Tugas Tutorial 2 PDGK4204 Ahmad Fauzan Muzakky 857107278
Tugas Tutorial 2 PDGK4204 Ahmad Fauzan Muzakky 857107278
TUGAS TUTORIAL 2
Soal
1. Padukan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra di kelas tinggi (kelas 6 SD)!
2. Penyusunan buku teks didasarkan pada pinsip berikut: (a) prinsip seleksi, (b) seleksi gradasi ,
dan (c) prinsip repetisi, dan (d) prinsip repetisi W. F. Mackey (dalam Hanafi, 1981). Uraikan
dengan singkat dan jelas empat prinsip penyusunan buku teks tersebut dengan kalimatnya
Anda sendiri!
3. Untuk keterampilan menulis di kelas 1 (kelas rendah), kurikulum 2004 menerapkan standar
kompetensi sebagai berikut. Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri
dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis
rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan ke dalam tujuh buah
kompetensi dasar. Uraikan dengan jelas tujuh buah kompetensi dasar yang dimaksud dengan
standar masing-masing hasil belajar dan indikatornya!
4. Dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk matapelajaran Bahasa Indonesia, Anda
boleh menggunakan tiga teknik, yaitu: (a) teknik membaca sekilas (skimming), teknik
membaca memindai scanning), dan (3) teknik SQ3R. Coba Anda uraikan dengan singkat dan
jelas strategi membaca cepat yang efektif dengan menggunakan teknik SQ3R!
5. Uraikan enam macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka!
Jawaban
2. Menurut W.F. Mackey ( dalam Hanafi, 1981) prinsip-prinsip penyusunan buku teks
adalah:
a. Seleksi, hal-hal yang dipertimbangkan adalah:
Tujuan pengajaran bahasa, level bahasa yang diajarkan dan jumlah waktu
belajar
Tipe bahasa yang diajarkan (dialek, register, style, dan media)
Jumlah materi yang disajikan
Pilihan butir-butir yang akan diajarkan mencangkup fonetik, tata
bahasa, kosakata dan makna kata.
Kreteria yang dipakai melandasi pilihan
b. Gradasi Bahan Pelajaran yakni mempersoalkan tataan yang dipandang
paling baik untuk menyajikan bahan pelajaran yang telah dipilih atau
diseleksi. Dalam Gradasi:
Dikelompokan berdasarkan sistem ( pengelompokan fonetis,
leksikal) dan berdasarkan bunyi-bunyi bahasa menjadi kata, kata
menjadi frase, frase menjadi kalimat, kalimat menjadi konteks.
Pengurutan / sekuensi mencakup sekuensi berdasarkan sistem di satu
pihak dan struktur di pihak lain.
c. Presentasi Bahan, pengomunikasikan bahan ajar kepada siswa yakni:
Penahapan bahan pelajaran, baik jumlah maupun satuan-satuannya.
Pendemonstrasikan bahan pelajaran baik secara lisan maupun tertulis.
Prosedur yang ditempuh dalam menyajikan isi pelajaran yang terdiri
ragam prosedur yaitu eksplanasi,translasi, otentik atau peragaan
(dengan benda, gerak atau situasi), gambar dan konteks.
d. Repetisi Bahan Pelajaran, perilaku guru dalam menyajikan bahan pelajaran
yang telah tertata dalam buku pelajaran (telah terseleksi, degradasi, dan
dipresentasikan) yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan kepada
peserta didik dalam hal menyimak, berbicara, menulis atau mengarang.
3. Untuk keterampilan menulis di kelas 1 (kelas rendah), kurikulum 2004 menerapkan standar
kompetensi sebagai berikut. Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri
dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis
rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan ke dalam tujuh buah
kompetensi dasar. Berikut ini merupakan tujuh buah kompetensi dasar dengan standar
masing-masing hasil belajar dan indikatornya!
4. Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat bermanfaat. Selain bisa menambah
pengetahuan, membaca juga memungkinkan kita mengambil pelajaran dari isi buku yang
dibaca, baik berupa cerita fiksi maupun non fiksi.
Membaca cepat adalah sebuah teknik membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak
meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya. Rata-rata orang dengan pendidikan
setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah
bersifat teknis. Agar setiap aktivitas membaca yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif
dan efisien, maka diperlukan teknik tertentu. Salah satunya dengan menggunakan teknik
SQ3R.
Teknik SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sangat sistematik dan bersifat praktik,
sehingga sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional. Dengan
menggunakan teknik ini maka dapat membantu dalam mengambil pelajaran atau
pengetahuan penting dari sebuah buku non fiksi atau cerita fiksi yang dibaca. Pada
prinsipnya teknik ini membantu pembaca menjadi pembaca aktif dengan melakukan
pencatatan, pengulangan, dan peringkasan isi bacaan. SQ3R merupakan singkatan dari
langkah-langkah mempelajari teks atau buku yang terdiri dari Survey, Question, Read,
Recite/ recall, dan review.
Question (pertanyaan) Question pada teknik SQ3R dilakukan setelah menyelesaikan
tahap survey, pembaca kini memiliki awalan ide mengenai bacaan selanjutnya. Pada tahap
ini pembaca akan mengubah judul, topik atau subtopic ke dalam bentuk pertanyaan. Tujuan
dari bagian bertanya atau question ini adalah untuk mengetahui setiap detail dari bahan
bacaan.
Read (membaca) Bagian ini adalah tahap menjawab pertanyaan yang sudah dibuat
sebelumnya. Jawaban biasanya merupakan ide utama dari setiap paragraf.
Recall/ recite Dalam tahap ini, setelah pembaca menyelesaikan membaca dan menjawab
pertanyaan maka diminta untuk menulis kembali dengan kalimatnya sendiri setiap informasi
yang sudah didapatkan.
Review (ulasan) Setelah selesai membaca buku atau cerita secara keseluruhan, maka baca
kembali bagian-bagian penting pada teks atau cerita yang telah dibaca.
5. Secara teoritis ada beberapa pendapat tentang pengajaran membaca. Salah satunya yang
dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka (1983), seperti berikut ini.
a. Pengajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat-tingkat permulaan
Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca.
b. Pengajaran Membaca Nyaring
Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan
dari pengajaran membaca permulaan, dan dipihak lain dipandang juga sebagai
pengajaran membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut.
c. Pengajaran Membaca dalam Hati
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tampa suara dan
mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi
baginya.
d. Pengajaran Membaca Pemahaman
Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan
pengajaran membaca dalam hati.
e. Pengajaran Membaca Bahasa
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
f. Pengajaran Membaca Teknik
Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-pembinaan
kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut.