Gaya Dan Momen
Gaya Dan Momen
A. DESKRIPSI
Bahan ajar teknologi dasar otomotif ini berisi materi tentang dasar-dasar mesin,
pembentukan logam dan mesin konversi energi. Semua yang dibahas tentang
informasi penting yang dikemas secara sistematis bagi siswa SMK program studi
keahlian Teknik Otomotif baik paket keahlian teknik kendaraan ringan, teknik
sepeda motor maupun teknik perbaikan bodi otomotif. Harapannya setelah
mempelajari bahan ajar ini siswa dapat memahami tentang ilmu gaya, momen,
tegangan, macam-macam sambungan, macam-macam penerus daya, teknik
pengecoran logam, teknik pembentukan logam, siklus motor bensin 2 langkah
dan 4 langkah, siklus motor diesel, diagram PV motor, efisiensi motor,konsep
dasar generator dan motor listrik serta dasar dasar perhitungannya.
Di dalam bahan ajar ini, setiap selesai kegiatan belajar dilengkapi dengan tes
formatif, serta penugasan, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kompetensi
yang dimiliki siswa.
B. PRASYARAT
Dari peta kedudukan modul dalam halaman depan modul ini dapat diketahui
bahwa bahan ajar ini diperuntukkan bagi kelas X, sehingga dalam pembelajaran
ini tidak diperlukan prasyarat.
2. Kerjakan Tugas pada modul ini dan laporkan tugas anda kepada guru Jika
tugas dinyatakan belum baik ulangi kembali sampai dinyatakan baik.
3. Kerjakan tes formatif dalam modul ini tanpa melihat kunci jawabannya.
Setelah selesai cocokkan dengan kunci jawaban. Jika masih terdapat
kesalahan ulangi kembali sampai tidak terdapat kesalahan.
4. Jangan cepat puas dengan hasil pekerjaan anda, coba lagi
sampai mendapatkan kualitas pekerjaan yang sempurna.
D. TUJUAN AKHIR
E. KOMPETENSI
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul Teknologi Dasar Otomotif, isilah dengan cek list
kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat
dipertanggung jawabkan :
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.
10
11
B. KEGIATAN BELAJAR
Contoh:
mogok dengan arah kesamping kanan, yang diwakili sebagai gambar anak
panah
Nama satuan untuk gaya menurut SI adalah Newton dengan lambang N. Notasi
gaya disimbulkan dengan F. Satuan gaya ini diturunkan dari F = m a. Gaya
menyebabkan percepatan pada benda. Besarnya percepatan itu tergantung
pada besarnya massa benda dan besarnya gaya. Seperti dikatakan dalam
hukum Newton II sebagai berikut. Gaya yang bekerja pada suatu benda adalah
sama dengan massa benda dikalikan percepatannya. Jadi, gaya = massa x
percepatan.
F = m.a
F = gaya (N) atau (dyne).
m= massa benda (kg) atau (g).
a = percepatan (m/s2) atau (cm/s2).
1 newton sama dengan gaya yang diperlukan untuk memberi 1 kg massa
dengan suatu percepatan 1m/s2 (N = kg.m/s2).
2. Batasan Besaran
a). Besaran dengan Satuan
Besaran fisis adalah konsep yang dipakai untuk menggambarkan
fenomena fisis secara kualitatif dan kuantitatif. Besaran ini dapat diklasifikasikan
ke dalam kategori-kategori. Setiap kategori berisi hanya besaran-besaran yang
dapat dibandingkan. Bila besaran itu dipilih sebagai besaran patokan disebut
satuan. Semua besaran yang lain dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari satuan
ini dengan suatu angka yang disebut nilai bilangan dari besaran tersebut.
Contoh
Gaya tekan sebesar 10 N.
F=10N
maka N melambangkan satuan yang dipilih untuk besaran F dan 10
melambangkan nilai bilangan dari besaran F bila dinyatakan dalam satuan N.
Besaran F tersebut dapat juga dinyatakan dengan satuan lain. Misalnya,
dinyatakan dengan kgf (kilogram force atau kilogram gaya). Jadi, besaran
tersebut tidak tergantung dari pemilihan satuan.
Besaran fisis dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila termasuk dalam
satu kategori. Besaran fisis dapat juga dikalikan atau dibagi satu cerhadap
lainnya menurut aturan ilmu hitung.
Contoh
Kecepatan pada gerak beraturan adalah v = 𝐿
𝑡
V=𝐿= 5
𝑐𝑚
𝑡 2.5 = 2𝑑𝑒𝑡
4. Menyusun Gaya
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa buah gaya (sistem gaya) maka
sistem gaya itu dapat diganti dengan sebuah gaya lain yang pengaruhnya sama
terhadap benda tersebut, seperti pada sistem gaya pertama. Kedua sistem gaya
tersebut dinamakan ekuivalen. Dengan demikian sebuah gaya lain itu
menggantikan sistem gaya yang pertama. Gaya yang menggantikan beberapa
buah gaya disebut gaya pengganti atau gaya hasil yang juga sering dikatakan
sebagai resultan (R). Gayagaya yang digantikan disebut komponen. Mengganti
beberapa buah gaya menjadi sebuah gaya (R) disebut menyusun gaya.
Menyusun gaya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara grafis (melukis)
dan secara analitis (menghitung).
2). Beberapa buah gaya dengan arah berlawanan pada satu garis kerja.
Bila dua buah gaya sama besar dan berlawanan arahnya maka besarnya
resultan adalah selisih dari kedua gaya tersebut dan arahnya mengikuti arah
gaya yang lebih besar. Bila kedua gaya sama besarnya dan berlawanan arahnya
maka besarnya resultan adalah nol artinya benda dalam keadaan setimbang
atau diam.
Contoh
F1=60N, F2 = 30 N, arahnya
berlawanan, dan garis
kerjanya sama maka
besarnya
resultan adalah
R = F1 – F2
6). Menyusun gaya-gaya yang bekerja pada satu bidang dengan titik
tangkap sendiri-sendiri.
Untuk cara ini kita memanfaatkan kaidah bahwa gaya dapat
dipindahkan di sepanjang garis kerjanya. Misalnya, batang AB ditarik ke
kanan oleh dua buah gaya F1 dan F2 yang tidak sejajar.
Untuk menentukan titik tangkap, arah, dan besarnya gaya, gaya F 1 serta
gaya F2 kita perpanjang garis kerjanya hingga berpotongan di satu titik.
Titik itulah dianggap sebagai titik tangkap gaya-gaya tadi. Sekarang
caranya sama seperti metode jajargenjang (paralelogram).
Ada tiga keadaan yang mungkin dijumpai dalam cara ini.
1) Dua buah gaya yang sejajar dan searah (gambar a dan b).
2) Dua buah gaya yang sejajar dan arah berlawanan (gambar c).
3) Dua buah gaya yang tidak sejajar dan arah berlainan.
b) Dua buah gaya yang sejajar dan berlawanan arah serta titik
tangkap sendiri-sendiri.
Cara mencari titik tangkap, arah, dan besarnya resultan sama dengan cara
pada gaya yang searah, tetapi besarnya resultan adalah selisih dari kedua
gaya tersebut.
Pindahkan gaya yang besar ke gaya yang lebih kecil dengan arah
berlawanan. Pindahkan gaya yang kecil ke gaya yang lebih besar dan
arahnya sama dengan yang besar. Hubungkan kedua ujung gaya
pindahan itu memotong batang AB di titik E. Titik E adalah titik tangkap
dari resultan kedua gaya tersebut. Besarnya resultan R = F 2 - F1 dan
arahnya mengikuti arah gaya.yang besar (gambar c)
c) Dua buah gaya yang tidak sejajardengan titik tangkap sendiri-
sendiri.
2. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya berlawanan.
Besarnya resultan adalah selisih dari kedua gaya tersebut clan arahnya
mengikuti gaya yang besar.
Misalnya, F1 = 50 N clan F2 = 30 N. Keduanya bekerja pada satu garis kerja
serta arahnya berlawanan.
Jadi, besarnya resultan R = 50 N - 30 N
= 20 N (arahnya mengikuti gaya Fl).
3. Dua buah gaya yang saling tegak lurus sesamanya.
15..𝑠i𝑛 75°
= 36,85
15..0,966
= 36,85
Sin = 0,3932
= 23°9‘
𝑎
Sin =
𝑅
𝑎
sin =
𝐹1
𝑎 𝐹1 𝑎
𝑅 = 𝑅 . 𝐹1
A. Menguraikan Gaya
1. Menguraikan gaya secara grafis
Apabila dua buah gaya dapat disusun menjadi
sebuah gaya yang disebut gaya pengganti atau
resultan R maka sebaliknya sebuah gaya dapat
diuraikan menjadi dua buah gaya yang masing-
masing disebut dengan komponen gaya.
Dengan cara kebalikan dari menyusun gaya,
menguraikan sebuah gaya dapat dilakukan
dengan menguraikan pada arah vertikal dan
horizontal yang saling tegak lurus, atau
masingmasing komponen sebagai sisi-sisi dari
jajargenjang dengan sudut lancip tertentu yang
mudah dihitung. Dalam menyelesaikan soal
penguraian gaya menjadi komponen-komponen
gayanya, cara yang paling mudah dan
menguntungkan adalah
dengan membuat komponen dalam arah vertikal dan horizontal, namun
dalam beberapa konstruksi tetap harus menggunakan metode
paralelogram atau jajarangenjang.
Penguraian sebuah gaya menjadi dua komponen dalam arah vertikal dan
horisontal
d. Tugas 1
Agar siswa lebih menguasai materi kegiatan I ini maka perlu diberikan tugas
antara lain :
1. Membaca kembali dan merangkum kegiatan belajar 1
e. Tes Formatif 1
1. Sesuai dengan hukum Newton II bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan massa benda dikalikan percepatannya. Apakah satuan untuk
massa, percepatan, dan gaya itu?