Anda di halaman 1dari 7

RESUME 1 MATAKULIAH MANAJEMEN

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

OLEH :
ANASTASYIA KURTI 17022002
PG.PAUD 2017 A

1.Pengertian manajemen kurikulum PAUD.


Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal
tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara
bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan
mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh terry diatas, langkah awal atau yang pertama kali dilakukan oleh
seorang manajer adalah Planning (perencanaan). Perencanaan adalah kegiatan yang
berkaitan dengan usaha merumuskan suatu program yang didalamnya memuat
sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijakan arah, prosedur dan
tujuan yang harus ditempuh.
Kurikulum, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah ”perangkat mata
pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan” (Depdiknas, 1988: 234).
Sedangkan menurut Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (2006: 7), dinyatakan
bahwa ”kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, mata
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara singkat menurut
Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya ( Nasution, 1989: 5). Sehingga kurikulum sangat
penting dalam dunia pendidikan, kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yang harus dicapai serta pengalaman belajar yang harus didapatkan oleh
para peserta didik.
Dengan demikian dalam merumuskan kurikulum harus memperhatikan
beberapa faktor penting, misalnya faktor perkembangan dan psikologi peserta didik,
lingkungan sekitar, serta teknologi di masing – masing jenjang pendidikan.
Mengingat objek dalam pendidikan adalah manusia yang memiliki rasa serta
pengetahuan teknologi yang terus mengalami kemajuan, maka tidak salah jika
rumusan kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan selalu
menunjukkan kecenderungan untuk berubah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan manajemen kurikulum adalah upaya
untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan
diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen dalam perencanaan
kurikulum dapat diartikan sebagai keahlian atau kemampuan merencanakan dan
mengorganisasi kurikulum. Siapa yang bertanggungjawab dan bagaimana
perencanaan kurikulum itu dilaksanakan secara profesional merupakan dua hal yang
perlu diungkapkan dalam perencanaan kurikulum.
2.Manajemen perencanaan kurikulum paud

Kurikulum paud pengorganisasian nya dimulai dengan manajemen


perencanaan kurikulum paud yang maksudnya adalah teknis kurikulum paud
direncanakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan edukasi seperti kedisiplinan,
aktivitas individu dan kelompok, istirahat, makan snack, dan seluruh kegiatan
lainnya. Hal ini didasarkan bahwa anak adalah pembelajar aktif dalam menelaah
lingkungan dan berbagai pengalaman hidupnya. Manajmen kurikulim dalam konteks
karakteristiknya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup yang terbatas pada
pelaksanaan kurikulum pada suatu sekolah dimulai dari perencanaan,
pengorganisasia, pelaksanaa, dan evaluasi kurikulum. Aktivitas manajerial
sebagaimana dimaksudkan mencakup pekerjaan yang sangat luas terutama proses
menyiapkan konseptual kurikulum.

Adapun karakteristik perencanaan kurikulum, sebagai berikut: (1)


Karakteristik perencanaan kurikulum harus bedasarkan konsep yang jelas; (2)
Kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komperhensif; (3) Perencanaan
kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasi; (4) Tujuan-tujuan pendidikan meliputi
kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan invidu dan masyarakat; (5) Rumusan
berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi kongkrit; (6) Masyarakat
memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengetahui berbagai hal menyangkut
perencanaan dan isi kurikum; (7) Dengan keahlian dan keprofesionalan pendidik,
mereka berhak dan bertanggung jawab mengidentifikasi program-program sekolah
yang akan di gunakan untuk membina peserta didik; (8) Perencanaan dan
pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan secara bersam-sama; (9)
Rencana kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan siswa pada jenjang
dan tingkat sekolah;(10) Program sekolah dirancang untuk mengkordinasikan seluruh
unsur yang ada didalam kurikulum; (11) Pastisipasi kooperatif harus dilaksanakan
dalam kegiatan perencanaan kurikulum; (12) Dalam perencanaan kurikulum harus
diadakan evaluasi secara berkelanjutan. Berdasarkan karakteristik diatas, perencanaan
kurikulum perlu diperhatikan baik dalam kerangka penyusunan yang benar-benar
baru, maupun dalam rangka pengembangan kurikulum agar dapat sasaran
perencanaan kurikulum memenuhi harapan pendidikan, partumbuhan dan
perkembangan peserta didik.

3.Kurikulum Paud nasional


Pendidikan anak usia dini telah menjadi perbincangan yang tidak pernah ada
hentinya, dan selalu dikaji. Pada akhirnya pemerintah mendirikan lembag-lembaga
khusus yang menaungi pendidikan anak-anak usia dini. Menurut ketua yayasan
Taman Pendidikan Anak Sunan Ampel Kediri, Anis Humaidi, mengatakan “bahwa
yang termasuk melatarbelakangi diadakan pendidikan anak usia dini atau PAUD
karena zaman dewasa ini banyak moral bangsa Indonesia yang rusak dan semua ini
diawali dengan pendidikan sesorang sejak dini, kemudian juga dengan diadakan
pendidikan ini akan mencetak manusia-manusia yang cerdas dan mempunyai skill
yang bagus dalam kehidupannya kemudian, yang dimulai dari pengoptimalan
pendidikan sejak dini”.
Berlatar belakang dari hal ini juga, pemerintah tergugah, khususnya di
Departemen Pendidikan Nasional untuk membentuk sebuah direktorat baru yang
bernama PADU. Yaitu direktorat yang berada dibawah Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, hal ini diharapkan dapat mendorong dan
memfasilitasi masyarakat dibidang layanan pendidikan anak usia dini (Depdiknas,
2002:1). Dasar pendidikan anak usia dini ini adalah Undang Undang No. 20 tahun
2003 pasal 1 butir 14, berisi “pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditunjukkan pada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam hal
memasuki pendidikan lebih lanjut” (Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).

Kemudian kurikulum ada pada pasal 1 butir 19 yang bunyinya adalah


“kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Sisdiknas, No,.
20, Tahun 2003).

Kemudian dasar hukum secara umum tentang pendidikan anak usia dini adalah
sebagai berikut (Depdiknas 2006:2):
a. Undang-Undang Dasar 1945
b. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
c. Nasional
d. Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
e. Undang-Undang No. 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak
f. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
g. Pendidikan
h. Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005 tentang Rencana
i. Pembnagunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009
j. Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No. 13 tahun 2005 tentang
k. Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar
l. Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional
m. Rencana Strategi Departemen pendidikan Nasional tahun 2005-2009
4.Manajemen pengembangan kurikulum paud

Setelah direncanakan, kurikulum yang sudah jadi dan diimplementasikan


harus selalu dikembangkan untuk memperbaiki kekurangan kurikulum sebelumnya
maupun pengembangan metode pembelajaran yang lebih baik lagi. Ada 3 (tiga)
metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum paud yaitu sebagai
berikut:

a. Maturational Model / Pendekatan Proses Pematangan

1. Pada metode ini menerangkan bahwa setiap anak yang terlahir ke dunia
memiliki sifat bawaan (trah) yang unik berupa tingkah laku tertentu dan akan
berubah sendirinya karena dipengaruhi lingkungan dan perkembangan
psikologis anak. Dalam menggunakan model proses pematangan untuk
mengembangkan kurikulum paud ada setidaknya tiga aspek yang harus
diperhatikan yaitu: :: Aspek administrasi: berkaitan dengan pemberian ruang
gerak yang maksimum bagi anak, dan juga memberikan mainan edukatif yang
akan mengasah enam aspek perkembangan anak usia dini yang terdapat di
dalam Standar Nasional PAUD Pasal 7 (3) Permendikbud 137 th 2014.
2. :: Aspek pendidikan: anak diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan main
yang disukai, dan penyusunan aktivitas atau kegiatannya sendiri didasarkan
tema yang disusun melalui berbagai permainan.

3. :: Aspek evaluasi program: indikator keberhasilan program ditandai dengan


berkembang dan matangnya enam aspek perkembangan anak didik paud.

b. Pendekatan Tingkah Laku Lingkungan

1. Kurikulum pendidikan dalam paud yang berhasil akan mengubah tingkah laku
anak usia dini jika anak didik dapat mengendalikan peristiwa yang terencana
maupun yang tidak terencana. Yang perlu diperhatikan adalah:
2. :: Aspek administrasi: penataan lingkungan bermain anak perlu diperhatikan
agar anak nyaman dan aman, penataan dalam ruangan perlu disekat dengan
penataan alat main didasarkan pada fokus penajaman aspek perkembangan
yang dikehendaki.

3. :: Aspek pendidikan: rancangan kegiatan anak ditujukan pada pencapaian


yang mendorong semua anak menguasai kegiatan secara optimal.

4. :: Aspek evaluasi program: indikator keberhasilan program ditandai dengan


kesiapan anak usia dini dalam memasuki jenjang sekolah lanjutan (misalnya
dari KB ke TK, TK ke SD/MI).

c. Pendekatan Interaksi

1. Pendekatan ini menyatakan bahwa perkembangan anak didapatkan dari


kombinasi antara lingkungan dan kredibilitas. Yang perlu diperhatikan:
2. :: Aspek administrasi: pusat pembelajaran anak lebih dibatasi daripada
pendekatan proses pematangan akan tetapi setiap anak dapat berinteraksi
antara pusat pembelajaran satu dan lainnya.

3. :: Aspek pendidikan: rancangan kegiatan pembelajaran disusun secara


holistik untuk memenuhi tumbuh kembang anak usia dini melalui bermain
atau belajar.

4. :: Aspek evaluasi program: indikator keberhasilan program ditandai dengan


kemajuan tumbuh kembang secara fisik (tinggi badan, berat badan), logika
matematika, pembagian waktu, dan cara bersosialisasi dengan anak lain.

Anda mungkin juga menyukai