Draft Panduan PTPS
Draft Panduan PTPS
Pengarah
Rahmat Bagja
Lolly Suhenty
Herwyn J.H. Malonda
Totok Hariyono
Puadi
Penanggung Jawab
Ichsan Fuady
Pengarah Teknis
La Bayoni
Tim Penyusun
Asmin Safari Lubis
Ahmad Thohir
Iji Jaelani
Masykurudin Hafidz
Cetakan
Pertama, Januari 2024
Penerbit
Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Jln. M.H Thamrin 14, Jakarta Pusat
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KETUA
PETUNJUK PENGGUNAAN
SIAPA SAJA YANG ADA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA?
APA TUGAS, WEWENANG, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PENGAWAS TPS?
TATA CARA PENGGUNAAN SIWASLU
BAGIAN I
SEBELUM PEMUNGUTAN SUARA
1. PENGAWASAN MASA TENANG
2. LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
3. PENGAWASAN PERSIAPAN PEMUNGUTAN SUARA
4. PENGAWASAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MEMILIH
a. KPPS menyiapkan pemungutan suara
b. Bagaimana Membangun TPS?
c. Prinsip TPS Akses
5. PENGAWASAN PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA
6. LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
BAGIAN II
PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA
1. PENGAWASAN PERSIAPAN PEMUNGUTAN SUARA
2. SAKSI DI TPS
3. PENGAWASAN DIMULAINYA RAPAT PEMUNGUTAN SUARA
4. PENYELESAIAN KEBERATAN
5. PENGAWASAN PROSES RAPAT PEMUNGUTAN SUARA
6. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBERIAN SUARA
7. LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
BAGIAN III
PENGAWASAN JELANG & PENUTUPAN PEMUNGUTAN SUARA
1. PENGAWASAN JELANG PEMUNGUTAN SUARA SELESAI
2. MENYELESAIKAN PEMUNGUTAN SUARA
3. PENGAWASAN PERSIAPAN PENGHITUNGAN SUARA
4. PENGAWASAN PROSES PELAKSANAAN PENGHITUNGAN SUARA
a. Penentuan Suara Tidak Sah
b. Rumus Akurasi Penghitungan Suara
5. PENGAWASAN SETELAH PENGHITUNGAN SELESAI
6. PENGAWASAN PENGISIAN SALINAN HASIL
7. PENGAWASAN PENGUMUMAN PENGHITUNGAN SUARA
8. PENGAWASAN PENYERAHAN KOTAK SUARA
9. LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
10. TATA CARA DOKUMENTASI PENGAWASAN
LAMPIRAN
SUMBER RUJUKAN
SAMBUTAN KETUA BAWASLU RI
Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih wakil-
wakilnya yang akan duduk di pemerintahan yang dilaksanakan secara luber dan jurdil dalam
negara kesatuan republik Indonesia. Komitmen untuk melaksanakan terselenggaranya pemilu
demokratis harus menjadi tujuan utama bagi penyelenggara pemilu, baik KPU maupun
Bawaslu dan jajarannya hingga tingkat TPS.
Salah satu bagian penting dan krusial keberadaan pengawas pemilu adalah Pengawas Tempat
Pemungutan Suara (PTPS). Satuan yang berhadapan langsung dengan proses dinamis
pemungutan dan penghitungan suara. Tahapan pemungutan dan penghitungan suara
merupakan tahapan puncak dari serangkaian tahapan pemilu yang sudah berjalan
sebelumnya.
Keberadaan PTPS menjadi instrumen penting yang akan ikut menentukan kualitas proses
pemungutan dan penghitungan suara. Tentu PTPS yang aktif dan progresif, mengerti tugas
dan wewenangnya sehingga memaksimalkan perannya dengan baik. Pengetahuan dan
keterampilan PTPS menjadi faktor utama dalam mewujudkan integritas proses dan hasil
pemungutan dan penghitungan suara.
Panduan ini merupakan instrumen yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi PTPS.
