PKN Bakti Adi Agesta Dalam Rangka Ulangan Semester
PKN Bakti Adi Agesta Dalam Rangka Ulangan Semester
Kelas : Akuntansi 2G
NIM : 12370311665
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing : Desvi Emty, M.Si.
Tema : Membangun Negeri Semangat Nasionalisme
Judul : Kurangnya Kesadaran Dalam Berlalu Lintas
6. Menegakkan hukum yang tegas dan adil bagi semua pelaku pelanggar
lalu lintas.
Menegakkan hukum yang adil di Indonesia merupakan suatu sarana
yang sangat penting untuk di lakukan agar tercapainya suatu tatanan
dari masyarakat yang sejahtera serta dapat membangun negara tercinta
ini menjadi negara yang jauh kebih baik dan disegani.
Bela negara merupakan sikap yang perlu dimiliki setiap individu untuk
mempertahankan eksistensi negaranya. Demi menjaga fondasi sebuah negara
semua pihak di dorong untuk menekan kan pentingnya bela negara kepada warga
negaranya. Menurut agus widjojo dalam sebuah artikel memeberikan pengetahuan
tentang bela negara :kesadaran bela negara hakikatnya adalalah sedia berbakti dan
berkorban untuk negara” hakikat bela negara adalah sikap dan tindakan warga
negara yang di landasi oleh kecintaan kepada negara dan bela negara tidak hanya
sekedar mengangkat senjata (militer). Selain ancaman fisik, kita juga dapat di
hadapi dengan ancaman non fisik berupa ancaman ideologis dengan menggunakan
soft power untuk merusak pola piker dan jati diri, maka dari itu kesadaran bela
negara harus selalu ada di diri kita masing-masing.
Menurut agus subagyo (2014: 1) ungkapan umum seperti “kalau buka kita
yang membela negara, lalu siapa lagi!” dan “ kalau bukan sekarang kita membela
negara, lalu kapan lagi!” yang memiliki arti bahwa setiap warga negar wajib
membela negara setiap saat tanpa memandang jabatan ataupun profesi. Dengan
adanya bela negara dari setiap warga negara maka negara akan kuat dan kokoh.
Kesadaran bela negara dalam diri sendiri juga harus di tanamkan sejak dini agar
kita sebagai generasi muda dapat menjaga dan merubah bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang sejahtera adil dan makmur.
Tertib berlalu lintas di jalan raya adalah bentuk nyata bela negara.
Pasalnya, dengan tertib berlalu lintas, disamping dapat menyelamatkan diri sendiri
juga dapat memperlancar aktivitas di jalan raya. Ketertiban dan keamanan lalu
lintas tergantung kepada kondisi kendaraan yang taat dan patuh terhadap
peraturan lalu lintas yang berlaku.
Demikian dikatakan Rais Idayah Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-
mu’tabarah An-Nahdiyyah pada acara ta’aruf peserta konferensi internasional
ulama Thareqah ‘Bela negara’,selasa (26/7) di rumahnya pekalongan, jawa
tengah. “Adalah kelir, jika bela negara hanya di artikan dengan memanggul dan
mengankat senjata akan tetapi dengan tertib berlalu lintas di jalan raya itu juga
merupakan bentuk nyata dari bela negara”.
Pada dasarnya program penegakan hukum bukan berorientasi mencari
kesalahan dari pengguna jalan tetapi lebih berorientasi pada perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan pengguna jalan yang melanggar itu sendiri. Dalam
menjaga, mengatur dan melayani masyarakat di jalan raya dibutuhkan sosok yang
di segani dan di hormati, memiliki wibawa dalam menjalankan tugasnya. Oleh
karena itu dibutuhkan pihak kepolisian satlantas (satuan lalu lintas) dan dinas
perhubungan cabang DLLAJ, yang bisa mempertegas masyarakat dalam berlalu
lintas. Dan kita para generasi muda sebagai bentuk bela negara kita ke pada
bangsa hanya bisa memberi hibauan kepada masyarakat agar selalu taat dalam
menjalankan tata tertib berlalu lintas.
Nilai-Nilai pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia :
1. Ketuhanan yang maha esa.
Dapat di aktualisasikan dengan membentuk karakter masyarakat dengan
membiasakan membaca do’a sebelum berkendara, dan selalu mengingat
tuhan yang maha esa di mana pun kita berada.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila kedua ini memeberikan peranan yang sangat penting terhadap
negara Indonesia terkhususnya di dalam berlalu lintas, di mana pihak
penegak hukum haruslah memberikan hukuman yang adil ke pada
pengendara yang di mana itu membuat pengendara yang di berikan
sanksi dapat menerima kesalahan dan bisa merubah diri untuk menjadi
pengendara yang taat di dalam berkendara.
3. Persatuan Indonesia.
Sila ketiga ini memberikan nilai persatuan yang di mana dapat kita
aplikasikan di dalam berlalu lintas. Yakni dengan cara kita bersama
sama bersatu saling mengingatkan sesama pengendara yang melakukan
pelanggaran di dalam berlalu lintas, sehingga membuat ia sadar bahwa
tindakan yang ia lakukan itu salah dan bertentangan dengan sila
pancasila.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
Sila ke empat ini memiliki nilai kerakyatan yang di mana dapat kita
aktualisasikan dengan membentuk karakter masyarakat yang menaati
peraturan rambu-rambu lalu lintas, saling menghargai pengguna jalan
lainnya,dan memiliki hak yang sama di dalam berkendara.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada sila ke lima ini memberikan penerapan nilai pancasila yang dapat
di aplikasikan dalam kehidupan ialah memberikan hak-hak orang lain,
maksudnya semua orang memiliki haknya masing masing di dalam
berlalu lintas, oleh karena itu kita harus menghargai hak tersebut kita
tidak boleh gegabah dan mengambil hak pengendara yang lain.