Anda di halaman 1dari 13

No.

Dok : 21/MT/LKMT/02
LEMBAGA MATERI TARBIYYAH
Pokok Bahasan : Ila Ayyi Syaiin
KAJIAN MANHAJ MARHALAH MUAYYID
TARBIYAH ______________ Nad’un Nass
( LKMT) MADAH : No.Kode Pb. : 2.1.1.21.034
FIQH DAWAH
Status Revisi : 0/0

Jumlah Halaman : 11

I. Tujuan Umum Madah:


Terbentuknya pribadi muslim yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam
berdawah pada setiap ruang lingkup dan berbagai kondisi, memiliki kemampuan untuk
membina orang lain, mampu menghadapi dan mengatasi tantangan, problematika serta
merasakan pentingnya amal jama'i dan amal untuk mengkhidmat Islam dan pentingnya
bergabung pada jamaah untuk menegakkan agama Allah di muka bumi dengan
terpenuhinya karakteristik dasar bagi seorang muslim

II. Tujuan Teori (cognitive)


1. Menjelaskan tujuan, metode dan sarana-sarana dakwah Islam pada masa kini.
2. Menerangkan sikap seorang muslim terhadap politik, apakah ia memiliki hubungan
dengannya.
3. Menerangkan bagaimana menjaga kebenaran, dan apakan kekuatan itu adalah satu-
satunya penjaga.
4. Mengetahui bahwa seorang muslim mengkhidmat agamanya dan mengembangkan
agamanya.
5. Menjelaskan bahwa siasat kaum muslimin untuk berperang adalah untuk perbaikan dan
memberikan hidayah, dan bukanlah untuk menjajah dan merampas kekayaan bangsa.
6. Menyebutkan sifat-sifat umat yang bangkit dan dapat menjelaskan perbedaan antara
kekuatan materi dan ruhiyah serta pengaruh keduanya terhadap bangsa.
7. Agar seorang muslim mengetahui bagaimana memperbaiki kehidupan sosial dengan
Islam dan tidak tertipu dengan peperangan peradaban.

III. Tujuan Afektif


1. Memberikan bukti-bukti bahwa dakwah Ikhwanul Muslimin bebas, bersih dan jauh dari ambisi
pribadi.
2. Meyakinkan bahwa dakwah Islam akan sukses jika dilaksanakan oleh orang yang tajarrud.
Seluruh tenaga, pikiran waktu dan hartanya untuk berdawah.
3. Menjelaskan bahwa dakwah Islam jelas sejelas matahari, sudah seyogyanya manusia
memanfaatkannya untuk mensucikan diri.
4. Meyakini bahwa di sana terdapat perbedaan antara muslim yang aktif dan yang malas.
5. Mengetahui bahwa dakwah sekarang memiliki sarana yang sangat banyak, seyogyanya
mengikutinya dan mencari yang dapat memberikan manfaat dalam menyampaikannya pada masa
kini.
6. Meyakini bahwa dakwahnya menghimpun setiap sesuatu yang benar yang memberikan manfaat
kepada manusia dalam kehidupan ini, di antaranya nasionalisme, fasisme terhormat, dll.

IV. Psikomotorik (Praktik)


__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
1
1. Memerintahkan yang baik dan melarang dari yang munkar.
2. Mengorbankandari hartanya "walaupun sedikit" untuk saudaranya di alam Islami.
3. Menyusun pemikirannya dengan baik.

V. Pilihan Kegiatan
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :

1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Ila Ayyi Syaiin Nad’un Nass
b. Menginfentarisir penomena kejahiliyahan ummat

2. Kagiatan Inti:
a. Kajian materi Ila Ayyi Syaiin Nad’un Nass
b. Berdikusi dan tanya tentang Ila Ayyi Syaiin Nad’un Nass ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung di
dalammateri tersebut

3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

VI. Kegiatan Pendukung (Pilihan)


1. Melakukan daurah pelatihan dakwah.
2. Merangkum buku tentang dakwah umum dan yang lainnya tentang dakwah fardiyah.
3. Menulis makalah yang menjelaskan jaminan dakwah dan kebutuhan umat dalam memikul
problematika kontemporer.
4. Menulis cerita pendek (cerpen) yang menerapi segala hambatan dan rintangan yang dihadapi
para da'I dalam kehidupan dan dakwahnya.
5. Memberikan ceramah yang menjelaskan bahwa Islam tersebar dengan dakwah dan
penerimaan baik, adapun jihad adalah untuk menghilangkan hambatan kebebasan keyakinan.
6. Mengumpulkan perjalanan dan pengalaman para dai dalam perjalanan sejarah.
7. Latihan dakwah bersifat umum dan pribadi.
8. Mengadakan seminar untuk dialog dan diskusi sekitar tema ini.
9. Menyiapkan makalah-makalah yang beragam dalam tema-tema yang dilontarkan.
10. Tugas-tugas praktek penguatan keimanan kepada Allah.
11. Tugas membaca beberapa tema untuk didiskusikan dalam ruang belajar.
12. Mengadakan lomba-lomba di antar pelajar dan diberikan hadiah bagi yang juara.
13. Merujuk kepada sejarah umat dan membatasi permulaan penyimpangan dalam sejarah
tersebut.

VII. Sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. Ujian pengetahuan sekitar paket mata pelajaran.
2. Mengevaluasi dan memberikan catatan yang sesuai dengan prilaku umum dengan
mencapai target dakwah.
3. Mengevaluasi dan memberikan catatan kesertaan dalam kegiatan pendukung.
4. Mengevaluasi latihan dengan target tujuan-tujuan moral.
5. Mengevaluasi persiapan pemikiran dari pelaksanaan tugas untuk merealisasikan
pencapaian target paket kajian dalam kelas.

VIII. Tujuan pengayaan dzatiyah


__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
2
1. Mengetahui orientasi keislaman yang ada di lapangan.
2. Membiasakan untuk berinteraksi dengan nuansa sekolah (seminar – kunjungan – forum).
3. Menjelaskan pehamaman amal jama'i.
4. Menjelaskan hal yang penting yang dibaca dari majalah dan surat kabar sekolah serta menulis dan
menyebarkannya.
5. Menjelaskan fikih amar ma'ruf nahi munkar.
6. Menjauhi dari sombong dengan pendapatnya.
7. Menjadi seorang yang pemberani dalam pemikiran-pemikirannya.
8. Menebarkan ukhuwwah di antara rekan-rekannya.
9. Mencintai rekan-rekannya.
10. Dapat menerima kritikan dan evaluasi.
11. Menjalankan nasehat dengan wajah yang baik.
12. Berlomba-lomba dalam kebaikan.
13. Memberikan bukti atas beberapa pendapat dalam maslah furu’

IX. Referensi
1. Kitab: Kaedah-kaedah dakwah kepda Allah [Dr. Hammam Sa’id]
2. Kitab: Nurul Yaqin [Al-Khudhari]
3. Amar Ma’ruf dan nahi munkar. Kar. Jalaluddin Al-Umari.
4. Dakwah Islam kewajiban syariat dan kepentingan manusia. Kar. Dr. Shadiq Amin.
5. Thariq Dakwah. Kar. Syeikh. Mustafa Masyhur.
6. Problematika Dakwah dan Da’i. Kar. Fathi Yakan.
7. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Fathi Yakan.
8. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Abdul Badi’I Shaqar.
9. Tujuan-tujuan Utama bagi Da’i. Kar. A. Qathan, Jassim Muhalhil.
10. Wa bilhaqi shadamna fi wajhith thughyan” Mahmud Abdul Wahhab Fayid.
11. Fikih Dakwah. Kar. Syeik Mustafa Masyhur.
12. Buku catatan harian dakwah dan da’i. Kar. Hasan Albanna.
13. Risalah Dakwatuna. Kar. Albanna.
14. Bagaimana mendakwahi orang lain. Kar. Dr. Abdul Badi’ shaqar.
15. Dakwah kepada llah. Kar. Dr. Taufiq Al-Wa’i.
16. Islam dan Kondisai perekonomian kita. Kar. Abdul Qadir Audah.
17. Undang-undang kesatuan peradaban. Kar. Al-Ghazali.
18. Syarah Ushul Isyrin. Kar. Al-Qaradhawi.

X. Muhtawa
Risalah:
Ila Ayyi Syain Nad’un-Naas

1. PENDAHULUAN

Bayangkan jika antum sudah berbicara panjang lebar dengan banyak orang dalam tema yang
bermacam-macam. Antum yakin bahwa antum telah menjelaskannya dengan sangat jelas,
menerangkannya dengan gamblang, tidak ada satupun cara untuk mengungkapkan apa yang ada dalam
hati kecuali telah antum lakukan. Sehingga antum merasa meninggalkan orang tersebut dalam kondisi
terang benderang, mereka telah menangkap apa yang antum sampaikan sebagai kenyataan yang terungkap
seperti subuh yang membelah malam, atau seperti matahari di tengah hari. Bagaimana terkejutnya antum
jika tek lama setelah itu terungkap bahwa mereka belum faham, dan belum dapat menangkap apa yang
antum katakana.
Saya berkali-kali melihatnya dalam beberapa situasi, dan saya yakin bahwa rahasianya tak lebih
dari dua hal ini; Pertama: bisa jadi ukuran yang dipergunakan sewaktu mendengarkan tadi berbeda,
sehingga pemahaman dan kesimpulannya berbeda. Kedua: ungkapan itu sendiri bercampur dan samar,
meskipun yang mengucapkannya meyakininya sudah jelas dan gamblang.
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
3
2. TUJUAN, SASARAN, METODE DAN SARANA DAKWAH
‫المقياس‬:ukuran2.
Saat ini saya ingin mengungkapkan kepada semua orang tentang da’wah ikhwanul-muslimin,
tujuan utamanya, sasarannya, metodenya, sarananya dengan terus terang dan jelas, terang dan gamblang.
Sebelum saya ingin membatasi ukuran yang kami gunakan dalam penjelasan ini. Dan saya akan berusaha
agar ungkapan saya mudah dan ringan, para pembaca tidak kesulitan memahaminya. Saya
berhusnuzhzhan bahwa tidak ada seorangpun umat Islam yang berbeda pendapat dengan kami jika saya
gunakan ukurannya adalah Kitabullah, kita teguk limpahan airnya, menimba dari lautannya dan kembali
kepada hukumnya.
Wahai kaumku…
Sesungguhnya Al Qur’an adalah kitab yang lengkap. Allah telah mengumpulkan di dalamnya
‫ أصول العقائد‬prinsip- prinsip keyakinan, dasar-dasar kemaslahatan sosial, kaidah umum tentang hukum-
hukum duniawi. Di dalamnya terdapat perintah dan larangan. Apakah kaum muslimin telah mengamalkan
yang ada di dalamnya. Mereka meyakini yang telah Allah sebutkan sebagai keyakinan, memahami tujuan
yang telah Allah jelaskan? Apakah mereka telah menerapkan aturan sosialnya yang dinamis dalam
aktifitasnya? Jika kajian kita menyimpulkan bahwa mereka seperti itu maka kita telah sampai ke tujuan
utama, tapi jika terbukti bahwa mereka jauh dari Al Qur’an, mengabaikan ajarannya, dan perintahnya,
maka tugas kita adalah kita kembali bersama orang-orang yang menyertai kita di jalan ini.

