Esai Kesenian Tradisional Dalam Lebaran
Esai Kesenian Tradisional Dalam Lebaran
NIM : 13010123120005
Kelas :A
Esai
Tari Warak Ngendog sebagai Trilogi Budaya dan Seni dalam Tradisi
Dugderan Menjelang Hari Lebaran
Tari Warak Ngendog merupakan hasil wujud dari trilogi seni yang berarti
tiga ilmu seni. Trilogi seni mengandung unsur penciptaan, eksistensi, dan kegunaan
seni. Dalam hal ini, Tari Warak Ngendog mengandung filosofi dalam proses
penciptaannya. Seperti pada filosofi maskot warak yang dalam bahasa Arab disebut
”Waro’a” atau ”Wira’I” yang berarti suci. Sedangkan ’ngendog’ merupakan
simbol bertelur yang memiliki makna hasil pahala setelah berpuasa. Warak
Ngendog memiliki mulut yang menganga serta wajah yang seram sebagai simbol
nafsu manusia yang harus dikalahkan saat menjalankan ibadah puasa. Keberadaan
atau eksistensi dari Tari Warak Ngendog sendiri adalah pada saat pertama kali
dipentaskan di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dalam acara Parade Tari dan
mendapatkan penghargaan sepuluh besar tari hingga sampai saat ini menjadi
populer di masyarakat. Kegunaan Tari Warak Ngendog untuk masyarakat adalah
sebagai penanda datangnya awal puasa dan untuk memeriahkan semarak bulan
Ramadan hingga lebaran tiba.
Tari Warak Ngendog sudah menjadi jantung hati bagi masyarakat Kota
Semarang. Jika sekali saja tari ini tidak ditampilkan, maka masyarakat akan merasa
ada yang kurang dalam perayaan Lebaran. Tari ini juga sangat kental dengan
berbagai kebudayaan, tidak hanya kebudayaan Jawa saja, tetapi juga ada
percampuran dari budaya Cina dan Arab. Tidak hanya umat Islam saja yang ikut
bersuka cita karena adanya perayaan ini, namun umat beragama lain seperti Kristen,
Katolik, Konghucu, Budha, dan Hindu juga turut andil dalam kemeriahan bulan
Ramadan sebagai bentuk dari toleransi antar umat beragama.
https://www.youtube.com/live/CIiVT8NPm-A?si=YSO9-3rDVi_59x4F