Contoh PTK PPG Rev
Contoh PTK PPG Rev
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep pendidikan sebagai amanat dalam undang-undang tersebut kemudian dimaknai secara
praktis dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya. Proses pembelajaran yang dapat
mengaktifkan potensi peserta didik inilah yang pada saat ini dikenal dengan istilah model
pembelajaran abad 21.
Pembelajaran abad 21 sangat berbeda dengan pola pembelajaran di era sebelumnya. Pola
pembelajaran masa lalu berorientasi pada guru (teacher centered). Sedangkan pola pembelajaran
di abad 21 ini, menekankan pada model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered) (Gunawan dan darmani, 2018: 58). Model pembelajaran abad 21 ini, menekankan
bagaimana pembelajar mampu mengerahkan potensi diri secara optimal, termasuk di dalamnya
adalah pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah kebudayaan Islam.
Kenyataannya, pembelajaran Pancasila menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang
disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut
pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan
tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Pancasila, lebih terfokus pada
pengayaan pengetahuan
(kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) (Rasional Kurikulum 2004 dan 2006:
Modul Sejarah Kebudayaan Islam Program Profesi Guru dalam Jabatan Tahun 2019).
Beberapa kendala yang dipaparkan tersebut inilah, yang juga menjadi kendala dalam proses
pembelajaran Pancasila di kelas IV sekolah MIS Islamiyah Subulussalam. Dalam proses pembelajaran
Pancasila peserta didik masih dihadapkan pada persoalan terbatasnya waktu yang tersedia
dengan banyaknya materi kognitif yang harus dicapai. Siswa cenderung sebagai penerima
informasi pasif, tanpa memberikan kontribusi ide dalam pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, guru dijadikan sebagai satu-satunya sumber informasi dan kurang maksimal
dalam mengelola model pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman siswa kurang maksimal.
Berdasar pada kondisi riil yang terjadi di kelas IV MIS Islamiyah Subulussalam tersebut, maka
harus ada yang dilakukan oleh guru dalam perbaikan proses pembelajaran, siswa harus dilibatkan
secara aktif bahkan seoptimal mungkin. Dengan harapan, guru dapat meningkatkan pemahaman
siswa dan siswa dapat belajar dengan aktif penuh semangat dan antusias. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah model pembelajaran kooperatif group
investigation. Model pembalajaran kooperatif group investigation dirancang untuk mendidik
kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa.
Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan suatu metode yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informan) pelajaran yang akan di
pelajari melalui sumber yang tersedia. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Dengan latar belakang inilah, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Group Investigation dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IV MIS
Islamiyah Subulussalam Medan Tahun Pelajaran 2022/2023"
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran
Kooperatif Group Investigation dalam meningkatkan pemahaman materi Pendidikan Pancasila
Siswa Kelas IV MIS Islamiyah Subulussalam Tahun Pelajaran 2022/2023"
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa kontribusi bagi pengembangan
teori belajar dan pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan metode pembelajaran kooperatif Group
Investigation.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan rujukan lebih lanjut yang terkait dengan pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam
meningkatkan pemahaman siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran khususnya pada Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila melalui model pembelajaran kooperatif Group Investigation
c. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi pembelajaran Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila melalui model pembelajaran kooperatif Group Investigation.
d. Bagi Madrasah
Sebagai inovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di sekolah.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasar Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya
kerja sama antar siswa dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dirancang untuk
membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi (Gunawan dan
Darmani, 2018: 40). Strategi ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986) yang
menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan
kognitif. Selain itu, metode ini juga didukung oleh teori belajar cognitive theory of learning.
Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena
menurut teori ini interaksi bisa mendukung pembelajaran .
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pemelajaran_kooperatif).
Secara lebih jelas, berikut akan dipaparkan pengertian model pembelajaran kooperatif
menurut beberpa ahli. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu modelpembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented).
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses
pembelajaran (Sunal dan Hans dalam Isjoni, 2009: 15).
Dalam pengertian lain, pembelajaran kooperatif: “Merupakan proses belajar mengajar yang
melibatkanpenggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja
bersama-sama didalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran
satu sama lain. Pembelajaran cooperative menekankan kerja sama antar peserta didik dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Melalui belajar secara kelompok, peserta
didik memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya.”Menurut
Wina Sanjaya (2008:241)pembelajaran cooperative adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan (Johnson, 2010: 4).
Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
yang telah ditentukan. Selain itu pembelajaran kooperatif untuk mempersiapkan siswa agar
memiliki orientasi untuk bekerja dalam tim. Siswa tidak hanya mempelajari materi ,tetapi harus
mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dimana sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
ditingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota
kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi yang
dipelajari, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompokmenguasai
bahan pelajaran tersebut.
Kata kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi
seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar
anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Hasan, 2007: 4).
Sehubungan dengan pengertian tersebut, cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran yang berarti siswa belajar danbekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya
yang bersifat heterogen, model pembelajaran kooperatif biasa disebut dengan model
pembelajaran gotong royong, yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam
pendidikan adalah fasafah (Slavin, 2008: 8).
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang
paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran,
yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar
kooperatif.
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah
strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI
mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus
(https://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-group-investigation.html).
b. Tahapan (Sintak) Model Pembelajaran Group Investigation
1. Guru membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3. Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk membagi materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif
dalam kelompoknya.
5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah
satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep
dan memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi (Sharan, https://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-
group- investigation.html).
3. Pemahaman Siswa
Dengan demikian pemahaman siswa dapat disimpulkan bahwa setiap siswa mengerti serta
mampu untuk menjelaskan kembali dengan kata-katanya sendiri materi pembelajaran yang telah
dipelajari dalam kegiatan pembelajaran, bahkan mampu menerapkan kedalam konsep-konsep
lain.
B. Penelitian Terdahulu
Dalam bagian ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan
berkaitan dengan model pembelajaran Group Investigation. Tujuan dari pemaparan penelitian
terdahulu ini adalah untuk membandingan sekaligus mencari titik beda dan kekhasan antara
penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Adapun yang menjadi perbedaan atau kekhasan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yang sudah dilakukan adalah selain berbeda setting dan subjek penelitian, penelitian ini juga
menekankan pada penggunanaan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) pada
materi pembelajaran Pendidikan Pancasila khususnya materi Perumusan Pancasila
C. Kerangka Konseptual
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MIS Islamiyah Subulussalam di
Kelas IV dengan jumlah siswa 20 anak. Pemilihan lokasi ini karena peneliti salah satu tenaga
pengajar di Madrasah tersebut, sehingga dapat memudahkan kepada peneliti untuk menggalai data
dan informasi serta akan lebih mudah melakukan tindakan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli semester Ganjil Tahun Pelajaran
2022/2023, karena menyesuaikan dengan program semester yang telah direncanakan.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MIS Islamiyah Subulussalam Tahun Ajaran
2022/2023 dengan jumlah 20 siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, materi perumusan
Pancasil.
C. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi dan butir soal tes tulis uraian serta alur penyusunannya
2. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dengan sintaknya
3. Pedoman wawancara dan alur penyusunannya : pedoman wawancara
4. Catatan lapangan : catatan guru (yang keseluruhannya divalidasi)
D. Metode Pengumpulan Data
1. Tes Tulis uraian
Pengumpulan data melalui tes ini meliputi kisi-kisi, jadwal tes, bentuk tes, validator dan
sumber soal.
2. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara ini berkaitan dengan bagaimana cara peneliti
memperoleh data melalui wawancara, diantaranya berkaitan dengan waktu (kapan dilakukannya
kegiatan wawancara, intensitas wawancara (berapa kali wawancara dilakukan), serta media yang
digunakan dalam kegiatan wawancara misalnya data diperoleh dengan cara direkam dengan
menggunakan media audio visual.
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan catatan peneliti; guru selama dan
setelah berlangsungnya proses pembelajaran Pendidikan Pancasila
Teknik analisa data pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yang meliputi:
1. Seleksi data
2. Reduksi data
3. Klaisifikasi data (mengelompokkan dan Codding)
4. Validasi dan Display
5. Analisis data : Data dibandingkan dengan Bab II
F. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang
sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis dan Taggart, 1997). Sebelum masuk
pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus
spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Alur Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc Taggart, 2006)
Penjelasan alur di atas adalah:
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, di mana masing putaran dikenai
perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes formatif di akhir masing masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
G. Trianggulasi Sumber
Trianggulasi sumber merupakan kegiatan menggali kebenaran informai tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena
yang diteliti (https://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-penelitian-
kualitatif.html).
Adapun sumber yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang pertama siswa dan yang kedua
teman sejawat.
Ahmad Sofyan Fauzan. 2019. Modul Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Profesi Guru dalam
Jabatan. Kementrian Agama Republik Indonesia
Darmani dan Fadliadi. 2018. Tampil Menawan dalam Pembelajaran (Berani, Cerdas, Kreatif dan
Terampil). Ponorogo: Wade Group
Darmani dan Gunawan. Membuat Karya Tulis Ilmiah Mudah & Menyenangkan. Surabaya :
Nizamia Learning Center
Gunawan dan Darmani. 2018. Model dan Strategi Pembelajaran Aktif & Menyenangkan.
Surabaya
: Nizamia Learning Center
Gunawan dan Darmani. 2018. Mengajar di Zaman Now; Pembelajaran dengan Pendekatan Savi,
Saintifik, Literasi, PPK, 4C dan HOTS. Ponorogo : Wade Group
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Menteri
Agama Tahun 2003
https://suaidinmath.wordpress.com/2016/08/24/model-dan-jenis-jenis-pembelajaran kooperatif/,
diakses tanggal 12 Oktober 2019, pukul: 16.00 wib
https://www.psychologymania.com/2013/06/pengertian-pemahaman-siswa.html,
diakses tanggal 12 Oktober 2019, pukul: 16.00 wib
https://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-group-investigation.html, diaskses
13 Oktober 2019, pukul: 18.00 wib
https://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html,
diaskses 13 Oktober 2019, pukul: 18.00 wib