ARTIKEL (Desri Chichi Wahyuni 17022013)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL MEDIA PEMBELAJARAN

Tentang

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI


KEGIATAN MOZAIK”

Dosen Pengampu : Dra. Sri Hartati, M. Pd.

Oleh

Desri Chichi Wahyuni

1702201

JURUSAN PEDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI
KEGIATAN MOZAIK

Dra. Sri Hartati, M.Pd.


Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
E-mail: desrichichiwahyuni12@gmail.com

Abstrak

Perkembangan kemampuan motorik halus anak usia dini kurang


mendapatkan perhatian dari orang tua dan guru pada Lembaga PAUD.
Hal ini banyak disebabkan kurangnya penguasaan orang tua dan guru
terhadap cara yang tepat untuk mengembangkannya. Motorik halus yaitu
kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu
dengan jari-jemari yang membutuh konsentrasi terhadap koordinasi
tangan dan mata. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
dapat melalui kegiatan teknik mozaik. kegiatan mozaik dapat
meningkatkan kecermatan anak karena saat menempelkan bahan mozaik
anak harus cermat agar dapat menempel dengan rapi dan tidak keluar dari
pola. Selain untuk meningkatkan keterampilan motorik halus, kegiatan
mozaik dapat digunakan untuk mengendalikan emosi anak.
Kata kunci : Teknik Mozaik, Motorik Halus, Anak Usia Dini.

Abstract

The development of fine motor skills in early childhood receives less


attention from parents and teachers at PAUD Institutions. This is mostly
due to the lack of mastery of parents and teachers in the right way to
develop it. Fine motor is a person's ability to make certain movements
with fingers that require concentration on hand and eye coordination. To
improve fine motor skills children can through mosaic technique
activities. Mosaic activities can increase the accuracy of children because
when attaching a mosaic material children must be careful so that they
can stick neatly and not get out of pattern. In addition to improving fine
motor skills, mosaic activities can be used to control children's emotions.

Keywords: Mosaic Technique, Fine Motor, Early Childhood.


PENDAHULUAN terkoordinasi (Suyadi,2011). Perkembangan
fisik motorik terdiri atas dua jenis, yakni
Pendidian Anak Usia Dini (PAUD)
motorik kasar dan motorik halus.
merupakan jenjang Pendidikan sebelum
Pengembangan fisik motorik merupakan
Pendidikan Dasar dan terdiri dari
salah satu perkembangan kemampuan dasar
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan
di TK. Materi kegiatan perkembangan fisik
Anak (TPA), Taman Kanak-Kanak (TK)
motorik mencakup kegiatan yang
serta layanan lainnya sesuai dengan
mengarah pada kegiatan untuk melatih
Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun
motorik kasar dan halus, yang terdiri atas
2003. Taman Kanak-Kanak merupakan
gerakan-gerakan jalan, lari, lompat,
layanan bagi anak yang berusia 4-6 tahun,
menempel, menggunting, melipat dan
terbagi menjadi dua kelompok usia yakni;
sebagainya. Perkembangan mototrik halus
kelompok A (usia 4-5 tahun) dan kelompok
anak dilakukan menggunakan tangan dalam
B (usia 5-6 tahun). Pada masa usia dini
berbagai alat dan media kreatif, misalnya
yakni usia 0-6 tahun anak mengalami masa
pensil, gunting, tanah liat, plastisin, dan
keemasan (the golden years) yang
lainlain. Kegiatan yang tersebut dirancang
merupakan masa dimana anak mulai
dan dilaksanakan pada proses pembelajaran
peka/sensitif untuk menerima berbagai
pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
rangsangan. Masa peka pada masing-
(LPAUD).
masing anak berbeda, seiring dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan anak Kemampuan motorik halus anak
secara individual(Morrison 2012), dengan berbeda-beda dalam hal kekuatan maupun
artian pada masa inilah anak dapat ketepatannya. Perbedaan ini dipenaguri
dirangsang seluruh aspek perkembangannya oleh pola asuh orang tua dan guru.
agar dapat berkembang secara maksimal. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh
Salah satu aspek perkembangan yang pembawaan anak dan stimulai yang
distimulasi pada anak usia dini adalah fisik didapatkannya. Lingkungan mempunyai
motorik. pengaruh yang lebih besar dalam,
kemampuan motorik halus anak.
Perkembangan fisik motorik adalah
Lingkungan dapat meningkatkan ataupun
perkembangan jasmaniah melalui kegiatan
menurunkan taraf kecerdasan anak,
pusat saraf, urat saraf, dan otot yang
terutama pada masa-masa pertama
kehidupannya. Menurut susanto (2011: mengembangankan aspek-aspek
164) motorik halus adalah gerakan halus perkembangan yang ada dan salah satu
yang melibatkan bagian-bagian tertentu saja aspek tersebut adalah aspek
yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, perkembangan motorik halus anak.
karena tidak memerlukan tenaga.
Menurut Mansur (2005: 88)
Setiap anak mampu mencapai tahap anak usia dini adalah kelompok anak
perkembangan kemampuan motorik halus yang berada dalam proses
yang optimal asal mendapatkan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan yang bersifat unik.Mereka memiliki
rangsangan untuk mengembangkan pola pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan mental dan motorik halusnya. yang khusus sesuai dengan tingkat
Semakin banyak yang dilihat dan didengar pertumbuhan dan perkembangannya.
anak, semakin banyak yang ingin
Undang-Undang Sistem
diketahuinya. Jika kurang mendapatkan
Pendidikan Nasional No. 20 tahun
rangsangan anak akan bosan. Walaupun
2003 tentang PAUD, menjelaskan
demikian pengaruh pembawaan sejak lahir
tentang pembinaan pendidikan anak
juga memiliki kontribusi terhadap cepat
usia dini yang ditujukan kepada anak
lambatnya kemampuan motorik halus anak.
sejak lahir sampai usia enam tahun (0-6
tahun) yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan
PEMBAHASAN
untuk membantu pertumbuhan dan
A. Anak Usia Dini perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam
Anak usia dini adalah anak
memasuki pendidikan lebih lanjut.
yang berusia 0-8 tahun. Masa
pertumbuhan anak usia dini ini disebut Menurut Ginantari (2014)
juga dengan masa keemasan atau Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
golden age, dimana pada masa salah satu bentuk penyelenggaraan
pertumbuhan ini anak dapat menerima pendidikan yang menitik beratkan pada
stimulus-stimulus yang diberikan oleh peletakkan dasar kearah pertumbuhan
orang tua ataupun guru sehingga dapat dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan Sementara itu, Rusdinal (2005:
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan 16) menambahkan bahwa karakteristik
emosi, kecerdasan spiritual), sosio anak usia 5-7 tahun adalah sebagai
emosional (sikap dan prilaku serta berikut: 1) anak pada masa
beragama), bahasa dan komunikasi, praoperasional, belajar melalui
sesuai dengan keunikan dan tahap- pengalaman konkret dan dengan
tahap perkembangan yang dilalui oleh orientasi dan tujuan sesaat, 2) anak suka
anak usia dini. Pendidikan anak usia menyebutkan nama-nama benda yang
dini adalah pemberian upaya untuk ada disekitarnya dan mendefinisikan
menstimulasi, membimbing, mengasuh kata. 3) anak belajar melalui bahasa
dan pemberian kegiatan pembelajaran lisan dan pada masa ini berkembang
yang akan menghasilkan kemampuan pesat, 4) anak memerlukan struktur
atau keterampilan anak kegiatan yang lebih jelas dan spesifik.

Anak usia dini memiliki Sedangkan menurut astini


karakteristik yag berbeda dengan orang (2017) Anak memiliki karakteristik
dewasa, karena anak usia dini tumbuh perkembangan dan potensi yang
dan berkembang dengan banyak cara berbedabeda. Proses utama
dan berbeda. Kartini Kartono (1990: perkembangan anak merupakan hal
109) menjelaskan bahwa anak usia dini yang saling berkaitan antara proses
memiliki karakteristik sebagai berikut : biologis, proses sosio-emosional dan
a) Bersifat egosentris naïf. b) proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan
Mempunyai relasi sosial dengan benda- saling berpengaruh satu sama lain dan
benda dan manusia yang sifatnya sepanjang perjalanan hidup manusia.
sederhana dan primitive. c) Ada Selama proses perkembangan tidak
kesatuan jasmani dan rohani yang menutup kemungkinan anak
hampir-hampir tidak terpisahkan menghadapi berbagai masalah yang
sebagai satu totalitas. d) Sikap hidup akan menghambat proses perkembangan
yang fisiognomis, yaitu anak secara selanjutnya. Perkembangan tersebut
langsung membertikan atribut/sifat mencakup perkembangan bahasa,
lahiriah atau materiel terhadap setiap kognitif, fisik/motorik (motorik kasar
penghayatanya.
dan motorik halus), sosial-emosional, menggunting yang memerlukan
serta moral dan agama. keterampilan jari-jari dan pergelangan
tangan.
B. Motorik Halus Anak
1. Pengertian Motorik Halus Motorik halus juga memerlukan
kecermatan dan koordinasi dalam
Menurut Susanto dalam
bergerak. Sedangkan Suyanto dalam
Indraswari (2012), menyatakan bahwa
Indraswari (2012), mengatakan bahwa
motorik halus adalah gerakan halus yang
karakteristik pengembangan motorik
melibatkan bagianbagian tertentu saja
halus anak lebih ditekankan pada
yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja,
gerakan-gerakan tubuh yang lebih
karena tidak memerlukan tenaga.
spesifik seperti menulis, menggambar,
Gerakan motorik halus memerlukan
menggunting dan melipat. Gerakan-
koordinasi cermat yaitu antara mata dan
gerakan tersebut berkembang melalui
tangan. Semakin baik gerakan motorik
latihan-latihan yang tepat, sehingga anak-
halus, maka dapat membuat anak lebih
anak menjadi terampil dalam melakukan
berkreasi, seperti menggunting kertas
gerakan-gerakan yang diperlukan untuk
dengan hasil guntingan yang lurus,
penyesuaian dirinya. Yudha M. Saputra
menggambar gambar sederhana dan
(Saputra, 2005) menjelaskan Bahwa
mewarnai, menggunakan klip untuk
pengertian motorik halus adalah
menyatukan dua lembar kertas, menjahit,
kemampuan anak beraktivitas dengan
menganyam kertas serta menajamkan
menggunakan otot-otot halus seperti
pensil dengan rautan pensil. Anak-anak
menulis, meremas, menggenggam,
memiliki kematangan motorik halus yang
menggambar, menyusun balok dan
berbeda-beda sehingga perkembangan
memasukkan kelereng. Sedangkan
motorik halusnya juga berbeda. Santrock
(Zulkifli L., 2005) menyatakan bahwa
(2012) menyatakan bahwa keterampilan
motorik halus adalah aktivitas yang
motorik halus melibatkan gerakan yang
menggunakan gerak otot-otot kecil,
diatur secara halus. Kegiatan-kegiatan
seperti menggerakkan jari- jari tangan.
yang melibatkan motorik halus pada anak
Perkembangan otot kecil, kadang-kadang
usia dini misalnya kegiatan menggambar,
disebut aktivitas motor halus, mengacu
melipat, meronce, membentuk,
pada gerakan-gerakan yang memerlukan
ketepatan dan ketangkasan, misalnya (c) memupuk pengamatan, pendengaran
mengancingkan baju atau menutup dan daya pikir (d) melatih motorik halus
risleting celana. Unsur yang menentukan anak, (e) mengembangkan imajinasi
gerakan motorik halus yaitu otot, saraf, anak, (f) mengenalkan cara
dan otak. mengekspresikan diri melalui ciptaannya
dengan menggunakan teknik yang telah
Ahmad Susanto (2011: 164)
dikuasai, dan (g) melatih kerjasama dan
menegaskan bawha disebut gerakan
tenggang rasa dengan teman.
halus, bila hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan 3. Unsur-unsur perkembangan
oleh otot-otot kecil, karena itu tidak Motorik Halus
begitu memerlukan tenaga. Namun begitu
Unsur-unsur Perkembangan
gerakan halus ini memerlukan koordinasi
Motorik Halus Kemampuan motorik
yang cermat. Contoh gerakan halus,
halus adalah kemampuan yang
yaitu: (a) gerakan mengambil sesuatu
berhubungan dengan keterampilan fisik
benda dengan hanya menggunakan ibu
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
jari dan telunjuk tangan (b) gerakan
mata dan tangan. Saraf motorik halus ini
memasukkan benda kecil ke dalam
dapat dilatih dan dikembangkan melalui
lubang, (c) membuat prakarya
kegiatan dan rangsangan yang kontinu
(menempel, menggunting, (d)
secara rutin. Seperti, bermain puzzle,
menggambar, mewarnai, menulis,
menyusun balok, memasukan benda ke
menghapus, dan (e) merobek kertas kecil-
dalam lubang sesuai bentuknya, membuat
kecil, meremas-remas busa dan lain-lain.
garis, melipat kertas dan sebagainya.
2. Fungsi Motorik Halus Kecerdasan motorik halus anak berbeda-
beda.
Fungsi Motorik Halus Menurut
Yuliani Nurani Sujiono (2007) Dalam hal kekuatan maupun
menegaskan bahwa fungsi ketepatannya. perbedaan ini juga
pengembangan motorik halus di Taman dipengaruhi oleh pembawaan anak dan
Kanak-kanak adalah sebagai alat untuk: stimulai yang didapatkannya. Lingkungan
(a) melatih ketelitian dan kerapian, (b) (orang tua) mempunyai pengaruh yang
mengembangkan fantasi dan kreativitas, lebih besar dalam kecerdasan motorik
halus anak. Lingkungan dapat Secara terminologi, mozaik berasal
meningkatkan ataupun menurunkan taraf dari kata “mouseios” (Yunani), yang
kecerdasan anak, terutama pada masa- berarti kepunyaan para muse
masa pertama kehidupannya. (Arifah, (sekelompok dewi yang
2014). melambangkan seni). Sedangkan
dalam dunia seni, mozaik diartikan
Setiap anak mampu mencapai
sebagai suatu jenis karya seni dekorasi
tahap perkembangan motorik halus yang
optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. yang menerapkan teknik tempel.

Di setiap fase, anak membutuhkan Menurut Novikasari (2012) Mozaik

rangsangan untuk mengembangkan terdiri dari dua dimensi dan tiga

kemampuan mental dan motorik dimensi, tetapi prinsip kerjanya sama,

halusnya. Semakin banyak yang dilihat yaitu menempelkan potongan benda-

dan didengar anak, semakin banyak yang benda lain. Benda-benda tersebut

ingin diketahuinya. Jika kurang dapat berupa pecahan kaca, pecahan

mendapatkan rangsangan anak akan keramik, potongan kayu, batu,

bosan. Tetapi bukan berarti orang tua gunting, kertas, guntingan dari daun

boleh memaksa anak. Tekanan, kering, dan lain sebagainya selama

persaingan, penghargaan, hukuman, atau masih berbentuk potongan yang

rasa takut dapat mengganggu usaha lembarnya dapat disusun dalam bidang

dilakukan anak. yang telah disediakan.

C. Teknik MOZAIK Menurut Sari A. R. (2018)

1. Pengertian Mozaik kegiatan mozaik dapat meningkatkan


kecermatan anak karena saat
Menurut Syakir Muharrar & menempelkan bahan mozaik anak
Sri Verayanti. (2013) Mozaik adalah harus cermat agar dapat menempel
seni hias kuno yang telah dimulai dari dengan rapi dan tidak keluar dari pola.
hampir 4000 tahun yang lalu oleh Selain untuk meningkatkan
orang-orang mesopotamia dan yunani. keterampilan motorik halus, kegiatan
Tidak hanya bahan yang bervariasi mozaik dapat digunakan untuk
dari satu peradaban ke peradaban lain, mengendalikan emosi anak.
tetapi juga gambar yang dibentuk.
2. Material Mozaik mozaik bagi anak TK merupakan
media pengungkap ide estetika, bukan
Menurut Masnonok (2017)
untuk pembuatan mozaik yang
Mengingat mozaik yang akan
memiliki nilai praktis. Ada beberapa
diterapkan sasarannya adalah untuk
contoh material yang dipakai untuk
anak usia dini, bahan harus di
pembelajaran mozaik di tingkat TK,
pertimbangakan, diantaranya : ramah
antara lain: kertas, kancing baju,
untuk anak, tidak berbahaya untuk
potongan kain, biji-bijian, daun kering,
anak, tidak mengandung zat racun,
potongan kayu, potongan tripleks uang
tidak berasal dari benda tajam yang
kecil-kecil, biji korek api, dan lainnya
mudah merugikan untuk anak seperti
karena seni mozaik itu sangat banyak
pecahan kaca. Mengenai persiapan
bahannya, yang utama adalah
materialnya mozaik lebih mudah,
kreativitas anda memilih dan
karena terdiri dari satu jenis bahan
mengajak siswa untuk berekspresi
material pokoknya. Material pembuat
dengan media yang anda tentukan.
mozaik dapat dibedakan menjadi dua
Bahan yang berwarna mencolok
jenis (Novikasari, 2012), yaitu: (a)
seperti kertas asturo sangat disukai
material mozaik dalam pengertian
anak. Warnanya yang mencolok serta
umum, pada umumnya adalah karya
mudah dibentuk menjadi salah satu
seni yang menginginkan estetika dan
daya tarik dalam pembuatan mozaik.
memiliki tujuan praktisi yaitu untuk
Bahan alam seperti daun pisang
kepentingan terapan, karya mozaik
kering, daun ketela kering serta daun
sering dipakai untuk hiasan dinding,
lainnya, juga dapat digunakan dalam
pintu, sopi-sopi rumah, dan perangkat
pembuatan mozaik,.
mebeler. Pada seni modern tentang
mozaik di Jepang yang telah dikenal Sumanto (2005:88) menjelaskan
