Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN MESIN MESIN PEMBUAT ABON IKAN

Dosen Pengampu:
1. I Ketut Daging, A.Pi., M.T
2. Ade Hermawan, S.St.Pi., M.T.
3. Teguh Binardi, A.Pi., M.T.

Disusun Oleh:

Nama : Raja Wasim Purba


NRP : 58222114247
Prodi : Mesin Perikanan (B)

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


PROGRAM STUDI PERMESINAN PERIKANAN
JAKARTA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia dikenal sebagai negara Maritim terbesar di dunia, yang 2/3 wilayahnya
merupakan wilayah lautan. Bukti negara Indonesia merupakan negara maritim atau
kepulauan terbesar di dunia yaitu antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh
laut. Indonesia merupakan negara maritim yang mempunyai banyak pulau, luasnya laut
menjadi modal utama untuk membangun perekonomian dan kesejahteraan hidup
masyarakat bangsa ini. Laut dijadikan ladang mata pencaharian, laut juga dijadikan sebagai
tempat penghasilan hidup bagi para nelayan dengan hasil ikan tangkapannya.
Mengoptimalkan potensi ikan hasil laut, dapat menjadikan bangsa Indonesia kaya karena
ketersediannya tidak terbatas yang melimpah ruah dan tidak akan pernah habis.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat berlomba-lomba berenovasi
memanfaatkan teknologi dalam menjalankan kelangsungan hidup dengan cara yang lebih
mudah dan evektif. Ditemukan istilah kata “abon” yaitu olahan daging yang dikeringkan
dengan cara dihaluskan dan digoreng agar dapat bertahan dalam waktu yang lama. Abon
merupakan temuan baru dikalangan dunia makanan dan masakan. Saat ini abon belum
terlalu marak di kalangan masyarakat umum. Hanya sebagian kecil masyarakat yang sudah
pernah mengolah abon, dan itu banyak di temukan di industri-industri pabrik makanan.
Umumnya abon di gunakan sebagai bahan makanan dan bahan pecita rasa pembuatan snack
dan roti.
Masyarakat umumnya banyak mengolah abon daging, berupa daging sapi dan ayam.
Karena harga jual beli daging terlalu mahal di pasaran, maka banyak orang beralih ke abon
ikan, karena disamping mudah didapat dan harganya cukup terjangkau. Dibandingkan, 1 Kg
daging sapi harganya mencapai Rp. 130.000, dan harga ikan Rp. 25.000/Kg nya. Harga ikan 4
kali lipat lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapi.

B. MASALAH
Permasalahan yang dihadapi kelompok pembuat abon ikan adalah mahalnya harga
bahan utama daging sapi di pasaran dalam pembuatan abon daging, sehinga beralih pada
abon ikan yang harganya jauh lebih murah. Hal ini menyebabkan usaha abon ikan yang
dikelola sering mengalami kerugian dalam hal tenaga dan waktu. Jumlah ikan yang sangat
banyak dan mudah mendapatkannya, didukung di tempat peneliti melakukan penelitian
berada didaerah pesisir Pantai. Belum ada alat yang ditemukan untuk mencincang daging
ikan dalam pembuatan abon selain dari pada blender, hanya dapat mengolah ikan dalam
jumlah yang sedikit. Berkembangnya masakan abon yang saat ini marak dan banyak diminati
oleh masyarakat dalam perkembangan masakan di indonesia. Terbukanya peluang
berwiraswasta dalam pengadaan abon ikan.

C. TUJUAN
Agar permasalahan penelitian lebih terarah dan jelas, maka perlu memberikan
batasan masalah. Di sini penulis akan membahas tentang perencanaan, analisis, pembuatan
dan pengujian mesin pembuat abon ikan yang aman dan efektif. Tujuan pembuatan Skripsi
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:

Tujuan pembuatan abon ikan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi salah satu syaral lulus Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Mesin.
b. Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama mengikuti perkuliahan
secara teori maupun praktek.
c. Membantu masyarakat untuk memproduksi abon ikan dalam jumlah yang banyak.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat merancang mesin pembuat abon ikan dengan menggunakan mesin sebagai sumber
tenaga.
b. Dapat merakit masing-masing komponen mesin pembuat abon ikan sehingga dapat
berjalan dengan baik.
c. Dapat menganalisis masing-masing komponen mesin untuk mendapatkan desain dan
dimensi yang tepat.