A TUJUAN HIDUP DALAM AL QUR’AN


Al Qur’an telah memtakan tujuan hidup manusia, diantaranya adalah orang yang tujuan hidupnya
hanya bersenang-senang. Firman Allah :
ً ‫() َوالَّ ِذينَ َكفَرُوا يَتَ َمتَّعُونَ َويَأْ ُكلُونَ َك َما تَأْ ُك ُل األَ ْن َعا ُم َوالنَّا ُر َم ْثو‬12:‫)محمد‬
(‫ى لَهُ ْم‬
“ Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka”. (QS. Muhammad: 12)
ada juga orang yang tujuan hidupnya hanya untuk berhias dan berdandan, mengumpulkan kekayaan
yang akan hilang, firman Allah:
(‫ب‬ِ َ‫ير ْال ُمقَنطَ َر ِة ِمنَ ال َّذه‬ ِ ‫ت ِمنَ النِّ َساء َو ْالبَنِينَ َو ْالقَنَا ِط‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ َوا‬ ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
‫ع ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوهللاُ ِعن َدهُ ُحس ُْن‬ُ ‫ث َذلِكَ َمتَا‬ ِ ْ‫ض ِة َو ْالخَ ي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة َواألَ ْن َع ِام َو ْال َحر‬
َّ ِ‫َو ْالف‬
‫ب‬
ِ ‫)ال َمآ‬ ْ (14•:‫)آل عمران‬
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
(QS. Ali Imran: 14)
Ada juga orangyang tujuan hidupnya hanya untuk menyebarkan fitnah, menebar keburukan,
merekalah yang disebut Allah:
(‫ْجبُكَ قَوْ لُهُ فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َويُ ْش ِه ُد هللاَ َعلَى َما فِي قَ ْلبِ ِه َوهُ َو أَلَ ُّد‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ِ ‫اس َمن يُع‬
َ‫ث َوالنَّ ْس َل َوهللا ُال‬ َ ْ‫ك ْال َحر‬ ِ ْ‫ َوإِ َذا تَ َولَّى َس َعى فِي األَر‬, ‫ص ِام‬
َ ِ‫ض لِيُ ْف ِس َد فِيِهَا َويُ ْهل‬ َ ‫ْال ِخ‬
‫( )ي ُِحبُّ الفَ َسا َد‬205-204:‫)البقرة‬
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya,
dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. Al
Baqarah: 104-105)
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
4
Inilah tujuan manusia dalam hidup yang Allah bersihkan dari kehidupan orang beriman, Allah
jauhkan darinya, dan diberikan tugas yang lebih mulia. Allah berikan di setiap pundak orang beriman
kewajiban yang lebih tinggi dan lebih wajib yaitu: menuntun manusia semua ke jalan yang benar,
membimbing mereka kepada kebaikan, menerangi alam dengan matahari Islam, itulah firman Allah:
( َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُج ُدوا َوا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْال َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
َ‫ج ِّملَّة‬
ٍ ‫ق ِجهَا ِد ِه هُ َو اجْ تَبَا ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِي الدِّي ِن ِم ْن َح َر‬ َّ ‫ َو َجا ِه ُدوا فِي هللاِ َح‬,
‫أَبِي ُك ْم إِب َْرا ِهي َم هُ َو َس َّما ُك ُم ْال ُم ْسلِمينَ ِمن قَ ْب ُل َوفِي هَ َذا لِيَ ُكونَ ال َّرسُو ُل َش ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم و‬
‫ص ُموا بِاهللِ هُ َو َموْ ال ُك ْم‬ ِ َ‫اس فَأَقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوا ْعت‬ ِ َّ‫َتَ ُكونُوا ُشهَدَاء َعلَى الن‬
‫صي ُر‬ِ َّ‫( )فَنِ ْع َم ْال َموْ لَى َونِ ْع َم الن‬78-77:‫)الحج‬.
“Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah
kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (QS. Al Hajj: 77-78)
Ini artinya bahwa Al Qur’an telah menjadikan kaum muslimin sebagai penerima wasiat
kemanusiaan. Al Qur’an memberikan hak penguasaan dunia untuk merealisasikan wasiat besar itu. Maka
inilah peran kita bukan peran barat, peradaban Islam bukan beradaban materi.

B. SASARAN
1). SETIAP MUSLIM, PENERIMA WASIAT UNTUK BERKORBAN, BUKAN MERAIH
KEUNTUNGAN
Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan itu seorang mukmin menjual diri
dan hartanya kepada Allah. Ia tidak lagi memiliki kewenangan pada diri dan hartanya, semuanya telah
diwakafkan untuk keberhasilan da’wah ini, mengantarkan ke hati manusia. Itulah firman Allah:
(َ‫( )إِ َّن هللاَ ا ْشت ََرى ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِينَ أَنفُ َسهُ ْم َوأَ ْم َوالَهُم بِأ َ َّن لَهُ ُم ال َجنَّة‬111:‫)التوبة‬.
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka (QS. At Taubah: 111)
Dari itulah kita dapat menyaksikan seorang muslim yang menjadikan harta dunianya diwakafkan
untuk da’wah agar mendapat keuntungan di akhirat sebagai balasan pengorbanannya.
Di sinilah seorang penglima Islam sekaligus menjadi seorang ustaz, menyandang seluruh sifat
yang harus ada pada profil seorang ustaz, bercahaya, menerangi, menyayangi, berlembut hati. Panglima
Islam adalah panglima pembuka peradaban, kemajuan, bimbingan dan pengajaran. Manakah yang
dilakukan imperialisme Barat ini?

2). DI MANAKAH KAUM MUSLIMIN DARI TUJUAN UTAMA ITU?


