Anda di halaman 1dari 2

Penularan HIV/AIDS

Penularan HIV/AIDS antara lain:

1. Cairan genital yaitu cairan vagina baik genital, oral dan anal. Orang dengan infeksi HIV sangat rentang
untuk penularan virus ke orang lain. Selain itu memiliki jumlah virus yang banyak dan juga cukup tinggi
apabila jika disertai dengan IMS.

2. Kontaminasi darah atau jaringan lainnya yaitu kontaminasi melalui darah seperti donor darah (plasma
dan trombosit), melakukan donor organ yang terinfeksi virus HIV, peralatan medis meliputi jarum suntik
yang bergantian dalam melakukan pengobatan kepada pasien, melakukan tindik dan tato.

3. Perinatal yaitu ibu hamil yang terinfeksi virus HIV, dimana hal ini dapat tertular kepada janinnya
melalui plasenta dan bayi dan melalui darah pada saat persalinan. Selain itu dapat tertular melalui ASI
pada saat menyusui. (Hidayati et al., 2019).

Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan HIV/AIDS diantaranya:

1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual a. Menggunakan kondom dalam melakukan


hubungan seksual untuk mencegah infeksi HIV/AIDS. Penggunaan kondom sangat disarankan mengingat
virus HIV bisa terinfeksi melalui cairan yang dapat berpotensi dalam penularan cairan seksual virus
HIV/AIDS. Sehingga dapat terjadi semakin parah jika tidak segera ditangani. b. Mengetahui kondisi
kesehatan pasangan sebelum melakukan hubungan seksual

c. Menghindari berhubungan seksual dengan sesama laki-laki (homoseksual atau biseksual), pemakaian
obat IV secara bersamaan atau orang yang terinfeksi HIV/AIDS. 2. Pencegahan penularan melalui non
seksual a. Tidak memakai alat suntik secara bersamaan dalam melakukan pengobatan pada pasien, tato
dan tindik. Selain itu tetap menjaga steril dari jarum suntik. b. Bagi orang yang memiliki resiko tinggi
terhadap HIV/AIDS sebaiknya tidak melakukan donor darah maupun donor organ. c. Petugas kesehatan
yang terlibat dalam pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS seperti transfusi darah
dan inseminasi artifisial yaitu memasukan sel sperma kedalam rahim dalam memperoleh kehamilan. d.
Sperm donor harus melakukan screening antibodi dalam kurung waktu 3 bulan dimana air mani harus
dibekukan dan ditunggu sampai hasil tes yang ke-2 keluar. e. Menghindari narkoba, zat aditif dan
psikotropika. 3. Pencegahan penularan melalui perinatal a. Ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS dapat
ditularkan pada janin atau bayinya. b. Ibu yang telah terinfeksi HIV/AIDS sebaiknya tidak hamil
dikarenakan akan tertular pada janin atau bayinya.(Elisanti, 2018) Saat ini program penanggulangan AIDS
di Indonesia mempunyai 4 pilar, yang semuanya menuju pada paradigma Zero New Infection, Zero AIDS-
related death dan Zero Discrimination. Empat pilar tersebut adalah: 28 1. Pencegahan (prevention); yang
meliputi pencegahan penularan HIV melalui transmisi seksual dan alat suntik, pencegahan di lembaga
pemasyarakatan dan rumah tahanan, pencegahan HIV dari ibu ke bayi (Prevention Mother to Child
Transmission, PMTCT), pencegahan di kalangan pelanggan penjaja seks, dan lain-lain. 2. Perawatan,
dukungan dan pengobatan (PDP); yang meliputi penguatan dan pengembangan layanan kesehatan,
pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik, pengobatan antiretroviral dan dukungan serta
pendidikan dan pelatihan bagi ODHA. Program PDP terutama ditujukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan rawat inap, angka kematian yang berhubungan dengan AIDS, dan meningkatkan kualitas
hidup orang terinfeksi HIV (berbagai stadium). Pencapaian tujuan tersebut dapat dilakukan antara lain
dengan pemberian terapi antiretroviral (ARV). 3. Mitigasi dampak berupa dukungan psikososialekonomi.
4. Penciptaan lingkungan yang kondusif (creating enabling environment) yang meliputi program
peningkatan lingkungan yang kondusif adalah dengan penguatan kelembagaan dan manajemen,
manajemen program serta penyelarasan kebijakan dan lainlain.(Dr. R. Haryo Bimo Setiarto et al., 2021)

Anda mungkin juga menyukai