Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No.

1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI
TINGKAT KECEMASAN MATEMATIS

Angela Tangke Layuk1), Mustamin Anggo2), Kadir3)


1,2,3)
Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo
Email: angelatangkelayuk@gmail.com; mustaminanggo@uho.ac.id; kadir.raea@uho.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Kendari ditinjau dari tingkat kecemasan matematis. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian eksplorasi
dimaksudkan untuk menjajaki suatu fenomena baru yang mungkin belum ada pada penelitian yang
dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Kendari.
Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang siswa kelas VIII yang masing-masing mewakili
kategori kecemasan rendah, sedang, dan tinggi. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan angket kecemasan matematis, tes kemampuan berpikir kreatif yang berbentuk soal
open-ended, dan wawancara. Adapun pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi waktu.
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa 1) siswa dengan tingkat kecemasan rendah dapat
memunculkan indikator kelancaran, keluwesan, dan keterincian; 2) siswa dengan tingkat kecemasan
sedang mampu memunculkan indikator kelancaran dan keluwesan; 3) siswa dengan tingkat
kecemasan tinggi mampu memunculkan indikator kelancaran.

Kata Kunci: kemampuan berpikir kreatif matematis; kecemasan matematis

ANALYSIS OF STUDENT’S MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY


REVIEWED FROM MATHEMATICAL ANXIETY LEVELS

Abstract
The aim of this study was to analyze the mathematical creative thinking ability of eighth grade
students of SMP Negeri 4 Kendari in terms of the level of mathematical anxiety. The type of research
is exploratory research using a qualitative approach. This type of exploratory research is to explore
a new phenomenon that may not exist in previous research. This research was conducted on students
of class VIII.1 SMP Negeri 4 Kendari. The subjects in this study were three eighth grade students,
each of which represented the categories of low, medium, and high anxiety levels. The process of
collecting data in this study used a mathematical anxiety questionnaire, creative thinking ability test
in the form of open-ended questions, and interviews. The validity of the data is checked using time
triangulation. Based on the results of this study, it was concluded that 1) students with low levels of
anxiety were able to bring up indicators of fluency, flexibility, and elaboration; 2) students with
medium levels of anxiety are able to bring up indicators of fluency and flexibility; 3) students with
high levels of anxiety are able to bring up indicators of fluency.

Keywords: mathematical creative thinking ability, mathematical anxiety

Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 1


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

Pendahuluan memenangkan persaingan hidup (Fitriarosah,


2016: 243). Masyarakat dapat mengembangkan
Manusia membutuhkan berbagai
usaha atau mengatasi masalah-masalah ekonomi
kemampuan untuk mempertahankan
dengan kreativitas yang dimiliki. Karena
kelangsungan hidupnya. Salah satu kemampuan
dipandang sangat penting dan diperlukan,
tersebut yaitu kreativitas atau kemampuan
beberapa bidang usaha bahkan membentuk tim
berpikir kreatif. Kreativitas yaitu suatu
kreatif.
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
baru, baik itu benar-benar baru atau merupakan
Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional
ide baru yang diperoleh dari gabungan hal-hal
menjelaskan bahwa pendidikan nasional
yang telah ada sebelumnya. Kemampuan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
berpikir kreatif akan menghasilkan sesuatu yang
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
dapat digunakan seseorang atau sekelompok
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
orang untuk mempertahankan kelangsungan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk
hidupnya, baik untuk mempermudah kegiatan
berkembangnya potensi peserta didik agar
atau menyelesaikan masalah.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
Berpikir kreatif diperlukan seseorang
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
karena ini adalah dasar untuk menanggapi
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
respon yang diterima dalam mencari solusi atas
menjadi warga negara yang demokratis serta
permasalahan yang dihadapinya. Mengingat
bertanggung jawab. Permendiknas Republik
permasalahan yang dihadapi belum tentu dapat
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
diselesaikan dengan cara yang telah ada
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
sebelumnya, tetapi membutuhkan kombinasi
menengah menyatakan kurikulum
baru baik itu dalam bentuk sikap, ide maupun
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
produk pikiran agar masalah dapat terselesaikan
peserta didik memiliki posisi sentral untuk
(Rasnawati, dkk, 2019: 165). Dalam hal ini
mengembangkan kompetensinya agar menjadi
diharapkan seseorang lebih terbuka, luwes dan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada
fleksibel dalam menyelesaikan permasalahan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
(Fitriarosah, 2016: 243).
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
Alexander (Pratiwi, dkk, 2019: 69)
warga negara yang demokratis serta
berpendapat bahwa kesuksesan hidup manusia
bertanggung jawab. Permendiknas Republik
ditentukan oleh kemampuannya secara kreatif
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang
menyelesaikan masalah, baik dalam skala besar
standar kompetensi lulusan untuk satuan
maupun kecil. Menurut Silviana (2019: 330)
pendidikan dasar dan menengah menuntut
individu dan organisasi yang kreatif akan selalu
kemampuan siswa berpikir kreatif pada setiap
dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka
mata pelajaran. Di samping itu, Permendiknas
mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006,
terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam
menyatakan salah satu standar kompetensi
kompetisi global yang dinamis dan ketat.
lulusan mata pelajaran matematika untuk siswa
Kemampuan berpikir kreatif sangatlah
adalah memiliki kemampuan berpikir logis,
diperlukan untuk menghadapi perkembangan
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
ilmu pengetahuan, teknologi yang begitu cepat
mempunyai kemampuan bekerja sama.
dan persaingan global yang sangat pesat dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
tutuntan pembelajaran menggunakan metode
standar proses pendidikan dasar dan menengah
berbasis teknologi (Rasnawati, dkk, 2019: 165;
menyatakan proses pembelajaran pada satuan
Santi, dkk, 2019: 96; Susilawati, dkk, 2020:
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
512).
inspiratif, menyenangkan, menantang,
Career Center Maine Department of Labor,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
USA (Purwanti, 2019: 91) berpendapat bahwa
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dunia kerja adalah kemampuan berpikir kreatif.
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
Pada era globalisasi seperti saat ini dan dengan
serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN
satuan pendidikan melakukan perencanaan
(MEA) dibutuhkan kreativitas untuk

2
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran kompetensi matematika mengalami penurunan
serta penilaian proses pembelajaran untuk jika dibandingkan dengan tahun 2015 dengan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas skor 386. Skor perolehan Indonesia masih jauh
ketercapaian kompetensi lulusan. Dari undang- dibandingkan rata-rata OECD yaitu 487.
undang dan peraturan-peraturan tersebut dapat Lembaga internasional yang juga
dilihat bahwa kemampuan berpikir kreatif melakukan evaluasi terhadap prestasi siswa
sangatlah penting dalam pendidikan. Kreativitas dalam bidang matematika adalah International
menjadi salah satu tujuan yang diharapkan dari Association for the Evaluation of Education
sistem pendidikan nasional negara Indonesia. Achievement melalui studi Trends in
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif Mathematics and Science Study (TIMSS)
merupakan suatu hal yang penting untuk dengan melakukan survei kepada siswa kelas IV
dilakukan dan perlu dilatihkan pada siswa mulai SD dan kelas VIII SMP. Survei ini dilakukan
dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang setiap empat tahun sekali. Survei dilakukan
pendidikan menengah (Rasnawati, dkk, 2019: pertama kali tahun 1999 dan terakhir kali pada
165). Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tahun 2019. Untuk survei TIMSS 2019
tujuan pembelajaran matematika, yaitu melalui Indonesia tidak ikut berpartisipasi. Sedangkan
pembelajaran matematika siswa diharapkan pada tahun 2015 siswa SMP Indonesia tidak ikut
memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, serta dalam survei ini. Berdasarkan hasil survei
sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai TIMSS pada tahun 2011, Indonesia menempati
kemampuan bekerjasama (Fitriarosah, 2016: posisi ke 38 dari 42 negara dengan skor rata-rata
243). Kemampuan berpikir kreatif diperlukan sebesar 386 di bawah rata-rata skor TIMSS yang
siswa agar dapat mengungkapkan ide-ide dalam berkisar di skor 500. Posisi ini jauh tertinggal
penyelesaian masalah. Sebuah konsep atau dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia
rumus jika diberikan secara langsung akan yang berada di posisi ke-26 dan Singapura di
menjadi hapalan tetapi apabila sebuah posisi ke-2 (Munaji, dkk, 2020: 250).
pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan Pemerintah telah berupaya untuk terus
konsep maka siswa harus berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
berpikir kreatif. Pembelajaran matematika di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan
seharusnya menarik dan menantang proses adalah menggunakan soal kategori High Order
berpikir siswa sehingga dapat melatih Thinking Skills (HOTS) dalam Ujian Nasional
kemampuan pemecahan masalah siswa secara Berbasis Komputer (UNBK) agar siswa semakin
kreatif (Kadir, 2014: 52). kreatif dan kritis (Pratiwi, dkk, 2019: 69).
Kemampuan berpikir kreatif matematis Pemerintah memandang kemampuan berpikir
siswa di Indonesia pada kenyataannya tergolong tingkat tinggi merupakan kompetensi penting
rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki
matematis siswa juga dapat dilihat dari hasil oleh siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
evaluasi yang dilakukan Programme for meliputi kemampuan menyelesaikan masalah,
International Students Assessment (PISA). berpikir kritis, berpikir kreatif, berargumen, dan
Programme for International Student membuat keputusan. Dengan demikian
Assessment (PISA) yang diinisiasi disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif
oleh Organisation for Economic Co-operation perlu dimiliki oleh siswa.
and Development (OECD) adalah suatu studi Berbekal hasil PISA, TIMSS dan usaha
untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang pemerintah untuk terus menggunakan soal
diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh kategori HOTS pada UNBK, guru memiliki
dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 peranan penting untuk terus mengembangkan
tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara kemampuan berpikir kreatif siswa. Potensi
acak, menempuh tes dalam mata pelajaran berpikir kreatif siswa perlu diupayakan dan
utama yaitu membaca, matematika dan sains. dicarikan suatu alternatif untuk membantu guru
Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk dalam mengembangkan kemampuan berpikir
memberikan informasi yang berguna untuk kreatif siswa. Bila tidak dikembangkan dan
perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah dibentuk potensi kreatif individu akan
berpartisipasi dalam studi PISA mulai tahun terpendam. Salah satu cara yang dapat dilakukan
2000. Hasil studi terakhir yaitu tahun 2018, untuk mengembangkan dan membentuk potensi
Indonesia memperoleh skor 379 dalam bidang siswa adalah dengan cara mendiskusikan proses
Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 3
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

berpikir siswa. Cara ini dipilih dengan Sebelum melakukan upaya memperbaiki
mempertimbangkan pandangan National kualitas dan mutu pembelajaran, tentu harus
Council of Teacher of Mathematics (NCTM) diketahui bagaimana tingkat permasalahan yang
(Rasnawati, dkk, 2019: 166) yang menyatakan terjadi dalam suatu lingkup yang akan dikaji,
bahwa penilaian yang dilakukan hendaknya begitupun dengan kecemasan matematis dan
dapat memberikan informasi penting bagi guru kemampuan berpikir kreatif matematis. Dengan
dan siswa dalam pembelajaran matematika. mengetahui keadaan kecemasan matematis, guru
Siswa SMP termasuk dalam kategori dapat menyesuaikan dengan cara mengajarnya,
remaja. Usia remaja merupakan usia dimana sehingga suasana pembelajaran membuat siswa
terjadi proses perubahan psikologi dan nyaman. Kecemasan matematis siswa juga perlu
pembentukan kepribadian sehingga rentan dikaji dalam upaya memperbaiki kualitas
dengan tingginya tingkat kecemasan. pembelajaran matematika agar sesuai dengan
Kecemasan merupakan salah satu faktor internal tujuan pembelajaran oleh guru karena terkadang
yang mempengaruhi proses belajar serta permasalahan ini dianggap tidak terlalu penting
kemampuan berpikir siswa. Gangguan yang sehingga guru tidak memperhatikan psikologi
dapat menyerang siswa saat terlibat dalam yang terjadi terhadap peserta didik saat proses
pembelajaran matematika dan berpengaruh belajar mengajar. Dengan mengungkapkan
terhadap kemampuan berpikirnya adalah proses berpikir kreatif siswa, diharapkan
kecemasan matematika. menjadi bahan evaluasi bagi guru untuk
Kecemasan matematis dapat berdampak memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
buruk terhadap pelaksanaan dan hasil dari Selain itu, hasil eksplorasi ini juga dapat
pembelajaran matematika. Machromah (Fadilah dijadikan bahan untuk menilai kebutuhan siswa
dan Munandar, 2019: 459; Pratiwi, dkk, 2019: dalam pembelajaran matematika.
70) mengatakan bahwa kecemasan matematis Informasi yang diperoleh dari hasil
yang dialami siswa akan mengganggu proses wawancara dengan guru matematika di SMP
berpikir siswa. Menurut Fadilah dan Munandar Negeri 4 Kendari bahwa soal yang diberikan
(2019: 460) kecemasan matematis menjadikan kepada siswa, baik soal latihan, tugas maupun
siswa tidak fokus dan sulit menerima serta soal ulangan, masih berupa soal rutin yang mirip
memahami apa yang guru sampaikan terkait dengan contoh yang ada di buku atau yang
konsep matematika. Menurut hasil penelitian dipaparkan guru. Guru tidak memberikan soal-
Olaniyan dan Medinat (Rawa dan Yasa, 2018: soal non-rutin karena menurut pengalaman
37), siswa yang terindikasi kecemasan sebagian besar siswa tidak mampu menjawab
matematis akan berpendapat bahwa matematika soal yang berbeda dengan contoh. Siswa belum
itu sulit untuk dipelajari, siswa tidak menyukai pernah diberikan soal-soal yang dapat
matematika, menolak mengerjakan tugas menggambarkan kreativitasnya. Guru lebih
matematika, bahkan sampai membolos pada saat memfokuskan pada cara untuk membuat siswa
jam mata pelajaran matematika. Hal ini memperoleh nilai di atas KKM. Hal ini
dikarenakan kecemasan matematika menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
menyebabkan siswa kesulitan untuk belajar dan kreatif matematis siswa di SMP Negeri 4
mengaplikasikan konsep matematika. Kendari belum diketahui.
Kecemasan dengan intensitas tinggi dapat Wawancara dengan guru matematika SMP
bernilai negatif karena dapat menimbulkan Negeri 4 Kendari mengungkap bahwa ada
kerugian dan mengganggu keadaan fisik dan indikasi siswa di sana mengalami kecemasan
psikis individu yang bersangkutan, tetapi apabila matematis. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa
intensitasnya wajar dapat dianggap memiliki tingkah laku siswa seperti sering minta izin
nilai positif sebagai motivasi. Riadi (Silviana, untuk buang air kecil, menunduk ketika guru
dkk, 2019: 330) menyatakan kecemasan mengajukan pertanyaan, jarang ada siswa yang
matematis tidak dikatakan menjadi masalah berani maju mengerjakan soal di depan kelas,
karena sebenarnya kecemasan juga dibutuhkan dan mengeluh saat akan masuk pelajaran
dalam pembelajaran berkaitan dalam matematika terutama ketika ada tugas.
memotivasi siswa, hanya saja dalam tingkatan Sedangkan pada masa pandemi dimana
tertentu. pembelajaran dilakukan secara daring hal yang
menunjukkan kecemasan matematis siswa yaitu

4
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
kadang tidak menjawab dengan alasan jaringan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
yang tidak bagus sehingga suara guru tidak data dilakukan secara gabungan, analisis data
terdengar dan ada yang keluar dari pertemuan bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
jika diberi pertanyaan. lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Hasil wawancara dengan guru matematika Adapun analisis dalam penelitian ini hanya
di SMP Negeri 4 Kendari menunjukkan bahwa dilakukan pada taraf deskripsi, yaitu
belum pernah diadakan penelitian secara khusus menganalisis dan menyajikan fakta secara
untuk mengetahui keterkaitan kecemasan sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk
matematis dengan kemampuan berpikir kreatif mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif
matematis. Tetapi berdasarkan hasil wawancara matematis yang dimiliki siswa dalam
dengan guru diperoleh informasi bahwa siswa menyelesaikan soal matematika yang diberikan
kurang kreatif dalam memecahkan soal-soal berdasarkan aspek-aspek berpikir kreatif yang
matematika dan siswa mengalami kecemasan ditinjau dari tingkat kecemasan matematisnya.
matematis. Kemampuan berpikir kreatif Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
matematis dan kecemasan matematis siswa SMP VIII.1 SMP Negeri 4 Kendari yang terdistribusi
Negeri 4 Kendari belum bisa digambarkan pada 11 kelas paralel yaitu dari kelas VIII.1
dengan jelas karena belum mempunyai data sampai VIII.11. Berdasarkan informasi dari guru
yang akurat hanya berupa informasi dari matematika, penyebaran siswa di setiap kelas
pandangan guru. Sehingga hal ini perlu dikaji paralel tidak dibedakan berdasarkan tingkat
lebih lanjut. kemampuan akademiknya. Oleh karena itu,
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka untuk keperluan penelitian ini dipilih satu kelas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai sasaran penelitian.
dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Instrumen dalam penelitian ini ada dua
Kreatif Matematis Siswa Kelas VIII SMP macam, yaitu instrumen utama dan instrumen
Negeri 4 Kendari Ditinjau dari Tingkat bantu. Instrumen utama dalam penelitian ini
Kecemasan Matematis”. yaitu peneliti sendiri yang berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai
Metode sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, menganalisis data, dan
Penelitian ini merupakan penelitian menentukan kesimpulan. Instrumen bantu pada
eksploratif dengan pendekatan kualitatif. penelitian ini terdiri dari angket kecemasan
Penelitian eksplorasi (Mudjiyanto, 2018: 67) matematika dan soal kempuan berpikir kreatif
diperlukan untuk mencari faktor-faktor yang matematis. Angket yang digunakan dalam
penting sebagai faktor penyebab timbulnya penelitian ini adalah angket dengan pernyataan
kesukaran-kesukaran. Penelitian eksplorasi bisa tertutup, yaitu angket yang hanya menyediakan
dianggap sebagai langkah pertama yang alternatif jawaban yang harus dipilih oleh
diharapkan bisa dipergunakan untuk responden tanpa memungkinkan memberikan
merumuskan persoalan dimana pemecahan jawaban yang lain. Angket kecemasan
persoalan tersebut mungkin bisa dipecahkan digunakan untuk melihat gambaran kecemasan
dengan mempergunakan jenis penelitian lain. matematis siswa dan mengkategorikan siswa
Oleh karena penelitian eksplorasi itu hanya menjadi tiga kategori yaitu tingkat kecemasan
mencari ide-ide atau hubungan-hubungan baru, rendah, tingkat kecemasan sedang, dan tingkat
maka tidak ada suatu perencanaan yang formal kecemasan tinggi. Tes digunakan untuk melihat
untuk itu, sehingga pelaksanaannya tergantung kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
pada kepandaian serta daya imajinasi dari subjek Pemberian tes menggunakan instrumen berupa
yang bersangkutan. Tipe penelitian eksplorasi soal terbuka. Soal terbuka digunakan karena
dimaksudkan untuk menjajaki suatu fenomena mampu mengarahkan untuk memunculkan
baru yang mungkin belum ada pada penelitian indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif.
yang dilakukan sebelumnya. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang
Sugiyono (2015: 15) mendefinisikan dilihat pada penelitian ini adalah kelancaran
“metode penelitian kualitatif adalah metode (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada (originality), dan keterincian (elaboration). Soal
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya kemampuan berpikir kreatif matematis
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah dikembangkan oleh peneliti berdasarkan kisi-
Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 5
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

kisi dan soal pada penelitian terdahulu, yang Untuk memvalidasi data kemampuan berpikir
terdiri dari 4 nomor, dimana masing-masing kreatif siswa yang diperoleh pada tes pertama,
nomor digunakan untuk mengukur satu indikator maka dilakukan tes kedua. Tes kedua dilakukan
kemampuan berpikir kreatif matematis. Materi dua minggu setelah tes pertama. Soal tes kedua
yang digunakan dalam soal yaitu materi tentang berupa soal yang setara dengan soal pada tes
bangun datar. Materi bangun datar merupakan pertama. Tes kedua dilakukan kepada tiga
materi yang telah dipelajari pada kelas VII, subjek penelitian. Hasil tes pertama
bahkan telah dipelajari dari jenjang sekolah dibandingkan dengan hasil tes kedua untuk
dasar. Materi bangun datar juga mempunya melihat kesesuaian data. Hasil tes pertama dan
banyak bahan kajian sehingga dapat dibuat kedua relatif sama. Perbedaannya terdapat pada
berbagai kombinasi soal. Bangun datar beberapa langka penyelesaian yang tidak sama
merupakan salah satu materi yang dapat persis.
dibuatkan soal terbuka yang membantu peneliti Wawancara dilakukan sebanyak dua kali.
dalam melihat kemampuan berpikir kreatif Wawancara pertama dilakukan setelah tes
matematis siswa. pertama. Wawancara pertama bertujuan untuk
Penelitian ini menggunakan beberapa menggali lebih dalam jawaban siswa pada tes
teknik pengumpulan data sebagai berikut. pertama yaitu pemahaman siswa, ide yang
Pertama-tama angket yang telah dinyatakan digunakan, dan kemungkinan jawaban yang
valid dibagikan kepada siswa. Kemudian tidak tertulis oleh siswa. Pertanyaan diberikan
peneliti menjelaskan secara singkat kepada berdasarkan jawaban yang diberikan subjek
siswa bagaimana cara mengisi lembar angket penelitian, baik jawaban pada tes maupun
tersebut. Siswa kemudian diberi kesempatan jawaban dari pertanyaan sebelumnya.
untuk mengisi lembar angket tersebut. Pengisian Wawancara kedua dilakukan bersamaan dengan
angket dilakukan selama 60 menit. Peneliti tes dua. Wawancara kedua bertujuan untuk
mengawasi kelas selama proses pengisian memvalidasi data yang diperoleh pada
angket berlangsung. Suasana kelas diusahakan wawancara pertama.
tetap tenang dan steril sehingga data yang Analisis data pada penelitian ini mencakup
diperoleh sesuai dengan kenyataan, artinya tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data,
siswa memberikan jawaban sesuai kondisi dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah
sebenarnya tanpa mengikuti jawaban orang lain. yang dilakukan untuk setiap tahapan adalah
Pernyataan pada angket penelitian ini sebagai berikut.
berjumlah 50 nomor, yang terdiri dari 25 nomor 1. Reduksi data
pernyataan positif dan 25 nomor pernyataan Reduksi data yaitu kegiatan yang mengacu
negatif. Pernyataan positif artinya pernyataan pada proses mentransformasikan data mentah
yang dikategorikan sebagai penyataan bernilai yang tertulis di lapangan, menyeleksi,
positif, artinya baik atau menguntungkan. menyederhanakan, dan mengelompokkan.
Sedangkan pernyataan negatif yaitu pernyataan Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari
yang bernilai negatif, artinya merugikan. Untuk penumpukan data atau informasi yang sama dari
penskoran pernyataan positif adalah 1 untuk siswa.
sangat sering, 2 untuk sering, 3 untuk jarang, 4 Tahap reduksi data yang dilakukan dalam
untuk tidak pernah. Pada pernyataan negatif penelitian ini meliputi:
adalah 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang, 3 a) Menyusun hasil angket kecemasan
untuk sering dan 4 untuk sangat sering. Angket matematis siswa
yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat b) Memilih subjek penelitian
pada lampiran 3. c) Menyusun hasil tes kemampuan
Soal tes kemampuan berpikir kreatif berpikir kreatif matematis siswa
matematis terlebih dahulu divalidasi sebelum d) Menyusun hasil wawancara siswa
digunakan. Soal yang digunakan yaitu soal yang dengan bahasa yang baik
dinyatakan valid. Pemberian tes dilakukan 2. Penyajian data
sebanyak dua kali. Tes pertama dilakukan Penyajian data akan mempermudah untuk
terhadap semua kelas VIII.1 yang berjumlah 30 memahami apa yang terjadi dan merencanakan
siswa. Tes pertama bertujuan untuk melihat kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. dipahami. Dalam hal ini peneliti menyajikan

6
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
hasil perolehan skor analisis ke dalam tabel dan dilakukan yaitu dengan mencari luas persegi.
memberikan deskripsi agar mempermudah Luas persegi yang diperoleh yaitu 36 cm2.
pembaca dalam memahaminya. Bangun pertama yang dibuat oleh SKR yaitu
Tahap penyajian data yang dilakukan dalam persegi panjang dengan panjang 12 cm dan lebar
penelitian ini meliputi: 3 cm. Bangun datar kedua yang dibuat oleh SKR
a) Menyajikan data hasil pengisisan angket yaitu layang-layang dengan panjang diagonal 18
kecemasan. cm dan 4 cm. Bangun datar ketiga yang dibuat
b) Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang yaitu jajar genjang dengan alas 6 cm dan tinggi
telah dipilih sebagai subjek penelitian. 6 cm. Ketiga bangun tersebut mempunyai luas
c) Menyajikan hasil wawancara. yang sama yaitu 36 cm2. Pada tes yang kedua
3. Penarikan kesimpulan langkah pertama yang dilakukan dengan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil menghitung luas persegi. Luas persegi yang
penelitian yang menjawab fokus penelitian diperoleh SKR yaitu 16 cm2. Bangun pertama
berdasarkan hasil analisis data. Verifikasi data yang dibuat oleh SKR yaitu persegi panjang
dan penarikan kesimpulan dilakukan selama dengan panjang 8 cm dan lebar 2 cm. Bangun
kegiatan analisis berlangsung sehingga datar kedua yang dibuat SKR yaitu jajar genjang
diperoleh suatu kesimpulan akhir. Kesimpulan dengan alas 16 cm dan tinggi 1 cm. Bangun
diperoleh dari perbandingan hasil tes dan datar ketiga yang dibuat oleh SKR yaitu layang-
wawancara pertama dengan hasil tes dan layang dengan panjang diagonal 4 cm dan 8 cm.
wawancara kedua. Luas ketiga bangun tersebut adalah 16 cm2. Dari
hasil wawancara SKR mampu menjelaskan
dengan baik cara penyelesaiannya.
Hasil
Hasil tes pertama nomor 3 menunjukan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis bahwa untuk menyelesaikan masalah langkah
Siswa dengan Tingkat Kecemasan Rendah pertama yang dilakukan yaitu dengan
Hasil tes pertama memperlihatkan bahwa menggambar persegi panjang yang terdiri dari
untuk menentukan panjang diagonal-diagonal dua segitiga pada soal. Bagian yang diarsir
layang-layang SKR terlebih dahulu menuliskan membentuk bangun jajar genjang dengan alas 6
luas layang-layang yaitu 12 cm2. Kemudian cm dan tinggi 8 cm. Langkah selanjutnya yaitu
menuliskan rumus layang-layang dengan luas dengan menghitung luas jajar genjang. Luas
sama dengan 12 cm2. Dari rumus diperoleh jajar genjang yang diperoleh 48 cm2. Kemudian
bahwa perkalian diagonal-diagonal sama dengan menentukan luas daerah yang diarsir dengan
luas layang-layang dikali 2. SKR kemudian cara membagi dua luas jajar genjang. Sehingga
mencari perkalian-perkalian dua bilangan yang diperoleh luas daerah yang diarsir adalah 24
menghasilkan 24 cm2. Perkalian-perkalian cm2. Pada tes kedua SKR melakukan langkah
tersebut yaitu 12 2, 6 4, dan 8 3. Perkalian- yang sama untuk menyelesaikan masalah.
perkalian tersebut merupakan diagonal-diagonal Langkah awal yang dilakukan dengan cara
layang-layang yang digambarkan oleh SKR. membuat persegi panjang yang terbentuk dari
Pada tes kedua SKR melakukan langkah yang dua segitiga. Bagian arsir akan membentuk jajar
mirip. Terlebih dahulu SKR menuliskan rumus genjang. Kemudian menghitung luas jajar
layang-layang. Kemudian dari rumus tersebut genjang. Untuk menghitung luas daerah yang
diperoleh bahwa perkalian diagonal-diagonalnya diarsir SKR membagi dua luas jajar genjang.
sama dengan luas layang-layang kali 2. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa SKR
Selanjutnya SKR mencari perkalian dua menyelesaikan masalah dengan cara yang sama
bilangan yang menghasilkan 30 cm2. Perkalian dengan yang diajarkan.
yang diperoleh yaitu , , dan . Hasil tes pertama menunjukkan bahwa
Bilangan-bilangan ini adalah diagonal-diagonal untuk menyelesaikan soal nomor 4 langkah awal
layang-layang yang digambar oleh SKR. Dari yang dilakukan oleh SKR adalah menggambar
hasil wawancara menunjukkan bahwa SKR bangun layang-layang. Kemudian membuat
mampu menjelaskan dengan lancar bagaimana layang-layang tersebut menjadi empat buah segi
cara menyelesaikan masalah yang diberikan. tiga siku-siku. Dua segi tiga dibalik sedemikian
Hasil tes pertama nomor 2 sehingga sisi miringnya sejajar dengan sisi
memperlihatkan bahwa langkah pertama yang miring segitiga lain yang kongruen. Sisi-sisi
miring tersebut kemudian diapitkan sehingga
Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 7
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

terbentuk persegi dan persegi panjang dari Hasil tes pertama untuk soal nomor 2
segitiga-segitiga sebelumnya. Persegi dan memperlihatkan bahwa SKS memulai
persegi panjang tersebut kemudian digabungkan penyelesaiannya dengan menghitung luas
sehingga membentuk satu persegi panjang persegi. Luas persegi yang diperoleh SKS
dengan panjang 45 cm dan lebar 15 cm. adalah 36 cm2. Bangun datar pertama yang
Langkah terakhir yang dilakukan oleh SKR dibuat oleh SKS adalah persegi panjang dengan
yaitu menghitung luas persegi panjang. Luas panjang 12 cm dan lebar 3 cm. Bangun datar
yang diperoleh yaitu 675 cm2. Pada tes yang kedua yang dibuat oleh SKS adalah jajar
kedua SKR melakukan langkah yang sama. genjang dengan alas 18 cm dan tinggi 2 cm.
Diawali dengan menggambar layang-layang. Bangun datar ketiga yang dibuat oleh SKS
Kemudian membentuk layang-layang menjadi adalah trapesium dengan panjang sisi sejajar 16
empat segitiga siku-siku. Keempat segitiga cm dan 20 cm dan tinggi 2 cm. Ketiga bangun
tersebut merupakan dua pasang segitiga yang datar segi empat yang dibuat oleh SKS memiliki
kongruen. Salah satu segitiga dari masing- luas yang sama yaitu 36 cm2. Hasil tes kedua
masing pasangan tersebut dibalik sehingga sisi menunjukkan bahwa langkah awal SKS yaitu
miringnya sejajar dengan pasangannya. Sisi-sisi dengan mencari luas persegi. Luas persegi yang
miring tersebut kemudian diapitkan seningga diperoleh SKS yaitu 16 cm2. Bangun datar
dari empat segitiga diperoleh persegi dan pertama yang pertama yang dibuat oleh SKS
perssegi panjang. Persegi dan persegi panjang yaitu persegi panjang dengan panjang 8 cm dan
tersebut kemudian diapitkan sehingga lebar 2 cm. Bangun datar kedua yang dibuat
membentuk satu persegi panjang. Langkah oleh SKS yaitu jajar genjang dengan alas 16 cm
terakhir yaitu dengan menghitung luas persegi dan tinggi 1 cm. Bangun datar ketiga yang
panjang. Luas persegi panjang yang diperoleh dibuat oleh SKS yaitu layang-layang dengan
SKR yaitu 500 cm2. Dari hasil wawancara SKR panjang diagonal-diagonal 2 cm dan 16 cm.
mampu dengan lancar menjelaskan bagaimana Luas ketiga bangun datar segi empat tersebut
cara penyelesaian yang dilakukannya. sama yaitu 16 cm2. Dari hasil tes pertama dan
kedua terlihat bahwa SKS melakukan langkah
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
yang sama pada penyelesaian masalahnya.
Siswa dengan Tingkat Kecemasan Sedang
Walaupun bangun datar yang dibuat tidak
Hasil tes pertama pada soal nomor 1 semuanya sama, tetapi SKS mampu
memperlihatkan bahwa cara SKS menyelesaikan memperoleh jawaban yang benar. Dari
masalah dengan menentukan terlebih dahulu wawancara yang dilakukan diproleh informasi
panjang diagonal-diagonal layang-layang. bahwa SKS memilih bangun-bangun tersebut
Kemudian SKS memasukkan nilai-nilai tersebut karena mempunyai luas yang mudah dihitung.
kedalam rumus luas layang-layang. Ketiga SKS juga mampu dengan lancar menjelaskan
layang-layang yang dibuat oleh SKS memiliki cara penyelesaiannya.
luas sama, yaitu 12 cm2. Pada tes kedua, SKS Hasil tes pertama memperlihatkan bahwa
terlebih dahulu menuliskan rumus luas layang- untuk menyelesaikan soal nomor 3, SKS
layang. Dari rumus tersebut diperoleh perkalian mengambar dua buah segi tiga sehingga
diagonal-diagonal layang-layang adalah 30 cm2. membentuk sebuah pesegi panjang. Pada salah
Selanjutnya SKS menentukan panjang diagonal- satu segitiga SKS menggambar bagian daerah
diagonal layang-layang dengan cara mencari yang diarsir, sedangkan pada segitiga yang lain
perkalian dua bilangan yang menghasilkan 30. tidak digambarkan bagian yang diarsir.
Setelah menentukan panjang diagonal-diagonal Sehingga dari gambar tersebut tidak
layang-layang, SKS memasukkan nilai-nilai memberikan petunjuk bagaimana cara
tersebut kedalam rumus luas layang-layang. menjawab soal tersebut. Selanjutnya SKS
Ketiga layang-layang yang dibuat oleh SKS menuliskan alas 6 dan tinggi 8, kemudian
memiliki luas yang sama yaitu 15 cm2. Hasil tes mengalikan alas dan tinggi. Perkalian tersebut
pertama dan kedua menunjukkan bahwa SKS merupakan rumus jajar genjang, tetapi ari
konsisten menggunakan cara yang sama dalam gambar yang dibuat oleh SKS tidak terlihat
menyelesaikan masalah yang sama. Dari hasil adanya jajar genjang, kecuali jika bagian yang
wawancara menunjukkan bahwa SKS mampu diarsir digambarkan pada kedua segitiga. Pada
menjelaskan cara yang digunakan untuk tahap terakhir SKS membagi dua luas jajar
menyelesaikan masalah yang diberikan.
8
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
genjang yang telah diperolehnya. Dari hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
wawancara diperoleh bahwa jajar genjang akan Siswa dengan Tingkat Kecemasan Tinggi
terlihat jika pada segitiga lain digambar daerah
SKT menyelesaikan soal nomor 1 pada
yang diarsir. SKS memperoleh jawaban dari
tes pertama dengan menuliskan rumus luas
penjelasan yang diberikan karena tidak mampu
layang-layang, dimana luas layang-layang yang
menyelesaikan soal tersebut. Hasil tes kedua
dicari adalah 12 cm2. Dari rumus tersebut
memperlihatkan bahwa untuk menyelesaikan
diperoleh bahwa perkalian diagonal-diagonal
soal nomor 3, SKS melakukan langkah yang
layang-layang adalah 24 cm2. SKT mencari
sama yaitu dengan menggambar dua buah
perkalian dua bilangan yang menghasilkan 24
segitiga. Namun pada tes kedua SKS
untuk menentukan panjang diagonal-diagonal
menggambarkan bagian yang diarsir pada kedua
layang-layang. SKT dapat menemukan tiga
segitiga sehingga terlihat bahwa bagian yang
perkalian tersebut yaitu 2×12, 3×8, dan 6×4.
diarsir membentuk jajar genjang. Selanjutnya
Sehingga panjang diagonal layang-layang
SKS menghitung luas jajar genjang yaitu dengan
pertama adalah 2 dan 12, panjang diagonal
mengalikan alas dan tinggi. Selanjutnya SKS
layang-layang kedua adalah 3 dan 8, dan
menghitung daerah yang diarsir dengan
panjang diagonal layang-layang ketiga adalah 6
membagi dua luas jajar genjang. Dari hasil
dan 4. Untuk tes kedua, SKT melakukan cara
wawancara SKS mengatakan bahwa ia dapat
yang sama. Luas layang-layang yang dicari
menjawab karena mengingat cara yang
adalah 15 cm2, sehingga hasil perkalian dagonal-
dilakukan pada tes kedua.
diagonalnya adalah 30 cm2. SKT dapat
Hasil tes pertama menunjukkan bahwa
membuat tiga layang-layang dengan panjang
untuk menyelesaikan soal nomor 4 langkah
diagonal-diagonal yang berbeda-beda. Panjang
pertama yang dilakukan yaitu dengan
diagonal layang-layang pertama adalah 10 dan
menggambarkan layang-layang. Selanjutnya
3, panjang layang-layang kedua adalah 6 dan 5,
layang-layang tersebut di jadikan empat buah
dan panjang diagonal ketiga adalah 15 dan 2.
segitiga siku-siku. Dua segitiga dibalik
Hasil tes pertama dan kedua terlihat bahwa SKT
sedemikian sehingga sisi-sisi miring segitiga
menyelesaikan masalah dengan cara yang sama.
yang kongruen sejajar. Sisi miring pasangan
Dari wawancara yang telah dilakukan SKT
segitiga yang kongruen diimpitkan sehingga
dapat menjelaskan cara untuk menyelesaikan
membentuk persegi dan persegi panjang.
masalah yang diberikan. SKT menjelaskan
Selanjutnya SKS menghitung luas persegi dan
bahwa untuk memperoleh ketiga layang-layang
persegi panjang. Langkah terakhir yaitu
tersebut maka perlu mencari perkalian dua
menentukan luas layang-layang dengan
angka yang menghasilkan 24. Kedua angka
menjumlahkan luas persegi dan luas persegi
tersebut adalah diagonal-diagonal layang-layang
panjang. Pada hasil tes kedua SKS melakukan
yang dicari. Hasil wawancara menunjukkan
langkah yang mirip dengan cara pada tes
bahwa jawaban pada tes pertama dan kedua
pertama. Pada tes pertama SKS langsung
adalah benar jawaban dari SKT karena SKT
menghitung luas persegi dan persegi panjang
mampu menjelaskan dengan lancar apa yang
tanpa menggabungkan keduanya. Namun pada
telah dikerjakannya pada tes.
tes kedua SKS menggabungkan persegi dan
Hasil tes pertama untuk soal nomor 2
persegi panjang sehingga membentuk satu
menunjukan bahwa SKT menghitung luas
persegi panjang dengan panjang 50 dan lebar 10.
persegi sebagai langkah awal penyelesaian
Selanjutnya SKS menghitung luas persegi
masalah. Luas persegi yang diperoleh adalah 36
panjang yang juga merupakan luas layang-
cm2. Bangun datar pertama yang dibuat SKT
layang. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa
yaitu jajar genjang, dengan alas 6 dan tinggi 6.
SKS dapat menyesaikan masalah pada tes
Sehingga diperoleh luas jajar genjang sama
pertama karena diberi bantuan dari penjelasan
dengan 36. Bangun datar kedua yang dibuat
yang diberikan. Sedangkan pada tes kedua SKS
SKT yaitu persegi panjang dengan panjang 12
menyelesaikan soal nomor 4 dengan langka
dan lebar 3. Luas persegi panjang tersebut
yang sama pada tes I. Langkah-langkah yang
adalah 36. Bangun datar ketiga yang dibuat SKT
diberikan SKS masih kurang rinci karena
yaitu layang-layang dengan panjang diagonal-
beberapa tahap masih kurang. Saat wawancara
diagonalnya masing-masing 8 dan 9. Luas
SKS juga tidak lancar dalam menjelaskan
layang-layang tersebut adalah 36. Pada tes
idenya.
Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 9
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

kedua SKT melakukan hal yang sama yaitu supaya daerah yang diarsir dapat membentuk
dengan menentukan luas persegi sebagai bangun jajar genjang. Dari jajar genjang tersebut
langkah awal. Luas persegi yang diperoleh yaitu kita dapat memperoleh luas daerah yang diarsir
16 cm2. Bangun datar pertama yang dibuat oleh dengan cara membagi dua luas jajar genjang.
SKT yaitu persegi panjang dengan panjang 8 SKT mengatakan bahwa ia dapat mengerjakan
dan lebar 2. Luas persegi panjang tersebut soal nomor 3 karena terlebih dahulu diberi
adalah 16 cm. Bangun datar kedua yang dibuat penejelasan. SKT mengakui bahwa jika tidak
SKT yaitu jajar genjang dengan alas 16 dan dibantu dengan penjelasan awal maka ia tidak
tinggi 1. Luas jajar genjang tersebut adalah 16. dapat menyelesaikan soal tersebut.
Bangun datar ketiga yang dibuat oleh SKT yaitu SKT menggambar layang-layang sebagai
layang-layang dengan panjang diagonal- langkah awalnya untuk menyelesaikan soal
diagonalnya masing-masing 4 dan 8. Luas nomor 4 pada tes pertama. Layang-layang yang
layang-layang tersebut adalah 16. Tes pertama dibuat mempunyai panjang diagonal 30 dan 45.
dan kedua menunjukkan bahwa SKT Selanjutnya SKT mengubah layang-layang
menyelesaikan masalah yang diberikan dengan menjadi 4 buah segitiga. Dua segitiga dibalik
cara yang sama. Ini berarti bahwa SKT sedemikian sehingga sisi miringnya sejajar. Dua
konsisten dalam menjawab soal yang diberikan. segitiga yang kongruen digabungkan dengan
Dari wawancara yang telah diperoleh bahwa mengimpitkan sisi-sisi miringnya. Dua segitiga
memilih ketiga bangun datar tersebut karena akan membentuk persegi dan dua segitiga
bangun-bangun tersebut mudah dihitung lainnya membentuk persegi panjang. Pada tahap
luasnya. Untuk tes pertama, SKT menjelaskan ini terlihat bahwa gambar yang dibuat SKT
bahwa luas bangun yang akan dicari adalah 36. salah karena pada persegi panjang sisi
Rumus luas jajar genjang adalah alas kali tinggi. miringnya seharusnya dari sudut kiri atas ke
Jika alasnya 6 dan tingginya 6, maka diperoleh sudut kanan bawah, bukan sebaliknya. SKT
luas jajar genjang sama dengan 36. Rumus luas menggabungkan persegi dan persegi panjang
persegi panjang adalah panjang kali lebar. Jika dengan cara mengimpitkan sisi yang sama
panjangnya 12 dan lebarnya 3, maka luas panjang. Gabungan kedua bangun tersebut
persegi panjang adalah 36. Rumus luas layang- membentuk persegi panjang dengan panjang 45
layang adalah satu per dua kali diagonal-1 kali dan lebar 15. Selanjutnya SKT menghitung luas
diagonal-2. Jika diagonal-1 8 dan diagonal-2 9, kertas dengan menggunakan rumus persegi
maka diperoleh luas layang-layang 36. panjang yaitu dengan mengalikan panjang dan
Demikian pula untuk tes kedua. lebar. Luas kertas yang diperoleh SKT adalah
Cara SKT menyelesaikan soal nomor 3 675. Pada tes kedua SKT menggambar layang-
pada tes pertama dengan menggambarkan dua layang dengan panjang diagonal 50 dan 20.
segitiga siku-siku sama sehingga membentuk Langkah selanjutnya SKT mengubah layang-
persegi panjang. Di dalam persegi panjang layang menjadi tiga buah segitiga. Selanjutnya
tersebut terbentuk jajar genjang. Namun gambar SKT membalik dua segitiga di sebelah kiri
yang dibuat oleh SKT salah karena tidak sesuai sedemikian sehingga sisi miringnya sejajar.
dengan gambar pada soal. SKT menuliskan Kemudian SKT menggabungkan keempat
bahwa alas jajar genjang adalah 6 dan tingginya segitiga membentuk sebuah persegi panjang
8. Kemuadian SKT menghitung luas jajar dengan mengimpitkan sisi-sisi miring dan sisi
genjang dengan mengalikan alas dan tinggi. yang sama panjang. SKT meenggambar sebuah
Luas yang diperoleh adalah 48. Selanjutnya persegi panjang dengan panjang 50 dan lebar 10.
SKT mencari luas daerah yang diarsir dengan Langkah terakhir SKT menghitung luas dengan
cara membagi dua luas jajar genjang. Sehingga mengalikan panjang dan lebar, sehingga
SKT memperoleh bahwa luas daerah yang diperoleh luas sama dengan 500. Dari hasil tes
diarsir adalah 24. Langkah yang sama juga kedua SKT terlihat bahwa SKT beberapa kali
dilakukan pada tes yang kedua. Tetapi pada salah menggambar. Hal ini menunjukkan bahwa
jawaban tes kedua gambar yang diberikan SKT SKT belum lancar dalam mengembangkan
benar. Dari wawancara yang telah dilakukan idenya. Dari wawancara yang telah dilakukan
SKT menjelaskan bahwa untuk menentukan luas SKT belum bisa menemukan ide awal untuk
daerah yang diarsir, harus dibuat segitiga yang menyelesaikan masalah. SKT tidak mampu
sama dengan segitiga pertama. Tujuannya yaitu menjelaskan dengan lancar langkah-langkah

10
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. disimpulkan bahwa SKT belum memenuhi
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, SKT indikator keterincian.
belum mampu mengembangkan idenya tanpa Hasil temuan dari penelitian tentang
bantuan. Meski diperhadapkan dengan masalah kemampuan berpikir kreatif siswa ditinjau dari
yang sama, namun SKT belum mampu tingkat kecemasan matematis siswa disajikan
menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga dapat pada Tabel 1.
Tabel 1
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Ditinjau dari Tingkat Kecemasan

Indikator kemampuan berpikir Tingkat kecemasan


kreatif Rendah Sedang Tinggi
Kelancaran √ √ √
Keluwesan √ √ -
Keaslian - - -
Keterincian √ - -
Berdasarkan Tabel 1 siswa dengan tingkat berpikir objektif, terbuka untuk menghadapi
kecemasan rendah mampu memunculkan tiga masa depan yang selalu berubah.
indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu Indikator kemampuan berpikir kreatif
kelancaran, keluwesan, dan keterincian. Siswa matematis antara lain kelancaran, keluwesan,
dengan tingkat kecemasan sedang mampu keaslian, dan keterincian. Kelancaran yaitu
memunculkan dua indikator kemampuan kemampuan untuk menghasilkan banyak
berpikir kreatif yaitu kelancaran dan keluwesan. jawaban dan bernilai benar. Indikator kelancaran
Sedangkan siswa dengan tingkat kecemasan termuat dalam soal nomor 1 dimana siswa
rendah hanya mampu memunculkan satu dituntut untuk membuat tiga buah layang-layang
indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu dengan luas yang sama. Keluwesan yaitu
kelancaran. Terlihat bahwa siswa dengan kemampuan memberikan cara yang berbeda
kecemasan rendah lebih banyak memunculkan utuk menyelesaikan masalah. Indikator
indikator kemampuan berpikir kereatif keluwesan termuat dalam soal nomor 2 dimana
dibandingkan dengan siswa yang memiliki siswa dituntut untuk membuat tiga bangun datar
tingkat kecemasan sedang dan tinggi. Demikian yang berbeda yang mempunyai luas yang sama.
pula siswa dengan tingkat kecemasan sedang Keaslian yaitu kemampuan menemukan cara
mampu memunculkan kemampuam kreatif sendiri dalam menyelesaikan masalah. Indikator
dibandingkan dengan siswa yang mempunyai keaslian termuat dalam soal nomor 3 dimana
tigkat kecemasan tinggi. Hal ini sejalan dengan siswa diminta untuk menghitung luas daerah
hasil penelitian Apriliani (2016) yang yang diarsir. Untuk dapat menentukan luas
mengungkapkan bahwa siswa dengan tingkat daerah yang diarsir, dituntut adanya kemampuan
kecemasan rendah lebih kreatif dari siswa untuk mencari cara yang mungkin tidak
dengan tingkat kecemasan sedang dan tinggi. terpikirkan oleh orang lain. Daerah yang diarsir
Secara umum siswa sudah mampu tersebut tidak dapat langsung ditentukan
memunculkan indikator kelancaran dalam luasnya, tetapi menuntut adanya ide untuk
menyelesaikan masalah. Sedangkan indikator menyelesaikannya. Keterincian yaitu
keaslian belum mampu dimunculkan oleh siswa. kemampuan mengembangkan, menambah, dan
memperkaya suatu gagasan. Indikator
keterincian termuat dalam soal nomor 4 dimana
Pembahasan
siswa dituntut untuk mengembangkan
Kemampuan berpikir kreatif matematis pemikirannya dalam menentukan luas layang-
merupakan satu kemampuan dasar yang esensial layang dengan menggunakan luas persegi
dan perlu dimiliki oleh peserta didik yang panjang. Untuk menyelesaikan masalah tersebut
belajar matematika. Kemampuan berpikir kreatif diperlukan langkah-langkah yang rinci.
matematis termuat dalam kurikulum dan tujuan Adapun berdasarkan paparan dan analisis
pembelajaran matematika, antara lain: melatih data dari hasil tes kemampuan berpikir kritis
berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif, serta matematis dan wawancara, diperoleh temuan
yang dapat dijabarkan sebagai berikut. Subjek
Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 11
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

kecemasan matematis rendah mampu SKS mampu menyelesaikan soal nomor 3


menyelesaikan soal nomor 1 dengan lancar dan namun belum mampu menyelesaikannya dengan
tepat. Hal ini terlihat dari waktu yang cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan
dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan soal sebelumnya. Hasil wawancara menunjukkan
nomor 1 yang terbilang cepat. Dari hasil bahwa SKS belum mampu menyelesaikan
pekerjaan subjek mampu menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Sehingga dapat
masalah dengan benar sesuai dengan permintaan disimpulkan bahwa SKS belum mampu
soal. SKR juga lancar menjelaskan idenya dalam memunculkan indikator keaslian.
menyelesaikan soal. Sehingga dapat SKS mampu menyelesaikan soal nomor 4
disimpulkan bahwa SKR memenuhi indikator dengan baik. Namun belum merinci dalam
kelancaran. SKR mampu menyelesaikan soal memberikan solusi penyelesaian masalah. Hasil
nomor 2 dengan baik. SKR mampu wawancara menunjukkan bahwa SKS belum
menyelesaikan suatu masalah dengan mampu menjelaskan dengan rinci cara
pendekatan yang berbeda-beda. Hasil penyelesaian soal yang diberkan. Hasil
wawancara juga menunjukan bahwa SKR wawancara menunjukkan bahwa SKS belum
mampu menjelaskan bagaimana ia mampu memunculkan indikator keterincian.
menyelesaikan maslah padalah soal nomor 2. Subjek Kecemasan Matematis Tinggi
Sehingga dapat disimpulkan bahwa SKR mampu menyelesaikan soal nomor 1 dengan
mampu memunculkan indikator keluwesan. benar. SKT mampu memberikan beberapa
SKR mampu menyelesaikan soal nomor 3. jawaban untuk masalah yang diberikan. Hasil
Namun SKR belum mampu menyelesaikan wawancara menunjukkan bahwa SKT mampu
masalah dengan caranya sendiri. SKR masih menjelaskan dengan baik jawaban pada hasil
munggunakan cara yang sama yang umum. tesnya. Namun belum selancar dengan subjek
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa tingkat kecemasan rendah dan sedang. Dengan
bahwa SKR belum bisa menyelesaikan masalah demikian dapat disimpulkan bahwa SKT mampu
yang diberikan dengan caranya sendiri. memunculkan indikator kelancaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa SKR belum SKT belum bisa memberikan solusi
mampu memunculkan indikator keaslian. masalah yang diberikan dengan cara atau
SKR mampu menyelesaikan soal nomor 4 pendekatan yang lain. Hasil wawancara
dengan benar. SKR bahkan mampu menjawab menunjukkan bahwa SKT belum bisa
dengan rinci proses penyelesaiannya. Hasil memberikan cara penyelesaian dengan cara-cara
wawancara menunjukkan bahwa SKR mampu yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan
menjelaskan dengan rinci cara menyelesaikan bahwa SKT belum mampu memunculkan
masalah yang diberikan. Sehingga dapat indikator keluwesan.
disimpulkan bahwa SKR mampu memunculkan SKT tidak dapat menyelesaikan masalah
indikator keterincian. yang diberikan pada soal nomor 3. Namun
Subjek SKS mampu menyelesaikan soal setelah mendapat bantuan SKT mampu
nomor 1 dengan baik dan benar. SKS mampu menyelesaikan masalah tersebut. Hasil
menemukan banyak solusi dari masalah yang wawancara menunjukkan bahwa SKT belum
diberikan. Hasil wawancara menunjukkan bisa menyelesaikan solusi dengan caranya
bahwa SKS mampu memnjelaskan dengan sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SKT
lancar bagaimana cara penyelesaian masalah belum mampu memunculkan indikator keaslian.
yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan SKT belum mampu menyelesaikan masalah
bahwa SKS mampu memunculkan indikator pada soal nomor 4 tanpa bantuan. Sehingga
kelancaran. tidak mampu memberikan rincian solusi
SKS mampu menyelesaikan masalah penyelesaian. Meskipun telah diberikan bantuan
dengan berbagai pendekatan. SKS tidak hanya SKT masih melakukan beberapa kesalahan
menyelesaikan masalah dengan satu cara, dalam menyelesaikan masalah. Hasil wawancara
namun dapat menggunakan cara lain. Hasil menujukkan bahwa SKT belum mampu
wawancara menunjukkan bahwa SKS mampu menjelaskan dengan rinci penyelesaian masalah
menjelaskan cara penyelesaian masalah dengan yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan
benar. Seningga dapat disimpulkan bahwa SKS bahwa SKT belum mampu memunculkan
mampu memunculkan indikator keluwesan. indikator keterincian.