Adakah kaum muslimin telah memahami Kitabullah? Sehingga jiwa bisa naik dan ruhaninya bisa
lunak. Merdeka dari perbudakan materi, bersih dari kesenangan nafsu, meninggalkan sesuatu yang remeh
dan tujuan yang rendah. Mengarahkan wajahnya kepada Pencipta langit dan bumi dengan berfihak kepada
kebenaran, meninggikan kalimah Allah dan berjihad di jalan-Nya, menyebarkan agama-Nya, ataukah
mereka sekarang menjadi tawanan nafsunya, dan penyembah ambisinya. Semua obsesinya hanyalah
makanan enak, kendaraan mewah, dandanan cantik, tidur nyenyak, wanita cantik, tampilan memukau dan
gelar di ujung nama.

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
5
‫و خاضوا بحار الجد دعوى فما ابتلوا‬ H‫رضوا باألماني و ابتلوا بحظوظهم‬
Mereka rela dengan mimpi, teruji dengan bagian duniawi,nerasa menyelam di lautan kesungguhan
tetapi mereka tidak merasa dalam ujian..
Maka sungguh benar Rasulullah saw yang bersabda:
: (‫القطيفة‬ ‫ تعس عبد‬, ‫ تعس عبد الدرهم‬, ‫)تعس عبد الدينار‬
“ Celaka penyembah dinar, celaka penyembah dirham, celaka penyembah busana”.

3). AL GHAYAH ADALAH DASAR AMAL


Al ghayah adalah pendorong perjalanan. Tatkala al ghayah dalam umat ini masih samar dan goyah,
maka kita harus menjelaskan dan menetapkannya. Saya menduga bahwa kita sudah banyak penjelasan,
dan kita sepakat bahwa peran utama kita adalah memimpin dunia, dan memandu kemanusiaan seluruhnya
kepada system Islam yang shalih, dan ajarannya yang tidak pernah tergantikan untuk membahagiakan
manusia.

C. METODE
1). SUMBER GHAYAH KITA
Inilah risalah yang hendak ikhwanulmuslimin sampaikan kepada seluruh manusia dan difahami
umat Islam dengan pemahaman yang benar, merealisasikannya dengan penuh semangat. Ikhwanul
muslimin tidak mengada-ada, tidak membuat sendiri, tetapi ia merupakan pesan yang selalu ada dalam
ayat-ayat Al Qur’an, dan sangat jelas dinyatakan dalam hadits Rasulullah saw terbukti nyata pada setiap
perilaku generasi pertama umat ini, yang menjadi teladan tertinggi dalam memahami dan mempraktekkan
ajaran Islam. Kaum muslimin yang mau menerima pesan ini maka itulah bukti iman dan Islam yang
benar, tetapi jika merasa kesulitan atau keberatan maka antara kita dan mereka masih ada Kitabullah,
hokum yang adil, pernyataan yang lugas, yang akan menetapkan dan menyatakan kebenaran itu ada di
fihak kita atau mereka.

ِ ِ‫ْالفَات‬
(‫حين‬ ‫ق َوأَنتَ خَ ْي ُر‬
ِّ ‫)ربَّنَا ا ْفتَحْ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ قَوْ ِمنَا بِ ْال َح‬
َ (89•:‫)األعراف‬.
Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah
Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS. Al A’raf: 89)

2). SANGGAHAN
Banyak pertanyaan dari saudara saudara kami yang kami cintai dengan sepenuh, dan telah kami
wakafkan usaha, harta dan jiwa kami untuk kebaikan mereka, kerja kami untuk kemaslahatan dunia dan
akhirat mereka. Dan kami habiskan untuk tujuan itu, tujuan membahagiakan umat kami, saudara kami,
harta dan jiwa kami.
Kami berharap kepada saudara-saudara yang bertanya itu untuk suatu kali menengok pemuda-
pemuda ikhwanul muslimin yang begadang pada saat orang lain tidur lelap, mereka resah pada saat orang
lain lengah. Ada di antaranya yang masih terus berada kantornya sejak ashar hingga tengah malam,
bekerja keras, berfikir serius, sepanjang sepanjang bulan, dan ketika akhir bulan dia jadikan
penghasilannya itu sebagai penghasilan jamaah, dia infakkan untuk da’wahnya, hartanya dijadikan
fasilitas bagi da’wahnya, suara hantinya mengatakan:
: ‫ و معاذ هللا أن نمن على أمتنا فنحن منها و لها و إنما نتوسل إليها‬.‫ال أسألكم عليه أجرا إن أجري إال على هللا‬
‫بهذه التضحية أن تفقه دعوتنا و تستجيب لندائنا‬.
“Aku tidak meminta balasan dari kalian, atas jerih payah itu, sesungguhnya balasanku hanya ada di sisi
Allah”. Aku berlindung kepada Allah, dari perasaan telah memberi kepada umat ini, kami dari mereka
dan keberadaan kami untuk mereka. Pengorbanan ini kami jadikan salah satu sarana agar mereka mau
memahami dan menerima da’wah kami.