secara umum yaitu Patchwork and bahan dan peralatan yang akan
Quilting. (b) Material Mozaik untuk digunakan dalam kegiatan mosaik,
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. yaitu: a).Bahan untuk berkreasi
Tentu akan berbeda material yang mosaik dapat memanfaatkan bahan
dipakai untuk karya mozaik dengan alam dan bahan buatan.Bahan alam
yang dipakai pada umumnya. Karena jenisnya yaitu biji-bijian kering
misalnya kacang hijau, kulit kacang, tekstur merupakan bahasa rupa yang
padi, jagung, dan lainya. Sedangkan digunakan dalam cara mengungkapkan
untuk bahan buatan dapat berupa ide-ide atau gagasan, imajinasi,
aneka kertas berwarna, monte, manik- pengalaman yang estetis yang
manik, dan lainnya. b). Bidang dasar kemudian diungkapkan berwujud
antara lain karton, kertas gambar, ekspresi simbolis yang sangat pribadi.
benda fungsional atau benda bekas
4. Proses Kreasi Mozaik
yang akan dihias. Ini semua tentunya
harus disesuaikan dengan jenis bahan Menurut Novikasari, (2012)
yang dipilih. c). Peralatan kerja yang menyatakan proses kreasi atau proses
digunakan yaitu: gunting, atau alat kreatif merupakan tahapan yang harus
pemotong lainnya. dilalui oleh seseorang dalam suatu
karya seni yang dalam hal ini adalah
3. Fungsi Mozaik
kolase, mozaik, dan montase. Mulai
Fungsi Mozaik Pada dasarnya dari proses memperoleh, dan
mozaik mempunyai tiga fungsi yaitu ; menemukan sumber ilham atau
pertama, Fungsi Praktis artinya karya inspirasi, gagasan hingga proses
seni rupa mozaik selain bersifat mewujudkan dalam karya kolase,
induvidual juga sebagai media ekpresi mozaik, dan montase. Dalam hali ini
buat anak. Kedua, Fungsi Edukatif impresi yang dirasakan, dipikirkan,
artinya melalui penerapan metode dan dihayati oleh seseorang
pembelajaran melalui pendidikan seni dituangkan sebagai ekspresi yang
mozaik dalam upaya untuk membantu personal dalam wujud karya kolase,
pengembangan berbagai fungsi mozaik, dan montase. Kreasi dalam
perkembangan dalam diri seorang pembuatan karya tersebut melalui
anak, yang meliputi kemampuan : tahapan-tahapan, yaitu: tahap rasa,
fisik, daya pikir, daya serap, emosi, tahap karsa, tahap cipta dan tahap
cita rasa keindahan, kreativitas. karya.(Novikasari, 2012) Keempat
Ketiga, Fungsi Ekspresi artinya unsur- tahapan tersebut harus dilalui anak
unsur seni rupa pada karya mozaik dalam kegiatan pembuatan mozaik.
seperti garis, warna, benruk dan
5. Teknik Mozaik adalah potongan kertas, daun, rumput
kering, plastik, kemudian tempelkan
Teknik Mozaik Mozaik terdiri
dengan menggunakan lem disusun
dari dua dimensi dan tiga dimensi,
menurut tujuan gambar yang
tetapi prinsip kerjanya sama, yaitu
diinginkan. Kemudian Untuk material
menempelkan potongan benda-benda
seperti kaca, kayu, keramik, batu,
lain. Benda-benda tersebut dapat
biasanya ditempelkan pada dinding,
berupa pecahan kaca, pecahan
tembikar, lantai atau papan yang
keramik, potongan kayu, batu,
diperuntukan untuk hiasan mozaik.
gunting, kertas, guntingan dari daun
kering, dan lain sebagainya selama 6. Kelebihan dan Kekurangan Teknik
masih berbentuk potongan yang Mozaik

lembarnya dapat disusun dalam bidang kelebihan dari teknik mozaik


yang telah disediakan. (Novikasari, adalah (a) dapat mengembangkan
2012) Teknik pewarnaan pada mozaik kreativitas, emosi, sosial, dan
ini dipilih dari bahan/material mozaik kemampuan motorik halus anak, (b)
yang akan di tempel yang memiliki alat dan bahan mudah didapat, (c)
warna asli, artinya warna tersebut asli mudah dimengerti dan dikerjakan oleh
dari warna kaca, mika, keramik, daun, anak, (d) melatih konsentrasi,
kayu, sehingga nantinya tidak perlu kesabaran dan kemandirian anak, dan
menambahkan pewarnaan setelah (e) memiliki tampilan yang berwarna
ditempelkan. Untuk menghasilkan dan atraktif, sehingga menarik buat
corak gambar yang elastis atau anak. Kelemahan dari teknik mozaik
dekoratif, maka anda harus mengatur adalah memerlukan waktu yang lama,
warnanya tersebut dari susunan sehingga dikhawatirkan anak menjadi
materialnya. Lebih lanjut (Novikasari, cepat bosan. (Arifah, 2014)
2012) memaparkan salah satu contoh
KESIMPULAN
pembuatan mozaik adalah ; Siapkan
kertas karton/kertas tebal yang diberi Kemampuan motorik halus anak
pola atau motif gambar. Karena bahan sangat penting diperhatikan dan
dasarnya dari karton atau kertas lain, dikembangkan sejak usia dini. Salah satu
maka materialnya yang ditempelkan cara meningkatkan kemampuan motorik
halus adalah dengan teknik mozaik melalui DINI. Jurnal Pendidikan Anak,
keiatan menjiplak pola, mengunting pola 6(1), 31-40.
dan menempel pada pola. Terbukti teknik
Ginantari, N. W. D., Suardika, I. W. R., Si,
mozaik dapat meningkatkan kemampuan
M., & Ardana, I. K. (2014).
motorik halus anak usia dini. Teknik mozaik
PENERAPAN METODE
adalah salah satu teknik yang dapat
DEMONSTRASI MELALUI
dikembangkan untuk memberikan stimulasi
KEGIATAN MOZAIK
terhadap perkembangan kemampuan
BERBANTUAN BAHAN ALAM
motorik halus anak usia dini. Dalam
UNTUK MENINGKATKAN
kegiatan mozaik terhadap unsur gerakan
PERKEMBANGAN MOTORIK
ringan anak dalam ketepatan dalam
HALUS ANAK TK KEMALA
menjiplak sesuai dengan pola, menggunting
BHAYANGKARI 4 GIANYAR.
sesuai pola, gerakan menempelkan kepingan
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
atau potongan sesuai dengan pola yang
Undiksha, 2(1).
sudah disiapkan. Kegiatan ini membutuhkan
ketepatan dan kecermatan anak Indraswari, L. (2012). Peningkatan
Perkembangan Motorik Halus Anak
DAFTAR PUSTAKA
Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik
Arifah, R. (2014). Mengembangkan di Taman Kanak-kanak Pembina
Kemampuan Motorik Halus melalui Agam. Jurnal Pesona PAUD, 1(1),
Teknik Mozaik pada Anak 1-13.
Kelompok A di TK ABA Khadijah
Kartini Kartono. (1990).
Bangunjiwo TImur Kasihan Bantul.
PsikologiPerkembangan Ana.,
Universitas Negeri Jogjakarta.
Bandung : CV. Mandar.
Astini, B. N., Rachmayani, I., & Suarta, I.
Morrison, G. S. (2012). Dasar dasar
N. (2017). IDENTIFIKASI
pendidikan anak usia dini (PAUD).
PEMAFAATAN ALAT
Jakarta : Indeks
PERMAIAN EDUKATIF (APE)
DALAM MENGEMBANGKA Rusdinal. 2005. Pengelolaan Kelas di
MOTORIK HALUS ANAK USIA Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Diknas.
Sari, A. R. (2018). MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MOTORIK
HALUS MELALUI KEGIATAN
MOZAIK PADA ANAK
KELOMPOK B DI TK PANTI
DEWI BERBAH SLEMAN.
Pendidikan Guru PAUD S-1, 7(2),
190-195.

Syakir Muharrar&Sri Verayanti. (2013).


Kreasi Kolase Montase danMozaik
Sederhana. Jakarta : Erlangga.

Santrock,J. W. (2012). Perkembangan Anak.


Jakarta: Erlangga.

Saputra, Y. M. (2005). Pembelajaran


Koopertif untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK.
Yogyakarta: FIP UNY.

Suyadi. (2011). Psikologi Belajar PAUD.


Suraka: UNS Press.

Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan


anak usia dini. Jakarta : Kencana
Prenada Media.

Yuliani, Nuraini, S. (2007). Konsep Dasar


Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Zulkifli L. (2005). Psikologi Perkembangan.


Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai