7879 25929 1 PB
7879 25929 1 PB
Abstract
Banana sap contains several compounds that can be used as drug of wound, anti-
inflammatory, and antibiotics such as ketone derivatives, namely muskin and tetracycline.
Staphylococcus aureus is a Gram positif bacterium with shaped coccus which can cause skin
infection. The aim of the research was to analyse the effectiveness of the extract Ambon
banana (Musa paradisiaca L. var. Sapientum) and Kepok banana (Musa acuminata ×
balbisiana) with concentration of 20% and 25% in inhibiting S.aureus bacteria. Based on
the research that has been done, the extraction results from Ambon banana 70,03g (14%)
and from Kepok banana 6,90g (13,78%). The ointment of Ambon banana and Kepok banana
extract uses a fatty ointment base, such as Vaseline and Adeps Lanae. The ointment was
made with various concentration F1 (Ambon 20%), F2 (Ambon 25%), F3 (Kepok 20%), dan
F4 (Kepok 25%). The results showed that F1 test was in ointment standard with a pH value
4.5; the spreadability at 50 gr was 4.9cm (close to 5.0 cm), the spreadability at 100 gr was
7cm, and viscosity 15,400 cp. The antimicrobial test using the disc method from the ointment
of Ambon banana and Kepok extract was effective in inhibiting the growth of S.aureus, the
largest inhibiton diameter at F2 (11cm).
Abstrak
Getah pisang mengandung beberapa senyawa yang dapat menjadi obat luka, antiradang, dan
antibiotik alami seperti senyawa turunan keton yaitu muskin dan tetrasiklin. Staphylococcus aureus
merupakan bakteri Gram positif berbentuk cocus yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Tujuan
dari penelitian adalah menganalisis efektivitas ekstrak bonggol pisang ambon (Musa paradisiaca L.
var. Sapientum) dan pisang kepok (Musa acuminata × balbisiana) dengan konsentrasi 20% dan 25%
dalam menghambat bakteri S.aureus. Berdasarkan data dari penelitian diperoleh hasil ekstraksi dari
bonggol pisang ambon 70,03g (14%) dan ekstrak dari bonggol pisang kapok 68,90g (13,78%).
Formulasi salep ekstrak getah bonggol pisang ambon dan kepok menggunakan basis salep yang
berlemak yaitu campuran antara vaselin album dan adeps lanae. Salep dibuat dengan variasi
konsentrasi F1 (Ambon 20%), F2 (Ambon 25%), F3 (Kepok 20%), dan F4 (Kepok 25%). Diperoleh
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 28
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
hasil uji formula F1 yang sesuai dengan standar pembuatan salep dengan nilai pH 4,5; daya sebar
pada 50gr adalah 4,9 (mendekati 5,0); daya sebar pada 100gr adalah 7, dan viskositas adalah
15.400 cp. Uji antimikroba dengan menggunakan metode Cakram dari salep ekstrak getah bonggol
pisang ambon dan kepok efektif dalam memberi hambatan pertumbuhan baketri S.aureus diperoleh
diameter hambat paling besar pada F2 (11cm).
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 29
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
luka memar, luka bakar, dan luka antiradang Salep dibuat menggunakan formulasi
[6]. Salep getah pisang Kepok dapat [8] dengan variasi konsentrasi 20% dan 25%
menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus untuk melihat konsentrasi yang lebih efektif
pada konsentrasi 25% [7]. Pisang Ambon dan dibandingkan dengan penelitian yang telah
Kepok merupakan jenis pisang yang banyak dilakukan oleh Nila tahun 2018 dengan
ditemukan dipekarangan rumah sehingga konsentrasi 25%. Bahan pembuatan salep
dapat dijadikan sebagai bahan untuk dapat dilihat seperti tabel 1.
penelitian pembuatan salep. 2.3 Pengujian Salep
Sehubungan dengan hal tersebut, Salep diuji dengan uji organoleptik,
maka peneliti tertarik untuk membuat viskositas, pH, daya sebar, serta uji
formulasi salep dari ekstrak getah bonggol antibakteri S.aureus.
pisang ambon dan pisang kepok pada
2.3.1 Uji Organoleptik
konsentrasi 20% dan 25% serta melakukan
Uji organoleptik merupakan uji
uji antibakteri S.aureus.
tampilan fisik dengan melihat secara
langsung suatu sediaan seperti bentuk, warna
2. Metode Penelitian
serta bau. Standar yang telah ditetapkan yang
2.1 Pembuatan Ekstrak Bonggol Pisang
terdapat dalam farmakope IV, standar untuk
Ambon dan Kepok
uji organoleptik yang berbentuk salep yaitu
Bonggol pisang diambil yang
cair, warna, dan tekstur.
berdiameter 20-30 cm sebanyak 4 pohon,
dibersihkan lalu diiris tipis lalu dijemur 2.3.2 Uji Viskositas
selama 2-3 hari di bawah sinar matahari. Pada uji viskositas, sampel
Bonggol pisang yang sudah kering di haluskan dimasukkan ke dalam wadah penampung
sehingga diperoleh serbuk bonggol pisang. bahan, wadah diatur ketinggiannya hingga
Serbuk dimaserasi dengan etanol 96% rotor bergerak. Rotor dipili sesuai dengan
dengan pengulangan 3kali. Hasil maserasi tingkat kekentalan. Lalu alat dinyalakan dan
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 30
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
Formula
Bahan Satuan
1 2 3 4
Ekstrak bonggol pisang g 4 5 4 5
Adeps Lanae g 2,4 2,15 2,4 2,15
Vaselin Album g 13,6 13,35 13,6 13,35
Aquades g 0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan :
Formula 1 : Ekstrak Bonggol Pisang Ambon 20%
Formula 2 : Ekstrak Bonggol Pisang Ambon 25%
Formula 3 : Ekstrak Bonggol Pisang Kepok 20%
Formula 4 : Ekstrak Bonggol Pisang Kepok 25%
petri lainnya diatas salep (sebagai beban mengalami iritasi. Nilai pH antara 5-7
awal) dan dibiarkan selama kurang lebih 1 merupakan standar pH yang baik untuk salep.
menit. Salep yang menyebar diukur Pengujian pH dimulai dengan mengkalibrasi
diameternya. Selanjutnya penambahan beban pH meter dengan larutan dapar pH 4 dan pH
dilakukan seberat 50,0 g lalu setelah satu 7. Lakukan pengujian pH sebanyak 3 kali. [9].
menit, dicatat diameter salep yang menyebar.
Lakukan lagi dengan penambahan beban 2.4 Uji Antibakteri [11].
Daya absorpsi kulit terhadap salep menit pada suhu sekitar 121OC.
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 31
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
Timbang media selektif Mac Conkey 3.2 Pembuatan Ekstrak dari Bonggol buah
Agar sejumlah 108 g dalam 80 ml purified Pisang
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 32
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
buah pisang ambon dan pisang kepok dengan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel
beberapa basis salep memiliki fungsi anatara ada perbedaan pada warna anatara salep
lain Adeps lanae berfungsi untuk ekstrak bonggol pisang ambon 20%, 25%
meningkatkan sifat serap air [8]. Berdasarkan dengan salep ekstrak bonggol pisang kepok
penelitian yang telah dilakukan oleh Nila 20%, 25%, mempunyai bau yang khas dan
(2018), ekstrak getah pisang kepok dapat tekstur agak lengket terhadap kulit.
menghambat pertumbuhan bakteri dengan
3.5.2 Uji pH
konsentrasi 25%.
Berdasarkan uji pH yang dilakukan,
3.5 Pengujian diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.
Pengujian dilakukan terhadap
Hasil pengujian menggunakan pH
parameter Organoleptis, pH, Uji Daya Sebar,
meter menunjukkan bahwa diperoleh rata-
Viskositas, Antibakteri Staphylococcus
rata 4,52, dan 4,48 untuk salep ekstrak
aureus.
bonggol pisang ambon 20%, 25% sedangkan
salep ekstrak bonggol pisang kepok 20%, 25%
diperoleh 3,00 dan 3,05.
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 33
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 34
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
Pada ekstrak bonggol pisang kepok diperbesar menjadi 100 g diameter salep
dengan konsentrasi 20%, 25% cenderung menjadi bertambah seperti pada gambar no
lebih asam dibandingkan dengan salep 6. Daya sebar yang paling tinggi pada bobot
ekstrak bonggol pisang ambon 20%, 25%. batu 50g terlihat pada F1. Pada uji daya sebar
Berdasarkan Tranggono (2007), rentang pH bobot 50g, dapat dilihat bahwa F1 dan F4
yang baik untuk kulit adalah 4,5 - 6,5 sehingga mendekati standar, sedangkan pada uji daya
dapat dilihat bahwa F1 dan F2 memenuhi sebar bobot 100g, F1, F2 dan F3 memenuhi
syarat sebagai salep yang baik bagi kulit daya sebar standar salep yang baik adalah 5-
[12,13]. 7 cm [14].
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 35
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
3.5.6 Uji Antibakteri S.aureus konsentrasi 20% dan 25% ditanam pada
Hasil dari uji aktifitas antibakteri media selektif MacConkey Agar dan
S.aureus ekstrak dari getah bonggol buah ditambahkan koloni bakteri S.aureus.
pisang ambon dan pisang kepok dengan
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 36
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 37
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 38
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
dengan penghambat yang paling baik adalah [6] Prasetyo, B.F., “Aktivitas Sediaan Gel
F2 (dengan rata-rata 11mm). Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon
Daftar Pustaka dalam Proses Penyembuhan Luka
[1] Trisnajayanti, Ika, “Pengaruh Basis pada Mencit”, Jurnal Veteriner
Salep Hidrokarbon dan Basis Salep Vol.11 No.2: 70-73, 2010.
Serap Terhadap Sediaan Salep [7] Agustin, N.D., Sugeng W., “Keefektifan
Ekstrak Daun Bunga Sepatu (Hibiscus Antibakteri Salep Getah Batang
rosa-sinensis L.)”, Jurnal Ilmiah Pisang Kepok (Musa x paradisiaca L)
Farmasi Vol. 2 No.3 2013. Terhadap Bakteri Staphylococcus
[2] Munik, M., dkk, http://digilib.uinsgd. aureus”, Malang: Akademi Analis
ac.id/4194/4/4_bab1.pdf, 2016 Farmasi dan Makanan Putra
[3] Arifin, “Efektivitas getah pisang dalam Indonesia
penyembuhan luka”, Sulawesi: (http://repository.pimedu.ac.id/id/e
Universitas Negeri Gorontalo, 2012. print/565/1/ARTIKEL%20ILMIAH%20
[4] Wakkary, J.J., dkk, “Pengaruh FIKS.pdf), 2018.
pemberian getah bonggol pisang [8] Grace, R.P., Paulina V.Y. dan Yos B.,
(Musa paradisiaca var. sapientum L. “Formulasi dan pengujian salep getah
Kuntze. AAB) terhadap bonggol pisang ambon (Musa
penyembuhan luka sayat pada kulit paradisiaca var. Sapientum L.)
tikus Wistar (Rattus norvegicus)”, terhadap luka terbuka pada kulit
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, tikus putih jantan galur wistar (Rattus
Nomor 1, Januari-Juni 2017. norvegicus)”, Sulawesi: Poltekes
[5] Fitriawan M, Marwoto P, Saputra B.A, Manado, 2014.
Muswanti I.J, Fitriani A., “Analisis [9] Kemenkes, “Farmakope Indonesia
Ikatan Organik dan Kandungan edisi V”, 2014.
Senyawa Kimia dalam Getah Pisang [10] Sandi, D.A.D, “Pengaruh Basis Salep
sebagai Obat Luka Luar dengan Hidrokarbon dan Basis Salep Serap
Spektrometer FTIR”, Seminar Terhadap Formulasi Salep Sarang
Nasional Fisika 2(1) : 978- 602-1034- Burung Walet Putih (Aerodramus
07-1, 2015. fuciphagus), Banjarbaru, Jurnal
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 39
Rosmainar L, dkk Akta Kimia Indonesia 6(1), 2021, 28-40
DOI: https://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v6i1.7879 40