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
6
D. SARANA

1. DARI MANA DANA INI?


Orang-orang yang melihat ikhwanul muslimin dari jauh dan terus mengamatinya akan bertanya-
tanya: Dari mana mereka membiayai da’wah? Dari mana mereka mendapatkan uang yang menjadi
kebutuhan primer da’wahnya agar berhasil dan berkembang pada masa-masa sulit pada saat banyak orang
pelit?
Jawaban kami adalah, bahwa pilar menyiarkan agama adalah iman sebelum uang, aqidah sebelum
kekayaan yang segera hilang. Jika ditemukan orang beriman yang benar maka ditemukan pula seluruh
sarana keberhasilan. Sesungguhnya dalam keuangan ikhwanul muslimin yang sedikit, yang diambil dari
potongan belanja mereka, penyisihan dari kebutuhan primer dan kebutuhan rumah tangga mereka,
memotong uang jajan anak-anak mereka. Mereka dermakan semua itu dengan hati bersih, ada di antara
mereka yang ingin memiliki kekayaan berlimpah yang kemudian ia infakkan fi sabilillah. Ketika ada di
antara mereka yang tidak menemukan apa yang bisa diinfakkan, mereka berpaling sementara air matanya
mengalir deras, sedih hatinya karena tidak bisa berpartisipasi. Kekayaan yang minim inilah dan iman
yang besar, alhamdulillah, inilah bekal kaum yang beribadah, dan keberhasilan para aktifis yang benar.
Sesungguhnya Allah yang di tangan-Nya tergenggam segala sesuatu pasti akan memberkahi setiap rupiah
yang ikhwan infakkan (‫ت‬ ِ ‫ص َدقَا‬ ُ ‫)يَ ْم َح‬
َّ ‫ق هللاُ الرِّبا َويُرْ بِي• ال‬
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS. Al Baqarah: 276)
َ ِ‫) َو َما آتَ ْيتُ ْم ِم ْن َز َكا ٍة تُ ِري ُدونَ َوجْ هَ هللاِ فَأُولَئ‬
•َ ُ‫ك هُ ُم ْال ُمضْ ِعف‬
(‫ون‬
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar Rum:39)

3. Dakwah Ikhwan, Dakwah Islamiyah

Dakwah Ikhwan adalah dakwah Islamiyah murni; Dasar perjuangannya, inti dakwahnya, cara dan
sarananya tidak lepas dari norma dan nilai-nilai Islam, karena Ikhwan yakin benar, bahwa Islam adalah
agama yang menghantarkan umat manusia kepada kesejahteraan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
Islamiyah Dakwah Ikhwah dapat dicermati dari beberapa indikasi sebagai berikut:
Ikhwan menjadikan Alquran sebagai tolak ukur dan sumber kejelasan langkah Dakwah Ikhwan yang
meliputi metode dan sarana yang digunakan. Alquran sebagai tolak ukur dan sumber pergerakan, karena
Alquran bak “lautan dari mana kita meraup mutiara kecemerlangan dan referensi kepada mana kita
menentukan hukum. Alquran adalah kitab sempurna yang padanya Allah memadukan dasar-dasar
kepercayaan, kaidah-kaidah perbaikan sosial, prinsip-prinsip umum hukum keduniaan, serta sederet
perintah dan larangan”.
Ikhwan yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allah adalah tempat bersandar, hanya Allah sebagai pelindung
orang-orang beriman, Dia sebagai penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela orang-orang
tertindas, yang diperangi di negeri mereka sendiri bahkan diusir dari negeri mereka. Baca dan
renungkanlah ayat-ayat berikut:
ُ ‫ور َوالَّ ِذينَ َكفَ•••رُوا أَوْ لِيَ•••ا ُؤهُ ُم الطَّا ُغ‬
‫وت‬ ُّ َ‫هَّللا ُ َولِ ُّي الَّ ِذينَ َءا َمنُ•••وا ي ُْخ••• ِر ُجهُ ْم ِمن‬
ِ ‫الظلُ َم•••ا‬
ِ ُّ‫ت إِلَى الن‬
ُ ِ ‫الظلُ َما‬
ِ َّ‫ت أولَئِكَ أَصْ َحابُ الن‬
َ‫ار هُ ْم فِيهَا َخالِ ُدون‬ ُّ ‫ور إِلَى‬ ِ ُّ‫ي ُْخ ِرجُونَهُ ْم ِمنَ الن‬
Sesungguhnya Allah adalah Pelindung orang-orang beriman. (QS. Al-Baqarah: 257)

ِ ‫ص ُرهُ إِ َّن هَّللا َ لَقَ ِويٌّ ع‬


‫َزي ٌز‬ ُ ‫َولَيَ ْنص َُر َّن هَّللا ُ َم ْن يَ ْن‬
Sesungguhnya Allah niscaya akan menolong orang yang menolong agama-Nya. (QS. Al-Hajj: 40)
َ ِ‫ون لِي ُغاَل ٌم َوقَ ْد بَلَ َغنِ َي ْال ِكبَ ُر َوا ْم َرأَتِي عَاقِ ٌر قَا َل َك َذل‬
‫ك هَّللا ُ يَ ْف َع ُل َما يَ َشا ُء‬ ُ ‫ال َربِّ أَنَّى يَ ُك‬
َ َ‫ق‬
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
7
Allah adalah Pelindung orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.
(QS. Ali Imran: 25)

ِ َّ‫بَ ِل هَّللا ُ َموْ اَل ُك ْم َوهُ َو َخ ْي ُر الن‬


َ‫اص ِرين‬
Tetapi ikutilah Allah pelindungmu, Dialah sebaik-baik Pelindung. (QS. Ali Imran: 150)
َّ ‫ِإنَّ َما َولِيُّ ُك ُم هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َوالَّ ِذينَ َءا َمنُوا الَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ال‬
َ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوهُ ْم َرا ِكعُون‬
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin yang mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah) (QS. Al-Maidah: 54)
•َ ُ‫َب هَّللا ُ لَنَا هُ َو َموْ اَل نَا َو َعلَى هَّللا ِ فَ ْليَتَ َو َّك ِل ْال ُم ْؤ ِمن‬
‫ون‬ ِ ‫قُلْ لَ ْن ي‬
َ ‫ُصيبَنَا إِاَّل َما َكت‬
Katakanlah: tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.
Dialah pelindung kami. Dan hanyalah kepada Allah orang-orang mukmin harus bertawakkal. (QS. At-
Taubah: 51)
َ‫َوهَّلِل ِ ْال ِع َّزةُ َولِ َرسُولِ ِه َولِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ َولَ ِك َّن ْال ُمنَافِقِينَ اَل يَ ْعلَ ُمون‬
Bagi Allahlah al-Izzah (kekuatan yang agung) dan bagi Rasul-Nya serta bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. (QS. Al-Munafiqun: 8)
Keyakinan tersebut manakala tertancap pada diri setiap kita, niscaya akan mengangkat jiwa kita
menuju ketinggian, meniupkan semangat kebangkitan bersama semua orang yang senantiasa berbuat dan
berkarya di jalan Allah, untuk menghantarkan kita menjadi Robbani, dimana hubungan kita dengan Allah
terus terpaut dan selalu kepada-Nya kita menisbatkan nasab,

َ ‫َولَ ِك ْن ُكونُوا َربَّانِيِّينَ بِ َما ُك ْنتُ ْم تُ َعلِّ ُمونَ ْال ِكت‬


َ‫َاب َوبِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْد ُرسُون‬
Akan tetapi dia berkata: Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran: 79)
Keyakinan tersebut juga akan melahirkan sikap optimis, bahwa keberhasilan dari Allah akan datang.
Setiap akh beraktivitas tanpa rasa takut kepada siapa pun selain kepada-Nya. “(Yaitu) orang-orang (yang
menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, maka takutlah kalian dari mereka. Maka
perkataan itu menambah keimanan mereka seraya mereka berkata: Cukuplah Allah menjadi penolong
kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” Ali Imran: 173.
Ikhwan memandang, bahwa kebangsaan kita adalah nasab universal. Dengan menisbatkan nasab
(berafiliasi) kepada Allah, berarti matinya fanatisme kesukuan yang telah banyak mewariskan mala
petaka. Dengan akidah seperti ini Ikhwan hidup dan rela mati karenanya. Dan hanya di sana mereka
menemukan segala impian jiwa mereka akan kesenangan, kebahagiaan dan kebenaran serta keindahan.
ِّ •‫أَلَ ْم يَأْ ِن لِلَّ ِذينَ َءا َمنُوا أَ ْن ت َْخ َش َع قُلُ••وبُهُ ْم لِ• ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َم••ا نَ • َز َل ِمنَ ْال َح‬
‫ق َواَل يَ ُكونُ••وا َكالَّ ِذينَ أُوتُ••وا‬
َ‫ت قُلُوبُهُ ْم َو َكثِي ٌر ِم ْنهُ ْم فَا ِسقُون‬ ْ ‫َاب ِم ْن قَ ْب ُل فَطَا َل َعلَ ْي ِه ُم اأْل َ َم ُد فَقَ َس‬
َ ‫ْال ِكت‬
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat
Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-
orang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang
fasik. (QS. Al-Hadid: 16).
Misi hidup setiap muslim sebagaimana dipersepsikan Ikhwan adalah mengabdikan diri hanya kepada
Allah dengan sikap ruku, sujud, melakukan amal kebajikan terhadap sesama, bermujahadah secara ikhlas
serta berjihad di jalan Allah swt secara sungguh-sungguh, dengan cara menyebarkan dakwah Islam
kepada segenap umat manusia, jika mereka menolak dakwah dan bersikap tiran serta melakukan
kezhaliman, maka pedanglah bagi mereka. “Kalau manusia menolak hujjah dan bersikap tiran, perang
lebih baik bagi dunia dari kedamaian”; karena Jihad merupakan kekuatan untuk membela kebenaran.

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
8
“Kekuatan adalah jalan yang paling aman untuk memunculkan kebenarann. Sungguh suatu keindahan
yang sempurna bila suatu saat kekuatan bisa berjalan beriringan dengan kebenaran”. Firman Allah:
َ‫ا ْنفِرُوا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو َجا ِه ُدوا بِأ َ ْم َوالِ ُك ْم َوأَ ْنفُ ِس ُك ْم فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui” (QS. At-Taubah: 41).
Apa di balik perintah Jihad? Allah telah memilih orang-orang mukmin untuk menjadi pemimpin
(huwajtabaakum) bagi seluruh umat manusia, sebagai penjaga ajaran-Nya, khalifah di muka bumi dan
sebagai pewaris dakwah para Rasul-Nya. Karena itu hendaknya mereka menjadi satu barisan, satu
kekuatan dan menjadi pasukan pembebas yang akan menyelamatkan mereka ke jalan yang lurus.

Demikian beberapa indikasi penting yang memberikan makna, bahwa dakwah Ikhwan adalah dakwah
Islamiyah, tujuan, langkah-langkah dan cara tidak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai Islam
sebagaimana diturunkan Allah swt untuk umat manusia.
Karenanya, setiap kader Ikhwan, hendaknya senantiasa melakukan introspeksi diri agar langkah-
langkah kehidupannya dan kerja-kerja dakwah sesuai dengan al-Islam, yang akan membawanya kepada
keridhaan Allah swt.

2 (Tujuan Dakwah Ikhwan)

Tujuan Dakwah Ikhwan terangkum dalam firman Allah swt:


‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُج ُدوا َوا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُ••وا ْالخَ ْي• َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح••ونَ َو َجا ِه• ُدوا فِي‬
َ ُ‫ج ِملَّةَ أَبِي ُك ْم إِبْ• َرا ِهي َم ه‬
‫•و َس• َّما ُك ُم‬ ٍ ‫ِّين ِم ْن َح• َر‬ِ ‫•ل َعلَ ْي ُك ْم فِي ال•د‬ َّ ‫هَّللا ِ َح‬
َ ‫ق ِجهَ•ا ِد ِه هُ• َو اجْ تَبَ•ا ُك ْم َو َم•ا َج َع‬
‫اس فَ••أَقِي ُموا‬
ِ َّ‫َّس•و ُل َش• ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم َوتَ ُكونُ••وا ُش•هَدَا َء َعلَى الن‬ ُ ‫ْال ُم ْس•لِ ِمينَ ِم ْن قَ ْب• ُل َوفِي هَ• َذا لِيَ ُك••ونَ الر‬
‫صي ُر‬ِ َّ‫َص ُموا بِاهَّلل ِ هُ َو َموْ اَل ُك ْم فَنِ ْع َم ْال َموْ لَى َونِ ْع َم الن‬
ِ ‫صاَل ةَ َو َءاتُوا ال َّز َكاةَ َوا ْعت‬َّ ‫ال‬
Wahai orang-orang beriman ruku’, sujudlah dan sembahlah Rabbmu, lakukan kebaikan (terhadap
sesama), agar kamu mendapat keberuntungan . Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan sebenar-
benar jihad. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan. Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) di dalam Alquran ini, supaya Rasul itu menjadi saksi
atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu kepada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah
sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong (QS. Al-Hajj: 77-78).
Sangat jelas tujuan Dakwah Ikhwan, yaitu membawa umat manusia ke jalan kebenaran, membimbing
mereka ke jalan kebaikan, menerangi seluruh penjuru dunia dengan nur al-Islam. Kemuliaan tujuan
Dakwah ini akan semakin nampak dengan jelas ketika kita cermati tujuan hidup yang sebenarnya, yakni
“Memberikan pengabdian total kepada Penguasa alam semesta yaitu Allah swt, dengan memberikan
loyalitas kepada-Nya dan kepada ajaranNya secara konsisten, untuk menggapai Ridho Allah swt yang
merupakan puncak kebahagiaan yang hakiki. Ikhwan berperan dan bertugas untuk membantu
menghantarkan manusia ke pintu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersebut.
Sungguh berat…., berat…, memang berat dan sangat berat
‫إِنَّا َسنُ ْلقِي َعلَ ْيكَ قَوْ اًل ثَقِياًل‬
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat” (QS. Al-Muzammil: 5)

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
9
Lengah dari tugas mulia ini, manusia akan terjerumus ke arah tujuan-tujuan yang membawa mereka
kepada kesengsaraan dalam kehidupan. Di antara mereka yang tujuan hidup hanya mencapai kesenangan
duniawi semata, kerjanya hanya makan dan kesenangan lainnya, sebagaimana firman Allah
‫َوالَّ ِذينَ َكفَرُوا يَتَ َمتَّعُونَ َويَأْ ُكلُونَ َك َما تَأْ ُك ُل اأْل َ ْن َعا ُم َوالنَّا ُر َم ْث ًوى لَهُ ْم‬
“..dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya hewan-
hewan, neraka adalah tempat kembali mereka” (QS. Muhammad: 12).
Ada pula yang tujuan hidupnya menyebarkan fitnah, tuduhan bohong, kejahatan dan membuat
kerusakan, meskipun mereka seringkali mengaku sebagai “reformis”.

َ ‫•و أَلَ • ُّد ْال ِخ‬


‫ص • ِام َوإِ َذا‬ َ •ُ‫ك قَوْ لُهُ فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َويُ ْش ِه ُد هَّللا َ َعلَى َما فِي قَ ْلبِ ِه َوه‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
َ ُ‫اس َم ْن يُ ْع ِجب‬
‫ث َوالنَّ ْس َل َوهَّللا ُ اَل يُ ِحبُّ ْالفَ َسا َد‬
َ ْ‫ك ْال َحر‬ ِ ْ‫ت ََولَّى َس َعى فِي اأْل َر‬
َ ِ‫ض لِيُ ْف ِس َد فِيهَا َويُ ْهل‬
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. Dan jika ia berpaling (darimu) ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan
merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak dan Allah tidak menyukai kerusakan” (QS. Al-Baqarah:
204-205).
Dalam ayat 78 al-Hajj di atas juga dijelaskan, bahwa tugas mengemban dalam mencapai tujuan mulia
ini diamanatkan kepada umat Islam yang diberikan predikat “Ummatan Wasathan” dan “Khairu Ummah
Ukhrijat Lin-Naas”. Allah menegskan kembali di dalam firman-Nya:
ْ‫يَاأَيُّهَا ْال ُم َّدثِّ ُر قُ ْم فَأ َ ْن ِذرْ َو َربَّكَ فَ َكبِّرْ َوثِيَابَكَ فَطَهِّر‬
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, Tuhanmu agungkanlah,
pakaianmu bersihkanlah…” (QS. Al-Muddatsir: 1-4).
Realitanya, apakah kaum muslimin telah memahami makna tersebut dari Alquran sehingga jiwa dan
ruh mereka naik ke langit ketinggian, terbebas dari perbudakan meterialisme, bersih dari syahwat dan
ambisi dunia, mengarahkan wajah dengan lurus kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi,
menegakkan kalimat-Nya dan berjuang di jalan-Nya, menyebarkan agama dan membela syariat-Nya?
Ataukah mereka justru telah menjadi tawanan syahwat dan budak keserakahan, di mana mereka hanya
memikirkan makanan lezat, kendaraan megah, perhiasan mewah, tidur nyenyak, istri cantik, penampilan
parlente dan gelaran-gelaran palsu?
Mereka sudah cukup senang dengan mimpi-mimpi
Dan teruji dengan keberuntungan
Mereka bilang menyelami laut perjuangan
Tapi mereka toh tak teruji

Sungguh benar ketika Rasulullah saw bersabda:


‫ تعس عبد القطيفة‬، ‫ تعس عبد الدرهم‬، ‫تعس عبد الدينار‬
Celakalah hamba dinar (uang emas), celakalah hamba dirham (uang perak), celakalah hamba
selimut (dari sutera).
Sehingga sangat jelas, bahwa tujuan dakwah Ikhwan adalah memimpin dunia dan membimbing
manusia kepada ajaran Islam yang syamil, dimana manusia tidak mungkin menemukan kebahagiaan
selain dari Islam.
Tujuan ini adalah tujuan yang dijelaskan di dalam Alquran, hadits Nabi saw dan sikap serta perilaku
generasi awal Islam, yang telah menghantarkan peradaban Islam ke panggung kejayaan dalam sejarah
peradaban dunia.

