Anda di halaman 1dari 14

LEMBAGA No.

Dok : 05/MT/LKMT/002
MINHAJ TARBIYYAH
KAJIAN MANHAJ MARHALAH MUAYYID Pokok Bahasan : Akhlaq yang Baik
TARBIYAH _____________________ No. Kode P.B. : 2.1.1.05.014
( LKMT) MADAH : Hadits Status Revisi : 0/0
Jumlah Halaman : 14

I. Tujuan Umum
Menguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah Saw, berdasarkan pada landasan fahm
(pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan
petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang
baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman
dan tempat, dan kembali kepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi
pertentangan.

II. Tujuan-tujuan Kognitif


Dengan mempelajari bahan ini, peserta diharapkan mampu:
1. Menerangkan pemahaman tentang kata al ma’ruf
2. Menyebutkan beberapa macam al ma’ruf
3. Menerangkan urgensi mengelola kemaslahatan banyak orang
4. Menerangkan bahwa al ma’ruf itu adalah berhenti dari perbuatan buruk
5. Menerangkan sabda Rasulullah saw : ‫يعيٍ را انحاجة انًهٕٓف‬
6. Menerangkan urgensi shidq/benar dalam Islam
7. Menerangkan kasih sayang Nabi Muhammad saw kepada ummatnya
8. Menerangkan urgensi menyayangi hewan
9. Menerangkan urgensi soloditas sesama kaum muslimin
10. Menerangkan urgensi ukhuwwah Islamiyah
11. Menyimpulkan sikap Islam yang menyayangi manusia dan hewan
12. Menjelaskan bahwa tutur kata yang indah adalah termasuk amal kebaikan yang
besar nilainya
13. Menerangkan urgensi amal untuk meraih surga dan menjauhi neraka
14. Menyebutkan sebagian sarana preventif dari api neraka
15. Menerangkan sabda Rasulullah saw:
16. Menerangkan keutamaan sikap lembut dalam segala urusan
17. Menerangkan perkataan orang Yahudi ketika masuk ke rumah Rasulullah saw
18. Menerangkan ucapan Aisyah ra kepada Yahudi ‫ٔعهيكى انساو ٔانهعُة‬
19. Menyimpulkan bahwa orang yang terhalang dari kelembutan akan terhalang dari
semua kebaikan
20. Menerangkan sikap Rasulullah saw terhadap seorang Arab Badui yang kencing di
dalam masjid.

III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik


1. Berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah Saw
2. Tekun menghafal matan (isi) hadits

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 1
3. Komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut
4. Komitmen dengannya dalam kehidupan nyatanya
5. Punya kepedulian menyebarkannya dan menyeru orang lain kepadanya, dimulai
dari keluarga, kerabat dekatnya dan orang yang berhak mendapatkannya
6. Berusaha untuk teliti (selektif) dalam menyebarkannya pada orang lain
7. Menegaskan keshohihan hadits tersebut sebelum meriwayatkannya
8. Anjuran bersedekah dengan harta dan anjuran bekerja dan berusaha
9. Membantu orang yang sangat membutuhkan
10. Menahan diri dari perbuatan buruk
11. Merasakan ke sungguh-sungguhan rijalul hadits dalam mengumpulkan hadits,
membuat bab, mensyarah dan mentakhrij hukumnya (riwayah dan diroyah)
12. Menyayangi sesama manusia dan hewan
13. Seorang mukmin mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri
14. Bekerja untuk mempersatukan kaum mukminin dan menganjurkan mereka tolong
menolong
15. Betapa besarnya hak kaum muslimin
16. Anjuran mempelajari As Sunnah
17. Berusaha dan bekerja
18. Urgensi doa dalam Islam
19. Berusaha bersikap lembut dalam semua urusan
20. Meneladani Rasulullah saw dalam ucapan dan perbuatannya
21. Menjauhi ucapan keji

IV. Pilihan Kegiatan


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Akhlaq yang Baik
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang tema bahwa Akhlaq yang Baik
b. Berdikusi dan tanya jawab tema tersebut ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan
psikomotor)
c. Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
kajian tersebut
3. Kegiatan Penutup:
a. Kesimpulan (lihat Tugas mandiri dan lihat kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