Kerangka kerja dalam dokumen ini merupakan gabungan dari petunjuk pengawasan,
instrument pengawasan dan tata cara penggunaan Siwaslu. Merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan antar PTPS dengan pengawas diatasnya.
Pada akhirnya, semoga panduan ini menjadi sarana dalam meningkatkan kualitas
penyelenggara Pemilu 2024. Dapat digunakan oleh seluruh pengawas TPS di seluruh
Indonesia.
Rahmat Bagja
Ketua
PETUNJUK PENGGUNAAN
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Pengawas TPS, disusunlah panduan yang
menjadi pegangan utama dalam pengawasan pemungutan dan penghitungan suara. Panduan
ini disusun seringkas mungkin sehingga memudahkan PTPS untuk memahami dan
menggunakannya saat melaksanakan tugas.
Buku ini disusun dengan pendekatan proses dengan penekanan pada siapa melakukan apa
dan apa fokus pengawasannya. Kegiatan pengawasan tahapan tersusun secara berantai dari
satu tahapan ke tahapan berikutnya secara berurutan. Proses-proses pelaksanaan tahapan
khususnya tahapan pemungutan dan penghitungan suara dengan sistem Siwaslu yang
digunakan untuk mendokumentasikan secara digital. Dengan mengetahui proses pelaksanaan
tahapan, tentu memudahkan dalam memahami pelaksanaan pengawasannya.
Panduan ini juga mencantumkan tanggung jawab para pihak sehingga memudahkan petugas
TPS dalam memposisikan dan menentukan fokus pengawasan. Setiap tugas yang
dilaksanakan oleh KPPS, Saksi dan Pemantau dalam tahapan yang sama disinkronisasikan
antar satu sama lainnya untuk memudahkan Pengawas TPS dalam melaksanakan tugas
pengawasan.
1. KPPS yaitu kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan
suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
2. Pengawas TPS yaitu petugas yang dibentuk oleh Panwascam untuk membantu
Panwaslu Kelurahan/Desa dalam melakukan pengawasan di TPS.
3. Saksi yaitu orang yang mendapat surat mandat tertulis dari tim kampanye atau
Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik untuk
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pengurus Partai Politik tingkat Kabupaten/Kota
atau tingkat di atasnya untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota, dan calon perseorangan untuk Pemilu anggota DPD.
4. Pemilih yaitu warga negara Indonesia yang sudah genap berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin yang memenuhi syarat
sebagai pemilih dalam Pemilu.
5. Petugas Ketertiban TPS yaitu petugas yang dibentuk PPS untuk menangani
ketenteraman, ketertiban, dan keamanan di setiap tempat pemungutan suara.
6. Pemantau Pemilu, orang perorang, kelompok atau organisasi yang melakukan
pemantauan proses pelaksanaan pemilu secara mandiri dan sukarela. Pemantau
Pemilu diakreditasi oleh Bawaslu baik dari dalam maupun luar negeri.
Siwaslu adalah sistem pengawasan pemilihan umum yaitu aplikasi yang digunakan sebagai
sarana informasi dalam pengawasan proses dan hasil pemungutan, penghitungan dan
rekapitulasi suara.
Tujuan Siwaslu:
1. Memaksimalkan penyajian data dan informasi serta mempermudah pengambilan
keputusan oleh pengawas pemilu serta meningkatkan kinerja pengawasan.
2. Memenuhi kebutuhan proses pelaporan dan pelayanan informasi terkini dalam proses
Pemilu 2024 beserta dokumen hasil pengawasan.
3. Melakukan penegakan hukum berdasarkan pada identifikasi dugaan pelanggaran dan
memprosesnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam masa tenang dilarang melakukan politik uang yaitu menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya kepada pemilih untuk mempengaruhi pilihan pemilih.
Pengawas TPS melakukan pengawasan di masa tenang dengan fokus pada praktik kampanye
yang dilakukan di masa tenang dan praktik politik uang. Pengawasan terhadap adanya praktik
pemberian uang dan barang secara langsung atau tidak langsung yang dilakukan oleh
pelaksana kampanye, tim kampanye dan perorangan. Tindakan praktik pemberian uang dan
barang untuk:
1. Tidak menggunakan hak pilihnya.
2. Menggunakan hak pilihnya dengan memilih peserta pemilu dengan cara tertentu
sehingga surat suaranya tidak sah.
3. Memilih pasangan calon tertentu.
4. Memilih partai politik peserta pemilu tertentu; dan/atau memilih calon anggota DPD
tertentu.
PTPS wajib menggunakan Formulir A untuk mencatat setiap peristiwa atau menemukan
dugaan pelanggaran dan melaporkannya ke Panwaslu Kecamatan melalui pengawas
kelurahan/desa.
LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
1. Pengawas TPS berkeliling di wilayah TPS memeriksa apakah terdapat kegiatan
kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu dan/atau masih ada alat peraga
kampanye yang terpasang di sekitar TPS.
2. Pengawas TPS melakukan pengawasan terhadap adanya praktik pemberian uang atau
barang secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan oleh pelaksana
kampanye, tim kampanye dan perorangan.
3. Pengawas TPS mengidentifikasi situasi lingkungan TPS yang dapat mengganggu
persiapan pemungutan suara.
4. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam masa tenang maka Pengawas TPS
menuangkannya dalam Formulir A
5. Pengawas mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan mengisi
FORM A.1 tentang Pengawasan Masa Tenang
6. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 11 Februari pukul 12.00 s/d 13
Februari pukul 21.00)
KPPS mengumumkan hari, waktu dan tempat pemungutan suara seluas-luasnya dan
menggunakan berbagai cara, sarana dan prasarana. Pengumuman dilaksanakan paling lambat
5 (lima) hari sebelum hari pemungutan suara.
Pengetahuan Pengawas TPS tentang wilayah kerja KPPS dan pemilih yang terdaftar dalam
DPT dan DPTb menjadi syarat dalam mempersiapkan pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara serta menjamin proses hari pemungutan yang luber dan jurdil
LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
1. Pengawas TPS, berkoordinasi dengan KPPS untuk memastikan pengumuman hari,
waktu dan tempat pemungutan suara di lingkungan TPS.
2. Pengawas TPS memastikan mendapatkan salinan DPT dan DPTb sebelum
pemungutan suara untuk dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas daftar pemilih
tersebut (identifikasi daftar pemilih yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS)).
3. Pengawas TPS memastikan perlengkapan pemungutan dan Penghitungan Suara dan
Dukungan Perlengkapan Lainnya sudah diterima dari PPS paling lambat 13 Februari
2024.
4. Pengawas TPS mencari informasi dengan berkoordinasi kepada KPPS, pemilih atau
pihak lain yang bertanggung jawab terkait dengan distribusi surat pemberitahuan
memilih.
5. Pengawas TPS mengawasi dan memastikan langsung penyiapan dan pembuatan TPS
sebelum pemungutan suara tanpa kendala dan gangguan serta memastikan pembuatan
TPS akses bagi pemilih penyandang disabilitas dengan memperhatikan jalan masuk
dan keluar, meja kotak suara, bilik suara, meja tinta dan kondisi jalan menuju TPS.
6. Pengawas TPS mengawasi dan memastikan kondisi perlengkapan pemungutan suara
dan perlengkapan lainnya dalam kondisi lengkap dan aman.
7. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan terhadap prosedur pemungutan suara
yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau menerima laporan dari pihak
lain terkait dugaan pelanggaran dan melakukan tindak lanjut.
8. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam persiapan pemungutan suara maka
Pengawas TPS menuangkannya dalam Formulir A.
9. Pengawas TPS mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan
mengisi FORM A.2 tentang Persiapan Pemungutan Suara.
10. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 13 Februari pukul 18.00 s/d
21.00)
N PERNYATAAN YA TIDA
o (Jawablah pernyataan YA atau TIDAK sesuai dengan hasil K
pengawasan)
1. Terdapat pemilih yang belum menerima formulir model
C.Pemberitahuan-KPU (pemberitahuan memilih)
2. TPS belum disiapkan pada pukul 21.00 tanggal 13 Februari 2024
Pengawas TPS wajib hadir di TPS pada hari pemungutan suara selambat-lambatnya pada
pukul 06.30 waktu setempat untuk memastikan persiapan pemungutan suara.
SAKSI DI TPS
1. Saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 peserta Pemilu.
2. Wajib membawa surat mandat dan menyerahkannya paling lambat sebelum rapat
pemungutan suara.
3. Pembuatan surat mandat oleh pasangan calon atau kampanye untuk pemilihan
presiden dan wakil presiden serta pimpinan partai politik untuk pemilih DPR dan
DPRD Tingkat kabupaten/kota atau di atasnya serta calon anggota DPD untuk
Pemilu anggota DPD.
4. Tidak mengenakan atau membawa atribut yang memuat nomor, nama, foto
calon/pasangan calon, simbol/gambar partai politik, atau mengenakan seragam
dan/atau atribut lain yang memberikan kesan mendukung atau menolak peserta
pemilu tertentu.
5. Berjumlah paling banyak 2 orang untuk masing-masing pasangan calon, partai
politik atau calon anggota DPD dengan ketentuan yang dapat memasuki TPS
berjumlah 1 orang dalam 1 waktu.
PENYELESAIAN KEBERATAN
1. Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS dapat mengajukan keberatan
terhadap prosedur dan/atau selisih penghitungan perolehan suara kepada KPPS
apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Apabila terdapat keberatan Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS,
KPPS wajib menjelaskan prosedur dan/atau mencocokkan selisih perolehan suara
dalam formulir hasil salinan pemungutan dan penghitungan suara.
3. Apabila keberatan yang diajukan Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas
TPS dapat diterima, KPPS seketika melakukan pembetulan. Pembetulan dilakukan
dengan cara mencoret angka yang salah dan menuliskan angka yang benar.
4. Ketua KPPS dan Saksi yang hadir membubuhkan paraf pada angka hasil
pembetulan. Apabila Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan, KPPS
meminta pendapat dan/atau saran perbaikan dari Pengawas TPS yang hadir.
5. KPPS wajib menindaklanjuti saran perbaikan dari Pengawas TPS dan KPPS wajib
mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai kejadian khusus dan mencatat
seluruh kejadian khusus selama pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di
TPS pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan.
6. Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima, dicatat pada formulir
kejadian khusus dan/atau keberatan Saksi dan ditandatangani oleh Saksi serta ketua
KPPS. Apabila tidak terdapat kejadian khusus dan/atau keberatan Saksi dalam
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, KPPS wajib menulis kata
NIHIL pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan dan ditandatangani oleh
ketua KPPS.
7. Keberatan yang diajukan oleh Saksi dan dan Panwaslu
Kelurahan/Desa/Pengawas TPS terhadap pelaksanaan penghitungan suara di TPS
tidak menghalangi pelaksanaan rapat penghitungan suara di TPS.
JUMLAH
No JENIS PEMILIH SURAT
SUARA
1 Pindah Ke Provinsi Lain PPWP
a) PPWP
Pindah Memilih Ke Kab/Kota lain di provinsi
2 b) DPR RI
yang sama tetapi beda DAPIL DPRD Provinsi
c) DPD RI
a) PPWP
Pindah memilih ke Kab/Kota lain di Provinsi b) DPR RI
3
yang sama tetapi dalam satu DAPIL c) DPD RI
d) DPRD Provinsi
a) PPWP
Pindah memilih ke Kecamatan lain dalam satu
b) DPR RI
4 Kabupaten/Kota dan di luar DAPIL DPRD
c) DPD RI
Kabupaten/Kota
d) DPRD Provinsi
a) PPWP
Pindah memilih ke Kecamatan Lain dalam satu b) DPR RI
5 Kabupaten/Kota dan masih dalam DPRD c) DPD RI
Kab/Kota d) DPRD Provinsi
e) DPRD Kab/Kota
e. 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara selesai, Ketua KPPS mengumumkan bahwa
pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb diberi kesempatan untuk
memberikan suara di TPS dan didaftarkan ke dalam DPK, dengan memberi
kesempatan terlebih dahulu kepada pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb.
f. KPPS dibantu petugas ketertiban TPS mengatur keseimbangan jumlah pemilih
terhadap surat suara yang masih tersedia dalam memberikan suara di TPS.
LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
N PERNYATAAN YA TIDAK
o (Jawablah pernyataan YA atau TIDAK sesuai dengan hasil
pengawasan)
1. Logistik pemungutan suara tidak lengkap
Tepat pukul 12.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa pemilih DPK diberi
kesempatan untuk memberikan suara di TPS sepanjang surat suara masih ada dengan terlebih
dahulu memberikan kesempatan kepada pemilih DPT dan DPTb yang telah hadir. Apabila
surat suara telah habis KPPS mengarahkan pemilih DPK ke TPS terdekat yang masih dalam 1
(satu) wilayah desa/kelurahan.
Apabila ditemukan surat suara yang masuk dalam kotak suara lain, KPPS menunjukkan
surat suara tersebut kepada Saksi, Pengawas TPS, Pemantau, Pemilih/Masyarakat yang
hadir dengan ketentuan:
1. Apabila surat suara yang ditemukan belum dihitung, maka KPPS memasukkan
surat suara tersebut ke dalam kotak suara sesuai dengan jenis pemilunya.
2. Apabila surat suara sudah dihitung, maka KPPS memeriksa pemberian tanda coblos
dan mencatat ke dalam formulir C.Hasil dalam ukuran Plano sesuai jenis pemilunya
serta melakukan pembetulan sesuai dengan ketentuan.
Untuk menjamin keterbukaan dan kecepatan informasi publik hasil TPS, KPU
menggunakan sistem Sirekap sebagai alat bantu. Untuk menjaga kemurnian hasil TPS,
Bawaslu menggunakan Siwaslu.
Apabila proses penghitungan suara tidak dapat diselesaikan pada hari yang sama, KPPS
melanjutkan tanpa jeda paling lama 12 jam sejak berakhirnya hari pemungutan suara
LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
1. Pengawas TPS mengawasi adanya potensi kekurangan surat suara pada pemungutan
suara menjelang akhir waktu pemungutan suara.
2. Pengawas TPS mengawasi dugaan pelanggaran dengan mencoblos surat suara sisa.
3. Pengawas TPS mengawasi penutupan pemungutan suara dilakukan dengan
memastikan tidak ditutup sebelum pukul 13.00 waktu setempat.
4. Pengawas TPS mengawasi saksi yang tidak bersedia menandatangani formulir
C.Hasil-KPU.
5. Pengawas TPS mengawasi penyampaian salinan C.Hasil-KPU yang diberikan kepada
Pengawas TPS dan Saksi.
6. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan terhadap prosedur pemungutan suara
yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau menerima laporan dari pihak
lain terkait dugaan pelanggaran dan melakukan tindak lanjut.
7. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam persiapan pemungutan suara maka
Pengawas TPS menuangkannya dalam Formulir A.
8. Pengawas TPS mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan
mengisi FORM A.4 tentang Pengawasan Penghitungan Suara dan Ketidaksesuaian.
9. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 14 Februari pukul 10.00 s/d
selesai proses penghitungan.
