaran lalu lintas.
Pasalnya, apabila pemerintah berhasil membangun moda transportasi
yang aman dan nyaman, maka banyak masyarakat akhirnya beralih
dari kendaraan pribadi menjadi transportasi umum. Dengan begitu, lalu
lintas akan menjadi semakin terkendali dan aman.

6. Menegakkan hukum yang tegas dan adil bagi semua pelaku pelanggar
lalu lintas.
Menegakkan hukum yang adil di Indonesia merupakan suatu sarana
yang sangat penting untuk di lakukan agar tercapainya suatu tatanan
dari masyarakat yang sejahtera serta dapat membangun negara tercinta
ini menjadi negara yang jauh kebih baik dan disegani.
Bela negara merupakan sikap yang perlu dimiliki setiap individu untuk
mempertahankan eksistensi negaranya. Demi menjaga fondasi sebuah negara
semua pihak di dorong untuk menekan kan pentingnya bela negara kepada warga
negaranya. Menurut agus widjojo dalam sebuah artikel memeberikan pengetahuan
tentang bela negara :kesadaran bela negara hakikatnya adalalah sedia berbakti dan
berkorban untuk negara” hakikat bela negara adalah sikap dan tindakan warga
negara yang di landasi oleh kecintaan kepada negara dan bela negara tidak hanya
sekedar mengangkat senjata (militer). Selain ancaman fisik, kita juga dapat di
hadapi dengan ancaman non fisik berupa ancaman ideologis dengan menggunakan
soft power untuk merusak pola piker dan jati diri, maka dari itu kesadaran bela
negara harus selalu ada di diri kita masing-masing.
Menurut agus subagyo (2014: 1) ungkapan umum seperti “kalau buka kita
yang membela negara, lalu siapa lagi!” dan “ kalau bukan sekarang kita membela
negara, lalu kapan lagi!” yang memiliki arti bahwa setiap warga negar wajib
membela negara setiap saat tanpa memandang jabatan ataupun profesi. Dengan
adanya bela negara dari setiap warga negara maka negara akan kuat dan kokoh.
Kesadaran bela negara dalam diri sendiri juga harus di tanamkan sejak dini agar
kita sebagai generasi muda dapat menjaga dan merubah bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang sejahtera adil dan makmur.
Tertib berlalu lintas di jalan raya adalah bentuk nyata bela negara.
Pasalnya, dengan tertib berlalu lintas, disamping dapat menyelamatkan diri sendiri
juga dapat memperlancar aktivitas di jalan raya. Ketertiban dan keamanan lalu
lintas tergantung kepada kondisi kendaraan yang taat dan patuh terhadap
peraturan lalu lintas yang berlaku.
Demikian dikatakan Rais Idayah Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-
mu’tabarah An-Nahdiyyah pada acara ta’aruf peserta konferensi internasional
ulama Thareqah ‘Bela negara’,selasa (26/7) di rumahnya pekalongan, jawa
tengah. “Adalah kelir, jika bela negara hanya di artikan dengan memanggul dan
mengankat senjata akan tetapi dengan tertib berlalu lintas di jalan raya itu juga
merupakan bentuk nyata dari bela negara”.
Pada dasarnya program penegakan hukum bukan berorientasi mencari
kesalahan dari pengguna jalan tetapi lebih berorientasi pada perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan pengguna jalan yang melanggar itu sendiri. Dalam
menjaga, mengatur dan melayani masyarakat di jalan raya dibutuhkan sosok yang
di segani dan di hormati, memiliki wibawa dalam menjalankan tugasnya. Oleh
karena itu dibutuhkan pihak kepolisian satlantas (satuan lalu lintas) dan dinas
perhubungan cabang DLLAJ, yang bisa mempertegas masyarakat dalam berlalu
lintas. Dan kita para generasi muda sebagai bentuk bela negara kita ke pada
bangsa hanya bisa memberi hibauan kepada masyarakat agar selalu taat dalam
menjalankan tata tertib berlalu lintas.
Nilai-Nilai pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia :
1. Ketuhanan yang maha esa.
Dapat di aktualisasikan dengan membentuk karakter masyarakat dengan
membiasakan membaca do’a sebelum berkendara, dan selalu mengingat
tuhan yang maha esa di mana pun kita berada.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila kedua ini memeberikan peranan yang sangat penting terhadap
negara Indonesia terkhususnya di dalam berlalu lintas, di mana pihak
penegak hukum haruslah memberikan hukuman yang adil ke pada
pengendara yang di mana itu membuat pengendara yang di berikan
sanksi dapat menerima kesalahan dan bisa merubah diri untuk menjadi
pengendara yang taat di dalam berkendara.
3. Persatuan Indonesia.
Sila ketiga ini memberikan nilai persatuan yang di mana dapat kita
aplikasikan di dalam berlalu lintas. Yakni dengan cara kita bersama
sama bersatu saling mengingatkan sesama pengendara yang melakukan
pelanggaran di dalam berlalu lintas, sehingga membuat ia sadar bahwa
tindakan yang ia lakukan itu salah dan bertentangan dengan sila
pancasila.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
Sila ke empat ini memiliki nilai kerakyatan yang di mana dapat kita
aktualisasikan dengan membentuk karakter masyarakat yang menaati
peraturan rambu-rambu lalu lintas, saling menghargai pengguna jalan
lainnya,dan memiliki hak yang sama di dalam berkendara.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada sila ke lima ini memberikan penerapan nilai pancasila yang dapat
di aplikasikan dalam kehidupan ialah memberikan hak-hak orang lain,
maksudnya semua orang memiliki haknya masing masing di dalam
berlalu lintas, oleh karena itu kita harus menghargai hak tersebut kita
tidak boleh gegabah dan mengambil hak pengendara yang lain.

Anda mungkin juga menyukai