V. Kegiatan-kegiatan Penunjang
2. Menyampaikan ceramah tentang unrgensi mengelola kemaslahatan publik
3. Menulis makalah tentang membantu orang yang sangat membutuhkan
4. Menghafal tiga hadits tentang anjuran bersedekah
5. Mendampingi sahabatnya di kala suka dan duka
6. Menyampaikan khutbah tentang urgensi menyayangi dalam Islam
7. Menghafal lima hadits tentang menyayangi sesama manusia
8. Mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri
9. Menulis makalah tentang urgensi ukhuwwah dalam ikatan sosial

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 2
10. Mengajari anak untuk menyayangi sesama manusia dan hewan
11. Mengajak manusia untuk menyayangi dan bersaudara dalam Islam
12. Menyampaikan khutbah tentang urgensi berbuat kebaikan
13. Menulis makalah tentang sarana preventif dari neraka
14. Meringkas buku yang membahas tentang urgensi sedekah dalam Islam
15. Memperingatkan orang lain akan bahaya tutur kata
16. Menyampaikan pelajaran di masjid tentang urgensi bersikap lembut dalam semua
urusan
17. Menulis makalah tentang membalas keburukan dengan kebaikan
18. Menyelanggarakan seminar tentang bahaya Yahudi atas kaum muslimin
19. Mengajak orang lain untuk bersikap lunak dan lembut
20. Membuat majalah dinding tentang urgensi kelembutan di masyarakat

VI. Tujuan Tarbiyah Dzatiyah :


1. Menjelaskan urgesi mengelola kemaslahatan publik
2. Menjelaskan tentang urgensi membantu orang yang sangat membutuhkan
3. Menghafal tiga hadits tentang anjuran bersedekah
4. Mendampingi sahabatnya di kala suka dan duka
5. Menyampaikan khutbah tentang urgensi menyayangi dalam Islam
6. Menghafal lima hadits tentang menyayangi sesama manusia
7. Mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri
8. Menulis makalah tentang urgensi ukhuwwah dalam ikatan sosial
9. Mengajari anak untuk menyayangi sesama manusia dan hewan
10. Mengajak manusia untuk menyayangi dan bersaudara dalam Islam
11. Menyampaikan khutbah tentang urgensi berbuat kebaikan
12. Menulis makalah tentang sarana preventif dari neraka
13. Meringkas buku yang membahas tentang urgensi sedekah dalam Islam
14. Memperingatkan orang lain akan bahaya tutur kata
15. Menyampaikan pelajaran di masjid tentang urgensi bersikap lembut dalam semua
urusan
16. Menulis makalah tentang membalas keburukan dengan kebaikan
17. Menyelanggarakan seminar tentang bahaya Yahudi atas kaum muslimin
18. Mengajak orang lain untuk bersikap lunak dan lembut
19. Membuat majalah dinding tentang urgensi kelembutan di masyarakat

VII. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. dialog dan diskusi
2. pencatatan untuk menegaskan ketelitian membaca nash hadits, memahami dan
mempraktekkannya
3. berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah dan aktifitas yang berbeda-beda
4. menyiapkan formulir untuk menegaskan tercapainya sasaran
5. wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh hadits

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 3
VIII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah
1. Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shohih Bukhori – Shohih
Muslim-Riyadlus Sholihin)
2. Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim –
Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Sholihin )
3. Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh.
4. Riyadush Sholihin Karya Imam Nawawi
5. Riyadhushshalihin, An Nawawi
6. At Targhib wat Tarhib, Al Mundziriy

IX. Muhtawa
AKHLAQ YANG BAIK

A. Setiap Kebaikan adalah sedekah

Dari Jabir bin Abdullah ra, dari Nabi Muhammad saw bersabda: Semua kebaikan itu
adalah sedekah. HR Al Bukhari dan Muslim.

Penjelasan:
ٍ‫ كم يعرٔف‬Kebaikan yang lahir dari manusia dalam bentuk perbuatan aktif, atau
meninggalkan perbuatan tertentu. Dicatat pahala sedekah baginya.
Al Ma’ruf adalah semua yang diketahui berdasarkan dalil syar’iy termasuk dalam amal
kebaikan. Maka termasuk dalam al ma’ruf itu adalah nafkah suami kepada isterinya,
berwajah cerah ketika berjumpa dengan saudaranya. Demikian juga tidak melakukan
keburukan adalah salah satu bentuk al ma’ruf.

Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: Setiap muslim
harus bersedekah. Para sahabat bertanya: Jika tidak memiliki sesuatu untuk bersedekah?
Jawab Nabi: Bekerja dengan tangannya, sehingga bermanfaat bagi dirinya dan
bersedekah. Para sahabat bertanya lagi: Jika tidak mampu atau tidak melakukannya?
Jawab Nabi: Membantu orang yang memerlukan yang mengharapkan bantuan. Para
sahabat bertanya lagi: Jika tidak mampu? Jawab Nabi: Menyuruh yang baik –atau ma’ruf.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 4
Ada yang bertanya lagi: Jika tidak mampu? Jawab Nabi: Hendaklah menahan diri dari
keburukan, karena sesungguhnya itu adalah shadaqah.

Penjelasan:
Sabda Nabi Muhammad saw : bekerja dengan tangannya, pekerjaan apa
saja yang bisa dikerjakannya seperti : kerajinan tangan, dagang, dll.
ّ‫ نُفس‬Bisa membiayai diri sendiri dan orang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga
tidak meminta-minat kepada orang lain.
Dan bersedekah sehingga bermanfaat bagi orang lain, dan berpahala.
‫ أٔ نى يفعم‬، ‫فإٌ نى يسحطع‬ Jika tidak mampu melakukannya, atau tidak mengerjakannya
karena malas. Ada keraguan perawi.
Jawab Nabi: maka membantu dengan ucapan atau perbuatan, atau kedua-duanya.

Orang yang memerlukan, terniaya, meminta pertolongan, berduka, atau


dalam kesulitan.
Jika ia tidak melakukannya karena tidak mampu atau
malas?
Jawab Nabi: menyuruh yang baik atau yang ma’ruf, perawi hadits
ini ragu.
Ar Rhaghib berkata: Al Ma’ruf adalah nama untuk semua perbuatan yang dikenal baik
menurut syari’ah maupun akal sehat. Maka semua yang ma’ruf adalah baik.
‫ قال‬Berkata salah seorag shahabat yang ada ketika Rasulullah menyampaikan hal ini. Jika
tidak mampu? Jawab Nabi: Hendaklah ia menahan diri
dari perbutan buruk. Karena sikap ini adalah sedekah baginya.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran anjuran bersedekah dengan harta,
sebagaimana anjuran bekerja dan berusaha agar mendapatkan nafkah untuk dirinya, dapat
bersedekah kepada orang lain, menjaga kehormatan diri dari meminta-minta.
Dari hadits ini dapat pula diambil pelajaran anjuran berbuat kebaikan semaksimal
mungkin. Dan bahwa seseorang yang telah berniat melakukan kebaikan kemudian
mengalami kesulitan hendaklah berpindah kepada kebaikan lainnya. Karena semua
perbuatan baik adalah ma’ruf, dan semua yang ma’ruf adalah sedekah.

B. Menyayangi Manusia dan Hewan

‫ـ‬1

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 5
Dari Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits ra berkata: Kami menemui Nabi Muhammad
saw, ketika itu kami masih muda, rata-rata usianya. Kami berada bersama Nabi
Muhammad saw selama dua puluh hari, sehingga ia menganggap kami telah rindu kepada
keluarga kami, ia menanyakan kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan. Lalu
kami sampaikan kepadanya. Nabi Muhammad adalah orang yang sangat lemah lembut
dan penyayang. Lalu bersabda: Pulanglah ke keluarga kamu semua, ajarkan kepada
mereka, suruhlah mereka, dan shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat. Dan
jika datang waktu shalat hendaklah ada salah seorang di antaramu mengumandangkan
adzan, kemudian yang paling tua hendaklah menjadi imam. HR. Al Bukhariy.

Penjelasan:
ُّ‫عٍَْ أَتِي سُهَيًَْاٌَ يَانِكِ اتٍِْ انْحَُٕيْرِخِ ـ رضي اهلل ع‬ Al Laitsiy, tinggal di Bashrah.

ٌ‫ َٔ َحٍُْ شَثَ َثة‬Bentuk jama’ dari kata seperti kata pemuda. Seperti kata

para penulis. Berdekatan usianya.

