Anda di halaman 1dari 6

Menuju Kesetaraan Gender: Menelaah Hubungan Kesadaran Kesetaraan

Gender dan Sikap Seksis kepada Wanita di Lingkungan Kampus

Aisya Shinta Putri Awalia1, Sueb Sueb2, Muhammad Andry Priyo Utomo2

1
Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang, Malang
2
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang, Malang
*Corresponding author’s email: sueb.fmipa@um.ac.id

Kesetaraan gender adalah sebuah isu yang terus menjadi


perhatian di berbagai negara di dunia, termasuk di
Indonesia, karena sangat berkaitan erat dengan hak asasi
manusia. Kesetaraan gender merupakan keadilan kondisi
bagi pria dan wanita untuk memperoleh kesempatan serta
haknya sebagai manusia. Meskipun sudah banyak langkah
yang diambil untuk mewujudkan kesetaraan gender,
masih saja terdapat beberapa sikap ketidaksetaraan gender, salah satunya adalah masih adanya
sikap seksis terhadap wanita. Sikap seksis merupakan sikap yang terjadi ketika keseimbangan
antara pria dan wanita tidak setara, biasanya pria dianggap lebih unggul dari wanita dan wanita
dianggap inferior terhadap pria. Sikap seksis inilah yang sering menjadi pemicu diskriminasi
pada wanita di berbagai lapisan masyarakat.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Nasional Tahun
2020 mencapai angka 0,40 yang artinya ketimpangan gender mengakibatkan terjadinya
kegagalan pencapaian pembangunan manusia sebesar 40%. Kemudian, berdasarkan Global
Gender Gap Report 2022, Indonesia menempati ranking 92 dari 146 negara dengan The Global
Gender Gap Index yaitu 0,697 (rentang skor 0-1). Selain itu, sebuah data dari UN Women Report
juga menyatakan bahwa keterlibatan wanita dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan
matematika (Sains, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)) sangat minim apabila
dibandingkan dengan pria. Kurangnya perwakilan wanita di bidang STEM bermula dari gagasan
ketidaksetaraan gender bahwa wanita kurang cocok untuk mata pelajaran yang membutuhkan
pemecahan masalah. Namun, wanita berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan pria
untuk mempersiapkan karir masa depan mereka dan mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi
dalam Revolusi Industri 4.0.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa tingkat kesadaran kesetaraan gender di Indonesia
masih tergolong rendah. Dalam hal tersebut seharusnya peran mahasiswa sebagai agen dalam
sosialisasi gender sangat strategis dan penting karena merekalah yang kemudian menjadi
generasi penerus negara ini. Kesadaran kesetaraan gender mahasiswa adalah suatu pengetahuan,
perasaan, dan keyakinan akan kesetaraan gender yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga tidak
adanya perlakuan perbedaan peran dan posisi antara pria dan wanita dalam kampus. Namun
sayangnya, hingga saat ini posisi wanita masih sering dipandang berada di bawah kekuasaan
pria. Peran pria masih mendominasi di atas wanita pada beberapa aspek.

Sebagai gambarannya, di lingkup organisasi mahasiswa Universitas Negeri Malang, khususnya


di Fakultas MIPA, kandidat pemimpin organisasi baik di tingkat departemen seperti HMD
hingga tingkat fakultas seperti BEM Fakultas masih didominasi oleh pria. Bahkan koordinator
pada tiap divisi pun juga masih didominasi oleh pria. Walaupun tidak semuanya, tetapi fenomena
ini terjadi pada hampir semua organisasi di kampus. Hal ini menjadi bertentangan dengan prinsip
kesetaraan gender ketika organisasi mahasiswa memiliki peran penting dalam membentuk
pemimpin yang bertanggung jawab bagi masyarakat baik pria maupun wanita.

