Anda di halaman 1dari 12

DOGMATIKA 1 – SOTERIOLOGI DALAM PB

A. PENGERTIAN SOTERIOLOGI
a. Soteria

Kata ini ditulis 39 kali dalam Perjanjian Baru. Soteria berarti: penyelamatan,
pemeliharaan, dan pembebasan dari penindasan, atau penyelamatan dari penganiayaan
musuh-musuh. Dalam bahasa Inggris: safety, soundness, yang berarti: tanpa ada cela sama
sekali. Sehat, setia, perkasa, dan benar. Atau salvation, deliverance (Inggris), yang berarti:
hal-hal yang menyelamatkan atau keselamatan. Ada beberapa ayat Alkitab yang
menyebutkan kata ini (soteria), yaitu: Lukas 1:69,77; 19:9; Yohanes 4:22; Kisah Para Rasul
4:12; 13:26,47; 16:17; Roma 1:16: 10:10; 11:11: 13:11; 2 Korintus 1:6: 6:2; Filipi 1:19;
Ibrani 1:14; 2:3, 10: 5:9: 6:9; 9:28; 1 Petrus 1:5, 9-10; 2 Petrus 3:15; Yudas 1:3: Wahyu 7:10:
12:10; dan 19:1. Arti kata ini menyatakan anugerah supaya orang-orang yang sedang
mengalami penderitaan mendapatkan keselamatan, juga dapat berhubungan dengan Tuhan
secara normal.

b. Soterion

Dalam bahasa Inggris: safety, soundness. Artinya: menyelamatkan, orang yang bertugas
menyelamatkan. Pemakaian kata ini dapat dilihat dalam Titus 2:11; Lukas 2:30: 3:6: Kisah
Para Rasul 28:28; dan Efesus 6:17. Kata ini mengandung oknuminasi, yang dapat di lihat,
dapat dipakai, menyatakan Kristus adalah keselamatan, dalam Kristus diselamatkan.

c. Soter

Soter merupakan kata benda, yang berarti: Juruselamat. Pembebas, atau Pemelihara, seperti
yang diungkapkan berikut ini: "dan hati ku bergembira karena Allah, Juruselamatku" (Luk.
1:47).
Kata soteria, soterion dan soter, berasal dari kata kerja "sodzo" (owo). yang berarti:
menyelamatkan, membebaskan, mengamankan, melestarikan, dan menyembuhkan. Arti yang
lebih luas lagi dari kata ini adalah:

- Dapat berarti menyelamatkan dari penderitaan sakit penyakit, atau memulihkan


kondisi kesehatan (Mat. 9:22; Mrk. 5:34; 10:52: Luk. 7:50). Dalam hal ini istilah
sodzo atau menyelamatkan juga mencakup penyembuhan secara spiritual.
- Dapat berarti memelihara, atau melindungi dari bahaya-bahaya kebinasaan atau
bahaya-bahaya kehancuran (Mat. 24:22; Mrk. 15:30).
d. Eirene

Kata ini merupakan terjemahan dari kata "shalom" dalam terjemahan Septuaginta. Oleh
karena itu, pemakaian kata ini juga dipengaruhi versi Perjanjian Lama yang bersifat politis,
yaitu keadaan tanpa perang dalam hubungan antara kelompok-kelompok sosial masyarakat,
antarkota, negara, dan lembaga-lembaga politik. Artinya tetap sama, yaitu: damai sejahtera.
Rasa damai ini diperoleh berkaitan dengan ke harmonisan hubungan antarsesama (Rm.
14:19), antarbangsa (Luk. 14:32). antarsesama teman (Kis. 15:33), dan antarmanusia dengan
Allah (Kis. 10:36; Ef. 2:17). Eirene juga berarti (rasa) aman yang diperoleh karena
mendapatkan jaminan perlindungan yang akurat dari orang, kekuatan, atau kuasa yang me
lebihi dirinya (Luk. 11:21). Eirene juga berarti selamat. Pesan yang disampaikan
kepada Paulus berbunyi, "Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan
kamu: jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat (Yunani: eirene)"
(Kis. 16:36). Rasa damai sejahtera diperoleh karena selamat atau terhindar dari tangan jahat
atau tangan musuh.

Doktrin keselamatan berhubungan erat dengan Yesus Kristus. Mengapa? Karena


nilai keselamatan tergantung mutlak atas nilai Juruselamatnya. Yang artinya kalau penebus
itu orang berdosa, artinya kematian yang dia alami hanya bermanfaat bagi dirinya. Ibrani
4:15 menunjukkan bahwa Kristus memenuhi persyaratan bahwa Dia adalah Allah yang
menjelma menjadi manusia tanpa dosa yang mati untuk menyelamatkan manusia yang
berdosa.
Menyelamatkan adalah melepaskan atau melindungi yang mengandung makna
kemenangan, kesehatan, atau kelangsungan hidup. Alkitab menggunakan kata
diselamatkan atau keselamatan untuk menunjuk pada kelepasan fisik yang bersifat sementara
(Flp. 1:19). Kata "keselamatan" sering kali berhubungan dengan kelepasan rohani yang
kekal.

- Keselamatan menurut Paulus menunjuk pada keadaan yang kekal (Kis. 16:30-
31).
Ini adalah keadaan ketika Paulus sedang bercakap-cakap dengan kepala penjara Filipi
mengenai bagaimana memperoleh keselamatan.
- Yesus menyamakan diselamatkan dengan memasuki Kerajaan Allah (Mat.
19:24-25).
Ini adalah keadaan ketika seorang muda yang kaya bertanya kepada Yesus perbuatan
bagaimana yang harus dia lakukan agar bisa mendapat hidup kekal.

Kita diselamatkan oleh Yesus Kristus dari murka, yaitu dari penghakiman Allah terhadap
dosa (Rm. 5:9; 1 Tes. 5:9). Keselamatan dalam Alkitab menunjuk pada pelepasan dari
konsekuensi dosa dan karena itu meliputi penghapusan dosa.

B. KONSEP SOTERIOLOGI DI DALAM KITAB-KITAB


a. Injil Synoptik (Matius, Markus dan Lukas)
Dari berbagai topik keselamatan yang ada di Injil sinoptik dapat diringkas menjadi
bagaimana para penulis Injil melihat kriteria untuk mendapatkan Keselamatan (Kerajaan
Allah), yaitu:
a) Menghasilkan buah. (Mat.13:1-23; Mrk.4:1-20; Luk.8:4-15)
b) Bertahan sampai kesudahan (setia) (Mat.10:22)
c) Bersedia diproses dan berubah (Mat.13:31-35)
d) Keselamatan sebagai harta yang paling berharga (Mat.13:44-46; Mrk.8:35)
e) Merendahkan diri (Mat.18:1-5)
f) Memiliki Iman (Luk.7:50)
Panggilan Allah untuk bertobat didalam Injil telah dituliskan Matius sejak awal
pelayanan Yesus, yaitu setelah Ia dicobai dipadang gurun, dan tampil pertama kali di Galilea,
Yesus memberitakan apa yang sebelumnya diberitakan oleh Yohanes Pembaptis, yaitu”
Berobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat.3:2;4:17). Kabar pertobatan ini juga
diberitakan didalam Injil sinoptis lainnya (Mrk.1:15;Luk.3:3), tujuan pertobatan oleh penulis
Injil sinoptik diakui untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga, sekalipun diungkapkan dengan
cara yang berbeda, seperti untuk tidak binasa menurut penulis Injil Lukas
(Mat.18:3;Mrk.1:15;Luk.13:3) Apakah pertobatan tersebut menghasilkan keselamatan, ketiga
penulis Injil sinoptik menulis dengan cara yang sama, melalui perumpamaan seorang
penabur, bahwa yang mencapai pada keselamatan sebagai buah dari pertobatan adalah
mereka yang menghasilkan buah, apakah 30 kali, 60 kali atau bahkan 100 kali.
Di dalam injil sinoptik, kata keselamatan hanya satu kali diucapkan oleh Yesus,
sebagaimana yang dicatat dalam Luk.19:9. Ayat ini dapat mengacu kepada diri-Nya sendiri
sebagai kandungan keselamatan yang memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau
kepada sesuatu yang nyata oleh perubahan tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai itu.
Luk. 18:26 dan konteksnya, menunjukkan bahwa keselamatan mengimbau hati yang
menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidak berdayaan diri yang pasrah menerima, dan
penyangkalan segala sesuatu demi Kristus.

b. Injil Yohanes
Yohanes menggambarkan pertobatan sebagai kelahiran kembali (Yoh.3:3), pada saat
percakapan dengan Nikodemus, Yesus menjelaskan bahwa bukti pertobatan adalah
dilahirkan dari air dan Roh. Sekalipun penggambaran yang berbeda dengan penulis Injil
sinoptik, tetapi ukuran keselamatan menurut penulis Injil Yohanes sama dengan penulis injil
sinoptik yaitu melalui perbuatan-perbuatannya dalam hal ini perbuatan yang benar
(Yoh.3:21), yang tidak lain adalah buah yang dihasilkan.
Orang dilahirkan sebagai anak Allah karena mempercayai Kristus, kelahiran kembali
oleh Roh mutlak penting guna memasuki Kerajaan, tapi pasal 3:14,17 menjelaskan bahwa
hidup baru itu tidak mungkin lepas dari dari kepercayaan akan kematian Kristus, karena
tanpa kematian Kristus maka manusia berada di bawah penghukuman (3:18). Pada pasal 4:22
keselamatan datang melalui bangsa Yahudi, melalui wahyu yang disalurkan dalam sejarah
lewat umat Allah.
Lebih lanjut dikatakan bahwa seorang yang sudah dipulihkan harus tidak berbuat dosa
lagi agar keadaannya tidak menjadi lebih buruk. Pada pasal 5:24 orang percaya sudah
melewati maut menuju ke kehidupan. Pada pasal 7:39 air melambangkan kehidupan Roh
yang menyelamatkan, yang akan datang setelah Yesus dipermuliakan.
Pasal 9:25, 37, 39 keselamatan merupakan penglihatan spiritual, pasal 10:10 jalan masuk
bagi manusia ke kehidupan yang selamat dan berkelimpahan dan yang dari Bapa adalah
melalui Kristus, pasal 11:25 dab menjelaskan bahwa hidup kebangkitan menjadi milik orang-
orang percaya, dan pasal 11:50 tujuan penyelamatan dari kematian Kristus digambarkan.
Pasal 13:10 pembasuhan pertama yang dilakukan-Nya mengartikan keselamatan (bersih
seluruhnya), pada pasal 14:6 Kristus adalah jalan yang benar dan hidup menuju hadirat Bapa.

c. Kisah Para Rasul


a) Keselamatan melalui beriman kepada Kristus. (10:43)
b) Percaya mencakup pertobatan (20:21)
c) Keselamatan adalah melalui anugrah Allah. (Kis. 16:14; 18:27).
d) Keselamatan terlepas dari jasa bentuk apapun. (kis. 15).

d. Surat-surat Paulus
Paulus memberikan beberapa tema-tema besar sampai pada pengembangan yang penuh.
Doktrin Paulus tentang keselamatan berpusat pada anugerah Allah; Allah yang berinisiatif
dalam menyelamatkan manusia berdasarkan anugrah-Nya semata-mata. Karya penebusan
Kristus memuaskan keadilan Allah dan membebaskan manusia dari ikatan dosa dan
menyatakan pembenaran yang legal bagi orang percaya.
a) Pengampunan.
Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya
berdasarkan anugrah-Nya (Kol. 2;13). Diampuni berarti “menganugrahkan
berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati, mengampuni berdasarkan
anugerah”. Kata itu erat kaitannya dengan kata anugrah. Kata lain dari paulus untuk
pengampunan (yunani; aphesis) memiliki suatu arti dasar “membebaskan” atau
“menyuruh pergi” tetapi secara teologis berarti “mengampuni” atau “membatalkan
suatu obligasi atau hukuman” (Ef. 1:7; Kol.1:14). Anugrah Allah mencapai
puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggikan kemuliannya, dimana
Allah dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar
oleh manusia.
b) Penebusan.
Penebusan berarti membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga
tertentu.
c) Pendamaian.
Kata pendamaian berarti mengalihkan, memindahkan atau mendamaikan. Hal ini
mengindikasikan bahwa Kristus sepenuhnya memenuhi dan memuaskan tuntutan dari
kebenaran dan kekudusan Allah. Melalui penumpahan darah Kristus, kekudusan
Allah telah dipuaskan dan murka Allah telah dialihkan.
d) Pembenaran
Pembenaran merupakan tindakan legal, dimana Allah menyatakan bahwa orang
berdosa yang percaya dibenarkan berdasarkan darah Kristus. Arti dasar dari
pembenaran adalah “mendeklarasikan benar”. Beberapa hal lain dapat dipelajari
tentang penggunaan pembenaran oleh Paulus;
1. Pembenaran merupakan anugrah Allah (Rm.3:24)
2. Hal itu dapat terjadi melalui iman (Rm.5:1; Gal.3:24)
3. Hal Itu dimungkinkan melaui darah Kristus (Rm. 5:9)
4. dan Hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm. 3:20; Gal. 2:16; 3:11)

e. Ibrani
Dalam mengkontraskan Kristus dengan malaikat, penulis menjelaskan bahwa fungsi dari
malaikat adalah untuk menjadi penolong bagi mereka yang telah mewarisi keselamatan.
Ibrani juga menegaskan bahwa Keselamtan Kristus merupakan puncak dari semua. Implikasi
Kristus jauh lebih utama dari persembahan korban PL.
Keselamatan terlihat dalam Ia mengalami kematian bagi semua orang (2:9), dan melalui
kematian-Nya Ia membawa “banyak anak-anak pada kemuliaan” (2:10). Fakta bahwa
keselamatan dari Yesus dapat membawa banyak anak pada kemuliaan menekankan finalitas
dan jaminan hal itu. Penulis kemudian menekankan ketaatan dan ketundukan penuh dari
Kristus pada kehendak Bapa; melalui ketaatan yang sempurna Kristus telah menjadi sumber
keselamatan yang kekal (5:9). Orang percaya Ibrani butuh untuk mengetahui kebenaran-
kebenaran yang signifikan ini, tetapi mereka bodoh dan perlu diajar doktrin-doktrin dasar
iman.

f. Yakobus
Yakobus berbicara banyak tentang iman. Iman adalah cara manusia untuk dapat
mendekati Allah (1:6; 5:15); iman harus dalam Yesus (2:1); dan perbuatan manusia akan
mendemostrasikan realitas dari iman (2:18). Perbedaan antara Paulus dan Yakobus adalah
bukan iman versus perbuatan, melainkan perbedaan dari relasi. Yakobus menekankan
perbuatan dari orang percaya dalam relasi dengan iman dan Paulus perbuatan Kristus dalam
relasi dengan iman.

g. 1& 2 Petrus
Sebagaimana yang telah dicatat pada pembahasan sebelumnya, Petrus menekankan karya
keselamatan Kristus: Ia adalah korban yang sempurna, seperti domba yang tak bercacat dan
bercela (1Pet.1:19); Ia tidak berdosa(1Pet.1:22); Ia mati sebagai pengganti sekali untuk kita
semua, yang tanpa salah bagi orang yang bersalah (1Pet.3:18). Petrus menekankan tindakan,
bahwa Ia dibunuh untuk kita.
Kristus mati bagi orang berdosa (1Pet.2:24). Ia menebus mereka dari perbudakan dosa
(1Pet.1:18). Keselamatan Kristus direncanakan sejak kekekalan (1Pet.1:20), tetapi
dinyatakan dalam sejarah. Ia menyelesaikan keselamatam melalui kebangkitan-Nya,
memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh pengharapan. (1Pet.1:3).

h. 1, 2 dan 3 Yohanes
Allah sendiri oleh kasih-Nya di dalam darah kehidupan Kristus yg dicurahkan, yg
menghapus dosa-dosa kita dan menyucikan kita. Seperti dalam Injil Keempat, keselamatan
berarti dilahirkan dari Allah, mengenal Allah, memperoleh hidup kekal di dalam Kristus,
hidup dalam terang dan kebenaran Allah, tinggal di dalam Allah dan mengetahui bahwa Ia
tinggal di dalam kita melalui kasih oleh RohNya.

i. Yudas
Yudas menujukan suratnya pada “mereka yang dipanggil.” Dalam pernyataan ini Yudas
menunjuk pada doktrin pemilihan. Kata “dipanggil” adalah bagi mereka yang telah dipanggil
secara efektual pada keselamatan berdasarkan anugrah Allah yang efektif. Anugrah Allah
itulah yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Yudas lebih lanjut menekankan sekuritas dari
keselamatan dengan menegaskan bahwa Allah akan memampukan orang percaya untuk
berdiri dihadapan kemuliaan hadirat-Nya (ayat 24).

j. Wahyu
Keselamatan sebagai pembebasan atau penyucian dari dosa melalui darah Kristus, dan
pengangkatan orang percaya menjadi imamat yang berkerajaan. Sebagai bentuk untuk
mengenang pemazmur, penulis dengan puji-pujian menggambarkan keselamatan bergantung
seluruhnya kepada Tuhan (Why 7:10). Dalam pasal-pasal penutup, Wahyu menggambarkan
keselamatan sebagai daun-daun pohon kehidupan yang diperuntukkan bagi kesembuhan
bangsa-bangsa. Hak untuk mendekati pohon tersebut sama seperti mendekati kota
keselamatan, diberikan hanya kepada mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan.

C. KARYA PENYELAMATAN ALLAH


a. Melalui Korban

Korban adalah sesuatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, kesetiaan dan


sebagainya. Di dalam zaman Perjanjian Baru, kata korban ini ditujukan untuk menjelaskan
kematian Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah korban sejati dari Allah. Yang oleh kematian-
Nya, manusia telah memperoleh penebusan secara gratis ataau cuma-cuma dari Allah. Jadi
secara singkat, karya penyelamatan yang dikerjakan Allah adalah melalui pengorbanan
Yesus Kristus di kayu salib.

b. Melalui Pendamaian

Dosa manusia yang memutuskan hubungannya dengan Allah telah didamaikan oleh
Yesus Kristus. Bahwa oleh tubuh dan darah-Nya, manusia telah beroleh
pendamaian/didamaikan dengan Allah.
c. Melalui Pemulihan

Sang Mesias yang dinantikan kedatangan-Nya untuk memberikan pemulihan bagi umat-
Nya dari belenggu dosa telah hadir dalam pribadi Yesus Kristus.

d. Melalui Penebusan

Penebusan dalam bahasa ibrani: red-emtio, YUNANI: Lutron, apolytrosis. Istilah


penebusan berarti, pembebasan dari sesuatu yang jahat, dengan pembayaran suatu harga.

Dalam PL, arti penebusan erat hubungannya dengan pembebasan budak. Budak dapat di
bebaskan hanya melalui pembayaran tebusan berupa bendawi, seperti uang. Dalam PL, Israel
pernah mengalami perbudakan (menjadi budak) bangsa kafir karena mereka tidak mengasihi
Allah. Dalam PB, penebusan diyakini telah terjadi didalam dan melalui Yesus Kristus. Yesus
Kristus telah telah menjadi tebusan bagi banyak orang.

Kesimpulannya adalah:

1. Penebusan adalah tindakan belas kasihan untuk membebaskan budak (tawanan)

2. Dalam PL, wujud dari barang tebusan berupa benda/materi.

3. Dalam PB, Yesus Kristus telah memberi diri-Nya sebagai tebusan dari Allah atas
dosa umat-Nya.

e. Melalui Pembenaran

Pembenaran dalam bahasa ibrani: Isadag, yunani: Dikaioo. Pembenaran adalah istilah
hukum yang artinya: membebaskan dari tuntutan, menyatakan benar atau tidak bersalah.

Dalam PL Allah adalah hakim dan raja. Allah yang adalah hakim dan raja tidak hanya
mengucapkan suatu keputusan hukum yang menguntungkan tergugat, tetapi juga
menunjukan belas kasihan kepadanya. Dalam PB pembenaran telah didapatkan oleh manusia
dari Allah melalui Yesus Kristus yang adalah raja dan hakim atas dunia dan umatnya. Oleh
Yesus Kristus, semua manusi telah mendapat pembenaran dalam kasih dan anugrah Allah.

Kesimpulannya yaitu:

1. Pembenaran adalah wujud tindakan belas kasihan Allah bagi manusia yang berdosa

2. Dalam PL, Allah adalah hakim dan raja yang telah membenarkan Israel karena
keberdosaan mereka.

3. Dalam PB, umat percaya telah mengalami kebenaran hanya oleh dan didalam Yesus
Kristus yang adalah hakim dan raja atas manusia dan dunia.

D. KESELAMATAN ADALAH ANUGERAH

Konsep keselamatan sebagai anugerah ini adalah konsep yang diajukan oleh Rasul Paulus di
dalam suratnya, terlebih di dalam surat Roma. Dalam Roma 5:2, Paulus menuliskan bahwa
“Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih
karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah”
(Roma 5:2). Kata Yunani kharis bermakna anugerah atau pemberian (kasih karunia). cara orang
percaya beroleh kasih karunia yaitu pembenaran oleh iman dan damai sejahtera dengan Allah.
Cara itu diungkapkan dengan kata-kata “oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman”.
Kasih karunia bukanlah sesuatu yang abstrak, kasih karunia itu adalah Allah sendiri bersama
segala kebaikan yang ada pada-Nya. Orang percaya dapat menghadap Allah dan menikmati
kebaikan itu adalah berkat Pengantara Yesus Kristus (bandingkan dengan Ibrani 9:15). Maka,
bilamana orang percaya datang menghadap dalam doa, doa itu dipanjatkan ‘dalam nama Yesus
Kristus’. Tidak semua naskah klasik memuat tambahan teks oleh iman. Tetapi tambahan itu
cocok dengan isi seluruh Surat Roma. Iman adalah sikap yang mempercayakan diri sepenuhnya
kepada Allah, yang sama sekali mengandalkan kasih karunia-Nya.
Sebagai salah satu dari atribut moral Allah, kasih karunia merupakan kata yang dipakai
dalam Alkitab untuk menunjuk pada sifat Allah yang penuh anugerah. Dari puluhan ayat dalam
Alkitab yang menyebut tentang atribut ini, hampir selalu kasih karunia dipakai dalam hubungan
dengan Injil, keselamatan dan apa yang Allah kerjakan dalam kehidupan orang-orang percaya.
Ada beberapa hal penting:
a. Injil itu sendiri diberi identitas. Atribut ini, yaitu sebagai Injil kasih karunia (Kisah Para
Rasul 20:24, Kolose 1:6). Hal ini betul-betul konsisten dalam seluruh Alkitab sehingga
benarlah jikalau keselamatan dalam Injil Yesus Kristus adalah keselamatan yang semata-
mata terjadi oleh karena anugerah atau kasih karunia Allah (Roma 3:24, 11:6, II Timotius
1:9, Efesus 2:5,8).
b. Allah juga memperkenalkan diri sebagai Allah sumber anugerah, kasih karunia dan
kebenaran (Yohanes 1:14). Keselamatan datangnya dari sumber tersebut, dan bukan dari
“agama dan pemenuhan hukum-hukumnya.” Dapat dipahami jikalau Yohanes
mengkontraskan antara “hukum Taurat Musa,” dan “kasih karunia dan kebenaran Yesus
Kristus” (Yohanes 1:17).
c. Alkitab menyaksikan tentang atribut ini sebagai karya Allah yang sedang berlaku dan
terus-menerus akan berlaku dalam kehidupan orang-orang percaya. Orang percaya hidup
dari “menerima” kasih karunia demi kasih karunia (Yohanes 1:16). Hal itu diberikan dan
berlaku dalam kehidupan setiap orang percaya dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai
dengan ukuran pemberian Kristus (Efesus 4:7). Paulus mengakui bahwa ia ada
sebagaimana ia ada sekarang sebagai rasul oleh karena kasih karunia yang dianugerahkan
kepadanya (I Korintus 15:10).

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Susanti, A.(2019).Keselamatan dalam Konsep Rasul Paulus, volume 1, 22-23
Laborar, K.(2020).Dogmatika Kristen: Metode Praktis Ajaran Kristen dalam Mengemban Misi
Allah di Dunia Ini. Yogyakarta: ANDI
Hutapea, S.Y.(2017).Konsep Keselamatan dalam PB.http://brotherjohn777.blogspot.com/konsep
keselamatan dalam pb.Diakses pada 15 Desember 2022
Situmorang, T.H.J.(2015).Soteriologi (Doktrin Keselamatan). Yogyakarta: ANDI

Anda mungkin juga menyukai