TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL
TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL
MENGHADAPI GLOBALISASI
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era
globalisasi dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah
mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib
ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, sosial,
politik dan kebudayaan. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara
transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun
demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada
kemampuan bangsa itu sendiri.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di
berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang
cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasional.
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai
dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat adil dan makmur.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlan
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup
bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara
yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang
bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau
penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa
sebagai akar Identitas Nasional. Kegagalan dalam menjalankan dan medistribusikan output
berbagia agenda pembangunan nasional secara lebih adil akan berdampak negatif pada
persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah semangat Nasionalisme akan menjadi salah
satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi Negara/Bangsa.
Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan
batas-batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar negara bahkan nasionalisme
sebuah negara. Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena umum yang terjadi diberbagai
belahan dunia, khususnya negara-negara berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda
Indonesia. Dalam konteks Indonesia, konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik
geografis Indonesia. Berbagai tindakan kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimen
etnonasionalis yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia bahkan menyedot perhatian
internasional. Nasionalisme bukan saja dapat dipandang sebagai sikap untuk siap
mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan Negara dan kedaulatan nasional, tetapi juga
bermakna sikap kritis untuk memberi kontribusi positif terhadap segala aspek pembangunan
nasional.
SUMBER
http://goecities.com/sttintim/jhontitaley.html
http://unisosdem.org.kliping_detail.php/?aid=7329&coid=1&caid=52
http://yanel.wetpaint.com/page/Identitas+Nasional
http://kewarganegaraan.wordpress.com/2007/11/30/%20memerangi-pengikisan-identitas-
nasional/
2.5 DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Banyak sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mengenai dinamika
kehidupan dan tantangan terkait identitas nasional yang pernah kita lihat sebagai berikut :
Kita harus mampu menghadapi segenap tantangan dan hambatan dalam kehidupan guna
dapat memelihara stabilitas nasional. Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan
Pancasila telah banyak mendapat tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti Azyumardi
Azra ( Tilaar,2007), menyatakan bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam
semua kehidupan masyarakat indonesia karena: 1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan
politik; 2) adanya liberalismepolitik; dan 3) lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah
menurut Tilaar (2007)
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara dalam
bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena tidak
ada nilai-nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya pendukungdalam
meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pegangan dalam
bermasyarakat. Memahami dan mengerti nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan
sekolah sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai
pancasila. Kita perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.
Semua unsur formal identitas nasional, baik langsung maupun secara tidak langsung
diterapkan, perlu dipahami, diamalkan dan diperlakukan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku. Permasalahannya terletak pada sejauh mana masyarakat kita
memahami dan menyadari dirinya sebagai warga negara yang baik yang beridentitas sebagai
warga negara indonesia dengan pancasila sebagai pedomannya. Oleh karena itu, warga negara
yang baik akan berupaya belajar secara berkelanjutan untuk menjadi warga negara yang baik
dan cerdas.