Mengenai peristiwa ini, saya dan kelompok saya yang kebetulan sedang diberi tugas penelitian
tentang Sustainable Development Goals (SDG’s) berinisiatif untuk mengangkat tema tersebut
dalam penelitian yang kami lakukan. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu
rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia. SDGs berisi
17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 dan salah satunya
adalah kesetaraan gender. Penelitian yang kami lakukan mengambil judul “Hubungan Antara
Kesadaran Kesetaraan Gender dan Sikap Seksis kepada Wanita pada Mahasiswa Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran
kesetaraan gender pada mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang dan sikap seksis pada
wanita yang dimilikinya serta menganalisis hubungan antara keduanya.

Penelitian ini kami lakukan mulai awal bulan April hingga bulan Mei. Kami menggunakan
metode kuantitatif terhadap 80 responden mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang yang
terdiri dari berbagai Prodi. Untuk Teknik sampling, kami menggunakan Teknik convenience
sampling dengan menyebarkan kuesioner online di platform grub whatsapp. Dalam kuesioner,
kami menggunakan Gender Equity Questionnaire dengan 20 item pernyataan untuk mengukur
kesadaran kesetaraan gender dan Sexist Attitudes Toward Women Scale (SATWS) dengan 40 item
pernyataan untuk mengukur sikap seksis kepada Wanita.

Sebelum mengambil data, kami diperkenankan untuk Menyusun rencana projek (repro) terlebih
dahulu. Rencana projek berisi susunan makalah mulai pendahuluan, tujuan, kajian pustaka, dan
metode penelitian yang akan digunakan. Setelah disusun, repro tersebut dipresentasikan di
dalam kelas guna mendapat tanggapan, koreksi, atau tambahan materi dari teman se-offering dan
dosen pembimbing.

Selain di dalam kelas kami juga diberi kesempatan untuk berkonsultasi kepada dosen
pembimbing di luar jam. Hal tersebut dilakukan agar kami bisa memahami dengan baik terkait
penelitian yang akan kami lakukan dan menghindari kesalahan pengerjaan yang berlanjut
mengingat kami merupakan mahasiswa yang masih semester 2 dan masih pertama kali
Menyusun makalah penelitian.

Ketika repro dan instrumen yang kami susun telah disetujui dosen pembimbing, Langkah
selanjutnya yang kami lakukan adalah membuat kuesioner online dalam platform google form
yang kemudian kami sebarkan di beberapa grub
whatsapp untuk mendapatkan responden. Untuk
mendapatkan 80 responden dalam waktu yang
singkat tentu tidak mudah, apalagi dengan total 60
pertanyaan yang harus diisi. Kami perlu merayu
teman, kakak tingkat, bahkan orang yang kurang
dikenal agar mau mengisi kuesioner penelitian kami.
Tapi pada akhirnya, kami berhasil mendapatkan
responden yang diharapkan tepat waktu.

Nah, disinilah tahap yang menurut saya paling sulit, tahap menganalisis data. Analisis data yang
kami gunakan pada penilitian ini ada dua macam, analisis deskriptif dengan menggunakan uji
kecenderungan variabel untuk menginterpretasikan jumlah skor dan analisis korelasi
menggunakan korelasi pearson atau korelasi rank spearman sesuai dengan hasil uji normalitas
dan uji homogenitas yang akan dihitung sebelum melakuka analisis korelasi.

Sebelumnya kami tidak tahu


apapun tentang analisis dan uji
tersebut. Seiring berjalannya
waktu, kami mencoba mencari
tahu dari berbagai sumber,
akhirnya secara perlahan kami bisa
menyelesaikan seluruh analisis
data penelitian kami. Jujur di tahap
ini saya merasa sedikit pasif dalam kerja kelompok karena keterbatasan pemahaman, tapi
untungnya ada salah satu anggota kami yang bisa memahami dengan baik perihal analisis dan uji
yang dilakukan. Saya sangat berterima kasih dan minta maaf kepada Nadzifah yang telah
mengerahkan segala usahanya untuk mengerjakan makalah ini.