12
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024
DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v12i1.47083
Simpulan dan Saran kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa sehingga siswa menjadi terbiasa
Simpulan
untuk berpikir kreatif.
Berdasarkan hasil penelitian, maka 3. Peneliti lain dapat melakukan penelitian
kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai dengan menggunakan materi lain sehingga
berikut. dapat dibandingka dengan hasil penelitian
1. Siswa dengan tingkat kecemasan rendah ini.
dapat memunculkan indikator kelancaran, 4. Peneliti lain dapat mencari solusi untuk
keluwesan, dan keterincian. Hal ini mengatasi kecemasan matematis siswa,
ditunjukkan dari hasil tes siswa dengan misalnya dengan mencari metode
tingkat kecemasan rendah mampu pembelajaran yang menarik.
menghasilkan banyak jawaban dan bernilai 5. Peneliti lain dapat melakukan persiapan
benar, mampu menyelesaikan masalah yang lebih baik dari penelitian ini sehingga
matematika dengan banyak cara berbeda, dapat memperoleh data yang lebih akurat.
dan mampu menyelesaikan masalah yang
diberikan dengan rinci. Tetapi belum
mampu menyelesaikan maslah dengan Daftar Pustaka
caranya sendiri. Apriliani, L. R., & Suyitno, H. (2016).
2. Siswa dengan tingkat kecemasan sedang Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
mampu memunculkan indikator kelancaran Berdasarkan Kecemasan Matematika
dan keluwesan. Hal ini ditunjukkan dari pada Pembelajaran Creative Problem
hasil tes siswa dengan tingkat kecemasan Solving Berteknik Scamper. Unnes
rendah mampu menghasilkan banyak Journal of Matematics Education
jawaban dan bernilai benar, serta mampu Research, 5(2), 131-137. http://journal.
menyelesaikan maslah dengan cara yang unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer.
berbeda-beda. Tetapi belum mampu
menyelesaikan masalah dengan caranya Arikunto, S. (2016). Dasar-Dasar Evaluasi
sendiri dan belum mampu menyelesaikan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
masalah dengan rinci. Dinawati, E. N. & Siswono, T. Y. E. (2020).
3. Siswa dengan tingkat kecemasan tinggi Pengaruh Kecemasan Matematika
mampu memunculkan indikator kelancaran. terhadap Berpikir Kreatif Siswa SMP.
Hal ini ditunjukkan dari hasil tes siswa Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
dengan tingkat kecemasan tinggi mampu dan Sains, 4(2), 82-92. http://journal.
menghasilkan banyak jawaban dan bernilai unesa.ac.id/index.php/jppms/
benar. Tetapi belum mampu menyelesaikan
masalah dengan cara yang berbeda-beda, Fadilah, N. N. & Munandar, D. R. (2019).
belum mampu menyelesaikan masalah Analisis Tingkat Kecemasan Matematis
menggunakan caranya sendiri, dan belum Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional
mampu menyelesaikan maslah dengan Matematika dan Pendidikan Matematika,
rinci. 2(1), 459-467. http://journal.unsika.
ac.id/index.php/sesiomadika
Saran Fauziah, N. & Pujiastuti, H. (2020). Analisis
Tingkat Kecemasan Siswa Dalam
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah Menghadapi Ujian Matematika.
dilakukan, maka peneliti memberikan tanggapan Transformasi : Jurnal Pendidikan
saran sebagai berikut. Matematika dan Matematika, 4(1), 179-
1. Guru perlu memperhatikan keadaan 188. https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.
kecemasan yang dialami siswa. guru perlu php/transformasi
menggunakan model pembelajaran yang
dapat mengurangi tekanan siswa dalam Hadi, F. Z., Fathurrohman, M., & Hadi, C. A.
belajar matematika sehingga dapat (2020). Kecemasan Matematika dan
mengurangi kecemasan matematis siswa. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
2. Guru perlu sering memberikan soal-soal Siswa di Sekolah Menengah Pertama.
yang dapat melatih dan mengasah ALGORITMA Journal of Mathematics
Angela Tangke Layuk, Mustamin Anggo, Kadir 13
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 12 No. 1 Januari 2024

Education (AJME), 2(1), 59-72. Mulyaningsih, T. & Ratu, N. (2018). Analisis


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/algori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
tma Dalam Memecahkan Masalah Matematika
Pada Materi Pola Barisan Bilangan.
Juliyanti, A. & Heni Pujiastuti, H. (2020).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
Pengaruh Kecemasan Matematis dan
3(1), 65-74. http://journal.upgris.ac.id/
Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar
index.php/JIPMat/article/view/2187
Matematika Siswa. Prima: Jurnal
Pendidikan Matematika. 4(2), 75-83. Munaji & Setiawahyu, M. I. (2020). Profil
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/prima Kemampuan Matematika Siswa SMP di
Kota Cirebon Berdasarkan Standar
Kadir & Masi, L. (2014). Penggunaan Konteks
TIMSS. Teorema: Teori dan Riset
dan Pengetahuan Awal Matematika dalam
Matematika, 5(2), 249–262. https://jurnal.
Pembelajaran Keterampilan Berpikir
unigal.ac.id/index.php/teorema/article/vie
Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan
w/3732
Matemaatika, 5(1), 52-66. http://ojs.uho.
ac.id/index.php/JPM Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen
Kemampuan BerpikirKreatif Matematis Supardi. (2016). Statistik Penelitian Pendidikan.
Untuk Siswa SMP. Delta-Pi:Jurnal Jakarta: Rajawali Pers.
Matematika dan Pendidikan Matematika,
Yudhanegara, M. R. & Lestari, K. E. (2017).
4(1), 27-41. https://ejournal.unkhair.ac.id/
Penelitian Pendidikan Matematika.
index.php/deltapi/article/view/142
Bandung: Refika Aditama.
Mudjiyanto, B. (2018). Tipe Penelitian
Eksploratif Komunikasi Exploratory
Research In Communication Study.
Jurnal Studi Komunikasi Dan Media.
22(1), 65 – 74. https://jurnal.kominfo.
go.id/index.php/jskm/article/view/220105

14

Anda mungkin juga menyukai