Anda di halaman 1dari 56

TUGAS INDIVIDUAL

MATA KULIAH
TERMODINAMIKA
DOSEN PENGAMPUH: Dr.Eng. LA AGUSU, S.Si., M.Si

DISUSUN OLEH:

ARJULITA SARI
NIM: G2J123024

PENDIDIKAN IPA (FISIKA)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
TAHUN 2024
BAB 4

Kalor dan Hukum Pertama


Termodinamika

4.1
USAHA DAN KALOR
Telah ditunjukkan di Bab. 3 bagaimana suatu sistem dapat
ditransfer dari keadaan awal ke keadaan akhir melalui proses
kuasi-statis dan bagaimana usaha yang dilakukan selama proses
tersebut dapat dihitung. Namun, ada cara lain untuk mengubah
keadaan suatu sistem yang tidak harus melibatkan kinerja usaha.
Perhatikan empat proses yang ditunjukkan pada Gambar 4-1,
yang melibatkansistem tertutup, dimana sistem tertutup adalah
sistem yang tidak ada materi yang lewat di antara sistem tersebut
dan sekitarnya. Pada Gambar 4-l(a), sistem merupakan sebuah
komposit yang terdiri dari air dan roda dayung, yang dapat memutar
dan mengaduk air dengan adanya beban yang jatuh. Akibatnya suhu air
naik dari suhu kamar ke suhu yang sedikit lebih tinggi. Pada Gambar 4-
l(b), air dan resistor merupakan sistem komposit, arus listrik internal
resistor dipertahankan oleh generator yang diputar dengan
menggunakan beban yang jatuh. Sekali lagi, suhu air naik. Internal
kedua kasus tersebut, keadaan sistem menyebabkan perubahan; dan
karena agen untuk mengubah keadaan sistem semakin berkurang, maka
kedua proses tersebut melibatkan kinerja usaha. Pada Gbr. 4-1 (c) dan
4-1 (d), situasinya sangat berbeda. Sistem internal kedua kasus ini
adalah air internal wadah diatermik. Pada Gambar 4-l(c), sistem
bersentuhan dengan gas yang terbakar pada suhu tinggi; sedangkan,
pada Gambar 4-l(d), sistem berada dekat tetapi tidak bersentuhan
dengan lampu yang suhunya jauh lebih tinggi dibandingkan suhu
air. Internal kedua kasus tersebut, menyebabkan system berubah,
tetapi internal kedua kasus ini, agen perubahan tidak dapat dijelaskan
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 1
dengan cara mekanis.

USAHA

(A) (B)
)

KALOR
D -
-
---

(C) (D)

GAMBAR 4-1
Perbedaan antara usaha dan panas:(A) dan(B)menunjukkan usaha yang dilakukan pada sistem
melalui benda yang jatuh, sedangkan (C) dan (D) menunjukkan kalor yang masuk ke sistem dari
zat yang lebih panas.

Hasil dari menempatkan dua sistem pada suhu berbeda secara


bersamaan adalah salah satu pengalaman sensorik yang paling kita
kenal. Diketahui bahwa suhu akhir yang dicapai oleh kedua sistem
adalah perantara dua suhu awal. Hingga awal abad ke-19, fenomena
seperti itu, merupakan pokok bahasan kalorimetri, dijelaskan dengan
mendalilkan keberadaan suatu zat yang disebut kalor, atau, lebih
umum lagi, panas, suatu cairan elastis yang dianggap terdapat internal
setiap benda. Diyakini bahwa benda yang bersuhu tinggi mengandung
banyak kalor dan benda yang bersuhu rendah hanya mengandung
sedikit kalor. Ketika kedua benda disatukan, benda yang kaya kalor
kehilangan sebagian ke benda lainnya, dan dengan demikian, suhu
akhir kedua benda tersebut berada pada tingkat menengah. Meskipun
sekarang kita tahu bahwa panas bukanlah fluida yang jumlah totalnya
tetap konstan, namun ada benarnya gagasan bahwa perubahan yang
terjadi pada Gambar. 4-l(c) dan 4-l(d) adalah hasil perpindahan
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 2
"sesuatu" dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah, dan "sesuatu" ini kita sebut panas. Oleh karena itu, kami
mengadopsi definisi kalorimetri sebagai berikut: panas adalah apa
yang dipindahkan antara suatu sistem dan lingkungannya berdasarkan
perbedaan suhu saja. Apakah panas merupakan fluida atau bentuk energi
? belum dapat diputuskan, tetapi akan ditunjukkan pada Bagian 4.4 dan
4.5 bahwa panas adalah suatu bentuk energi. Jelas sekali bahwa dinding
adiabatik, yang biasa disebut isolator panas, tahan terhadap panas;
sedangkan dinding diatermik, biasa disebut konduktor panas,
mentransmisikan panas. Perhatikan bahwa dinding adiabatik mencegah
terjadinya pemanasan, seperti halnya dinding yang kaku mencegah
terjadinya usaha internal sistem hidrostatik; demikian pula, dinding
diatermik memungkinkan terjadinya pemanasan, seperti halnya
dinding yang dapat digerakkan (atau dideformasi) memungkinkan
terjadinya kinerja usaha.
Penting untuk diperhatikan bahwa keputusan mengenai apakah
perubahan wujud tertentu merupakan akibat usaha atau panas,
pertama-tama memerlukan jawaban yang tegas terhadap pertanyaan-
pertanyaan berikut: "Apa yang dimaksud dengan sistem?" dan "Apa
yang dimaksud dengan lingkungan?" Misalnya, pada Gambar 4-1 (b),
jika resistor dianggap sebagai sistem dan air sebagai lingkungan, maka
terjadi proses pemanasan yang dilakukan oleh resistor yang lebih panas
berdasarkan perbedaan suhu, antara resistor dan air. Juga, jika sebagian
kecil air dianggap sebagai sistem, dan sisa air menjadi lingkungan yang
lebih panas, maka, sekali lagi, terjadi proses pemanasan, namun mengenai
komposit sistem yang terdiri dari air dan resistor, kita menemukan bahwa
lingkungannya tidak mengandung objek apa pun yang suhunya berbeda
dari suhu sistem, oleh karena itu, tidak terjadi pemanasan antara komposit
sistem ini dan lingkungannya.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 3


4.2
USAHA ADIABATIK

Jika suatu sistem tertutup seluruhnya dikelilingi oleh batas adiabatik,


sistem tersebut masih dapat digabungkan dengan lingkungannya
sehingga usaha dapat dilakukan. Empat contoh sistem berbeda yang
mengalami proses usaha internal wadah adiabatik, yang disebut usaha
adiabatik, ditunjukkan pada Gambar 4-2. Serangkaian percobaan
menggunakan roda dayung, seperti pada Gambar 4-l(a), yang
menetapkan fakta penting bahwa keadaan suatu sistem dapat
menyebabkan perubahan dari keadaan awal tertentu ke keadaan akhir
yang sama dengan kinerja usaha adiabatik saja.
Sistem mekanis tidak mudah dikendalikan internal mengubah
keadaan sebuah sistem, jadi mari kita pertimbangkan komposit sistem
kelistrikan yang terdiri dari resistor direndam internal air. Keadaan awal i
ditandai dengan koordinat termodinamika Pi = 1 atm dan Ti = 287.7 K
(14.5°C) dan keadaan akhir f ditandai dengan koordinat Pi = 1 atm dan
Ti = 288.7 K ( l 5.5°C ), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4-3.
Untuk menyebabkan sistem bergerak dari i ke f sepanjang lintasan I.
Untuk melakukan kerja adiabatik saja, air perlu dikelilingi dengan
dinding adiabatik, menjaga air pada tekanan atmosfer, dan
mempertahankan arus internal resistor pada interval waktu yang sesuai.
Tetapi, jalur I bukan satu-satunya yang dapat digunakan untuk
mengubah sistem dari i ke f hanya dengan melakukan usaha adiabatik.
Kita mungkin memampatkan air secara adiabatik dari i ke a,
kemudian menggunakan arus internal resistor dari a ke b, dan
kemudian memperluas dari b ke f, seluruh rangkaian proses ditunjuk
oleh jalur II. Atau, kita dapat menggunakan jalur adiabatik III yang
serupa. Ada jumlah jalur yang tak terbatas di mana suatu sistem dapat
ditransfer dari dari keadaan awal ke keadaan akhir hanya dengan
melakukan usaha adiabatik.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 4


Sel listrik

GAMBAR 4-2
Usaha Adiabatik untuk berbagai jenis sistem .

Meskipun pengukuran lebih lanjut kerja adiabatik disepanjang jalur yang


berbeda antara dua keadaan yang sama tidak dilakukan setelah karya
perintis Joule, eksperimen tidak langsung dan validitas hasil selanjutnya
menunjukkan bahwa kerja adiabatik adalah sama sepanjang lintasan
tersebut. Generalisasi dari hasil ini merupakan pernyataan terbatas hukum
pertama termodinamika:
Jika sebuah sistem tertutup disebabkan oleh perubahan dari keadaan
awal ke keadaan akhir oleh adiabatik saja, maka usaha yang dilakukan
pada sistem adalah sama untuk semua lintasan adiabatik yang
menghubungkan kedua keadaan tersebut.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 5


Setiap kali sebuah kuantitas diketahui hanya bergantung pada keadaan
awal dan akhir, dan bukan pada jalur yang menghubungkannya, sebuah
kesimpulan penting dapat ditarik. Ingat kembali ilmu mekanika bahwa,
internal memindahkan sebuah benda dari satu titik medan gravitasi ke
titik lain, tanpa adanya gesekan, usaha yang dilakukan

adanya gesekan, usaha yang dilakukan hanya bergantung pada posisi


kedua titik dan bukan pada lintasan yang dilalui benda
tersebut.Diadisimpulkan bahwa, untuk gaya konservatif, terdapat
fungsi koordinat ruang benda yang nilai akhirnya dikurangi nilai
awalnya sama dengan usaha yang dilakukan. Fungsi ini disebut
fungsi energi potensial. Demikian pula,usaha yang dilakukan untuk
memindahkan muatan listrik dari satu titik internal medan listrik
konservatif ke titik lain juga tidak bergantung pada jalurnya dan, oleh
karena itu, dapat dinyatakan sebagai nilai fungsi potensial listrik pada
keadaan akhir dikurangi nilainya pada keadaan awal. Oleh karena itu,
berdasarkan pernyataan terbatas dari hukum pertama termodinamika,
bahwa terdapat fungsi koordinat sistem termodinamika yang nilainya
pada keadaan akhir dikurangi nilainya pada keadaan awal sama dengan
kerja adiabatik dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Fungsi ini dikenal

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 6


sebagai fungsi energi internal. Menyatakan fungsi energi internal dengan
U, kita memiliki

(4.1)

dimana tandanya seperti itu, jika usaha positif pada system, Uf akan
menjadi lebih besar dari Ui. Ditemukan melalui eksperimen bahwa tidak
selalu untuk mengambil sebuah sistem dari keadaan awal i ke keadaan
akhir f dengan kinerja usaha adiabatik saja. Akan ditunjukkan nanti,
ketika entropi dibahas, bahwa jika f tidak dapat dicapai dengan cara ini,
maka ada kemungkinan untuk beralih dari f ke i dengan cara adiabatik,
internal hal ini perubahan energi internal dari i ke f, bukannya menjadi,
tetapi menjadi . Pentingnya Persamaan (4.1) menunjukkan bahwa kerja
termodinamika, yang umumnya bergantung pada lintasan proses
adiabatik.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 7


4.3
FUNGSI ENERGI
INTERNAL
Interpretasi fisik dari perbedaan U f  U i adalah peningkatan sistem
energi internal. Oleh karena itu, persamaan peningkatan energi internal
dan usaha adiabatik menyatakan hukum kekekalan energi. Namun perlu
ditekankan bahwa Persamaan. (4.1) mengungkapkan lebih dari sekadar
hukum kekekalan energi. Dinyatakan bahwa terdapat fungsi energi, yang
selisih antara dua nilainya merupakan perubahan energi sistem.
Energi internal merupakan fungsi dari sejumlah koordinat
termodinamika yang diperlukan untuk menentukan keadaan suatu
sistem. Keadaan kesetimbangan sistem hidrostatik tertutup, dapat
dijelaskan melalui tiga koordinat termodinamika P, V, dan T,
sepenuhnya ditentukan hanya oleh dua koordinat, karena koordinat
ketiga ditentukan oleh persamaan keadaan. Oleh karena itu, energi
internal dapat dianggap sebagai fungsi dua dari tiga koordinat
termodinamika. Hal ini berlaku untuk setiap sistem sederhana yang
dijelaskan dalam Bab. 2. Tidak selalu mungkin untuk menuliskan
fungsi energi internal dalam bentuk matematika sederhana, terutama
jika kita berurusan dengan bahan nyata dan bukan bahan ideal.
Seringkali, bentuk pasti dari fungsi U tidak diketahui. Akan tetapi,
harus dipahami bahwa kita tidak perlu mengetahui secara pasti bentuk
fungsi energi internal, melainkan hanya mengetahui bahwa fungsi
tersebut ada karena hasil percobaan usaha adiabatik.
Jika koordinat yang mencirikan kedua keadaan hanya berbeda
sangat kecil, maka perubahan energi internal adalah dU, di mana dU
adalah diferensial eksak, ini merupakan diferensial fungsi keadaan.
Dengan kata lain, integral dU tidak bergantung pada lintasan antara
keadaan awal dan akhir. dalam kasus sistem hidrostatik, jika U dianggap
sebagai fungsi dari T dan V, maka
 U   U 
dU (T ,V )    dt    dV ,
 T V  V T

atau, menganggap U sebagai fungsi yang berbeda dari T dan P


BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 8
 U   U 
dU (T , P)    dt    dP,
 T  P  P T
Perhatikan bahwa dua turunan parsial(8U/8T)v Adan (8U/8T)P tidak
sama, karena fungsi U tidak sama pada kedua kasus tersebut.. Turunan
parsial pertama merupakan fungsi T dan V,dan turunan parsial kedua
adalah fungsi T dan P.Mereka berbeda secara matematis dan juga
memiliki arti fisik yang berbeda.

GAMBAR 4-4.
Proses non adiabatik

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 9


4.4
FORMULA MATEMATIS DARI HUKUM PERTAMA

Kita telah mempertimbangkan proses dimana suatu sistem


mengalami perubahan keadaan melalui kinerja usaha adiabatik saja.
Eksperimen semacam itu harus dilakukan untuk mengukur perubahan
fungsi energi internal suatu sistem, namun eksperimen tersebut
bukanlah proses yang biasa dilakukan di laboratorium. Pada Gambar
4-4, digambarkan dua contoh proses yang melibatkan perubahan
keadaan yang terjadi secara nonadiabatik; khususnya, dengan dinding
diatermik. Pada Gambar 4-4(a}, gas berada dalam kontak termal
dengan nyala api yang suhunya lebih tinggi dari suhu gas; dan, pada saat
yang sama, gas dipaksa berkontraksi, sehingga usaha diatermik
dilakukan pada sistem. Pada Gambar 4-4(b), magnetisasi total padatan
paramagnetik meningkat ketika ia bersentuhan dengan helium cair, yang
suhunya lebih rendah dibandingkan suhu padatan. Faktanya, sebagian
helium mendidih selama magnetisasi.
Sekarang mari kita bayangkan dua eksperimen berbeda
dilakukan pada sistem tertutup yang sama. Internal suatu percobaan,
kami mengukur usaha adiabatik yang diperlukan untuk mengubah
keadaan sistem dari i ke f untuk memperoleh Vt - Vi. Dalam
percobaan lain, kita menyebabkan sistem mengalami perubahan keadaan
yang sama, sehingga kita mempunyai Ut - Vi yang sama, namun
prosesnya adalah diatermik, dan kita mengukur usaha diatermik W yang
dilakukan. Hasil dari semua percobaan tersebut adalah usaha
nonadiabatik W tidak sama dengan Ut - Ui. Agar hasil ini konsisten
dengan hukum kekekalan energi, kita dipaksa untuk menyimpulkan
bahwa energi telah ditransfer dengan cara selain melalui usaha. Energi
ini, yang perpindahannya antara sistem dan lingkungannya diperlukan
oleh hukum kekekalan energi dan hanya terjadi karena perbedaan
suhu antara sistem dan lingkungannya, yang sebelumnya disebut
kalor. Oleh karena itu, kami memberikan definisi termodinamika
tentang panas sebagai berikut: Ketika suatu sistem tertutup yang
lingkungannya berada pada suhu berbeda dan di mana usaha diatermik
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 10
dapat dilakukan mengalami proses, maka energi yang ditransfer secara
non-mekanik sama dengan selisih perubahan energi internal dan usaha
diatermik disebut kalor.Menunjukkan kalor dengan Q,kita dapatkan
Q  U f  U i   W (diatermik)
Atau

(4.2)

dimana Q bernilai positif ketika memasuki suatu sistem dan bernilai


negatif ketika meninggalkan suatu sistem. Seperti energi internal dan
usaha, satuan kalor adalah joule dalam sistem SI. Persamaan (4.2)
dikenal dengan istilah formulasi matematis dari hukum pertama
termodinamika.
Perlu ditekankan bahwa rumusan matematis hukum pertama
memuat tiga gagasan yang berkaitan: (1) adanya fungsi energi
internal; (2) prinsip kekekalan energi; (3) pengertian kalor sebagai
energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu.
Butuh waktu bertahun-tahun sebelum diketahui bahwa kalor
berhubungan dengan energi. Bukti pertama yang benar-benar
meyakinkan bahwa kalor tidak bisa menjadi fluida diberikan oleh
Benjamin Thompson, seorang Amerika dari Woburn,
Massachusetts,yang kemudian menjadi Pangeran Rumford dari
Bavaria. Pada tahun 1798, Rumford mengamati kenaikan suhu serpihan
kuningan yang dihasilkan selama pengeboran meriam, dan
menyimpulkan bahwa proses pengeboran menyebabkan produksi kalor,
bukan sejumlah kalor yang terkandung di didalmnya. Satu tahun
kemudian, ahli kimia Inggris Sir Humphry Davy mencoba menunjukkan
bahwa dua potong es dapat dicairkan dengan cara menggosokkannya.
Idenya untuk menunjukkan bahwa panas adalah manifestasi energi,
namun eksperimennya sangat tidak meyakinkan.
Gagasan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi dikemukakan
pada tahun 1839 oleh M. Seguin, seorang insinyur Perancis. Pada tahun
1842, Mayer, seorang dokter Jerman, menemukan kesetaraan kalor dan
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 11
usaha serta membuat pengumuman pertama tentang prinsip kekekalan
energi (hukum pertama termodinamika). Tidak ada eksperimen
konklusif yang dilakukan oleh Seguin atau Mayer. Joule, seorang
berkebangsaan Inggris yang memiliki laboratorium swasta, pada
periode 1840 hingga 1849, meyakinkan dunia dengan melakukan
serangkaian eksperimen yang mengagumkan,di mana roda dayung
kuningan diputar dengan stabil oleh beban yang dijatuhkan secara
perlahan. Joule juga melakukan eksperimen dengan merkuri atau
minyak sperma sebagai pengganti air, dan dengan dayung besi
sebagai pengganti dayung kuningan. Ia menemukan bahwa kinerja
sejumlah usaha adiabatik selalu menghasilkan perubahan keadaan
sistem yang sama, terlepas dari bahan yang melakukan usaha
tersebut atau zat yang digunakan untuk sistem tersebut.
Helmholtz, seorang ahli bedah di tentara Prusia, menyadari
pentingnya karya Joule yang mengubah zaman dan menulis sebuah
makalah brilian pada tahun 1847, dimana ia menerapkan ide-ide Joule
pada ilmu kimia fisik dan fisiologi. William Thomson (Lord Kelvin)
berkolaborasi dengan Joule untuk menyempurnakan eksperimen
tersebut.
Kalor merupakan suatu proses dimana terjadi pertukaran energi
antara sistem dan lingkungan karena adanya perbedaan suhu. Namun,
energi apakah yang dipertukarkan? Pertanyaan tersebut tidak dapat
dijawab sampai kondisi proses kalor ditentukan. Dalam setiap proses
kalor, selalu ada perbedaan suhu melintasi batas diatermik antara
sistem dan lingkungannya. Namun, untuk sistem tertentu, lebih
banyak kondisi yang harus ditentukan. Misalnya saja sistem
hidrostatis. Jika batas diatermik sistem hidrostatik dibuat konstan,
volume sistem tidak berubah dan perpindahan kalor isokorik
hanyalah energi internal. Jika batas diatermik sistem hidrostatis dapat
digerakkan (piston), maka tekanan sistem tidak berubah dan kalor
isobarik yang ditransfer dikenal sebagai entalpi, yang merupakan jenis
energi lain yang akan dibahas dalam Bab. 10.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 12


4.5
KONSEP KALOR

Kalor dapat berupa energi internal atau perubahan entalpi,


tergantung pada kondisi eksperimen. Selama proses pemanasan,
energi mengalir dari satu bagian sistem ke bagian lain, atau dari satu
sistem ke sistem lainnya, hanya karena perbedaan suhu. Bila aliran
sudah berhenti, tidak ada lagi kesempatan untuk menggunakan kata
kalor atau simbol Q, karena prosesnya sudah selesai. Yang tersisa
setelah pemanasan selesai adalah keadaan sistem yang berbeda, yaitu
nilai energi internal atau entalpi yang baru. Oleh karena itu, tidak
tepat jika kita menyebut "panas internal suatu benda", sama seperti
tidak benar jika kita menyebut "usaha yang dilakukan suatu benda".
Proses kerja dan pemanasan merupakan kegiatan sementara yang
mengakibatkan terjadinya perubahan energi pada asistem. Yang
bertahan hanyalah keadaan energi yang baru. Energi suatu sistem tidak
dapat dipisahkan menjadi bagian mekanis dan bagian termal, seperti
halnya Anda tidak dapat secara analogis mengidentifikasi sebagian air
di danau berasal dari sungai dan air lainnya dari hujan. Sungai dan
hujan telah kehilangan maknanya, tetapi permukaan air yang baru tetap
bertahan.
Kita telah melihat sebelumnya bahwa usaha yang dilakukan
pada suatu sistem bukan merupakan fungsi dari koordinat sistem,
sehingga perhitungan usaha bergantung pada jalur integrasi yang
membawa sistem dari keadaan awal ke keadaan akhir. Situasi yang
sama berlaku untuk panas yang ditransfer masuk atau keluar dari
suatu sistem. Kalor Q bukan merupakan fungsi koordinat
termodinamika,artinya, bukan fungsi keadaan, jadi penghitungan kalor
bergantung pada jalur integrasi. Oleh karena itu, jumlah kalor dQ yang
tak terhingga adalah diferensial yang tidak tepat dan bukan diferensial
fungsi sebenarnya dari koordinat termodinamika.
Bayangkan dua sistem: sistem A dalam kontak termal dengan
sistem B,dan sistem komposit dikelilingi oleh dinding adiabatik.
Untuk sistem A,
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 13
U f  Ui  Q  W ;
Dan untuk system B

U f 'U i '  Q'W '

Dengan menjumlahkan, diperoleh

U f   
 U 'f  U i  U i'  Q  Q'W  W '

karena U f  U 'f   U i  U i'  adalah perubahan energi sistem komposit


dan W  W ' adalah kerja yang dilakukan pada sistem komposit, maka
dapat disimpulkan bahwa Q  Q' adalah kalor yang ditransfer ke sistem
komposit. Karena sistem komposit dikelilingi oleh dinding adiabatik,
Q  Q' 0
maka
Q  Q' (4.3)

Dengan kata lain, didalam batas adiabatik, kalor yang hilang


(atau didapat) oleh sistem A sama dengan kalor yang didapat (atau
hilang) oleh system B.Persamaan(4.3) merupakan dasar perhitungan
suhu antara setelah sepotong logam panas dijatuhkan ke dalam sampel
air dingin yang terkandung dalam kalorimeter. Kita diperbolehkan untuk
mempertimbangkan kuantitas panas yang akan dikonservasi di dalam
wadah adiabatik, tetapi panas pada umumnya bukanlah kuantitas yang
konstan, seperti yang ditunjukkan oleh eksperimen Rumford.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 14


4.6
DIFERENSIAL HUKUM PERTAMA

Sebuah proses yang hanya melibatkan perubahan sangat kecil dalam


koordinat termodinamika suatu sistem dikenal sebagai proses
infinitesimal. Untuk proses seperti itu, pernyataan umum dari hukum
pertama menjadi

(4.4)

Jika proses infinitesimal bersifat kuasi-statis, maka dU dan dW dapat


dinyatakan dalam koordinat termodinamika saja. Proses kuasi-statis
infinitesimal adalah proses dimana sistem berpindah secara perlahan dari
keadaan setimbang awal ke keadaan setimbang setelahnya.
Persamaan (4.4) menunjukkan bahwa diferensial eksak dU adalah
jumlah dari dua diferensial tak eksak, dQ dan dW. mengartikan bahwa
ketidaktepatan ruas kanan persamaan tidak ditemukan pada ruas kiri.
Perlu diketahui bahwa dU mengacu pada system energy internal,
sedangkan jika proses infinitesimal bersifat kuasi-statis, maka dU dan
dW dapat dinyatakan dalam koordinat termodinamika saja. Proses kuasi-
statis infinitesimal adalah proses dimana sistem berpindah secara
perlahan dari kondisi kesetimbangan awal ke kondisi kesetimbangan
tetangga. Persamaan (4.4) menunjukkan bahwa diferensial eksak dU
adalah jumlah dari dua diferensial tak eksak, dQ dan dW. Mengejutkan
bahwa ketidaktepatan sisi kanan persamaan tidak ditemukan di sisi kiri.
Perlu diketahui bahwa dU mengacu pada properti dalam sistem (energi
internal), sedangkan dQ dan dW tidak terkait dengan system energy
internal; sebaliknya, mereka mengacu pada lingkungan sekitar, di
mana lingkungan tersebut berinteraksi dengan sistem melalui proses
untuk mentransfer energi.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 15


TABEL 4.1
Hukum pertama untuk sistem sederhana

Besaran dW yang ditemukan pada bab terakhir dapat dinyatakan


dalam bentuk perkalian gaya umum intensif dan perpindahan umum
ekstensif, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1. Namun besaran dQ
sendiri belum dinyatakan dalam termodinamika (sistem) koordinat
saja. Dalam bab ini, kita memulai tugas untuk menyatakan kalor dalam
koordinat sistem dengan memasukkan besaran yang dikenal sebagai
kapasitas kalor sistem. Setelah hukum kedua termodinamika dan konsep
entropi diperkenalkan di Bab. 8, kita akan menyelesaikan pembahasan
mengenai kalor dan menemukan bahwa hukum pertama dapat ditulis
secara lengkap dalam bentuk koordinat yang sesuai dengan sistem.
Untuk proses kuasi-statis infinitesimal dalam sistem hidrostatik,
hukum pertama dapat dituliskan
dQ  dU  PdV (4.5)
Dimana U adalah fungsi kedua dari tiga koordinat termodinamika
P,V, dan T. Tekanan P tentu saja merupakan fungsi V dan T dari
persamaan keadaan. Perhatikan bahwa untuk proses yang dibatasi
pada volume konstan, dQ  dU V , dimana kalor adalah aliran energi
internal dalam proses isokhorik. Persamaan serupa dapat ditulis untuk
masing-masing sistem sederhana lainnya, seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 4.1.
Untuk sistem yang lebih rumit, yang diperlukan hanyalah
penggantian dW dalam hukum pertama dengan dua atau lebih ekspresi.
Sebagai contoh, dalam kasus sistem komposit yang terdiri dari dua
bagian hidrostatis yang dipisahkan oleh dinding diatermik, kita dapat
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 16
mengekspresikan dQ sebagai berikut:

dQ  dU  PdV  P'dV ' (4.6)

dan U adalah fungsi dari tiga variabel P, V, P', V', dan T. Dalam kasus
gas paramagnetik,
(4.7)
dan U adalah fungsi dari tiga koordinat P, V dan T.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 17


4.7
KAPASITAS KALOR DAN PENGUKURANNYA

Persamaan (4.2) menunjukkan bahwa energi internal dapat diubah


baik oleh kalor maupun oleh usaha. Dalam praktiknya, jauh lebih
mudah menghasilkan kalor dari pembakaran atau listrik yang
melewati sebuah resistor dibandingkan menghasilkan usaha dari
beban yang jatuh atau pegas yang ditekan. Akibatnya, ketika
eksperimen sistematis dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu
zat dalam menyimpan energi internal, yang digunakan adalah kalor,
bukan usaha, dan hasilnya dikenal sebagai kapasitas kalor. Istilah
"kapasitas kalor" menyiratkan bahwa suatu zat dapat menahan panas,
dan hal ini sepenuhnya salah. Panas bukan merupakan fungsi dari
keadaan termodinamika suatu sistem; energi internal yang tepat
seharusnya adalah kapasitas energi internal, namun terlalu banyak data
yang telah dikumpulkan dan terlalu banyak buku yang telah ditulis untuk
melakukan koreksi ini, sehingga kita terpaksa menggunakan oxymoron:
kapasitas kalor.
Ketika kalor diserap oleh suatu sistem, perubahan suhu bisa
terjadi atau tidak, tergantung pada keadaan sistem. Sebagai contoh,
suatu bahan pada suhu lelehnya tidak mengalami perubahan suhu
ketika dipanaskan, tetapi bahan yang berada di bawah suhu
lelehnya menjadi lebih panas. Jika sebuah sistem mengalami
perubahan suhu selama perpindahan Q satuan kalor, rata-rata kapasitas
kalor sistem sistem didefinisikan sebagai rasio:
Q
rata  rata kapasitaskalor 
T f Ti
Ketika Q dan (Ti - Ti) menjadi lebih kecil, rasio ini mendekati nilai
limit, yang dikenal sebagai kapasitas kalor C, dengan demikian:
Q
C  lim
T f Ti T f Ti

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 18


Atau pada suhu Ti

(4.8)

dimana kapasitas kalor diukur dalam joule per kelvin (J/K) dalam
satuan SI. Perhatikan bahwa ruas kanan Persamaan. (4.8) bukanlah
turunan suatu fungsi, melainkan perbandingan dua besaran percobaan kecil
dQ dan dT.
Dalam menangani besaran yang luas (lihat Bagian 2.10), seperti
volume atau energi internal, massa sistem atau sampel mempengaruhi
besaran variabel. Standardisasi terjadi ketika suatu besaran dibagi
dengan massa suatu sampel, sehingga menghasilkan volume per satuan
massa atau energi internal per satuan massa. Besaran ini disebut besaran
spesifik ,kata sifat "spesifik" yang berarti "per satuan massa." Kapasitas
kalor adalah kuantitas yang luas, dan "kapasitas kalor jenis", disingkat
"kalor jenis", adalah besaran intensif yang diukur dalam joule per
kilogram-kelvin (J /kg· K). Apabila kapasitas kalor jenis dari zat yang
berbeda dibandingkan, tidak ada keteraturan menarik yang muncul.
Namun, ketika kapasitas kalor distandarisasi ke jumlah zat yang sama
(massa yang berbeda untuk setiap zat yang berbeda) yang disebut mol,
hal ini (akan dijelaskan di Bagian 9.5).
Sebuah Mol (disingkat "mol") didefinisikan sebagai jumlah zat
yang mengandung banyak entitas dasar (atom, molekul, ion, elektron,
dan partikel) sebanyak jumlah atom dalam 0,012 kg 12C. Jumlah atom
dari 12C disebut bilangan Avogadro N A sama dengan 6,022 x 1023
partikel per mol. Jika massa sebuah atom adalah m, maka massa satu
mol atom adalah mNA, Besaran ini massa molar juga disebut "berat
molekul". Dengan menamakan massa molar dengan M, kita peroleh
M  mN A

dan jumlah mol n diperoleh


total massa
n
M
Jika C adalah kapasitas kalor n mol, maka kapasitas kalor molar c
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 19
diperoleh
1 dQ
c  Cn 
n dT
dan diukur dalam satuan joule per mol-kelvin (J/mol·K). kalor jenis
dan kapasitas kalor molar dinyatakan dalam huruf kecil c,sedangkan
kapasitas kalor suatu sampel dinyatakan dengan huruf kapital C.
Ketiga besaran tersebut merupakan fungsi keadaan, karena ketiga
besaran tersebut merupakan ukuran perubahan energi internal dalam
proses isokhorik
Kapasitas kalor dapat bernilai negatif, nol, positif, atau tak
terhingga, bergantung pada proses yang dialami sistem selama
perpindahan kalor. Kapasitas kalor mempunyai nilai tertentu
hanya untuk suatu proses tertentu. Dalam sistem hidrostatik, rasio
dQ/dT memiliki nilai yang unik setiap kali pengukuran
dilakukan dengan tekanan konstan. Dalam kondisi ini, C disebut
kapasitas kalor pada tekanan konstan dan dilambangkan dengan
simbol Cp, dimana
 dQ 
CP    (4.9)
 dT  P

Secara umum,Cp adalah fungsi dari P dan T. Begitu pula dengan


kapasitas kalor pada volume konstan merupakan hasil pengambilan
data selama volumenya dijaga konstan; dengan demikian,
 dQ 
CV    (4.10)
 dT  V

Dan bergantung pada keduanya V dan T. Secara umum, Cp dan CV


berbeda. Keduanya akan dibahas tuntas dalam buku ini. Setiap sistem
sederhana memiliki kapasitas kalornya sendiri seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Setiap kapasitas kalor suatu sistem sederhana merupakan
fungsi dari dua variabel. Namun, dalam kisaran kecil variasi
koordinat ini, kapasitas kalor dapat dianggap konstan. Sangat
sering, satu kapasitas kalor
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 20
TABEL 4.2 Kapasitas panas sistem sederhana
Sistem Kapasitas Simbol
Sistem hidrostatis Pada tekanan konstan CP
Pada volume konstan
CV
Kawat membentang Pada tegangan konstan
Pada panjang konstan
cL
Permukaan Sel Pada tegangan permukaan konstan C
Pada luas konstan CA
elektrokimia Pelat Pada ggl konstan C
Pada muatan konstan CZ
dielektrik Batang Pada medan listrik konstan CE
Pada polarisasi total konstan C
paramagnetik Pada medan magnet konstan
Pada magnetisasi total konstan

dapat diatur sama dengan kapasitas kalor lainnya tanpa banyak


kesalahan. Dengan demikian, dari sebuah padatan paramagnetik
hampir sama dengan Cp.
Pengukuran kapasitas kalor benda padat merupakan salah
satu proyek eksperimental fisika yang paling penting pada awal
abad kedua puluh, karena nilai numerik kapasitas kalor
memberikan salah satu cara paling langsung untuk menilai
validitas asumsi yang digunakan dalam mekanika statistik.
Metode listrik untuk mengukur kapasitas kalor digunakan hampir
selalu.Jika sebuah kawat resistansi dililitkan pada sampel bahan
berbentuk silinder dan jika kawat dan sampel tersebut dianggap sebagai
sistem, maka energi listrik yang dihamburkan dalam kawat tersebut
ditafsirkan sebagai usaha. Namun, jika kawat tidak dimasukkan sebagai
bagian dari sistem, energi yang hilang didalam kawat dan mengalir
kedalam sampel karena perbedaan suhu antara kawat dan sampel
(bagaimanapun kecilnya) disebut sebagai kalor. Kawat sering disebut
koil pemanas. Jika arus pada kawat adalah I dan beda potensial
didalamnya adalah  , maka kalor dQ yang meninggalkan koil
pemanas selama beberapa waktu dt adalah

dQ   I dt
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 21
Jika  diukur dalam volt, I dalam ampere, dan T dalam hitungan
sekon, panas akan dinyatakan dalam joule. Bentuk, ukuran, dan
konstruksi calorimeter (wadah sistem), kumparan pemanas,
termometer, dan lain-lain, bergantung pada sifat bahan yang akan
dipelajari dan perubahan suhu yang diinginkan. Ini tidak mungkin
menggambarkan satu kalorimeter yang cukup untuk semua tujuan.
Dalam kalorimetri modern, khususnya pada kasus benda padat
pada suhu rendah, sampel digantung di ruang yang sangat hampa
udara dengan menggunakan benang halus nilon atau bahan ber-
konduksi buruk lainnya. Kumparan kalor dililitkan di sekitar sampel,
dan termokopel atau termometer resistansi (platinum, karbon, atau
germanium, tergantung pada kisaran suhu) dipasang

GAMBAR 4-5. Suhu sebagai fungsi waktu dalam pengukuran kapasitas kalor

ditempatkan dalam lubang kecil yang dibor untuk tujuan itu. Kabel
penghubung kalor, untuk arus dalam termometer, dan untuk beda
potensial pada termometer dibuat sangat tipis sehingga tidak
memungkinkan banyak kalor berpindah antara sampel dan sekitarnya
melalui kabel penghubung. Suhu sampel diukur sebagai fungsi waktu;
ketika diplot seperti pada Gambar.4-5, menghasilkan garis AB, yang
ditandai "periode awal". Pada waktu yang sesuai dengan titik B,sakelar
ditutup dan arus mengalir kedalam pemanas pada saat yang sama ketika
pengatur waktu elektronik dimulai. Setelah selang waktu ditulis t
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 22
sakelar dibuka dan pengatur waktu dihentikan Kemudian, suhu kembali
diukur sebagai fungsi waktu dan diplot sebagai garis DE, ditandai
"periode setelah" pada Gbr. 4-5.
Sebagai aturan, pembacaan suhu atau waktu tidak dilakukan saat
pengatur waktu aktif, yaitu dari B k eD.Garis vertikal ditarik melalui
tengah C dari garis BD, dan garis periode sebelum dan periode
setelahnya diekstrapolasi ke garis vertical tersebut, sehingga
menghasilkan nilai F dan G,seperti yang ditunjukkan. Kapasitas kalor
molar pada suhu yang sesuai dengan nilai C kemudian diberikan oleh
 I t
CP 
nt
Kadang-kadang t dibuat sekecil 0,001 derajat. Sebenarnya, grafik yang
ditunjukkan pada Gambar 4-5 bukanlah grafik suhu T vs waktu t, namun
grafik resistansi R' dari termometer resistansi vs waktu t. Biasanya,
seluruh kurva R'(t) didigitalkan dan kapasitas kalor molar dihitung
dengan komputer.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 23


4.8
KALOR JENIS AIR; KALORI

Ketika subjek kalorimetri dikembangkan pada pertengahan abad


kedelapan belas, pengukuran dibatasi pada kisaran suhu antara titik
beku dan titik didih air. Satuan kalor yang paling sesuai disebut kalori
(singkatan kal) dan didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 1°C dalam sistem 1 g air.
Untuk mengukur jumlah kalor yang dipindahkan dari lingkungan ke
sampel air, hanya perlu melakukan dua pengukuran: massa air dan
perubahan suhu air. Kemudian, ketika pengukuran menjadi lebih tepat
dan dilakukan koreksi, ditemukan bahwa kalor yang diperlukan untuk
mengubah 1 g air dari O menjadi 1°C berbeda dengan kalor yang
dibutuhkan untuk berpindah dari, katakanlah, 30 ke 31°C. Kalori
kemudian didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikan
suhu dari 14,5 menjadi 5,5°C ("kalori 15 derajat").
Jumlah usaha yang harus dihilangkan dalam air - baik
dengan mempertahankan arus pada resistor yang direndam dalam
air atau dengan mengaduk air secara tidak beraturan - per satuan
massa air yang berubah dari 14,5 menjadi 1 5,5°C disebut persamaan
kalor mekanis, yang diukur sebesar 4,1860 J/kal. Pada tahun 1920-an,
diketahui bahwa pengukuran kalor mekanis ini sebenarnya merupakan
pengukuran kalor jenis air, dengan joule sebagai satuan kalor. Karena
kalor adalah salah satu bentuk energi dan joule adalah satuan energi
universal, kalori dianggap berlebihan. Dikalangan fisikawan dan
kimia saat ini, kalori telah dihilangkan, dan semua besaran termal
dinyatakan dalam joule. Tidak ada kalor yang setara secara
mekanis, yang ada adalah kalor jenis air, yang suhunya bervariasi
rentang O hingga 100°C ditunjukkan pada Gambar 4-6.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 24


GAMBAR 4-6. Kalor jenis air pada tekanan atmosfer konstan.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 25


4.9
PERSAMAAN SISTEM HIDROSTATIS

Rumusan matematis hukum pertama sistem hidrostatis adalah


dQ=dU +PdV,
Di mana U adalah fungsi kedua dari P, V, dan T. Memilih T dan V,
kita dapatkan
 U   U 
dU    dT    dV
 T V  V T
Oleh karena itu, hukum pertama menjadi
 U   U  
dQ    dT     P  dV (4.11)
 T V  V T 

Dibagi dengan dT, kita peroleh


dQ  U   U   dV
      P
dT  T V  V T  dT (4.12)

Persamaan ini berlaku untuk setiap proses yang melibatkan


perubahan suhu dT dan setiap perubahan volume dV.
1. Jika V konstan dan dV=0, maka

 dQ   U 
   
 dT V  T V
Perhatikan bahwa diruas kiri adalah kuantitas eksperimental-
pengukuran jumlah kecil kalor yang ditransfer karena perbedaan kecil
suhu antara sistem dan lingkungan selama proses berlangsung. Dimana
volume sistem dijaga konstan. Istilah diruas kana adalah turunan dari
fungsi energi internal sehubungan dengan suhu dimana volume
variabel dijaga konstan selama diferensiasi.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 26


Istilah diruas kiri, menurut definisi, adalah kapasitas kalor pada
volume konstan Cv; oleh karena itu,

(4.13)

Pentingnya Persamaan. (4.13) adalah besaran eksperimen di ruas


kiri persamaan berhubungan dengan turunan parsial koordinat
termodinamika di ruas kanan. Misalnya jika U dihitung dari prinsip
pertama dengan membuat asumsi khusus tentang atom atau
molekul suatu bahan tertentu, maka salah satu metode pertama
untuk memeriksa asumsi tersebut adalah dengan membedakan U
sehubungan dengan T pada V konstan dan untuk membandingkan
kuantitas yang dihasilkan dengan nilai yang diukur secara
eksperimental dari Cv. Namun demikian, pengukuran Cv bisa jadi
sangat sulit, karena volume harus dipertahankan konstan saat suhu
dinaikkan. Ingat, dalam Bagian 2.4, tekanan yang diperlukan untuk
menahan sampel raksa pada volume untuk kenaikan suhu hanya
sebesar 10°C.

2. Jika P adalah konstan, maka persamaan (4.12) menjadi


 dQ   U   U   V 
        P  
 dT  P  T V  V T  T  P

Namun, menurut definisi dQ / dT P  CP dan juga V / T P  V dari


Persamaan (2.3). Oleh karena itu,

 U  
C P  CV     P  V
 V T 
Atau

 U  C  CV
   P P (4.14)
 V T V
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 27
Meskipun persamaan ini tidak penting dalam bentuknya yang
sekarang, namun persamaan ini bagus sebagai contoh persamaan yang
menghubungkan kuantitas U / V T , yang biasanya tidak diukur,
dengan fungsi keadaan seperti Cp, Cv, dan  , yang dapat diukur.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 28


4.10.
ALIRAN KALOR QUASI-STATIS; RESERVOIR KALOR

Telah ditunjukkan di Bab. 3 bahwa suatu proses yang disebabkan


oleh gaya atau torsi yang tidak seimbang disertai oleh fenomena
seperti percepatan atau turbulensi, yang tidak dapat ditangani
melalui koordinat termodinamika yang mengacu pada sistem secara
keseluruhan. Situasi serupa terjadi ketika ada perbedaan yang
terbatas antara suhu suatu sistem dan suhu lingkungannya.
Distribusi suhu yang tidak seragam diatur dalam sistem, dan
perhitungan distribusi ini serta variasinya terhadap waktu dalam
banyak kasus merupakan masalah matematika yang rumit. Namun,
selama proses kuasi-statis, perbedaan antara suhu suatu sistem dan
suhu lingkungannya sangat kecil. Akibatnya, suhu setiap saat
seragam di seluruh sistem, dan perubahannya sangat lambat. Aliran
kalor juga sangat lambat dan dapat dihitung dengan cara sederhana
dalam koordinat termodinamika yang mengacu pada sistem secara
keseluruhan.
Misalkan suatu sistem berada dalam kontak termal yang baik
dengan benda bermassa sangat besar dan terjadi proses kuasi-statis.
Aliran kalor dalam jumlah terbatas selama proses ini tidak akan
membawa perubahan yang berarti pada suhu benda di sekitarnya jika
massanya cukup besar. Misalnya es batu berukuran biasa jika dibuang ke
laut tidak akan mengakibatkan turunnya suhu laut. Atau contoh lain,
aliran kalor dari api unggun biasa ke udara tidak akan menghasilkan
kenaikan suhu atmosfer.
Lautan dan atmosfer adalah contoh perkiraan dari sebuah benda
ideal yang disebut reservoir kalor. Reservoir kalor adalah benda dengan
massa yang besar yang dapat menyerap atau menolak panas dalam
jumlah yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan suhu atau
koordinat termodinamika lainnya. Jangan membuat kesalahan dengan
menyimpulkan bahwa sama sekali tidak ada perubahan koordinat
termodinamika dari reservoir kalor ketika jumlah kalor terbatas mengalir
masuk atau keluar dari reservoir. Ada perubahan dalam reservoir, tetapi
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 29
perubahan tersebut sangat kecil, terlalu kecil untuk diukur.
Setiap proses kuasi-statis suatu sistem yang bersentuhan dengan
reservoir kalor pasti bersifat isotermal. Untuk menggambarkan aliran
kalor kuasi-statis yang melibatkan perubahan suhu, kita dapat
membayangkan suatu sistem yang ditempatkan secara berurutan dengan
serangkaian reservoir. Jadi, kita bayangkan serangkaian reservoir yang
suhunya berkisar dari Ti hingga Tf ditempatkan berturut-turut dalam
kontak dengan suatu sistem pada tekanan konstan sedemikian rupa
sehingga perbedaan suhu antara sistem dan reservoir yang bersentuhan
dengannya adalah tak terhingga atau sangat kecil. Aliran kalor akan
bersifat kuasi-statis dan dapat dihitung sebagai berikut dari definisi CP:

 dQ 
CP   
 dT  P

dan, oleh karena itu, untuk proses isobarik kuasi-statis, jalur integral
ditentukan, menjadi

Tf

QP   C P dT (4.15)
Ti

Misalnya, panas yang diserap oleh air dari serangkaian reservoir suhunya
berbeda-beda dari Ti hingga Tf selama proses isobarik kuasi-statis dihitung dari
Persamaan. (4.15). Asumsikan Cp tetap konstan secara praktis, integrasikan, dan
kemudian

QP  C P T f  Ti 

Untuk proses isokhorik kuasi-statis, jalur integrasi lain ditentukan, menjadi


Tf

QV   CV dT (4.16)
Ti

Pertimbangan serupa juga berlaku untuk sistem lain selama proses kuasi-
statis.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 30


4.11
KONDUKSI KALOR

Ketika dua bagian zat dipertahankan pada suhu yang berbeda dan
suhu setiap unsur bervolume kecil dari zat yang berada di antara
keduanya diukur, percobaan menunjukkan distribusi suhu yang
kontinyu. Perpindahan energi antara unsur-unsur volume yang
bedekatan karena adanya perbedaan suhu di antara unsur-unsur
tersebut disebut konduksi kalor. Hukum dasar konduksi kalor adalah
generalisasi dari hasil percobaan aliran linera kalor melalui pelat yang
tegak lurus terhadap arah aliran kalor. Sepotong bahan dibuat berbentuk
lempengan dengan tebal x dan luas A. Satu permukaan dipertahankan
pada suhu T dan sisi lainnya pada T  T . Kalor Q yang mengalir tegak
lurus pada permukaan selama waktu t diukur. Percobaan ini diulangi
pada lempengan lain dari bahan yang sama tetapi berbeda nilai x dan A.
Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa, untuk suatu nilai T ,
maka kalor yang dihantarkan Q sebanding dengan waktu dan luas. Juga,
untuk waktu dan luas tertentu, Q sebanding dengan rasio T / x ,
asalkan T dan x kecil. Hasil ini dapat ditulis

Q T
A
t x
yang kira-kira benar jika T dan x terbatas, tetapi yang benar dalam
batas ketika T dan x mendekati nol. Jika kita menggeneralisasikan
hasil ini untuk sebuah lempengan yang sangat kecil dengan ketebalan dx,
di mana ada perbedaan suhu dT, dan memperkenalkan konstanta
proporsionalitas K, maka hukum dasar konduksi kalor menjadi

(4.17)

Turunannya dT/dx disebut gradien suhu. Tanda minus


diberikan agar arah positif aliran kalor bertepatan dengan arah
positif x. Agar kalor mengalir ke arah positif x, ini harus menjadi
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 31
arah penurunan suhu T. Huruf K disebut konduktivitas termal. Zat
yang mempunyai konduktivitas termal yang besar disebut
konduktor termal dan zat dengan nilai kecil K sebagai isolator
termal. Ini akan ditunjukkan pada bagian selanjutnya bahwa nilai
numerik K tergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah
suhu. Oleh karena itu, elemen volume bahan konduktor dapat berbeda
dalam konduktivitas termal.Jika perbedaan suhu antara bagian-bagian substansi
kecil, K dapat dianggap konstan secara praktis di seluruh substansi.
Penyederhanaan ini biasanya dilakukan pada permasalahan praktis.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 32


4.12
KONDUKTIVITAS TERMAL DAN PENGUKURANNYA

Apabila bahan yang akan diselidiki adalah logam, maka dibuat dalam
bentuk batangan, dan salah satu ujungnya dipanaskan secara elektrik,
sedangkan ujung lainnya didinginkan dengan aliran air. Permukaan
batang diisolasi secara termal, dan kehilangan kalor melalui isolasi,
dihitung dengan mengurangkan laju kalor yang masuk ke dalam air dari
laju energi listrik yang disuplai. Dalam kasus ini sebagian besar logam,
kalor yang hilang dari permukaan sangat kecil dibandingkan dengan yang
mengalir melalui batang. Suhu diukur dengan termokopel di dua tempat
dengan jarak L, dan persamaan
L dQ
K
AT1  T2  dt
digunakan untuk menentukan konduktivitas termal rata-rata dalam
kisaran suhu tertentu. Jika T1 - T2 kecil, K praktis sama dengan
konduktivitas termal pada suhu rata-rata. K memiliki satuan watt per
meter-kelvin (W/m·K).
Jika zat yang akan diselidiki adalah bukan logam, maka zat
tersebut dibuat dalam bentuk piringan atau pelat tipis, dan metode
umum yang sama digunakan. Bahan tersebut terkandung di antara
dua blok tembaga, salah satunya dipanaskan secara listrik dan yang
lainnya didinginkan dengan air mengalir. Dalam kebanyakan kasus,
laju suplai kalor hampir sama dengan laju kalor yang masuk ke
dalam air, yang menunjukkan bahwa hanya sedikit kalor yang hilang
melalui tepian air.
Eksperimen menunjukkan bahwa konduktivitas termal suatu
logam cukup sensitif terhadap kotoran. Sedikit saja kandungan arsenik
dalam tembaga akan mengurangi konduktivitas termal sebanyak 3 kali
lipat. Perubahan struktur internal yang disebabkan oleh pemanasan terus-
menerus atau peningkatan tekanan yang besar juga mempengaruhi nilai
K. Tidak ada perubahan yang berarti pada K padatan dan cairan. Namun
terjadi perubahan tekanan yang moderat. Pencairan selalu
mengakibatkan penurunan konduktivitas termal, dan konduktivitas
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 33
termal suatu cairan biasanya meningkat seiring dengan kenaikan suhu.
Padatan bukan logam berperilaku serupa dengan cairan. Pada suhu
kamar, ini adalah konduktor panas yang buruk; secara umum,
konduktivitas termal menurun seiring dengan kenaikan suhu. Namun,
pada kisaran suhu rendah, perilakunya sangat berbeda, seperti
ditunjukkan pada Gambar 4-7, dimana dapat dilihat bahwa konduktivitas
termal safir meningkat hingga maksimum sekitar 6000 W/m·K pada 35
K (sekitar 15 kali konduktivitas perak pada suhu kamar). Konduktivitas
termal beberapa logam tetap konstan pada kisaran temperatur yang luas.
Jadi, perak, tembaga, dan emas memiliki konduktivitas termal yang
praktis tetap konstan pada kisaran suhu dari 100 hingga IOOO K.
Sebagai aturan umum, konduktivitas termal logam meningkat seiring
dengan penurunan suhu, hingga tercapai nilai maksimum. Penurunan
suhu lebih lanjut menyebabkan penurunan menuju nol, seperti yang
ditunjukkan pada kasus tembaga pada Gambar 4-7.
Gas sejauh ini merupakan konduktor kalor yang paling buruk.
Pada tekanan diatas nilai tertentu, bergantung pada sifat gas dan
dimensi bejana penampung, konduktivitas termal tidak bergantung
pada tekanan. Dalam kondisi laboratorium biasa, tekanan pembatas
ini jauh dibawah tekanan atmosfer. Konduktivitas termal suatu gas
selalu meningkat seiring dengan kenaikan suhu, seperti yang
ditunjukkan oleh He (gas) pada Gambar 4-7.

GAMBAR 4-7
Kurva tipikal yang menunjukkan ketergantungan konduktivitas termal pada suhu.
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 34
4.13
KONVEKSI KALOR

Aliran zat cair atau gas yang menyerap panas di suatu tempat dan
kemudian berpindah ke tempat lain, dimana ia bercampur dengan
bagian fluida yang lebih dingin dan melepaskan kalor, disebut arus
konveksi. Jika gerak fluida disebabkan oleh perbedaan massa jenis
yang menyertai perbedaan suhu, maka fenomena tersebut disebut
Konveksi alam.Jika fluida dibuat bergerak karena aksi pompa atau
kipas angin disebut Konveksi paksa.
Misalkan suatu fluida bersentuhan dengan dinding datar atau
melengkung yang suhunya lebih tinggi daripada suhu utama fluida
tersebut. Meskipun fluida, terdapat lapisan fluida yang tergenang
yang relatif tipis di sebelah dinding, ketebalan lapisan tersebut
bergantung pada karakter pergerakan benda utama fluida. Semakin
turbulen gerakannya, semakin tipis lapisannya. Kalor dipindahkan
dari dinding ke fluida melalui kombinasi konduksi melalui lapisan
dan konveksi didalam fluida. Mengabaikan perpindahan panas
melalui radiasi (yang akan dibahas pada Bagian.4.15), kita dapat
mendefinisikan keofisien konveksi h yang mencakup efek gabungan
dari konduksi melalui lapisan dan konveksi dalam fluida. Dengan
demikian,

(4.18)

Di mana A adalah luas dinding, dan T adalah perbedaan suhu antara


permukaan dinding dan bagian utama fluida. Masalah mendasar dari
konveksi kalor adalah menemukan nilai h yang sesuai untuk suatu
peralatan tertentu.
Eksperimen menunjukkan bahwa koefisien konveksi bergantung
pada faktor-faktor berikut:
1. Apakah dindingnya datar atau melengkung.
2. Apakah dindingnya horizontal atau vertikal.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 35


3. Apakah fluida yang bersentuhan dengan dinding itu berupa gas atau
cair.
4. Kepadatan, viskositas, panas spesifik, dan konduktivitas termal
fluida.
5. Apakah kecepatan fluida cukup kecil untuk menimbulkan aliran
laminar atau cukup besar untuk menimbulkan aliran turbulen.
6. Apakah terjadi penguapan, kondensasi, atau pembentukan kerak.

Karena sifat fisik fluida bergantung pada suhu dan tekanan,


jelas bahwa penghitungan koefisien konveksi yang tepat untuk
dinding dan fluida tertentu merupakan masalah yang sangat rumit. Solusi
dari masalah untuk situasi tertentu dicapai dengan integrasi numerik.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 36


4.14
RADIASI TERMAL; BENDA HITAM

Radiasi termal penting dalam termometri, karena radiasi termal


merupakan dasar pengukuran suhu tinggi yang dilakukan secara tepat
diatas kisaran termometer gas. Sebagai contoh efek radiasi termal,
perhatikan letakkan tangan Anda didekat benda panas dan mengalami
pemanasan yang terjadi sebelum benda tersebut disentuh. Jelasnya,
panas ditransmisikan melintasi ruang antara benda dan tangan. Bahwa
hal ini dapat terjadi tanpa campur tangan materi telah terbukti oleh
fakta bahwa panas datang kepada kita dari matahari melalui ruang
kosong sepanjang 93 juta mil. Melalui konduksi dan konveksi,
perpindahan panas terjadi melalui media materi, dan panas dapat
dipindahkan dengan cara ini hanya sejauh materi meluas atau dapat
diangkut dengan sendirinya. Namun melalui proses radiasi, panas
dipisahkan dari hubungannya dengan materi dan dapat merambat sebagai
radiasi sejauh ruang kosong. Awalnya, gelombang radiasi disebut
“gelombang radio”. Namun, seiring dengan dipahaminya sifat radiasi,
istilah tersebut digantikan dengan istilah "gelombang elektromagnetik".
Suatu zat dapat dirangsang untuk memancarkan radiasi
elektromagnetik melalui beberapa cara:

1. Sebuah konduktor listrik yang membawa arus bolak-balik frekuensi


tinggi memancarkan gelombang radio.
2. Elektron yang berosilasi internal tabung tipe magnetron memancarkan
gelombang mikro.
3. Benda padat atau cair panas keluarradiasi termal,yaitu radiasi infra
merah.
4. Gas yang mengalami pelepasan listrik dapat memancarkan radiasi
tampak atau ultraviolet.
5. Suatu zat yang terkena radiasi ultraviolet dari sumber eksternal dapat
memancarkan cahaya fluoresen.
6. Sebuah target logam yang dibombardir oleh elektron berkecepatan
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 37
tinggi memancarkan sinar-X.
7. Suatu zat yang atomnya bersifat radioaktif dapat memancarkan sinar
gamma.

Semua radiasi ini adalah gelombang elektromagnetik, yang


hanya berbeda frekuensi (atau panjang gelombang) dalam ruang
hampa. Pada bagian ini kita hanya akan membahas radiasi termal,
yaitu radiasi yang dipancarkan oleh benda padat atau cair berdasarkan
suhunya. Karakteristik radiasi gas memerlukan perlakuan khusus. Pada
bagian ini, kita akan berasumsi bahwa gas bersifat transparan terhadap
radiasi termal.
Ketika radiasi termal disebarkan oleh prisma atau kisi difraksi,
diperoleh spektrum kontinu dari spektrum tampak dan radiasi infra
merah yang tidak terlihat. Distribusi energi di antara berbagai
panjang gelombang sedemikian rupa sehingga pada suhu di bawah
sekitar 500°C, energinya adalah radiasi infra merah; pada suhu yang
lebih tinggi, semakin banyak cahaya tampak yang dipancarkan.
Secara umum, semakin tinggi suhu suatu benda, maka semakin besar
total energi yang dipancarkan.
Hilangnya energi akibat emisi radiasi termal dapat
dikompensasi dengan berbagai cara. Tubuh yang memancarkannya
mungkin merupakan sumber energi itu sendiri, seperti matahari; atau,
mungkin terdapat pasokan energi listrik yang konstan dari lingkungan
sekitar, seperti pada kasus lampu. Energi juga dapat disuplai melalui
konduksi kalor atau melalui usaha pada benda yang memancarkannya.
Dengan tidak adanya sumber pasokan ini, satu-satunya cara tubuh
menerima energi adalah melalui penyerapan radiasi dari lingkungannya.
Dalam kasus benda yang dibenamkan dalam radiasi, energi internal
benda tersebut akan tetap konstan jika laju pelepasan energi radiasi sama
dengan laju penyerapan energi radiasi; dengan kata lain, daya pancaran
yang keluar sama dengan daya pancaran datang.
Percobaan menunjukkan bahwa daya radiasi yang keluar dari
suatu benda sebagai radiasi termal bergantung pada suhu, luas
permukaan, dan sifat permukaan benda tersebut. Total daya pancaran
yang keluar dari suatu elemen permukaan yang sangat kecil, dibagi
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 38
dengan luas permukaan tersebut, disebut radiasi eksitasi
(sebelumnya, pancaran radiasi). Misalnya, radiasi eksitasi tungsten pada
1000 K adalah 6,46 kW/m2, pada 2000 K adalah 236 kW/m2 dan pada
3000 K adalah 1534 kW/m2.
Apabila radiasi termal mengenai suatu benda secara merata dari
segala arah, maka radiasi tersebut dikatakan isotropik. Radiasi
tersebut ada yang diserap, ada yang dipantulkan, dan ada yang
diteruskan. Secara umum, insiden radiasi isotropik dari semua
panjang gelombang yaitu absorbsi tergantung pada suhu dan sifat
permukaan benda penyerap. Bagian dari total daya radiasi yang
diserap disebut daya serap (absorptivitas). Dalam kesetimbangan
termal, proses penyerapan dan emisi daya radiasi adalah sama dan
berlawanan. Sehingga total emisivitas E, sama dengan absorptivitas,
didefinisikan sebagai fraksi daya yang diberikan pada benda nyata
yang dipancarkan melalui permukaan material sebagai radiasi termal,
dimana kata "total" mencakup seluruh panjang gelombang radiasi
elektromagnetik. Secara praktis, mengukur emisivitas lebih mudah
daripada absorptivitas. Sebagia ragkuman:

radiasi eksitasi = total daya radiasi yang dipancarkan per


satuan luas;

dan

Emisivitas total E = sebagian kecil dari total daya pancaran itu


dipancarkan sebagai radiasi termal.

Emisivitasnya bergantung pada suhu dan sifat permukaan


emisi. Sifat emisi permukaan dapat diketahui dengan
membandingkan emisivitas pada suhu yang sama. Pada 300 K, ketika
semua benda hanya memancarkan radiasi infra merah, emisivitas baja
yang dipoles adalah 0,09, baja teroksidasi kasar adalah 0,81, dan air laut
adalah 0,96. Ada beberapa zat, seperti jelaga atau jelaga karbon, yang
emisivitasnya mendekati satu, yaitu hampir merupakan penghasil emisi
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 39
ideal. Untuk tujuan teoritis, akan berguna untuk memahami suatu zat
ideal mampu menyerap semua radiasi termal yang jatuh atau
memancarkan semua energi yang diberikan padanya dalam bentuk
radiasi termal. Zat yang demikian disebut benda hitam. Jika benda
hitam ditandai dengan bb, kita punya

Perkiraan eksperimental yang sangat baik terhadap benda hitam


disediakan oleh rongga yang tertutup oleh dinding buram bersuhu
tinggi. Dinding bagian dalam, yang dijaga pada suhu seragam,
memungkinkan radiasi termal melewati lubang yang kecil
dibandingkan dengan dimensi rongga. Radiasi apa pun yang masuk
kedalam lubang diserap seluruhnya oleh dinding setelah dipantulkan
berulang kali ke dinding, dan hanya sejumlah kecil saja yang
akhirnya menemukan jalannya keluar dari lubang. Hal ini berlaku
terlepas dari komposisi bahan dinding interior.
Radiasi yang dipancarkan oleh dinding bagian dalam juga diserap
atau dipantulkan secara difusi berkali-kali, sehingga rongga tersebut diisi
dengan radiasi benda hitam isotropik. Mari kita definisikan penyinaran
sebagai daya radiasi per satuan luas yang terjadi pada permukaan dalam
rongga. Misalkan sebuah benda hitam yang suhunya sama dengan suhu
dinding yang dimasukkan kedalam rongga. Kemudian, menyatakan
radiasi dengan H,
Daya radiasi yang diserap per satuan luas = H=H

dan

Daya radiasi yang dipancarkan per satuan luas =

Karena suhu benda hitam tetap konstan, daya pancaran per satuan
luas yang diserap harus sama dengan daya pancaran per satuan luas
yanyang keluar; sehingga:

(4.19)

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 40


Atau radiasi dalam rongga yang dindingnya bersuhu T sama dengan
keluarnya radiasi benda hitam pada suhu yang sama. Oleh karena itu,
radiasi yang berada dalam rongga disebut radiasi benda hitam. Radiasi
tersebut, memberikan radiasi standar dalam hal panjang gelombang
dan intensitas, hanya merupakan fungsi suhu dan dipelajari dengan
membiarkan sejumlah kecil radiasi eksitasi dari lubang kecil di
rongga. Karena tidak bergantung pada bahan penyusun dinding
bagian dalam, maka pancaran radiasi dari benda hitam adalah fungsi
dari suhu.

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 41


4.15
HUKUM KIRCHHOFF; RADIASI KALOR

Keluarnya pancaran benda hitam bergantung pada sifat permukaan


dan suhu, berdasarkan hukum sederhana dapat kita peroleh sebagai
berikut. Misalkan bukan benda hitam pada suhu T, dengan radiasi
eksitasi ,dan emisivitas ,dimasukkan kedalam rongga yang dinding
bagian dalamnya memiliki suhu dan radiasi yang sama H. Kemudian,
Daya radiasi yang diserap per satuan luas =

Dan
Daya radiasi yang dipancarkan per satuan luas =

Karena bukan benda hitam berada dalam kesetimbangan,

Tapi, dari Persamaan. (4.19), ; oleh karena itu

(4.20)

TABEL 4.3
Emisivitas total dari berbagai permukaan, seperti yang disusun oleh Hottel
(Nilai pada suhu menengah dapat diperoleh dengan interpolasi linier)

Bahan Kisaran suhu, K Emisivitas E

Logam yang dipoles:


Aluminium 525-875 0,039-0,057
Kuningan 525--675 0,033-0,037
Kromium 325-825 0.08-0,26
Tembaga 375 0,018
Besi 425-1275 0,05-0,37
Nikel 300-625 0,045-0,087
Seng 525--625 0,045-0,053
Filamen:
Molibdenum 1025-2875 0,096-0,29
Platinum 300-1475 0,036-0,19
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 42
Tantalum 1575-3275 0,19-0,31
Tungsten 300-3575 0,032-0,35
Bahan lainnya:
Asbes 325-625 0,93-0.95
Es (basah) 273 0,97
Jelaga 300-625 0,95
Karet (abu-abu) 300 0,86

atau radiasi eksitasi suatu benda pada suhu berapa pun sama dengan
sebagian kecil radiasi eksitasi benda hitam pada suhu tersebut, fraksi ini
menjadi emisivitas pada suhu itu
Persamaan ini, dikenal sebagai hukum Kirchhoff dan diambil dari
nama fisikawan Jerman, menunjukkan bahwa emisivitas suatu benda
dapat ditentukan secara eksperimen dengan mengukur pancaran radiasi
suatu benda dan membaginya dengan radiasi benda hitam pada suhu
yang sama. Nilai emisivitas permukaan berbagai bahan, diukur dengan
cara ini, ditunjukkan pada Tabel 4.3. Perlu ditekankan bahwa nilai
emisivitas yang ditabulasikan mengacu pada radiasi termal yang sesuai
dengan suhu yang tercantum dalam kolom kisaran suhu. Dengan
demikian, emisivitasnya es adalah 0,97 bukan untuk radiasi tampak,
tetapi untuk panjang gelombang inframerah yang berhubungan
dengan materi pada 0°C (273K).
Perlu diperhatikan bahwa kata “kalor” belum muncul. Jika
terdapat perbedaan suhu antara suatu benda dengan lingkungannya,
maka dalam jangka waktu tertentu, benda kehilangan sejumlah energi
internal yang sama dengan energi yang diradiasikan dikurangi energi
yang diserap, sedangkan lingkungan memperoleh sejumlah energi
internal yang sama dengan energi yang diserap dikurangi energi yang
dipancarkan. Keuntungan dari lingkungan sama dengan hilangnya tubuh.
Hilangnya energi internal benda, sama dengan selisih antara energi
radiasi kalor yang diserap dan energi yang diradiasikan, disebut kalor.
Pernyataan ini sesuai dengan definisi asli kalor, karena penambahan atau
pengurangan energi internal melalui radiasi dan penyerapan hanya akan
terjadi jika ada perbedaan suhu antara benda dan sekelilingnya.Jika
kedua suhu tersebut sama, maka tidak ada keuntungan atau kerugian
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 43
energi internal baik pada benda maupun lingkungannya, dan oleh karena
itu, tidak ada perpindahan kalor.
Bayangkan sebuah rongga yang dinding interiornya dipertahankan
pada suhu konstan Tw, Misalkan sebuah benda tak bermassa pada suhu T
yang berbeda dari suhu dinding ditempatkan didalam rongga. Jika benda
tersebut kecil dibandingkan dengan ukuran rongga, maka karakter
radiasi didalam rongga tidak akan terpengaruh secara signifikan oleh
keberadaan benda kecil tersebut. Biarkan H, seperti sebelumnya,
menunjukkan radiasi di dalam rongga, dan dan adalah pancaran
radiasi dan emisivitas, masing-masing, dari benda. Kemudian, seperti
sebelumnya,
Daya radiasi yang diserap per satuan luas =
Dan
Daya radiasi yang dipancarkan per satuan luas =
tetapi kedua daya per satuan luas tersebut tidak sama. Perbedaan
antara keduanya adalah kalor yang ditransfer oleh radiasi per detik
per satuan luas.Jika dQ adalah kalor yang ditransfer dalam waktu dt
ke benda tak-berwarna yang luasnya A, maka
(4.21)

di mana, harus diingat, emisivitas dan eksitasi adalah fungsi dari


suhu benda T; dan radiasi H adalah fungsi dari suhu dinding Tw;
dengan demikian,

Dan

Sehingga
(4.22)
atau laju perpindahan kalor melalui radiasi sebanding dengan
perbedaan antara pancaran radiasi benda hitam pada dua suhu yang
dimaksud.
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 44
4.16
HUKUM STEFAN-BOLTZMANN

Pengukuran pertama perpindahan kalor oleh radiasi antara benda


dan sekitarnya dilakukan oleh Tyndall. Berdasarkan eksperimen ini,
disimpulkan oleh Stefan pada tahun 1879 bahwa panas yang
dipancarkan sebanding dengan perbedaan pangkat empat dari suhu
absolut. Ini murni Hasil eksperimen, kemudian diturunkan secara
termodinamika oleh Boltzmann, yang menunjukkan bahwa pancaran
radiasi dari benda hitam pada setiap suhu T adalah sama untuk

(4.23)

Hukum ini sekarang dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann, dan


 (huruf Yunani sigma) disebut konstanta Stefan-Boltzmann.
Mengacu pada Persamaan (4.22), kita memiliki panas yang
ditransfer oleh radiasi antara benda pada suhu T dan dinding pada
suhu Tw.

(4.24)

dimana adalah fungsi dari suhu T,


Dua metode sederhana dapat digunakan untuk menentukan
Konstanta Stefan-Boltzmann, yakni:
1. Metode non equilibrium. Sebuah piringan perak hitam ditempatkan di
tengah-tengah belahan tembaga besar hitam. Piringan perak ditutup
dan dilindungi dari radiasi sampai belahan tembaga mencapai suhu
uap kondensasi; suhu ini diukur dengan termokopel. Kemudian,
piringan dibuka, dan suhunya T diukur sebagai fungsi waktu t. Dari
kurva pemanasan yang dihasilkan, kemiringan dT/dt diperoleh.
Dengan mengasumsikan piringan perak sebagai benda hitam dan
memasukkan dQ  C P dT pada Persamaan (4.24), di mana CP adalah
kapasitas kalor pada tekanan konstan, kita memiliki
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 45
 A TW4  T 4 
C P dT
dt
Sehingga,

CP dT


A TW  T dt
4 4

2. Metode equilibrium. Sebuah bola tembaga berongga hitam dilengkapi
dengan pemanas listrik dan termokopel dan digantung dalam bejana
yang dindingnya dijaga pada suhu konstan Tw. Energi listrik disuplai
dengan kecepatan konstan sampai bola mencapai suhu
kesetimbangan T dimana laju energi sama dengan laju emisi radiasi.
Dengan asumsi bola adalah benda hitam, pada keadaan setimbang,
kita dapatkan

Sehingga,

I


4r T 4  TW4
2

di mana r adalah jari-jari bola. Pengukuran terbaik konstanta Stefan
Boltzmann hingga saat ini menghasilkan nilai

(4.25)

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 46


MASALAH

4.1 Gas yang terkandung internal silinder oleh lapisan styrofoam


dengan cepat dikompresi, suhunya meningkat beberapa ratus
derajat. Apakah terjadi perpindahan panas? Apakah "kandungan
panas" gas telah ditingkatkan?
4.2 Percobaan pembakaran dilakukan dengan membakar campuran
bahan bakar dan oksigen dalam wadah bervolume tetap yang
dikelilingi penangas air. Selama percobaan, suhu air naik. Jika
sistemnya adalah campuran bahan bakar dan oksigen:
(a) Apakah kalor berpindah?
(b) Apakah kerja diselesaikan?
(c) Apa yang dimaksud dengan tanda U ?
4.3 Suatu cairan diaduk secara tidak teratur dalam wadah yang
terisolasi dengan baik dan dengan demikian mengalami
kenaikan suhu. Jika sistemnya berupa cairan:
(a) Apakah kalor berpindah?
(b) Apakah kerja diselesaikan?
(c) Apa arti tanda U ?
4.4 Jumlah air di danau dapat bertambah karena adanya mata air bawah
tanah, aliran masuk dari sungai, dan hujan. Jumlah air di danau
dapat dikurangi dengan berbagai aliran keluar dan penguapan.
(a) Berikan komentar terhadap pertanyaan tersebut: Berapa banyak
hujan yang turun di danau tersebut?
(b) Beri komentar pada pertanyaan: Berapa banyak air di danau yang
disebabkan oleh hujan?
(c) Konsep apa yang analog dengan "hujan di danau"?
4.5 Sebuah wadah dengan dinding kaku yang terisolasi dengan
baik dibagi menjadi dua bagian dengan sekat. Satu bagian
berisi gas, dan bagian lainnya dievakuasi. Jika sekat tiba-tiba
pecah, tunjukkan bahwa energi internal awal dan akhir gas
adalah sama. (Catatan: proses ini disebut ekspansi bebas
adiabatik)

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 47


4.6 Ketika arus listrik dipertahankan dalam sel elektrolitik air yang
sedikit asam dan 1 mol air dielektrolisis menjadi hidrogen dan
oksigen, 2 F (faradai) muatan dipindahkan melalui sumber ggl.
Perubahan energi dari sistem adalah +286.5001,
dan 50.000 J kalor diserap. Apakah itu?
4.7 Sebuah silinder dengan dinding berinsulasi baik yang kaku dibagi
menjadi dua bagian oleh dinding insulasi yang kaku dengan lubang
kecil di dalamnya. Piston tanpa gesekan dan terisolasi ditahan pada
partisi berlubang, sehingga mencegah gas yang ada di sisi lain
merembes melalui lubang. Gas dipertahankan pada tekanan Pi oleh
piston tanpa gesekan lainnya piston terisolasi lainnya. Bayangkan
kedua piston bergerak secara bersamaan sedemikian rupa, saat gas
mengalir melalui lubang, tekanan tetap pada nilai konstan Pi pada
satu sisi dinding pemisah dan pada nilai yang lebih rendah konstan
Pf di sisi lain, sampai semua gas dipaksa melalui lubang. (Catatan:
proses ini disebut proses pelambatan). Buktikan bahwa