Dengan adanya mesin ini diharapkan dapat mempersingkat waktu pembuatan sehingga
dapat menambah penghasilan pekerja. Selain itu mesin ini dapat mengganti tenaga manual
manusia dengan mesin.
BAB II
Prinsip Kerja Rancangan Mesin

Pembuatan abon ikan belum ada ditemukan dengan menggunakan mesin, masyarakat
masih menggunakan cara tradisional, karena belum ada teknologi yang mengkaji tentang itu.
Akan menimbulkan masalah jika proses produksi dilakukan banyak, sedangkan alat/mesin
yang membantu tidak ada. Mesin pembuat abon ikan ini digerakkan oleh motor listrik
sebagai sumber tenaga dan menggunakan sabuk dan pulley sebagai sistem transmisi.

#Item yang dipakai pada perencanaan


1. Poros
Poros adalah salah satu bagian dari mesin yang sangat penting. Hampir seluruh mesin
meneruskan tenaga bersama dengan putaran. Peranan utama disitulah yang dipegang
oleh sebuah poros. Poros merupakan sebuah batang logam yang memiliki penampang
berbentuk silinder.
2. Sabuk
Sabuk yang akan digunakan pada perancangan mesin pengupas sabut kelapa ini adalah
Sabuk-V (V-belt). Sabuk-V digunakan karena memiliki kelebihan seperti terjadinya slip
apabila beban yang ditanggung oleh sabuk melebihi kapasitas sehingga motor tidak
cepat rusak, goncangan dan goncangan yang terjadi dapat diredam, serta dapat
digunakan untuk menggerakkan dua poros yang dengan dua arah tanpa merubah posisi
motor.
3. Pulley
Pulley adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai komponen atau
penghubung putaran yang diterima dari motor listrik kemudian diteruskan dengan
menggunakan sabuk atau belt ke benda yang ingin digerakkan.
4. Bearring
Bearing atau laker adalah bantalan yang berfungsi untuk membuat gerakan sistem
rotating. Selain itu, komponen ini juga berguna sebagai penyeimbang motor. Komponen
ini umumnya terdapat pada sistem berputar kendaraan, seperti kopling dan roda
misalnya.
5. Pasak
Pasak merupakan komponen mesin yang ditempatkan pada antarmuka poros dan hub
pada elemen sistem power-transmisi, yang bertujuan untuk mentransmisikan torsi dan
juga sebagai penahan elemen. Selain itu pasak juga digunakan untuk memfasilitasi
perakitan dan pembongkaran sistem poros. Seperti halnya baut dan sekrup, pasak
digunakan untuk membuat sambungan yang dapat dilepas yang berfungsi untuk
menjaga hubungan putaran relatif antara poros dengan elemen mesin yang lain.
6. Motor listrik
Motor listrik adalah suatu alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
dalam bentuk putaran.
BAB III
Metode Perencanaan
A. Jenis Tugas Akhir
Jenis tugas akhir dari kegiatan ini adalah jenis pengujian yang bersifat pengujian jenis proyek
akhir rekayasa, karena dari hasil pengujian akan digunakan untuk kebutuhan Masyarakat.

B. Diagram Alir Proses Perancangan


Dalam sebuah perancangan, khususnya perancangan mesin banyak menggunakan berbagai
ilmu yang harus diterapkan di dalamnya. Ilmu-ilmu tersebut digunakan untuk mendapatkan
sebuah rancangan yang baik, tepat dan akurat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada
umumnya ilmu-ilmu yang diterapkan antara lain ilmu matematika, ilmu bahan, dan ilmu
mekanika teknik. Perancangan itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan,
karena itu perancangan disebut sebagai proses perancangan yang mencakup seluruh
kegiatan yang terdapat dalam perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses
perancanagan di sebut fase. Fase-fase dalam proses peracangan berbeda satu dengan yang
lainnya. Fase-fase proses perancangan tersebut dapat di gambar dalam diagram alir berikut:

Spesifikasi Mesin Pembuat Abon Ikan


Kapasitas kerja mesin : 30 Kg/Menit
Dimensi rangka rencana : 700x500x550 mm
Sumber penggerak : Motor Listrik
Daya rencana : 1/4 Hp
Putaran motor : 2850 RPM
Rangka : Besi Profil L
Sambungan :Las, Baut, Paku
Keling dan Engsel
Tabung penggiling :Stainless Stell tebal
0.4 mm

Keterangan:
1. Roda
2. Seluncur air buangan
3. Tabung press
4. Poros press
5. Mata pisau parut
6. Rumah pisau parut
7. Bearring
8. Pulley
9. Rangka
10. Sabuk
11. Motor Listrik
12. Seluncur out put
13. Pulley

Rancangan fungsional atau cara kerjanya:


1. Pemotongan: Ikan yang telah dipilih dipotong menjadi potongan kecil untuk memudahkan
proses pengolahan selanjutnya.

2. Perebusan: Potongan ikan direbus untuk mematikan bakteri dan mikroorganisme yang
berpotensi merusak, serta untuk memudahkan proses pemisahan daging ikan dari tulang
dan kulit.

3. Pemisahan: Setelah direbus, daging ikan dipisahkan dari tulang dan kulitnya. Proses ini bisa
dilakukan secara manual atau dengan bantuan mesin, tergantung pada skala produksi dan
kebutuhan.

4. Penghancuran: Daging ikan yang telah dipisahkan kemudian dihancurkan menjadi serat-serat
kecil menggunakan mesin penggiling atau pencacah.
5. Penyaringan: Serat-serat daging ikan yang telah dihancurkan kemudian disaring untuk
memisahkan bagian yang kasar atau tidak diinginkan, seperti tulang kecil atau kulit.

6. Pengeringan: Serat daging ikan yang telah disaring kemudian dikeringkan menggunakan
mesin pengering dengan suhu yang tepat untuk menghilangkan kelembaban. Proses
pengeringan ini penting untuk meningkatkan daya tahan abon ikan.

7. Pengadukan dan Pencampuran Bumbu: Serat daging ikan yang telah kering dicampur dengan
bumbu-bumbu dan rempah-rempah sesuai dengan resep yang diinginkan. Proses ini dapat
dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin pencampur.

8. Pengemasan: Abon ikan yang telah selesai dibuat kemudian dikemas dalam kemasan yang
sesuai, seperti kantong plastik atau wadah khusus, untuk menjaga kesegarannya dan
memudahkan distribusi.

Langkah pengoperasiannya:
1. Pastikan mesin dalam keadaan bersih dan siap untuk digunakan. Periksa semua bagian
mesin, termasuk pengaturan suhu, kekuatan motor, dan kelancaran gerakan.
2. Siapkan semua bahan yang diperlukan sesuai dengan resep abon ikan yang akan dibuat. Ini
termasuk ikan, bumbu-bumbu, rempah-rempah, dan bahan tambahan lainnya.
3. Sesuaikan pengaturan mesin sesuai dengan jenis dan jumlah bahan yang akan diolah.
Misalnya, atur pengaturan kecepatan, suhu, dan tekanan sesuai dengan kebutuhan.
4. Masukkan bahan mentah ke dalam mesin sesuai dengan petunjuk penggunaan mesin.
Pastikan untuk tidak melebihi kapasitas maksimum mesin untuk mencegah kerusakan atau
kegagalan operasi.
5. Mulai mesin sesuai dengan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh produsen. Amati
proses pengolahan untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
yang diharapkan.
6. Selama proses pengoperasian, pantau kondisi mesin dan kualitas produk yang dihasilkan
secara teratur. Lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dan
kualitas abon ikan.
7. Setelah selesai digunakan, bersihkan mesin dengan benar dan lakukan pemeliharaan rutin
sesuai dengan petunjuk penggunaan. Ini termasuk pembersihan, pelumasan, dan
pemeriksaan secara berkala.
8. Setelah abon ikan selesai diproduksi, lakukan pengemasan produk sesuai dengan standar
kebersihan dan keamanan pangan. Pastikan produk siap untuk didistribusikan atau disimpan
dengan baik.
9. Catat semua informasi penting terkait proses produksi, termasuk jumlah bahan yang
digunakan, waktu produksi, dan hasil akhir. Ini penting untuk melacak kinerja mesin dan
memantau kualitas produk.
10. Setelah selesai digunakan, pastikan mesin disimpan dengan aman dan terlindungi dari
kerusakan atau keausan yang tidak perlu. Simpan mesin di tempat yang bersih dan kering
untuk memperpanjang umur pakainya.
BAB IV
Gambar Prototipe

Uji kinerja ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui apakah mesin abon ikan ini mampu untuk melakukan penyuiran sesuai dengan yang
diharapkan
2. Mengetahui hasil suiran daging
3. Mengetahui kapasitas kerja mesin
4.Mengetahui apakah semua komponen dapat berjalan dengan baik.
5. Mengetahui kelemahan mesin

Anda mungkin juga menyukai