Dari data yang kami dapatkan, terdapat 68 responden berjenis kelamin Wanita dan 12 responden
berjenis kelamin pria dengan rentang usia 17-22 tahun. 70% responden berasal dari departemen
matematika sedangkan 30% sisanya tersebar seluruh departemen Fakultas MIPA.

Dari analisis yang kami lakukan, hasil analisis variabel pertama menyatakan bahwa sebanyak
68.75% responden memiliki kesadaran kesetaraan gender yang sangat tinggi. Maka dapat
disimpulkan bahwa kesadaran kesetaraan gender pada mahasiswa FMIPA UM tergolong sangat
tinggi. Sedangkan pada analisis variabel kedua, hasil analisisnya menunjukkan bahwa mayoritas
responden memiliki sikap seksis kepada wanita yang rendah dengan akurasi 83.75%.

Kemudian kami menguji korelasi antara kesadaran kesetaraan gender dan sikap seksis kepada
wanita pada mahasiswa FMIPA UM, namun sebelumnya kami harus melakukan uji normalitas
dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk menentukan uji korelasi apa yang akan kami gunakan.
Ternyata data yang kami dapatkan tidak bersifat homogen dan tidak terdistribusi normal pada
variabel kedua, jadi kami harus menggunakan uji korelasi rank spearman untuk mengetahui
korelasi antara dua variabel yang kami gunakan.
Pada awalnya kami mengira uji korelasi rank spearman tidak memiliki ketentuan data yang
digunakan, tetapi ternyata harus menggunakan data ordinal. Karena data kami adalah data
interval maka kami harus mengubah data tersebut menjadi data ordinal terlebih dahulu baru
kemudian di uji dengan bantuan system SPSS. Dari hasil uji rank spearman, kami dapat
menganalisis bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan dan memiliki hubungan
yang berbanding terbalik dengan kekuatan hubungan cukup.

Setelah menganalisis data, kami lanjut menyusun makalah projek kami hingga bagian
kesimpulan. Kesimpulan yang kami dapatkan dari penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa
FMIPA Universitas Negeri Malang memiliki tingkat kesadaran kesetaraan gender yang sangat
tinggi dan sikap seksis yang rendah. Hal ini menunjukkan kemajuan dalam pemahaman dan
penerimaan terhadap kesetaraan gender di kalangan generasi muda. Terdapat hubungan yang
signifikan antara kesadaran kesetaraan gender dan sikap seksis kepada wanita. Semakin tinggi
kesadaran mahasiswa terhadap kesetaraan gender, maka semakin rendah sikap seksis yang
mereka tunjukkan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran kesetaraan gender
untuk menekan sikap seksis kepada wanita pada mahasiswa.

Akhirnya kami dapat


menyelesaikan makalah
proyek ini dengan baik dan
dapat mempresentasikannya
di kelas. Dari penelitian ini
saya belajar banyak hal,
mulai dari menambah
pengetahuan terkait
kesetaraan gender dan sikap
seksis, cara mengolah data
hingga mendapat kesimpulan yang relevan, dan juga belajar memanfaatkan waktu dengan baik.

Saya sangat bangga akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah proyek ini, walaupun diiringi
dengan berbagai rintangan yang harus dihadapi. Saya sangat berterima kasih kepada teman
sekelompok saya, yaitu Nadzifah Nur Fadila dan Bahrul Ulum atas kerja sama yang baik dalam
mengerjakan penelitian ini, saya juga minta maaf jikalau saya kurang maksimal dalam kerja
kelompok. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam melakukan penelitian serta para responden yang dengan ikhlas telah
berkontribusi mengisi kuesioner penelitian kami. Selain itu, saya ingin berterima kasih pula
kepada teman dekat serta teman sekamar saya yang telah mendengarkan segala keluh kesah saya
selama mengerjakan proyek ini. Saya berharap hasil penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi
kami, tetapi juga bermanfaat kepada para pembaca dan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai