Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

8 BIOLOGI SEL

OLEH:

KHEYSA AZAHRA LATIFA

23031071

PENDIDIKAN BIOLOGI B

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Heffi Alberida M.Si

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
A. 3 Macam Lisosom Berdasarkan Asal Dan Kandungan Kimianya.

1. Primer lisosom (lisosom primer) atau protolisosom


Lisosom primer adalah organel yang baru diproduksi dan dihubungkan oleh membran
tunggal dan memiliki ukuran yang sangat bervariasi. Lisosom primer adalah partikel
murni yang ada di dalamnya terdapat enzim perncernaan yang belum mempunyai peran
di dalamnya hidrolisis.(Sheeler dan Bianchi, 1983:465)
2. Lisosom sekunder (lisosom sekunder)
Terdapat dua tipe lisosom sekunder: vakuola heterofag (heterolisosom) dan vakuola
autofag (autolisosom). Vakuola heterofag dibentuk oleh fusi (gabungan) dari lisosom
primer dengan vakuola sitoplasma yang mengandung senyawa ekstraseluler yang dibawa
ke sel dengan proses endositosis. Pada fusi selanjutnya, enzim hidrolase pada lisosom
primer dilepaskan ke vakuola (disebut fagosom). Sedangkan vakuola autofag
(autolisosom) mengandung senyawa yang dilindungi dari sel sitoplasma, termasuk
mitokondria, badan mikro, dan bagian kasar dan halus dari retikulum endoplasma.
Autodigesti dari organel seluler adalah hal yang normal selama pertumbuhan dan
penyembuhan sel, dan umumnya lazim pada pembedaan jaringan dalam tekanan. (Sheeler
dan Bianchi,1983:465-466).
Pembentukan vakuola heterofag dan autofag selanjutnya diikuti oleh enzim pencernaan
dari isi vakuola. Saat pencernaan dimulai, Pembentukan vakuola heterofag dan autofag
menjadi sulit untuk identifikasi sifat dasar dari lisosom sekunder; istilah umum yang
sering digunakan untuk mendeskripsikan organel pada tahap ini adalah vakuola
pencernaan. (Sheeler dan Biacnhi,1983:465-466)
3. Badan Residu (sisa tubuh)
Zat endositosis dan bagian-bagian dari organel autofagositosis yang tidak dicerna dalam
lisosom sekunder dan ditransfer ke sitoplasma biasanya bertahan dalam vakuola sebagai
residu (zat sisa). Lisosom yang mengandung residu-residu tersebut disebut residu badan
(kadang disebut telolisosom). Residu yang tidak dicerna sering berbentuk gulungan dari
membran, massa tidak berbentuk, feritin seperti partikel atau mielin. Badan residu pada
akhirnya gagal dalam menunjukkan tingkat aktivitas hidrolitik yang sering dikaitkan
dengan lisosom primer dan sekunder. (Sheeler dan Bianchi,1983:466-467)
B. Enzim Yang Terdapat Di Dalam Lisosoma.
Lisosom memiliki enzim-enzim yang didalamnya. Lisosom juga berbeda pada komposisi
enzim hidrolitiknya. Lebih dari 60 enzim berikatan dengan organel, reaksi katalis pada
umumnya yaitu:
AB+H2 HAIAH + BOH

Dengan begitu, enzim dalam sebuah organel merupakan bagian penting untuk perlindungan
sel, jika komponen seluler mengalami kebocoran maka akan menyebabkan penyakit kanker,
penuaan, dan penyakit yang menyebabkan fungsi tubuh lambat peluncuran akan berhenti.
(Sadava, 1993:279-280)
Dengan adanya hidrolisis dalam lisosom menyebabkan 2 masalah untuk organel, yaitu:
1. Kebanyakan enzim lisosom memiliki pH optimal yang lembab. Tapi sitoplasma
memiliki pH sekitar 6,5-7,5. Ini artinya harus ada mekanisme untuk menurunkan pH
intralisosom.(Sadava,1993:280)
2. Hidrolisis dalam lisosom berhasil dalam mengubah tekanan osmotik. Jika protein
mengandung 100 asam amino yang dihidrolisis dalam organel, maka konsentrasi
osmotik akan meningkat, dan lisosom akan pecah karena tekanan osmotik dalam
udara. Harus ada mekanisme yang dapat Menurunkan berat molekul agar hasil dari
hidrolitik dapat masuk ke dalam sitoplasma. (Sadawa,1993:280)
Enzim lisosom memiliki pH optimum yang bersifat asam, yaitu sekitar 5,0 supaya
efesiensi atau fungsi aktivitas enzim lisosom dapat terjaga, pH di dalam lisosom harus lebih
rendah dari pH sitosol. Hal ini memberikan perlindungan terhadap sel. Jika sitosol
memiliki pH 7,2 lisosom utuh tidak akan menghancurkan sel, kecuali sitosol menjadi
asam. Hidrogen–ATP (pompa H + ) terdapat dalam membran lisosom untuk mengasamkan
lingkungan sebelum proses lisis, yakni dengan cara memanaskankan H + ke dalam lisosom
sehi ngga mempertahank an lu mennya pada pH yang dibu tu hkan. (Sadawa,1993:280-
281)
Enzim lisosom bersifat laten dan dikenal dengan istilah model kelatenan enzim lisosom.
Apabila lisosom dalam keadaan utuh atau materi yang akan terjadi dilisis belum berfusi
dengan lisosom, enzim-enzimnya tidak menghancurkan
(tidak berfungsi).

(Gambar 2.5. pH Optimal enzim lisosom. Sumber: www.researchgate.net)

Enzim yang tergolong dalam nuclease adalah RNAase yang substratnya adalah RNA, dan
DNAase substratnya adalah DNA. Asal lisosom keduanya sa ma y aitu bera sal dari
ja ringa n hewa n, tu mbu han dan rylsulf. (Robertis,1965:120-121) Enzim rylsulfa terdiri
dari:
1) b-galaktosidase substratnya galaktosida asal lisosomnya adalah jaringan hewan,
tumbahan dan Protista.
2) a-galaktosidase substratnya glikogen.
3) a-manosidase substratnya manosida.
4) b-glukoronidase substranya polisakarida dan mukopolisakarida.
Enzim ketiga terakhir ini asal lisosomnya adalah jaringan hewan. Yang masih termasuk
dalam kelompok enzim rylsulfa lisosom adalah lisosom yang substratnya adalah dinding
bakteri. Kemudian hialurinidase substratnya adalah asam hialuronat, dan yang terakhir adalah
arylsulfatase yang substratnya adalah sulfat-sulfat organik; asal lisosomnya hati dan
tumbuhan. (Alfaizar, 2017)

C. Perbedaan Antara Autofagi Dengan Heterofagi

1. Autophagy
Proses Autofagi digunakan untuk pembuangan serta degradasi bagian tersendiri, seperti
organel yang sudah tidak dapat berfungsi lagi. Bagian dari retikulum endoplasma kasar atau
REK akan menyelubungi organel yang sudah ru sak atau tidak berfungsi lagi nanti
membentuk autofagosom. Selanjutnya autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari
trans Golgi dan kemudian berkembang menjadi lisosom atau endosom lebih lanjut. Proses
tersebut berguna pada sel hati, transformasi berudu yang akan menjadi katak, serta embrio
manusia. (Zand,2006)
Pada katak metamorfosis, tahapan perubahan dari kecebong atau berudu menjadi katak
adalah ekornya secara bertahap akan hancur. Sel-sel ek ornya yang k aya akan lisosom
akan ma ti dan hasil terungkapnya digunakan dalam pertumbuhan sel-sel baru bagi katak
yang sedang dalam pertumbuhan. (Sumadi dan Maryanti,2007)

2. Heterophagy

Heterophagy, atau fagositosis , adalah proses seluler penting yang memungkinkan sel
menelan dan mencerna bahan eksternal, seperti mikroorganisme atau partikel
ekstraseluler. Hal ini penting dalam respon imun, penyerapan nutrisi, dan remodeling
jaringan.

Heterophagy dimulai dengan pengenalan dan pengikatan bahan target oleh reseptor
spesifik pada permukaan sel. Hal ini memicu pembentukan pseudopodia, yang meluas dan
mengelilingi material, akhirnya membungkusnya dalam vesikel terikat membran yang
disebut fagosom. Fagosom kemudian mengalami pematangan dengan menyatu dengan
lisosom, membentuk fagolisosom, di mana enzim lisosom mendegradasi bahan yang
ditelan.

Heterophagy terutama terkait dengan sel-sel kekebalan, seperti makrofag, neutrofil, dan sel
dendritik, yang memanfaatkan fagositosis untuk menghilangkan patogen yang menyerang.
Sel-sel ini memiliki reseptor khusus yang mengenali pola molekuler terkait patogen
(PAMPs) yang terdapat dalam mikroorganisme, yang menyebabkan menelan dan
menghancurkannya di dalam fagolisosom.
Heterophagy tidak hanya membantu membersihkan patogen tetapi juga memainkan peran
penting dalam presentasi antigen, di mana fragmen bahan yang tertelan ditampilkan pada
permukaan sel untuk mengaktifkan sel kekebalan lainnya.
a. Persamaan Perbedaan Antara Autophagy dan Heterophagy
 Autophagy dan heterophagy melibatkan pemecahan komponen seluler.
 Kedua proses tersebut bergantung pada lisosom, yaitu organel terikat membran yang
mengandung berbagai enzim yang mampu memecah molekul.
 Baik autophagy dan heterophagy berperan dalam memperoleh nutrisi untuk sel.
 Perbedaan Antara Autophagy dan Heterophagi

b. Definisi
Autophagy adalah proses degradasi diri dan daur ulang komponen seluler. Di sisi lain,
heterophagy atau fagositosis adalah menelan dan mencerna bahan eksternal oleh sel.
c. Konteks dan Tujuan
Autophagy pada dasarnya adalah mekanisme pembersihan diri seluler yang
mempertahankan homeostatis seluler dengan menghilangkan komponen yang tidak
diperlukan atau tidak berfungsi. Ini juga berfungsi sebagai mekanisme kelangsungan hidup
seluler selama kekurangan nutrisi atau bentuk stres lainnya. Di sisi lain, heterophagy adalah
mekanisme untuk memperoleh nutrisi dari sumber eksternal. Tujuannya adalah untuk
mencerna dan memecah bahan eksternal untuk melepaskan nutrisi yang dapat digunakan
sel untuk produksi energi, biosintesis, atau fungsi seluler lainnya.
d. Mekanisme
Autophagy melibatkan pembentukan vesikel bermembran ganda yang disebut
autophagosomes, yang menyita bahan sitoplasma yang ditargetkan untuk degradasi.
Autofagosom ini kemudian menyatu dengan lisosom, membentuk autolisosom, dimana
enzim lisosom menurunkan isinya. Sedangkan heterofagi melibatkan proses fagositosis, di
mana sel menelan partikel luar atau mikroorganisme dengan membentuk fagosom.
Fagosom kemudian menyatu dengan lisosom, membentuk fagolisosom, yang isinya
terdegradasi secara enzimatis.
D. Organ-Organ Yang Memiliki Banyak Lisosoma Dalam Tubuh Manusia.
1. Sel Hati (Hepatosit)
Sel hati memiliki banyak lisosom karena hati berperan penting dalam proses metabolisme dan
detoksifikasi.Lisosom di dalam hepatosit berfungsi untuk mencerna dan mendegradasi
berbagai macam zat, termasuk obat-obatan, toksin, dan sisa-sisa metabolisme.
2. Sel Ginjal
Sel ginjal, terutama sel epitel tubulus ginjal, memiliki banyak lisosom.Lisosom di dalam sel
ginjal berperan dalam proses reabsorpsi dan sekresi zat-zat dalam proses filtrasi darah.
3. Sel Makrofag
Makrofag adalah sel fagosit yang memiliki banyak lisosom. Lisosom di dalam makrofag
berfungsi untuk mencerna dan mendegradasi partikel asing, mikroorganisme, dan sel-sel yang
telah mati atau rusak.
4. Sel Neutrofil
Neutrofil adalah sel darah putih yang memiliki banyak lisosom.Lisosom di dalam neutrofil
berperan dalam proses fagositosis dan pembunuhan mikroorganisme patogen.
5. Sel Osteoklas
Osteoklas adalah sel yang berperan dalam proses resorpsi tulang.Lisosom di dalam osteoklas
mengandung enzim-enzim yang dapat mendegradasi matriks tulang. Organ-organ lain yang
juga memiliki banyak lisosom antara lain sel-sel eksokrin (kelenjar), sel-sel saluran
pencernaan, dan sel-sel sistem imun lainnya. Keberadaan lisosom yang melimpah di organ-
organ tersebut menunjukkan pentingnya peran lisosom dalam proses metabolisme,
detoksifikasi, pertahanan tubuh, dan remodeling jaringan.
E. Peran lisosom dalam proses pembentukan akrosoma pada sel spermatozoa
Lisosom memainkan peran penting dalam proses pembentukan akrosoma pada sel
spermatozoa,yaitu:
1. Pembentukan Akrosom
Akrosom adalah struktur berbentuk topi yang terletak di bagian depan kepala
spermatozoa.Akrosom mengandung enzim-enzim hidrolitik yang dibutuhkan untuk
membantu spermatozoa menembus lapisan pelindung sel telur (zona pelusida) saat
fertilisasi.Pembentukan akrosom terjadi selama proses spermatogenesis di dalam testis.
2. Peran Lisosom
Lisosom berperan penting dalam pembentukan akrosom pada spermatozoa.Selama
spermatogenesis, lisosom di dalam sel spermatogonia dan spermatosit akan bergabung dan
membentuk struktur yang disebut akrosom.Enzim-enzim hidrolitik yang terdapat di dalam
lisosom, seperti hialuronidase, aspartat protease, dan asam fosfatase, akan dimasukkan ke
dalam akrosom.
3. Proses Akrosomasi
Saat spermatozoa berinteraksi dengan sel telur, akrosom akan mengalami reaksi akrosom
(akrosomasi).Reaksi akrosom melibatkan pelepasan enzim-enzim hidrolitik dari akrosom,
yang membantu spermatozoa menembus lapisan pelindung sel telur.Lisosom berperan dalam
menyediakan enzim-enzim tersebut di dalam akrosom.
Dengan demikian, lisosom memainkan peran penting dalam pembentukan akrosom pada sel
spermatozoa selama proses spermatogenesis. Akrosom yang terbentuk dengan bakat akan
membantu spermatozoa melakukan fertilisasi dengan sel telur secara efektif.
F. Peran Lisosoma Dalam Proses Perkecambahan, Pembentukan Tulang Pipa, Recycle
Komponen Sel.
1. Peran Lisosom dalam Perkecambahan
Pada saat biji mulai berkecambah, lisosom berperan dalam proses pencernaan dan mobilisasi
cadangan makanan yang tersimpan dalam biji. Lisosom mengandung enzim-enzim hidrolitik
yang dapat memecah polisakarida, protein, dan lipid dalam biji menjadi nutrisi yang dapat
digunakan untuk pertumbuhan embrio.Aktivitas lisosom yang tinggi selama perkecambahan
membantu menyediakan energi dan bahan baku untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan awal tanaman.
2. Peran Lisosom dalam Pembentukan Tulang Pipa
Pada proses pembentukan tulang pipa, lisosom berperan dalam proses resorpsi tulang.Sel
osteoklas, yang bertugas untuk meresorpsi tulang, memiliki banyak lisosom di
dalamnya.Enzim-enzim hidrolitik dalam lisosom osteoklas dapat mendegradasi matriks
tulang, sehingga memungkinkan remodeling dan pertumbuhan tulang.Lisosom juga berperan
dalam proses mineralisasi tulang dengan menyediakan ionion kalsium dan fosfat.

3. Peran Lisosom dalam Daur Ulang Komponen Sel

Lisosom berperan penting dalam proses autofagi, yaitu daur ulang komponen-komponen sel
yang rusak atau tidak dibutuhkan lagi.Dalam proses autofagi, lisosom akan memecah dan
mendegradasi organel sel, protein, dan agregat yang tidak berguna.Hasil degradasi ini dapat
digunakan kembali oleh sel sebagai sumber energi atau bahan baku untuk sintesis komponen
sel yang baru.Autofagi membantu menjaga homeostasis sel dan mencegah akumulasi material
yang dapat mengganggu fungsi sel. Secara keseluruhan, lisosom memainkan peran penting
dalam berbagai proses biologis, baik dalam perkecambahan, pembentukan tulang, maupun
daur ulang komponen sel. Aktivitas enzim-enzim hidrolitik di dalam lisosom memungkinkan
sel untuk memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya secara efisien.

Vidio animasi :

https://youtu.be/cfBU-WOvEd8?si=bFLrzPqaWgJnElzJ

https://youtu.be/lg5-c8NyK-0?si=NJNIa_krnlqWYdHC

Anda mungkin juga menyukai