No PERNYATAAN
(Jawablah pernyataan YA atau TIDAK sesuai dengan hasil YA TID
pengawasan) AK
1. Penghitungan suara dimulai sebelum waktu pemungutan suara selesai
(sebelum pukul 13.00 waktu setempat)
2. Saksi, Pengawas TPS dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan
proses penghitungan suara secara jelas
3. Pengawas TPS tidak diberikan salinan model C.Hasil-KPU sesuai
masing-masing jenis pemilu
4. Terjadi intimidasi terhadap penyelenggara pemilu
A.5 Rekap Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
(Pelaporan dimulai tanggal 14 Februari pukul 13.00 s/d 16 Februari pukul 10.00)
No Pernyataan
7 Foto seluruh C.Hasil DPR RI Plano dan upload foto/file)
No Pernyataan
7 Foto seluruh C.Hasil DPD RI Plano dan upload foto/file)
No Pernyataan
7 Foto seluruh C.Hasil DPRD Provinsi Plano dan upload foto/file)
No Pernyataan
7 Foto seluruh C.Hasil DPRD Kabupaten/Koya Plano dan upload foto/file)
PEMUNGUTAN SUARA ULANG
1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau
kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau
penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan
Pengawas TPS terbukti terdapat keadaan sebagai berikut:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara
tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani,
atau menuliskan nama atau alamat pada surat suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh
Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, tidak terdaftar di DPT dan
DPTb memberikan suara di TPS.
e. terdapat pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali, baik pada
satu TPS atau pada TPS yang berbeda.
3. Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan menyebutkan keadaan yang
menyebabkan diadakannya pemungutan suara ulang. Usul KPPS diteruskan kepada
PPK dan selanjutnya diajukan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk pengambilan
keputusan diadakannya pemungutan suara ulang.
4. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) Hari setelah
hari pemungutan suara, berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
5. Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan untuk
1 (satu) kali pemungutan suara ulang.
6. Pemungutan suara ulang di TPS dapat dilaksanakan pada hari kerja, hari libur, atau
hari yang diliburkan. KPPS menyampaikan surat pemberitahuan pemungutan suara
yang diberi tanda khusus bertuliskan PSU kepada Pemilih yang terdaftar dalam DPT,
DPTb, dan yang tercatat dalam DPK paling lambat 1 (satu) Hari sebelum pemungutan
suara ulang di TPS.
7. Dalam pemungutan suara ulang di TPS, tidak dilakukan pemutakhiran data Pemilih.
Pemilih yang terdaftar dalam salinan DPT, DPTb, dan DPK di TPS yang
melaksanakan pemungutan suara ulang, karena keadaan tertentu tidak dapat
menggunakan hak pilihnya di TPS tersebut, dapat menggunakan hak pilihnya di TPS
lain yang juga melaksanakan pemungutan suara ulang.
8. Penghitungan surat suara harus dilaksanakan dan selesai pada hari yang sama dengan
hari pemungutan suara ulang. Jika penghitungan suara belum selesai pada waktunya,
penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas) jam
sejak berakhirnya hari pemungutan suara ulang.
9. Pengawas TPS memastikan pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling
lambat 10 (sepuluh) hari setelah hari pemungutan suara dan KPPS menyampaikan
surat pemberitahuan memilih kepada pemilih paling lambat 1 (satu) hari sebelum
pemungutan suara ulang di TPS.
10. Pengawas TPS mengawasi pemungutan suara ulang dan melaporkannya ke
Panwascam melalui Panwaslu Kelurahan/Desa untuk disampaikan ke Bawaslu.
LAMPIRAN
1. FORMULIR A BAGI PENGAWAS TPS
FORMULIR MODEL.A
LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU
Nomor:……/LHP/PM.01.00/…./202..
…….,………..,
202…
………………………….
2. NAMA DAN PENJELASAN FORMULIR HARI PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN SUARA
N
NAMA FORMULIR DESKRIPSI
O
1 MODEL Formulir yang digunakan sebagai surat
C.PEMBERITAHUAN-KPU pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih
2 MODEL C.DAFTAR HADIR Formulir yang digunakan sebagai daftar kehadiran
PEMILIH TETAP-KPU pemilih yang tercatat dalam DPT (Daftar Pemilih
Tetap)
3 MODEL C.DAFTAR HADIR Formulir yang digunakan sebagai daftar kehadiran
PEMILIH TAMBAHAN-KPU pemilih pindah memilih yang tercatat dalam DPTb
(Daftar Pemilih Tambahan)
4 MODEL C.DAFTAR HADIR Formulir yang digunakan sebagai daftar kehadiran
PEMILIH KHUSUS-KPU pemilih yang tidak tercatat dalam DPT dan/atau
DPTb
5 MODEL C.HASIL-PPWP Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2024
6 MODEL C.HASIL-PPWP Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
PUTARAN KEDUA sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2024
Putaran Kedua
7 MODEL C.HASIL-DPR Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Tahun 2024
8 MODEL C.HASIL-DPD Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Tahun 2024
9 MODEL C.HASIL-DPRD- Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
PROV sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Tahun 2024
10 MODEL C.HASIL-DPRA Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Tahun 2024
11 MODEL C.HASIL-DPRP Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Tahun 2024
12 MODEL C.HASIL-DPRPB Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat Tahun
2024
13 MODEL C.HASIL-DPRPT Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Tengah Tahun
2024
14 MODEL C.HASIL-DPRPS Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Selatan Tahun
2024
15 MODEL C.HASIL-DPRPP Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Pegunungan
Tahun 2024
16 MODEL C.HASIL-DPRPBD Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat Daya
Tahun 2024
17 MODEL C.HASIL-DPRD- Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
KAB/KOTA sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Tahun
2024
18 MODEL C.HASIL-DPRK Formulir yang digunakan sebagai berita acara,
sertifikat, dan catatan hasil penghitungan perolehan
suara di TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Aceh
Tahun 2024
19 MODEL C.KEJADIAN Formulir yang digunakan untuk mencatat kejadian
KHUSUS DAN/ATAU khusus dan/atau pernyataan keberatan saksi saat
KEBERATAN SAKSI-KPU pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan
Umum
20 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
PPWP berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia Tahun 2024
21 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
PPWP UNTUK PUTARAN berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
KEDUA penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia Tahun 2024 Putaran Kedua
22 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPR berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia Tahun 2024
23 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPD berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia Tahun 2024
24 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRD-PROV berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Provinsi Tahun 2024
25 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRA berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh Tahun 2024
26 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRP berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Papua Tahun 2024
27 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRPB berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Papua Barat Tahun 2024
28 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRPT berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Papua Tengah Tahun 2024
29 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRPS berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Papua Selatan Tahun 2024
30 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRPP berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Papua Pegunungan Tahun 2024
31 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRPBD berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Papua Barat Daya Tahun 2024
32 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRD-KAB/KOTA berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Kabupaten/Kota Tahun 2024
33 MODEL C.HASIL SALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan dari
DPRK berita acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS dalam
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Kabupaten/Kota Aceh Tahun 2024
34 MODEL C.PENDAMPING- Formulir yang digunakan sebagai surat pernyataan
KPU untuk pendamping pemilih saat proses pemungutan
suara Pemilihan Umum Tahun 2024
35 MODEL A-Surat Pindah Formulir yang digunakan sebagai surat
Memilih-KPU pemberitahuan pindah memilih dalam Pemilihan
Umum Tahun 2024
36 MODEL A-Kabko Daftar Formulir yang berisi Daftar Pemilih Tetap dalam
Pemilih-KPU Pemilihan Umum Tahun 2024
37 MODEL A-Daftar Pemilih Formulir yang berisi Daftar Pemilih Pindahan
Pindahan-KPU dalam Pemilihan Umum Tahun 2024
SUMBER RUJUKAN
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
2. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilihan Umum
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara dalam Pemilihan Umum
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perlengkapan
Pemungutan Suara, Dukungan Perlengkapan Lainnya dan Perlengkapan Pemungutan
Suara Lainnya dalam Pemilihan Umum.