buletin perempuan
buletin perempuan
Tak hanya berjuang dengan mengangkat senjata, 4. "Kewadjiban & Tjita-Tjita Poeteri Indonesia",
seperti yang dilakukan Cut Nyak Dien (1848 -1908) oleh Sitti Soendari
di Aceh, perempuan di Nusantara juga bangkit me- 5. "Bagaimanakah Djalan Kaoem Perempoean
lalui gerakan pendidikan. Seperti dilakukan Raden Waktoe Ini & Bagaimanakah Kelak", oleh
Ajeng Dewi Sartika yang membuka Sekolah Istri Saudari Tien Sastrowirjo
tahun 1904 yang disusul dengan berdirinya
berbagai sekolah dan organisasi perempuan, di 6. "Kewadjiban Perempoean di Dalam Roemah
berbagai daerah. Tangga", oleh Saudari R.A. Soekonto (Wanita
Oetomo).
Kesadaran atas hak-hak perempuan di Indonesia
tak hanya muncul di kalangan priyayi, tapi juga di Kongres ini menghasilkan keputusan dibentuknya ba-
kalangan pemuka agama. Di kalangan Muslim, dan pemufakatan organisasi-organisasi perempuan,
bernama: Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indo-
Perkumpulan Muhammadiyah yang berdiri tahun
nesia. Tujuan serikat ini adalah untuk memberikan
1912, kemudian memberi ruang bagi kaum per-
berbagai informasi dan sebagai forum komunikasi an-
empuan dengan meresmikan Perkumpulan Aisyiah tar organisasi perempuan. Kongres ini pun
pada tahun 1917, di Jogjakarta, sebagai wadah menghasilkan tiga tuntutan kepada pemerintah koloni-
bagi perempuan Muhammadiyah. Di tahun yang al masa itu, berupa: 1) Penambahan sekolah untuk
sama, juga berdiri Pondok Pesantren Putri per- anak-anak perempuan; 2) Syarat bagi sebuah per-
tama, yang sempat menuai kontroversi di nikahan, diberikannya keterangan taklik (janji dan
Deanyar, Jombang, Jawa Timur. Perkumpulan ger- syarat-syarat perceraian); 3) Peraturan yang mengha-
eja juga mendirikan Perkumpulan Ibu -Ibu Katolik ruskan diberikannya tunjangan kepada janda-janda
pada 26 Juni 1924, di Jogjakarta. dan anak-anak piatu pegawai pemerintah.
DPRD Se-Papua Perda Perlindungan Perempuan dan Anak
Doc: RRI.co,id
Kaltim dan daerah lain, menurut Qomariah bisa mencontoh Provinsi Kepulauan Riau dan Jawa
Tengah yang menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Penanggung Jawab :
(Kemenpppa) RI, merupakan provinsi terbaik dalam melaksanakan penyusunan perencanaan
Pheni Chalid dan penganggaran yang responsif gender.
Nurul Hilaiyah “Saat ini PUG di Kepri terintegrasi dengan seluruh stakeholder. Hal ini bagus sekali, semoga
yang dilakukan di Kepri dapat ditiru di Kaltim dengan menyesuaikan kondisi di Kaltim,” ungkap
Qomariah dalam rilis web DPRD Kaltim Selasa (18/1)
Pemimpin Redaksi Lebih jauh Qamariah mengatakan, setelah disahkan dan melalui Raperda PUG ini Pemprov
Kaltim melalui SKPD di tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota dapat melakukan upaya-
Wahyu Muryadi
upaya pemberdayaan perempuan dalam rangka pengarusutamaan gender menuju terwujud-
Redaktur Pelaksana: nya kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh aspek pembangunan dan kehidupan.
Abdul Malik “Melalui Raperda ini, pemerintah diharapkan bisa lebih responsif dalam mengakomodasi hak-
hak perempuan. Pembentukan raperda menjadi sebuah regulasi peraturan daerah mampu
Dewan Redaksi : dapat menjadi stimulan mendorong ada program-program terhadap pengarusutamaan gender
hadir di setiap instansi-instansi. Harapan itulah sebagai wujud dari program pengaplikasian
Diah Indriputri guna menyetarakan gender tanpa ada perbedaan,” urai Qamariah, .
DESA PRIMA
Menteri Pemberdayaan
SWARGA-UNDP : Perempuan dan Perlin-
dungan Anak, Yohana
Joni Kasim Yembise didampingi Kepala
BPPKB Kaltim, Hj Ardin-
ingsih meninjau pelaksa-
Isniati Kuswini naan program Desa Prima
(Perempuan Indonesia
Sri Lestari Maju Mandiri) beberapa
waktu lalu.
Laurine Kaunang
Desa Prima menjadi salah
satu program responsive
---- gender yang sedang digen-
carkan di Pemprov Kaltim
(dok. Humasprov kaltim).
Harapan serupa disampaikan Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Rita Artaty Barito. Ia men-
dorong pemerintah lebih memperhatikan kepentingan perempuan hingga ke pelosok daerah.
Rita berharap, tak hanya ibu-ibu di wilayah perkotaan, yang berada di daerah pedalaman harus
mendapat perhatian yang lebih baik lagi. Tak hanya melalui kegiatan positif yang diselenggara-
kan pemerintah, namun dari segi perlindungan dan kondusivitas lingkungan.
“Kebutuhan sehari-hari seperti tersedianya air bersih yang layak minum misalnya, adalah satu
contoh mewujudkan perhatian guna menunjang kebutuhan sehari-hari kaum perempuan. Ini
sejalan dengan salah satu tema prioritas pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlin-
dungan Anak sesuai RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019.
Harapannya juga ada komitmen bersama mendorong kondusivitas bagi perlindungan perempu-
an dan juga anak yang rentan menjadi korban kekerasan,” kata Rita.
Magelang Wajibkan Perdes Perlindungan Perempuan dan Anak
Kesadaran akan pentingnya regulasi yang sensitif gender, kini menjalar di sejumlah Kabupaten-Kota. Setelah
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng) mendorong alokasi dana desa untuk peningkatan program Keluarga
Berkualitas, kini giliran Kabupaten Magelang, Jateng yang bersemangat merancang alokasi anggaran untuk
perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengungkapkan, selain soal alokasi anggaran, dalam Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda) yang diinisiasi DPRD Kabupaten Magelang tersebut, juga diatur peranan Pemerintah Desa (Pemdes) untuk
aktif terlibat dalam agenda perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
“Kami sudah mengusulkan agar dalam Raperda juga diatur mengenai tanggung jawab Pemerintah
Desa. SehinggaPemdes juga mempunyai komitmen yang lebih tinggi dalam penanganan korban kekerasan dan
diskriminasi dari kalanganperempuan dan anak," kata Zaenal dalam situs resmi Pemkab Magelang,
www.magelangkab.go.id.
Lebih lanjut, Zaenal menjelaskan, Raperda tersebut, sangat penting bagi terwujudnya pemenuhan hak-hak
perempuan dan anak di Kabupaten Magelang. Karena itu, pihaknya mendukung pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu
bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAK2).
“Perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat,
termasuk Pemdes serta didukung kelembagaan yang solid dan terpadu harus bekerjasama untuk mewujudkannya,”
tandas Zaenal.
Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Magelang tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp. 2.168.440.109.680,00.
Sementara Anggaran Belanja Daerah sebesar Rp. 2.340.396.942.410,00. APBD tahun 2016 tersebut mencakup besaran
dana penyesuaian dan otonomi khusus yang direncanakan sebesar Rp. 333.213.025.000,00. Serta dana desa yang
direncanakan sebesar Rp. 226.980.000,00.