Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bayhaqi

NIM : 2108113066

Kelas :B

Mata kuliah : Sejarah Pendidikan Islam

Dosen : Dr. Taqiyuddin, M. Pd

RANGKUMAN
.
Lembaga-lembaga Pendidikan Islam pada Masa Daulah Abbasiyah

Kemajuan dalam segala bidang pendidikan, tentunya juga dilengkapai sarana atau tempat yang
membantu kelancaran jalannya pendidikan tersebut.Berikut ini merupakan beberapa lembaga
pendidikan yang berkembang pada masa Daulah Bani Abbasiyah.

a. Kutab atau Maktab


Kutab atau maktab berasal dari kata kataba yang artinya menulis atau tempat
menulis.Namun akhirnya memiliki pengertian sebagai lembaga pendidikan dasar.Menurut
catatan sejarah, kuttab telah ada sejak pra Islam. Diperkirakan mulai dikembangkan oleh
pendatang ke tanah Arab, yang terdiri dari kaum Yahudi dan Nasrani sebagai cara mereka
mengajarkan Taurat dan Injil, filsafat, jadal (ilmu debat), dan topic-topik yang berkenaan dengan
agama mereka.
Kutab pada masa ini meruoakan kelanjutan dari kuttab pada masa Daulah Umayyah. Para ahli
sejarah pendidikan Islam sepakat bahwa kutab dan kuttab adalah hal yang sama, dalam arti
lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang mengajarkan membaca dan menulis, kemudian
meningkat kepada pengajaran Al-Quran dan pengetahuan agama tingkat dasar. Akan tetapi,
keduanya memiliki perbedaan dalam fase, yaitu kalau kutab atau maktab berarti istilah lembaga
pendidikan Islam untuk zaman modern, sedangkan kuttab berarti istilah lembaga pendidikan
Islam untuk zaman klasik.
Kurikulum yang dipakai adalah berorientasi kepada Al-Quran sebagai suatu textbook.Sehingga
pembelajarannya mencakup membaca dan menulis, kaligrafi, gramatikal bahasa Arab dan
sejarah, yang khususnya berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW.

b. Pendidikan Rendah ( di istana )


Pendidikan anak di istana berbeda dengan pendidikan anak di kuttab. Pada umumnya
anak yang belajar di istana adalah putra- putri para pembesar istana. Rencana pembelajaran di
lembaga pendidikan istana secara umum sama dengan rencana pembelajaran di kuttab. Hanya
saja rencana pembelajaran di lembaga pendidikan istana ada sedikit penambah dan pengurangan
disesuaikan dengan kehendak orang tua mereka

c. Masjid
Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, melainkan juga berfungsi
sebagaia pusat kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Sistem pembelajaran di dalam masjid,
berbentuk halaqah[3], berkembang dengan baik pada masa Abbasiyah, sejalan dengan
munculnya bermacam-macam pengetahuan agama, sehingga terkadang di dalam suatu masjid
besar terdapat beberapa halaqah dengan materi pembelajaran berbeda, seperti: nahu, ilmu kalam,
fiqih dan lain-lain. Ini terjadi di masjid al-Kasai dan al-Manshur di Baghdad.

d. Toko-toko Buku (al-Hawarit al-Waraqin)


Selama masa kejayaan Daulah Abbasiyah, toko-toko buku berkembang dengan pesat
seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.Hebatnya, took-toko ini tidak hanya
menjadi tempat pengumpulan dan penyebaran (penjualan) buku-buku, tetapi juga menjadi tempat
studi dengan lingkaran-lingkaran studi yang berkembang di dalam toko buku tersebut.Penjaga
toko selain menjadi pemilik toko, juga berperan sebagai muallim dalam lingkaran studi
tersebut.Dan sebagian yang memiliki toko buku ialah para ulama.Hal ini menunjukkan betapa
besarnya antusias umat Islam masa itu dalam menuntut ilmu.

e. Perpustakaan (al-Maktabah)
Salah satu perpustakaan yang sangat terkenal, yaitu Bait al-Hikmah, yang didirikan oleh
al-Rasyid.Perpustakaan dikatakan sebagai lembaga pendidikan karena pada masa itu buku-buku
sangat mahal harganya, ditulis dengan tangan, sehingga hanya orang-orang kaya saja yang bisa
memiliki secara pribadi.Oleh sebab itu, bagi masyarakat umum pecinta ilmu, tentunya
memanfaatkan perpustakaan ini sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan dan untuk
selanjutnya dikembangkan.

f. Rumah Para Ilmuwan (Bait al-Ulama’)


Beberapa ilmuwan menjadikan rumah mereka sebagai lembaga pendidikan, antara lain seperti
rumah Abi Muhammad ibn Hatim al-Razi al-Hafiz dalam mempelajari ilmu-ilmu Hadits. Rumah
Ibnu Sina dalam mempelajari ilmu kedokteran dan rumah Abi Sulaiman al-Sajastani dalam
mempelajari ilmu filsafat dan ilmu mantik.

g. Observatorium dan Rumah Sakit (al-Bamaristan)


Observatorium berfungsi sebagai lembaga pendidikan atau sebagai tempat untuk
transmisi ilmu pengetahuan.Di observatorium sering diadakan kajian-kajian ilmu pengetahuan
dan filsafat Yunani.Para ilmuwan melakukan pengamatan dan riset di observatorium tersebut.
Rumah sakit juga merupakan tempat menggali ilmu, khususnya bagi calon dokter atau orang
yang sedang menuntut ilmu kedokteran.Sehingga rumah sakit merupakan tempat mereka
mempraktekkan segala teori yang telah mereka dapatkan sebelumnya.Bisa dikatakan
observatorium dan rumah sakit juga merupakan dua lembaga yang memiliki peran terhadap
berkembangnya pendidikan Islam.

h. Al-Ribath
Al-Ribath merupakan tempat kegiatan orang sufi yang ingin menjauh dari keduniawian dan
berkonsentrasi semata-mata hanya untuk beribadah. Juga memberikan perhatian terhadap
keilmuan yang dipimpin syeikh yang terkenal dengan ilmu dan kesholikhannya.

i. Al-Zawiyah
Al-Zawiyah merupakan tempat berlangsungnya pengajian-pengajian yang mempelajari dan
membahas dalil-dalil naqliyah dan aqliyah yang berkaitan dengan aspek agama serta digunakan
oleh para sufi sebagai tempat untuk halaqah berdzikir dan tafakur untuk mengingat dan
merenungkan keagungan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai