Anda di halaman 1dari 5

SULAWESI UTARA DARI SEGI GEOMORFOLOGIS RENTAN BENCANA

Oleh Drs. Agus Santoso Budiharso, M.Sc.

(Lulusan Master Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai – Universitas
Gadjah Mada)

Setiap kali datang bulan-bulan basah dimana jumlah hari hujan setiap
bulannya tinggi, kita semua disibukkan untuk selalu waspada terhadap
adanya berbagai ancaman bencana alam terutama bencana banjir, longsor
dan angin puting beliung. Ketiga macam ancaman bencana ini sangat
berkaitan dengan keadaan iklim, dan kondisi geomorfologis suatu wilayah.
Banjir akan selalu menjadi ancaman pada wilayah dengan topografi datar,
sebaliknya longsor akan selalu mengancam pada wilayah yang berlereng
curam, Sedangkan angin puting beliung sangat bergantung pada kondisi
tekanan udara yang ada.

Melihat penyebab bencana alam di atas dapat dipastikan bahwa bencana itu
terkait dengan proses geomorfologi dari wilayah hamparan bumi ini.
Geomorfologi sebagai cabang ilmu kebumian adalah mempelajari bentuk-
bentuk permukaan bumi yang dikaitkan dengan proses-proses penyebabnya
dan distribusi bahan penyusun yang ada. Permukaan bumi tidak statis namun
selalu dinamis. Dinamika permukaan bumi ini disebabkan oleh adanya proses
baik yang dari dalam bumi ( endogen ) maupun dari luar permukaan bumi
( exogen ).

Dalam dinamikanya ini, permukaan bumi akan selalu mencari


keseimbangannya. Dalam proses mencari keseimbangannya ini ada yang
lambat dan ada yang cepat dan bahkan dipercepat. Proses-proses
geomorfologi yang berasal dari luar bumi berupa proses fluvial yaitu proses
yang disebabkan oleh aliran air (air sungai, air hujan, runoff ), proses gerakan
masa ( mass-movement , rayapan, longsor) dengan didorong gaya gravitasi,
ada proses yang disebabkan juga oleh angin akan membentuk bentang lahan
eaulean, proses yang lain adalah proses solusi (pelarutan) pada kawasan
karst (kapur), proses selanjutnya adalah proses oleh air laut (Tsunami,
abrasi, marine process ), dan juga adanya proses pelapukan ( weathering
process ), sedangkan proses dari dalam bumi seperti adanya gempabumi
(earthquake), proses gunung api ( volcanic ) dan juga proses tektonik lainnya.

Proses-proses tersebut diatas akan menghasilkan bentuklahan ( landform )


tertentu sebagaimana proses fluvial akan menghasilkan bentuklahan dataran
alluvial, kipas alluvial, rawa belakang (back-swamp), sedangkan proses
gerakan masa akan menghasilkan bentuk lahan Coluvial. Proses eaulean akan
menghasilkan bentuklahan gumuk pasir (sand dune), proses air laut akan
menghasilkan dataran pasang surut, lagoon, Tombolo dan pantai Fjord
terbentuk karena adanya aktivitas glasier. Proses endogen juga menghasilkan
bentuk lahan seperti pegunungan lipatan, kerucut gunung api dan bentuk
lahan volkanik lainnya.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka akan meningkat pula


kebutuhan akan lahan untuk penghidupannya. Manusia akan cenderung
memilih lahan yang cocok untuk bertempat tinggal maupun untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hampir lebih dari separuh manusia di dunia ini
menempati lahan rendah dan kebanyak di wilayah pesisir maupun di wilayah
tepi sungai. Dan sebagian lainnya menempati dataran tinggi di wilayah
pegunungan dan sebagian lainya menempati lahan-lahan lereng gunung api.

Melihat kecenderungan manusia menempati habitatnya yang seperti itu


secara alamiah maka seharusnya manusia sudah tahu resikonya, dan harus
mempersiapkan sejak dini untuk menghadapi risiko tersebut. Karakteristik
bentuk lahan harus dipahami oleh para perencana dan juga harus dijadikan
pengetahuan dasar untuk melakukan perencanaan pembangunan.

Sulawesi Utara secara geomorfologis tersusun dari berbagai hamparan


bentuklahan hasil dari proses endogen dan eksogen yang ada. (lihat Peta
Sistem Lahan). Bentuklahan yang dominan di Sulawesi Utara adalah menurut
klasifikasi Desaunette (Pakar Sistem Lahan) berturut-turut dari yang terluas
adalah Pegunungan 61,27 % dari total Luas Provinsi Sulut, Perbukitan
(17,88%), Dataran (10,29%), Kipas dan Lahar (7,25%) dan lainnya masing-
masing dibawah 1 % (Pantai, Rawa Pasut, Dataran alluvial, lembah alluvial,
Tubuh air, jalur meander dan teras) Lihat Tabel Sistem Lahan dibawah ini

Tabel 1. Sistem Lahan Di Sulawes Utara

No. SISTEM LAHAN LUAS (HA) %


1 Pegunungan 895476.46 61.27
2 Perbukitan 261367.05 17.88
3 Dataran 150349.15 10.29
4 Kipas dan Lahar 106013.71 7.25
5 Pantai 12333.66 0.84
6 Rawa Pasut 10190.62 0.70
7 Dataran Aluvial 9536.65 0.65
8 Lembah Aluvial 7782.23 0.53
9 Tubuh Air 5319.02 0.36
10 Jalur Meander 2148 0.15
11 Teras 965.55 0.07
JUMLAH 1461482.10 100.00
Sumber : Peta Landsystem Sulawesi Utara Skala 1:250.000

Peta Sistem Lahan Sulawesi Utara


Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahanpun
menjadi meningkat. Sering dalam memilih tempat tinggal, bagi mereka yang
tidak mampu akan cenderung memilih lokasi yang “kurang aman” misalnya di
lereng-lereng perbukitan maupun diu bantaran-bantaran sungai yang mana
lokasi-lokasi tersbut adalah mempunyai resiko longsor dan banjir yang sangat
tinggi. Sebagian besar penduduk Sulawesi Utara bertempat tinggal di pesisir
yang merupakan gabungan dari System Lahan Pantai, Dataran Aluvial,
Lembah Aluvial, Kipas dan Lahar, Jalur Meander, Rawa Pasut, dan sebagian
kecil teras. Sistem lahan dimaksud sangat rentan terhadap bahaya Banjir.
Sedangkan sebagian lainnya dari penduduk Sulawesi Utara juga menempati
lereng-lereng perbukitan yang tentunya rawan terhadap bahaya longsor.

Bencana besar telah melanda di berbagai kawasan dunia dalam kurun dua
bulan terakhir ini, angin puting beliung di Filipina, banjir di besar di Bangkok
Thailand, Bangladesh, dan tak ketinggalan banjir langganan di Ibukota
Negara kita ini, Jakarta. Di tingkatan lokal di Manado yang manjadi
langganan banjir adalah di Tanjung (Kelurahan Karame) dan juga di kampung
Tubir. Kedua lokasi tersebut merupakan lembah alluvial yang proses
terbentuknya adalah melalui proses air dan memang lokasi tersebut juga
merupakan jalur meander (bekas aliran sungai).

Hari minggu lalu tanggal 27 Januari 2013 juga telah terjadi Banjir dan
Longsor yang melanda beberapa tempat di Sulawesi Utara. Tempat-tempat
terjadi bencana misalnya di Munte, daerah tersebut secara geomorfologis
adalah merupakan Sitem Lahan Kipas dan Lahar, Perbukitan dan Pegunungan
dengan kelerengan bervariasi sedang hingga sangat curam. Materi penyusun
adalah endapan lahar, kipas aluvium, andesit, basaltis dan materi gunung
apimuda. Kipas alluvium dan endapan lahar cenderung “ unconsolidated ” dan
apabila terletak pada daerah yang berkemiringan apalagi terjal terutama di
ruas-ruas jalan hasil pemotongan ( cut area ), maka wilayah ini akan mudah
longsor sebagaimana terjadi beberapa hari yang lalu.
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa sebagian besar bentuklahan di
Sulawesi Utara adalah pegunungan dan perbukitan yang mempunyai
kerentanan dari sedang hingga tinggi terhadap bencana longsor. Sedangkan
daerah yang relative datar yang hanya kurang lebih 21 % dari total wilayah
Sulawesi Utara di huni oleh lebih dari 70 % jumlah penduduk. Daerah datar
ini sangat rentan terhadap bahaya Banjir.

Selain itu secara keseluruhan bahwa Pulau Sulawesi adalah termasuk dalam
jajaran Ring of Fire Sirkum Pasifik dalam sistem tektonik global sangat rentan
terhadap bahaya gempabumi dan tsunami. Sebagian dari wilayah Sulawesi
juga rentan terhadap bahaya gunungapi seperti Seputaran Gunung Lokon
(sangat Aktiv) dan Mahawu seputaran gunung Soputan (Sangat Aktiv),
seputaran Gunung Ambang di Bolaang Mongondow, Gunung Karangetang di
Kabupaten Sitaro, Gunung Awu Di Kepulauan Sangihe, Gunung Ruang di
Sitaro.

Mengingat Sulawesi Utara yang secara geomorfologis tersusun dari


bentuklahan bentuklahan yang sangat berkaitan prosesnya untuk dapat
menimbulkan bencana alam, maka sudah selayaknya apabila informasi lokasi
permukiman dilengkapi dengan informasi geomorfologis yang lengkap guna
menunjang program mitigasi bencana, untuk mengurangi risiko kerugian dan
korban jiwa. Menurut Prof. Junun Sartohadi pakar Geomorfologi UGM, melalui
telaah geomorfologi, berbagai bencana alam yang telah terjadi di masa
lampau, saat ini dan masa yang akan datang dapat diprediksi.

Anda mungkin juga menyukai