10 Prinsip Kaidah ILO tentang HIV/AIDS dan Dunia Kerja
1. Pengakuan HIV/AIDS sebagai Persoalan Dunia Kerja:
Penyakit HIV/AIDS merupakan isu yang terkait dengan dunia kerja dan harus diperlakukan dengan serius seperti penyakit lainnya yang muncul dalam lingkungan kerja. 2. Non-diskriminasi: Diskriminasi terhadap buruh/pekerja yang terinfeksi HIV atau memiliki status HIV/AIDS tidak diizinkan. Tindakan semacam itu hanya akan menghambat upaya promosi pencegahan HIV/AIDS karena terjadi stigmatisasi dan diskriminasi 3. Kesetaraan Gender: Penting untuk menekankan dimensi gender dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Wanita cenderung lebih rentan terinfeksi dan terdampak oleh wabah HIV/AIDS dibandingkan dengan pria. Oleh karena itu, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam pencegahan penyebaran infeksi dan membantu perempuan dalam mengatasi HIV/AIDS. 4. Kesehatan Lingkungan: Untuk memenuhi kebutuhan semua pihak, penting untuk terus menjaga kondisi lingkungan kerja agar tetap sehat dan aman sebisa mungkin sesuai dengan Konvensi ILO No. 155 Tahun 1988 yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Dialog Sosial: Kesuksesan dalam pelaksanaan program dan kebijakan HIV/AIDS tergantung pada kerja sama dan kepercayaan yang terjalin antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Hal ini melibatkan partisipasi aktif para pekerja yang terkena atau terpengaruh HIV/AIDS. 6. Larangan Skrining dalam Proses Rekrutmen dan Kerja: Skrining HIV/AIDS tidak boleh dipersyaratkan saat seseorang melamar pekerjaan atau digunakan untuk buruh/pekerja yang sudah memiliki status. 7. Kerahasiaan: Meminta keterangan mengenai rincian pribadi sehubungan dengan HIV dari kandidat pekerja atau buruh tidaklah dapat disetujui. Informasi pribadi mengenai status HIV seseorang pekerja atau buruh 167 haruslah diakses dengan mengikuti prinsip kerahasiaan yang ditetapkan oleh Kaidah ILO Tahun 1977 tentang Perlindungan Data Pribadi Pekerja. 8. Kelanjutan Status Hubungan Kerja: Pemecatan dari pekerjaan tidak boleh dilakukan berdasarkan infeksi HIV. Seperti halnya dengan kondisi medis lainnya, infeksi HIV tidak seharusnya mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan untuk bekerja selama mereka masih mampu bekerja dan memiliki persetujuan medis yang membenarkan kemampuan mereka untuk bekerja. 9. Pencegahan: Ada cara untuk mencegah terinfeksi HIV. Ada berbagai strategi pencegahan yang dapat disesuaikan dengan sasaran nasional dan mempertimbangkan nilai budaya yang sensitif. Selain itu, langkah-langkah pencegahan termasuk kampanye untuk mengubah perilaku, meningkatkan pengetahuan, memberikan pengobatan, dan menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi. 10. Kepedulian dan Dukungan: Dalam menanggapi isu HIV/AIDS di tempat kerja, hal yang harus dipegang teguh adalah prinsip solidaritas, kepedulian, dan dukungan. Semua pekerja, termasuk mereka yang terjangkit HIV, berhak untuk mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang terjangkau, asuransi, perlindungan sosial, dan berbagai jenis paket asuransi kesehatan lainnya.
Kebutuhan Keselamatan Dan Keamanan Kebutuhan Akan Keselamatan Dan Keamanan Merupakan Kebutuhan Untuk Melindungi Diri Dari Berbagai Bahasa Yang Mengancam Baik Terhadap Fisik Dan Psikososial