Dengan fa’ lalu qaf, dari kata lemah lembut. Dalam riwayat lain

: dengan dua qaf, dari kata :sensitif

Ajarkan kepada mereka agama

Suruhlah mereka dengan perintah-perintah


Allah, antara lain: shalat, rukun kedua dalam Islam, ajarkan kepada mereka, suruhlah
mereka mengerjakannya.

Hendaklah yang lebih tua usianya di antara kalian menjadi imam.


Hal ini tidak menafikan prioritas yang paling mengerti As Sunnah, paling banyak hafalan
Al Qur’an, paling menjaga agamanya. Jika mereka sama dalam hal ini maka
diprioritaskan yang paling tua usianya.

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:


Keutamaan menyayangi sesama manusia –meneladani Rasulullah saw- dialah orang yang
sangat lembut dan penyayang. Dan diantara kelembutan dan kasih sayangnya adalah
perhatian kepada Malik bin Al Huwairits dan teman-temannya yang telah rindu kepada
keluarganya . sehingga Nabi perintahkan kepada mereka: Pulanglah

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 6
kepada keluarga kalian semua. Agar berbahagia dengan perjumpaan.

‫ـ‬2

Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Rasulullah saw bersabda: Ketika seorang lak-laki
berjalan ia mengalami dahaga yang sangat luar biasa. Lalu ia turun ke dalam sumur,
minum airnya, lalu naik keluar. Tiba-tiba ia dapati seekor anjing yang menjulurkan
lidahnya karena kehausan. Ia berkata (dalam hati): anjing ini telah kehausan seperti
kehausan yang aku alami. Lalu ia kembali turun ke dalam sumur, ia penuhi sepatunya
dengan air, ia pegang dengan mulutnya, lalu diberikan minum untuk anjing itu. Allah
membalasnya dan mengampuni dosanya. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah
kita mendapatkan pahala dari hewan-hewan ternak kita? Jawab Nabi: Dalam setiap hati
yang basah terdapat pahala. HR Al Bukhariy.

Penjelasan:

. Kemudian keluar dari sumur

" Dengan tsa’ bertitik tiga, artinya menjulurkan lidahnya

karena kehausan" dengan tsa’ bertitik tiga Makan tanah


yang basah/lembab.

Karena rasa sangat haus yang menimpanya

Anjing ini telah mengalami.

dengan mulutnya. Allah membalasnya.

Lalu para sahabat bertanya: Ya


Rasulullah, apakah kita mendapatkan pahala ketika memberi minum hewan ternak kita?

Rasulullah saw menjawab: Ya


dalam setiap memberikan minum hewan terdapat pahala.

Kata basah adalah kata kinayah/pinjaman/istilah lain

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 7
untuk kata hidup. Ada yang mengatakan: Bahwa hati itu ketika haus, ia akan basah.
Dengan alasan bahwa hati ketika dilemparkan ke dalam api akan tampak basah. Hal ini
disebabkan karena api mengeluarkan bahan basahnya.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang keutamaan menyayangi hewan.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw berdiri shalat, kami berdiri bersamanya. Lalu
seorang a’rabiy (Arab Badui) berkata dalam shalatnya: Ya Allah ampunilah saya dan
Muhammad, dan jangan seorang pun Engkau ampuni bersama kami. Maka ketika Nabi
Muhammad salam (selesai shalat) berkata kepada A’rabiy tadi: Sesungguhnya engkau
telah mempersempit yang luas, maksudnya adalah rahmat Allah. HR Al Bukhariy

Penjelasan:

Berkata seorang A’rabiy, yaitu Dzul Huwaishirah Al Yamaniy, ada pula


yang mengatakan bahwa dialah Al Aqra’ in Habis.
Rasulullah saw bersabda kepada a’rabiy tadi dengan penolakan. Karena ia pelit dengan
rahmat Allah kepada makhluk-Nya. ً‫ نقذ حجرت ٔاسعا‬Ha’ tanpa titik dibca fathah, jim
dibaca tasydid dan ra’ dibaca sukun/mati; artinya: mempersempit sesuatu yang luas, yang
menjangkau banyak orang yang berhak mendapatkannya. Dan yang dimaksudkan
Rasulullah saw adalah rahmat Allah yang menjangkau segala sesuatu.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang luasnya rahmat Allah, dan bahwasannya
tidak boleh membatasi rahmat Allah hanya untuk diri sendiri saja tanpa lainnya yang juga
berhak mendapatkannya.

Dari An Nu’man bin Basyir ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Kamu melihat
kaum mukminin dalam berkasih sayang, mencintai, tenggang rasa, adalah seperti
satu tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh tubuh lainnya
merasakan panas dan berjaga. HR AL Bukhari dan Muslim.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 8
Penjelasan:

Dari An Nu’man bin Basyir Al Anshari ra

Kamu melihat kaum mukminin yang


sempurna imannya

Saling menyayangi satu sama lain, tidak ada sebab lain kecuali
keimanan

Dal bertsydid, aslinya ada dua huruf dal, lau diidzghamkan, artinya:
hubungan cinta mereka, seperti ziarah dan memberikan hadiah.

Saling bantu di antara mereka, seperti tubuh dengan seluruh anggotanya.


Kemiripannya adalah pada persamaan senggang dan lelah.

Jika ada salah satu tubuh yang sakit


maka bagian tubuh lainnya bekerja sama dalam memikul rasa sakit itu.

tidak bisa tidur, karena sakit akan menghilangkan rasa kantuk/tidur, dan
panas bisa terjadi ketika orang tidak bisa tidur

Kesimpulannya: bahwa perumpamaan tubuh itu jika ada salah satu organ yang
sakit maka semua tubuh akan itu sakit, seperti pohon, jika salah satu dahannya
ditarik maka bagian batang lainnya akan ikut bergerak.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:
1. Dibolehkan membuat penyerupamaan dan contoh untuk mendekatkan
pemahaman
2. Sesungguhnya persatuan kaum mukminin yang sempurna imannya adalah
sifat asasinya
3. Besarnya hak sesama muslim dan anjuran untuk saling membantu, dan
saling memperhatikan satu sama lain

Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi Muhammad saw bersabda: Tidak ada seorang muslim
yang menanam tanaman, lalu dimakan manusia atau hewan, kecuali menjadi sedekah
baginya.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 9
Penjelasan:

Lalu dimakan manusia atau hewan. Penggabungan kata umum


pada kata khusus. Jika yang dimaksudkan adalah semua yang berjalan di muka bumi.
Atau penggabungan satu jenis kepada jenis lain, jika yang dimaksudkan adalah hewan
melata seperti yang kita kenal. Dan inilah yang lebih kuat.
Ibnu Abi Jamrah mengatakan: kuda masuk dalam cakupan umum kata insan.
Menjadi sedekah baginya, meskipun ia tidak secara khusus berniat
sedekah dengan hal itu.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran antara lain:
1. Mengingatkan kedudukan seorang muslim, bahwa ia mendapatkan pahala cocok
tanamnya, meskipun tidak secara khusus berniat sedekah
2. Anjuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang banyak menghasilkan pahala, seperti
menanam yang bermanfaat bagi manusia dan hewan
3. Bahwa mengerjakan keputusan Allah untuk memakmurkan bumi ini tidak
menafikan nilai ibaah, zuhud dan tawakkal
4. Anjuran belajar hadits/As Sunnah, untuk mengenali amal kebaikan, sehingga
senang mengerjakannya. Karena seperti pahala bercocok tanam ini tidak akan
pernah ditemui kecuali dalam As Sunnah.

C. Bertutur Kata Baik

Dari ‘Adiy bin Hatim ra berkata: Nabi Muhammad saw pernah menyebutkan tentang
neraka, kemudian berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya.
Kemudian menyebutkan neraka lalu berlindung diri darinya dan mengekspresikan denan
wajahnya. Kemudian menyebutkan neraka dan berlindung diri darinya dan
mengekspresikan dengan wajahnya. Syu’bah berkata: kemungkinan dua kali, lalu saya
tidak ragu. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Takutlah neraka walaupun hanya dengan
sebutir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik. HR Al Bukhariy

Penjelasan:
Bab tentang disyariatkannya tutur kata yang indah. Tutur kata yang indah
adalah amal kebaikan yang besar nilainya, karena firman Allah:

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 10
              

   


34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara
yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia. QS. Fushshilat

