Anda di halaman 1dari 5

A.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia

Di Indonesia, Pancasila sebagai landasan ideologis negara pada sila pertama telah menentukan
bahwa Negara Indonesia adalah berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya, dalam butir pertama sila pertama Pancasila dinyatakan: Percaya dan Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, memang secara ideologi, setiap warga
negara Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan YME dan memeluk suatu agama.

Namun, pada praktiknya memang ditemui adanya warga negara Indonesia yang tidak
mempercayai atau memeluk suatu agama tertentu (ateis). Dan memang belum ada satu peraturan
perundang-undangan yang secara tegas melarang dan menentukan sanksi bagi seseorang yang
menganut ateisme. Akan tetapi, dengan seseorang menganut ateisme, akan memberikan dampak
pada hak-hak orang tersebut di mata hukum.

Misalnya, kesulitan dalam pengurusan dokumen-dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda


Penduduk ataupun Kartu Keluarga yang mengharuskan adanya pencantuman agama (lihat Pasal 61 dan
64 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan). Meskipun ada juga seorang ateis yang
kemudian tetap mencantumkan agama tertentu dalam dokumen kependudukannya, hanya untuk
memenuhi persyaratan administratif.

Memang dalam hukum tidak ada UU yang mengatur tentang seseorang yang memutuskan tidak
memiliki agama atau tidak percaya akan tuhan, Di sisi lain, konsekuensi hukum dari paham ateisme yang
dianutnya, orang yang bersangkutan boleh jadi tidak dapat menikmati hak-hak yang pada umumnya bisa
dinikmati mereka yang menganut agama tertentu di Indonesia.

Seorang ateis dilarang menyebarkan ateisme di Indonesia. Penyebar ajaran ateisme dapat dikenai sanksi
pidana Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang menyebutkan:

“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka
umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:

a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama
yang dianut di Indonesia;

b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan
Ketuhanan Yang Maha Esa.”
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Tips Hidup Sederhana
1. Bergaya Sesuai Kemampuan

Cara hidup sederhana yang bisa dilakukan adalah bergaya sesuai dengan kemampuan. Artinya
kamu tidak perlu menjadi orang lain cukup menjadi diri sendiri. Gaya hidup sederhana ini bisa
kamu lakukan contohnya dalam hal fashion, aksesoris, sampai pembelian hobi atau gaya hidup
lain yang tidak terlalu berlebihan. Untuk mengukur batas kemampuan, kamu perlu mengenali
dirimu sendiri mengenai kebutuhan atau hanya keinginan saja.

2. Selalu Mensyukuri Setiap Pencapaian

Mensyukuri setiap pencapaian dalam hidupmu bisa menjadi contoh hidup sederhana. Sebenarnya
hal wajar jika setiap orang mungkin akan berambisi untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.
Namun ambisiusitas yang berlebihan juga tidak baik untuk pola pikir dan mental seseorang.
Mereka seperti ada dalam arena pertandingan dan berkompetisi untuk menang. Pahala hidup
seseorang itu bukan untuk berkompetisi dengan orang lain. Hidup sederhana akan membuat
seseorang lebih menghargai keberhasilan atau pencapaian dirinya sekecil apapun.

3. Jangan Impulsif Saat Membeli Barang

Saat memulai hidup sederhana, hindari hal-hal yang berbau konsumtifitas. Jangan mudah tergiur
dengan barang diskon atau barang baru di etalase toko yang tidak kamu butuhkan. Jika itu
merupakan keinginan sesaat maka jangan bersifat impulsivitas. Membeli barang-barang yang
sesuai kebutuhan saja dapat lebih menyenangkan saat menggunakan setiap hari karena tidak ada
rasa menyesal atau membeli barang yang tidak terlalu bermanfaat.

4. Mulai Mengendalikan Diri

Agar sukses melakukan hidup sederhana, kamu perlu mengenali diri sendiri. Minimalist Soul
pernah mengungkapkan bahwa ketika seseorang bisa melepaskan ego sendiri, maka dia bisa
mengendalikan dan menikmati hidupnya secara nyata. Mengenal diri sendiri akan membantu
kamu mengetahui prioritas dan aspek penting dalam hidupmu untuk dilakukan secara efektif dan
efisien.
5. Mempertimbangkan seberapa Penting Barang Tersebut

Hidup sederhana akan sangat lekat dengan hal mempertimbangkan sesuatu dalam hidupmu.
Termasuk barang-barang yang kamu miliki di rumah misalnya, apakah dibutuhkan atau
berfungsi dalam hidupmu atau tidak. Kecenderungan ini biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup
modernitas yang selalu ingin memiliki barang edisi terbaru atau hal-hal yang sedang tren. Hidup
sederhana berarti tidak hanya mengikuti trend barang terbaru tetapi lebih melihat pada fungsi dan
kebutuhan dalam kehidupan seseorang.

6. Memulai Dari Hal-hal Terkecil

Hidup sederhana bisa dilakukan dari hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Misalnya
menyingkirkan barang-barang yang tidak digunakan, mengurangi pikiran negatif untuk hal-hal
yang tidak penting, dan mulai melakukan kegiatan atau aktifitas setiap hari dengan ikhlas tanpa
paksaan. Hal-hal kecil tersebut mungkin selalu ada dalam keseharianmu sehingga kamu bisa
mulai menerapkan pola hidup sederhana dari yang paling sederhana.

7. Menikmati Kehidupan Saat Ini

Hidup sederhana bisa kamu lakukan dengan cara menikmati setiap aktivitas yang sedang kamu
geluti sekarang. Jika hidup sederhana menjadi pilihan, maka kamu akan melakukan hal-hal yang
kamu sukai dan sayangi. Ciptakan setiap pengalaman dalam hidupmu menyenangkan, bahkan
jika itu kegagal sekalipun kamu harus tetap menerima karena hal itu juga bagian dari proses
hidupmu. Menikmati hidup berarti juga menghargai setiap kegagalan dalam hidupmu.

INFRASTRUKTUR POLITIK

 Partai Politik
 Kelompok Kepentingan

kelompok yang mempunyai kepentingan terhadap kebijakan politik negara. Yang


mana pada implementasinya, bergandengan dengan partai politik, Untuk
mewujudkan tujuannya, tidak menutup kemungkinan kelompok kepentingan dapat
melakukan negosiasi dan mencari dukungan kepada masyarakat perseorangan
ataupun kelompok masyarakat. Contoh dari kelompok kepentingan adalah
kelompok persatuan/ perserikatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

 Kelompok Penekan

kelompok yang bertujuan mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik


yang berupa undang-undang atau kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah
sesuai dengan kepentingan dan keinginan kelompok mereka. Kelompok ini
biasanya tampil ke depan dengan berbagai cara untuk menciptakan pendapat
umum yang mendukung keinginan kelompok mereka. Misalnya dengan cara
berdemonstrasi, melakukan aksi mogok dan sebagainya.

 Media Komunikasi Politik

sarana atau alat komunikasi politik dalam proses penyampaian informasi dan
pendapat politik secara tidak langsung, baik terhadap pemerintah maupun
masyarakat pada umumnya. Sarana media komunikasi ini antara lain adalah media
cetak seperti koran, majalah, buletin, brosur, tabloid dan sebagainya, sedangkan
media elektronik seperti televisi, radio, internet dan sebagainya. Media komunikasi
diharapkan mampu mengolah, mengedarkan informasi bahkan mencari
aspirasi/pendapat sebagai berita politik.

 Tokoh Politik

Tokoh politik adalah seseorang yang menjadi pusat perhatian di bidang politik
yang telah atau sedang berlangsung. Contohnya Basuki cahya purnama (pak ahok),
Agus Harimurti Yudoyono. Dll

TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK

a. Budaya Politik Parokial (parochial political culture)

Budaya politik ini terbatas pada satu wilayah atau lingkup yang kecil atau sempit, pelaksanaanya
pada masyarakat yang tradisional dan sederhana, tidak ada peran politik yang bersifat khas dan
berdiri sendiri, masyarakatnya cenderung tidak menaruh minat terhadap bentuk politik,
(rendahnya tingkat pendidikan)

Ciri-cirinya, antara lain ; - apatis, - pengetahuannya tentang politik rendah, - kesadaran


berpolitiknya rendah, serta - tidak peduli dan menarik diri dari kehidupan politik.

b. Budaya Politik Subjek (subject political culture)

Budaya politik ini menunjuk pada orang-orang yang secara aktif patuh
kepada pejabat-pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak
melibatkan diri dalam politik atapun memberikan suara dalam pemilihan,
masyarakatnya sudah mempunyai minat, perhatian, kesadaran, terhadap
sistem sebagai keseluruhan, masyarakat yang bersangkutan sudah relatif
maju (baik sosial maupun ekonominya), tetapi masih bersifat pasif.

Ciri-ciri budaya politik ini antara lain;

- memiliki pengetahuan politik cukup

- partisipasi politik minim

- kesadaran berpolitik rendah.

c. Budaya Politik Partisipan (participant political culture)

Budaya politik ini merupakan suatu bentuk budaya politik dimana anggota masyarakat
cenderung aktif dan ikut serta dalam pelaksanaan dan kehidupan politik. Oleh karena itu,
warganegaranya tidak hanya diorientasikan terhadap partisipasi aktif dalam, tetapi juga sebagai
subyek dimana hukum dan kekuasaaan serta kelompok utama lebih beragam.

Ciri-ciri, antara lain ; - pengetahuan politik tinggi - kesadaran politik tinggi - partisipasi politik
aktif, - kontrol politik aktif.

Anda mungkin juga menyukai