4.8 Sebuah wadah bervolume V mengandung N mol gas pada tekanan


tinggi. Yang terhubung ke wadah adalah tabung kapiler yang
melaluinya gas dapat bocor perlahan ke atmosfer, di mana
tekanannya berada P0• Disekeliling wadah dan kapiler terdapat
penangas air yang didalmnya dibenamkan resistor listrik. Gas
dibiarkan bocor perlahan melalui kapiler ke atmosfer sementara
energi listrik dihamburkan internal resistor dengan kecepatan
sedemikian rupa sehingga suhu gas, wadah, kapiler, dan air dijaga
sama dengan suhu udara luar. Buktikan bahwa, setelah gas
sebanyak mungkin bocor selama selang waktu T, perubahan energi
internal adalah

di mana v0 adalah volume molar gas pada tekanan atmosfer,


adalah beda potensial pada resistor, dan I adalah arus pada
resistor.
4.9 Sebuah ruangan logam berinsulasi berdinding tebal berisi N mol
helium pada tekanan tinggi P; dihubungkan melalui katup
dengan penampung gas besar yang hampir kosong di mana
tekanan dipertahankan pada nilai konstan P', sangat dekat
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 48
dengan atmosfer. Katup dibuka sedikit, dan helium mengalir
perlahan dan secara adiabatik ke internal penampung gas hingga
tekanan pada kedua sisi katup seimbang. Buktikan bahwa

Dimana
nf = jumlah mol helium yang tersisa di internal ruangan,
ui = energi internal molar awalhelium di internal ruangan,
uf = energi internal molar akhir helium internal ruangan, dan
h' = u’ + P’ v (dimana u’ = energi internal molar helium dalam
penampung gas; v' = volume molar helium dalam penampung
gas).
4.10 Mengenai energi internal suatu sistem hidrostatis sebagai
fungsi dari T dan P,turunkan persamaan berikut:

 U   V    U   V  
(a) dQ   P   dT     P   dP
 T  P  T  P   P T  P T 
 U 
(b)    CP  PV
 T  P
 U  
(c)    PV  CP  CV 
 P T 
4.11 Anggap u sebagai fungsi dari P danV,turunkan persamaan
berikut:

 V   U  
(a) dQ    dP     P  dV
 P V  P  P 
 U  C
(b)    V
 P V 
 U  C
(c)    P P
 V  P V

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 49


4.12 Turunkan persamaan yang tercantum dalam tabel berikut.

Catatan:Cc adalah konstanta Curie, bukan kapasitas kalor.

4.13 Pertimbangkan untuk menggunakan peralatan yang ditunjukkan


pada Gbr. 4-l(a), yang dikenal sebagai roda dayung Joule, untuk
menentukan kalor jenis pada tekanan atmosfer yang konstan. Roda
dayung digerakkan oleh beban yang turun secara perlahan, dan
keduanya memiliki suhu 14,5°C. Hasil akhirdari usaha yang
dilakukan oleh benda bermassa 0,427 kg yang jatuh 1,00 m, suhu 1
kg air naik 1 °C. Hitunglah Cp.
4.14 Satu mol gas memenuhi persamaan keadaan van der Waals:
 a
 P  2 v  b   RT
 v 

dan energi internal molarnya diberikan oleh


a
u  cT 
v
Di mana a,b,c, dan R adalah konstanta. Hitung kapasitas kalor
molar CV dan CP
4.15 Persamaan keadaan benda padat monatomik adalah
Pv  f (v)  Tu
Di mana v adalah volume molar, T adalah konstanta Gruneisen,
dan u adalah energi internal molar akibat getaran kisi. Buktikan
v
T
cv '
dimana  adalah kompresibilitas isotermal. Persamaan ini, dikenal
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 50
sebagai hubungan Gruneisen, memiliki peran penting dalam teori
benda padat.
4.16 Kapasitas kalor molar pada tekanan konstan Cp/n suatu gas
bervariasi terhadap suhu menurut persamaan
CP c
 a  bT  2
n T
dimana a, b, dan c adalah konstanta. Berapa banyak kalor yang
ditransfer selama proses isobarik di mana n Mol gas mengalami
kenaikan suhu dari Ti ke Tf ?
4.17 Kapasitas kalor molar pada volume konstan suatu logam pada
suhu rendah bervariasi terhadap suhu menurut persamaan
3
Cv  124,8  3
  T  T
n   
Dimana  adalah suhu Debye,  adalah sebuah konstanta, dan Cv/n
diukur dalam satuan mJ/mol·K. Suku pertama diruas kiri merupakan
kontribusi yang disebabkan oleh getaran kisi dan suku kedua
disebabkan oleh kontribusi elektron bebas. Untuk tembaga,  adalah
343 K dan  adalah 0,688 mJ/mol · K2• Berapa banyak kalor per
mol yang berpindah selama proses yang suhunya berubah dari 2
menjadi 3 K?

4.18 Misalkan konduksi panas terjadi pada laju konstan dQ/dt dalam
bola berongga dengan jari-jari dalam r1, pada suhu T1 dan jari-jari
luar r2 pada suhu T2. Tunjukkan bahwa untuk konduktivitas termal
konstan K, perbedaan suhu antara kedua permukaan diberikan
oleh
dQ / dt  1 1 
T1  T2   
4K  r2 r1 

4.19 Dua cangkang bola konsentris tipis berjari-jari masing-masing


0,05 m dan 0,15 m, rongga annularnya diisi dengan arang. Ketika
energi disuplai pada tingkat yang stabil 10,8 W ke pemanas di
tengah, perbedaan suhu 50°C diatur di antara bola. Temukan
konduktivitas termal arang.
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 51
4.20 Udara di atas permukaan danau air tawar berada pada suhu TA,
sedangkan air berada pada titik beku Ti, di mana TA < Ti. Setelah
waktu t berlalu, es dengan ketebalan y telah terbentuk. Dengan
asumsi bahwa kalor, yang dibebaskan ketika air membeku,
mengalir melalui es melalui konduksi dan kemudian ke udara
melalui konveksi alami, buktikan bahwa
y y 2 Ti  TA
  t
h 2K L

Di mana h adalah koefisien konveksi per satuan luas dan


diasumsikan konstan selama es terbentuk, K adalah konduktivitas
termal es, l adalah kalor laten peleburan es, dan  adalah massa jenis es.
(Petunjuk: suhu permukaan atas bervariasi. Asumsikan es
mempunyai ketebalan y dan bayangkan ketebalan yang sangat kecil
dy yang terbentuk pada waktu dt.)
4.21 Sebuah batang tembaga silinder padat dengan panjang 0,10 m
salah satu ujungnya dijaga pada suhu konstan 20 K. Ujung
lainnya menghitam dan terkena radiasi termal dari benda pada
suhu 300 K, tanpa ada energi yang hilang atau diperoleh melalui
sisi silinder. Ketika kesetimbangan tercapai, berapakah perbedaan
suhu antara kedua ujung tersebut? (Petunjuk:)
4.22 Sebuah kaleng logam berbentuk silinder, bagian luarnya
berwarna hitam, tinggi 0,10 m dan diameter 0,05 m, berisi cairan
4
He pada titik didih normalnya 4,22 K, dengan kalor penguapannya
20,4 kJ/kg. Sepenuhnya mengelilingi kaleng helium terdapat
dinding yang dipertahankan pada suhu nitrogen cair (77.35 K), dan
ruang di antaranya terus-menerus dievakuasi ke tekanan yang
sangat rendah. Berapa banyak helium yang hilang per jam?
4.23 Suhu pengoperasian filamen tungsten dalam lampu pijar adalah
2460 K, dan emisivitas totalnya adalah 0,30. Tentukan luas
permukaan filamen lampu 100 W.

4.24 Sebuah kawat tembaga dengan panjang 1,317 m dan diameter


3,26 x 10-4 m dihitamkan dan ditempatkan di sepanjang sumbu
tabung kaca yang telah dievakuasi. Kawat tersebut dihubungkan ke
BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 52
sebuah baterai, sebuah rheostat, amperemeter, dan voltmeter, dan
arus dinaikkan sampai, pada saat kawat akan meleleh, amperemeter
membaca 12,8 A dan voltmeter membaca 20,2 V. Dengan
mengasumsikan bahwa semua energi yang disuplai dipancarkan
dan radiasi dari tabung kaca dapat diabaikan, hitunglah suhu leleh
tembaga.
4.25 Konstanta matahari adalah energi yang datang per satuan waktu
pada satu satuan luas permukaan yang ditempatkan pada sudut
yang tepat terhadap sinar matahari tepat di luar atmosfer bumi.
Nilai konstanta matahari adalah 1,37 kW/m2. Luas area bola
dengan radius 93.000.000 mil adalah 2,79 x 1023 m2, dan luas
permukaan matahari adalah 6,09 x 1018 m2. Dengan
mengasumsikan bahwa matahari adalah benda hitam, hitunglah
suhu permukaannya.
4.26 Sebuah benda kecil dengan suhu T dan emisivitas E
ditempatkan dalam sebuah besar dengan dinding interior
yang dijaga pada suhu Tw. Ketika Tw - T kecil, tunjukkan
bahwa laju perpindahan panas melalui radiasi adalah

Jika tekanan benda tetap konstan, tunjukkan bahwa waktu


perubahan suhu benda dari T1 ke T2 diberikan oleh

Dua bola kecil hitam dengan ukuran yang sama, satu dari
tembaga dan yang lainnya dari aluminium, digantung dengan
benang sutra di dalam lubang besar di dalam balok es yang
mencair. Ditemukan bahwa diperlukan waktu 10 menit untuk
menurunkan suhu aluminium dari 276 ke 274 K, dan 14,2
menit untuk menurunkan suhu tembaga pada interval suhu
yang sama. Berapa rasio kalor jenis aluminium dan tembaga?
(Kepadatan Al dan Cu adalah 2,70 x 103 kg/m3 dan 8,96 x
103 kg/m3 masing-masing pada suhu 25°C).

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 53


4.27 Sebuah bola tembaga padat yang menghitam dengan jari-
jari 0,02 m ditempatkan di dalam selungkup yang dievakuasi
dengan dinding yang dijaga pada suhu 100 °C. Dalam waktu
berapa lama suhunya berubah dari 103 menjadi 102 °C? (cp
= 0,395 kJ/kg - K; p = 8,96 x 103 kg/m3 pada 25°C.)
4.28 Dalam kasus gas paramagnetik:
(a) Turunkan persamaan

(b) Turukan pernyataan untuk

BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 54


BAB 4: Kalor dan Hukum Pertama Termodinamika | 55

Anda mungkin juga menyukai