Pertahanan itu sebagaimana dilakukan dengan perbuatan bisa juga dilakukan dengan
perkataan. Kalimat yang indah seperti halnya perbuatan yang baik akan membuat musuh
yang membahayakan menjadi teman yang menyenangkan.
Dari ’Adiy bin Hatim At Tha’iy. Hatim adalah orang yang dikenal
sebagai dermawan Arab, tidak sempat bertemu Islam. Berkata:
Rasulullah saw menyebut neraka yang disediakan
bagi kauk kafir, sepeti yang diterangkan dalam ayat:

           

          
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

kemudian berlindung diri darinya. Salah satu bentuk pelajaran Nabi kepada
ummatnya.
hamzah dibaca fathah, syin bertitik diikuti dengan alif dan berakhir dengan
ha’ tanpa titik. Bermakna memalingkan wajah. Sebuah ekspresi tidak senang kepada
sesuatu. Sepertinya Rasulullah saw melihatnya dan memperingatkannya dengan
wajahnya.
Syu’bah bin Hajjaj salah seorang yang menjadi sanad (sandaran hadits ini)
berkata: ٍ‫إيا يرجي‬Rasulullah menyebutnya dua kali dan mengekspresikannya dengan
wajahnya, ‫ فال أشك‬ini yang tidak aku ragukan, sedangkan tiga kali penyebutan neraka
saya masih ragu.
Kemudian Rasulullah saw bersabda: , takutlah neraka dengan membuat
penghalang antara kalian dengannya.
Syin bertitik dibaca kasrah, artinya sepotong kurma.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 11
Maka jika tidak mendapatkannya, maka bisa dengan tutur
kata yang baik, artinya takutlah neraka dengan tutur kata yang baik, berdzikir menyebut
nama Allah dan mengagungkan-Nya, seperti dengan ucapan:
atau
atau dengan amar ma’ruf nahi munkar dengan tutur
kata yang baik.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:
Bahwa neraka yang di dalamnya terdapat adzab dari Allah adalah sesuatu mengharuskan
kita berlindung diri kepada Allah darinya, kembali kepada Allah untuk menghindarinya,
dan menyelamatkan diri dari adzab pedihnya
Di antara sarana preventifnya yang dapat menhadirkan ridha Allah adalah bersedekah
sekecil apapun dan bertutur kata dengan baik. Dari itulah Al Bukhariy dan Muslim
meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad saw
bersabda: ... dan tutur kata yang baik adalah sedekah.

D. Kelembutan dalam segala urusan

‫ـ‬1

Dari Aisyah isteri Rasulullah saw ra berkata: Sekelompok Yahudi masuk ke ruamh
Rasulullah saw, mereka mengucapkan: kematian atasmu. Aisyah ra berkata: Aku
memahaminya, lalu aku menjawab: Dan atas kalian semua kematian dan kutukan. Aisyah
berkata: Maka Rasulullah saw bersabda: Tenanglah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah
swt mencintai kelembutan dalam segala urusan. Lalu aku berkata: Ya Rasulallah tidakkah
engkau dengar apa yang mereka katakan? Rasulullah saw menjawab: Aku sudah jawab:
dan atas kamu semua.

Penjelasan:
Ra’ dibaca kasrah. Yaitu lembut/lunak dalam berututur kata dan berbuat, juga

bermakna: memilih yang lebih mudah dalam semua urusan.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 12
Sekelompok lelaki yang berjumlah kurang dari sepuluh.

Lalu mereka mengucapkan: Sin tanpa titik, dan mim tanpa tasydid. Artinya
kematian atasmu. Ada yang memaknai: Mereka bermaksud mengucapkan: Semoga Allah
matikan kamu saat ini.
Aisyah ra berkata: aku faham kalimat itu: sehingga aku katakan kepada

mereka: yaitu terusir dari rahmat Allah, karena kebencian mereka

terhadap Rasulullah saw yang terungkap dalam ucapannya: . lalu Rasulullah

saw mengatakan: mim dibaca fathah, dan ha’ dibaca sukun/mati, dibaca nashab
dalam bentuk masdar, untuk satu orang atau lebih, mudzakkar (lk) atau muannats (pr)
artinya: pelan-pelan, dan lembutlah. Dalam riwayat Al Bukhariy yang lain:

Tenanglah wahai Aisyah, lembutlah kamu dan jauhilah sikap kasar dan keji, yaitu
bertutur kata buruk.
Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam semua
urusan. Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Nabi Muhammad saw
bersabda:
‫ ٔيعطي عهى انرفق ياال يعطي عهى انعُف‬، ‫إٌ اهلل رفيق يحة انرفق‬
Sesungguhnya Allah Maha Lembut mencintai kelembutan, dan memberikan pada
kelembutan yang tidak diberikan kepada sikap kasar.
Artinya: Bahwa Allah –menghadirkan – kepada sikap kelembutan dalam semua urusan
yang tidak diberikan kepada lawannya yaitu sikap kasar.
Imam Muslim juga meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
َّ‫ٔال يُسع يٍ شيء إال شا‬، َّ‫إٌ انرفق ـ ال يكٌٕ في شيء إال زا‬
Sesungguhnya kelembutan itu tidak akan ada pada apapun kecuali akan
memperindahnya. Dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali akan memperburuknya.
Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jarir bin Abdullah raberkata: Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda:
ّ‫يٍ يحرو انرفق يحرو انخير كه‬
Barang siapa yang terhalang dari kelembutan akan terhalang dari semua kebaikan.
Aku bertanya Ya Rasulallah, tidakkah
engkau mendengar perkataannya? Rasulullah saw menjawab: Aku telah ucapkan untuk
mereka: aku dan kalian semua akan mati. Ada yang memaknai wawu dalam
kalimat itu berfungsi isti’naf (permulaan kalimat baru) bukan athaf (penggabungan pada
kalimat sebelumnya) sehingga mejadi jawaban atas mereka, sesuai dengan ucapan
mereka, atau perkiraan maknanya adalah: aku katakan: atas kalian apa
yan berhak bagi kalian, balasan yang setimpal. Rasulullah memilih kalimat ini agar
terjauhkan dari kalimat keji dan lebih mendekatkan kepada sikap kelembutan.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 13
Dalam riwayat Al Bukhari juga disebutkan bahwa Rasulullah saw mengatakan
dalam memberikan jawaban kepada Aisyah ra:
‫أٔ نى جسًعي يا قهث " نٓى " رددت عهيٓى " دعاءْى " فيسحجاب ني فيٓى‬
tidakkah kamu mendengar apa yang telah aku katakan kepada mereka, aku telah
mengembalikan doa mereka itu, maka telah dikabulkan doaku atas mereka.
Karena doaku dengan benar, dan doa mereka atas diriku tidak dikabulkan karena doanya
bathil dan zhalim.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang berpegang teguh dengan sikap
kelembutan daam semua urusan, berusaha mengarah kepada sikap ini. Rasulullahsaw
menjawab perkataan Yahudi dengan kalimat tanpa tambahan. Hal
ini lebih lembut. Rasulullah saw telah memberikan teladan kepada kaum muslimin dalam
menjawab Yahudi dan sejenisnya.

‫ـ‬2

Dari Anas bin Malik ra bahwa seorang Arab badui kencing di masjid, para sahabat
bangun mendekatinya. Rasulullah saw bersabda: Jangan hentikan kencingnya. Kemudian
Rasulullah meminta disediakan setimba air, lalu disiramkan di atas kencing itu. HR Al
Bukhariy.

Penjelasan:
ّ‫ فقايٕا إني‬Para sahabat bangun menuju ke Arab badui itu, hendak memukulnya, dll.
Rasulullah saw mengatakan kepada mereka: ِٕ‫ ال جسر ي‬ta’ dibaca dhammah, za’ bertitik
dibaca sukun/mati, ra dibca kasrah dan mim dibaca dhammah, artinya: Jangan kalian
potong/hentikan kencingnya.
ّ‫ فصة عهي‬، ‫ ثى دعا تذنٕ يٍ ياء‬Kemudian Rasulullah saw meminta disediakan setimba air
lalu diguyurkan di atas kencing itu, sehingga mensucikannya.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang kelembutan dalam semua urusan.
Rasulullah saw menyuruh para sahabat menjauh dari Arab Badui tadi, agar tidak
mengganggunya menuntaskan kencingnya.

__________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah hadits, pb. Akhlaq yang baik 14

Anda mungkin juga menyukai