Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

FLOEM

Dosen : Pertiwi Ishak

Disusun Oleh:

RESKI RIDWAN (51923011097)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah ANATOMI FISIOLOGI
TUMBUHAN yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk
menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...

Makassar, 14 Januari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu
membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan
fungsi sama dan terikat oleh bahan antar sel membentuk suatu kesatuan.
Berdasarkan tahap perkembangannya jaringan penyusun tubuh tumbuhan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah jaringan pengangkut.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jaringan pengangkut terbagi manjadi dua,
yaitu xilem dan floem. floem atau pembuluh tapis adalah bagian-bagian dari jaringan
pengangkut yang terdapat pada tumbuhan.
Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang kedudukan atau letaknya
membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian
tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-
pembuluh di dalam organ tumbuhan. Jadi, terwujudnya suatu sistem jaringan ini
merupakan gabungan dari berbagai pembuluh. Pipa-pipa atau sistem jaringan
tersebut ada yang telah sempurna dan ada pula yang belum sempurna, ada yang
bersifat primer dan ada pula yang bersifat sekunder.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan floem?
2. Bagaimanakah sistem dan tipe berkas pengangkut?
3. Bagaimanakah cara terbentuknya berkas pengangkut?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian dari floem.
2. Memahami sistem dan tipe berkas pengangkut.
3. Memahami cara terbentuknya berkas pengangkut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Floem
Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan
tipe yang berbeda, yaitu pembuluh, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid.
Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya
kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat)
yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino
dan hormon. (Kimball. 2002)
Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan
prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan
kambium disebut floem sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem
yang strukutur dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari
sel yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi
pada perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling
beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pembuluh

Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang
merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak
di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan
Gymnospermae. Bentuk kedua adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae,
berupa berkas sel-sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari
buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di
ujung sel.

Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding
selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan
itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang
berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di
dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah).
Lubang-lubang tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer
glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga
lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.

Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda


tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga
bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel.

Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah


dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan
hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu
serupa sel prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas.
Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri
kemudian membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan
bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada
tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang
terdiri dari protein. (Pratiwi, 2004).

b. Sel Pengiring

Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya


diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari
sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua
kali secara memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang
besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel
pembuluh biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel
pembuluh, sel pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel
pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan
juga tidak ada pata protofloem Dicotyledoneae.
c. Parenkim Floem

Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung


sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya
sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional
berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu
panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.

Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua
macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya
(fusiform atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak
mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi,
parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.

d. Serabut Floem

Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut
ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan
memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah
yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau
terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.

3. Kambium
Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif
membelah. Kambium terdapat di antara Xilem dan Floem.
a. Kambium Fasikuler (Kambium Primer).

Kambium ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae.

b. Kambium Sekunder (Kambium gabus/ Kambium Felogen)


Kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat
pertumbuhan sekunder.
B. Sistem dan Tipe Berkas Pengangkut
Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang khusus, yang kegunaannya
bagi tumbuh-tumbuhan sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral (za-zat
hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah
dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lain untuk hidup dan
berkembang. Jaringan pengangkut atau “vascular tissue” umumnya hanya terdapat
pada tumbuhan tingkat tinggi, karena pada tumbuhan tingkat ini pengangkutan air
dan zat-zat makanan cukup dilangsungkan dari sel ke sel. (Supriyanto. 1992).
Ada dua jaringan pada jaringan pengangkut, yaitu jaringan xylem dan jaringan
floem. Jaringan xylem menggunakan jaringan pengangkut air sedangkan floem
sebagai jaringan pengangkut bahan organic (bahan-bahan makanan).
Floem dan merupakan pasangan yang tidak pernah terpisah, selalu berkumpul
bersama merupakan suatu berkas dan arena fungsinya adalah sebagai pengangkut,
maka berkasnya disebut barkas pengangkut. Berkas pengangkut ini merupakan suatu
system jaringan di dalam tumbuhan yang keaadannya tergantung pada tingkat
pertumbuhan tumbuhannya. Akan tetapi mengenai jalan yang ditempuhnya yang
umum adalah mengikuti poros bujur tumbuhan. Sistem jaringan ini disebut system
jaringan berkas pengangkut. (Sutrian dkk,2004).
Di dalam berkas pengangkut, jaringan pengangkut hasil-hasil fotosintesis
(floem) selalu dapat berdampingan dengan unsur-unsur pengangkut air dan garam-
garam tanah (xylem) atau salah satu diantaranya terletak mengelilingi unsur yang
satunya lagi. Berkas pengangkut umumnya mempunyai tiga tipe, yaitu:
1. Berkas pengangkut kollateral
Adalah berkas pengangkut dimana letak pembuluh kayu (xylem) dan floem
berdanpingan. Ada 3 berkas pengangkut kolateral, yaitu:
a. Kollateral tertutup
Adalah diantara pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (floem) tidak
terdapat kambium.
b. Kollateral terbuka
Adalah terdapatnya kambium dalam berkas ini yang berfungsi sebagai jaringan
penghubung antara floem dan xylem.
c. Bikollateral
Adalah terdapatnya dua kelompok, dan diantara dua kelompok itu terdapat satu
strand xylem. Kambium hanya terdapat diantara floem luar dengan xylem
sedang diantara xylem dan floem tidak terdapat kambium. (Soesilo, dkk. 1986).

2. Berkas pengangkut konsentris


Adalah berkas pengangkut yang mempunyai kekhususan, bahwa salah
satu dari unsur jaringan pengangkut yang ada terletak di tengah-tengah, sedangkan
unsur jaringan pengangkut lainnya mengelilingi unsur yang ditengah itu. Ada 2
berkas pengangkut konsentris, yaitu”
a. Konsentris amphikribal
Dalam hal ini strand xilemnya berada di tengah-tengah, sedangkan strand
floemnya mengelilingi strand xylem tersebut.
b. Konsentris amphivasal
Merupakan kebalikan dari konsentris amphikribal. Disini strand floem terdapat
di bagian tengah, sedangkan strand xylem mengelilinginya. (Waluyo, joko.
2010)

3. Berkas pengangkut radial


Merupakan berkas pengangkut dimana di dalam berkas itu floem dan xylem
letaknya bergantian menurut susunan jari-jari lingkaran.
C. Cara Terbentuknya Berkas Pengangkut
Permulaan terbentuknya berkas pengangkut dalam tumbuhan banyak
kaitannya dengan titik tumbuh primer. Jaringan titik tumbuh primer tersusun oleh
sel-sel yang berbentuk sama. Letaknya dibelakang titik tumbuh yang
melangsungkan pembelahan-pembelahan longitudinal, selanjutnya membentuk
deretan kelompok. Pertumbuhan sel-sel tersebut adalah memanjang menurut poros
bujur. Sel-sel ini disebut prokambium. Prokambium ini nantinya akan membentuk
berkas-berkas pengangkut primer. Prokambium selanjutnya akan berkembang
menjadi dua macam prokambium. Dalam hal prokambium ini kita mengenai
prokambium pembentuk floem dan prokambium pembentuk xylem. ( Brotowidjoyo.
1989)
Telah disinggung bahwa berkas pengangkut primer itu terdiri dari pembuluh
tapis (floem) primer dan pembuluh kayu (xylem) primer. Dalam rangkaian
terbentuknya floem primer dan juga xylem primer kita mengenal adanya
protophloem dan metaphloem, protoxilem dan metaxilem.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan, dapat di simpulkan bahwa:
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut
zat-zat mineral ( zat hara dan air ) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat
makan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan kebagian-bagian lain
untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Floem (pembuluh tapis) adalah bagian dari
jaringan pengangkut yang berfungsi untukmengangkut dan menyebarkan zat-zat
makanan dari daun yang merupakan hasil fotosintesis ke seluruh bagian-bagian
tumbuhan.
a. Tipe berkas pengangkut pada jaringan ini terbagi menjadi tiga (3) tipe yaitu
kollateral , konsentris, dan radial.
b. Cara terbentuknya berkas pengangkut dimulai dari titik primer,dimana titik
tumbuh primer tersusun oleh sel-sel yang berbentuk sama yang disebut
prokambium, selanjutnya prokambium ini nantinya akan membentuk berkas-
berkas pengangkut.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Kimball. 2002. Biologi. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga

Pratiwi, P. A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Sutrian. Yayan dan Cipta, Rineke. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan

( Tentang sel dan jaringan), Jakarta.

Supriyanto. 1992. Struktur Hewan jilid 1. Jember: Jember University Press

Soesilo, dkk. 1986. Biologi Modul 1-5. Jember : Universitas Terbuka

Waluyo, joko. 2010. BIOLOGI UMUM. Jember:Jember University Press

Anda mungkin juga menyukai