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
10
Untuk tujuan inilah setiap akh bekerja dengan penuh kesungguhan. Betapa tidak…, mereka adalah
pemuda Ikhwan, begadang ketika semua orang tertidur lelap, mereka gelisah di saat semua orang lengah.
Lihatlah, seorang dari mereka duduk bekerja, berijtihad dan berfikir keras di kantornya sejak sore hingga
larut malam. Dalam hari-hari di sepanjang bulan ia terus melakukan itu. Sampai ketika akhir bulan tiba, ia
pun mengumpulkan pendapatannya untuk kemudian menginfakkannya bagi Jamaah dan Dakwahnya. Ia
menjadikan hartanya sebagai sarana mencapai tujuan suci dakwah ini. Seakan-akan lisannya yang suci
hendak berkata kepada kaumnya yang tidak pernah mengetahui betapa besar pengorbanannya, “Tak ada
ganjaran yang kuharap dari kalian. Aku hanya mengharap pahala dari Allah”.
Mereka adalah rahib di malam hari dan penunggang kuda di siang hari, dengan kekuatan akidahnya
mereka melaksanakan kewajiban individunya sebagaimana mengerjakan kewajiban sosial; sebab mereka
yakin benar bahwa kewajiban individu adalah sarana menuju terlaksananya kewajiban sosialnya. Setiap
mereka tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban-kewajiban individu dengan alasan sibuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban sosial, sebagaimana tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban sosialnya dengan
alasan sibuk dengan kewajiban individunya. Sungguh suatu formula kebijakan yang seimbang dan
sempurna.
Beribadah kepada Allah, berjihad menegakkan agama dan meninggikan-Nya adalah misi kaum
muslimin dalam kehidupan. Jika mereka melaksanakan dengan baik, niscaya akan memperoleh
kemenangan. Tetapi jika mereka hanya melaksanakan sebagiannya atau bahkan melalaikan semuanya,
maka cukuplah bagi mereka untuk merenungkan ayat berikut:
ُّ •‫ك ْال َح‬
ُّ‫ق اَل إِلَ•هَ إِاَّل هُ• َو َرب‬ ُ •ِ‫أَفَ َح ِس ْبتُ ْم أَنَّ َما خَ لَ ْقنَا ُك ْم َعبَثً••ا َوأَنَّ ُك ْم إِلَ ْينَ••ا اَل تُرْ َج ُع••ونَ فَتَ َع••الَى هَّللا ُ ْال َمل‬
‫ش ْال َك ِر ِيم‬ ِ ْ‫ْال َعر‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang
sebenarnya (QS. Al-Mu’minun: 115-116).
Renungkan pula peringatan dari Rasulullah saw dalam haditsnya:
“Kalau manusia mulai kikir dengan dinar dan dirham, melakukan jual beli dengan cara riba, mengikuti
ekor sapi (umat lain, Yahudi dan Nasrani) dan meninggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan
memasukkan kehinaan ke dalam diri mereka. Dan tidak akan menghilangkannya kecuali jika mereka
kembali kepada agama mereka (HR oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Ath-Thabrani dalam kitab al-
Kabir, al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Abdullah bin Umar).

3 (Bekal Perjuangan Menghadapi Masalah-Masalah Di Jalan Dakwah)

Ada sebagian yang berputus harapan dalam perjuangan Dakwah Islam lantaran fenomena
ketidakmampuan umat Islam dalam kekuatan material, seraya mengatakan: Bangsa-bangsa Timur tidak
akan mampu bangkit dan berpacu dengan bangsa-bangsa Barat, karena mereka tidak memiliki kekuatan
fisik yang memadai untuk perjuangan mereka, seperti dana, sarana tempur, prasarana dakwah dsb. Lain
halnya dengan Barat yang memiliki sejumlah kekuatan fisik dengan perkembangan teknologi yang begitu
sangat canggih”.
Kita tidak dapat menyalahkan asumsi seperti itu, namun sebenarnya mereka melupakan satu hal yang
lebih penting, bahwa ada kekuatan yang terpenting dalam perjuangan Dakwah Islam, yaitu kekuatan
spiritual; akhlak luhur, jiwa mulia, kebenaran akidah dan ideologi, pengetahuan tinggi, tekad sekuat baja,
semangat pengorbanan, kesatuan fikrah, kesetiaan rasional dan loyalitas yang proporsional, semuanya
modal utama dalam perjuangan.
Seyogianya orang-orang Timur menyadari, bahwa sesungguhnya Barat telah merampas haknya dan
menghancurkan hidupnya. “Jika mereka menyadari akan haknya tersebut, kemudian berusaha merubah
diri sendiri, membangun kekuatan spiritual yang dahsyat dan membina keluhuran budi pekerti, niscaya
sarana-sarana kekuatan fisik itu dengan sendirinya akan datang kepada mereka dari berbagai arah.
Sungguh terlalu banyak lembaran sejarah yang membuktikan akan hal itu”.

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
11
Ikhwan meyakini ini sepenuhnya. Keyakinan itulah yang mendorong mereka untuk terus mensucikan
hati, menguatkan jiwa dan meluhurkan budi pekerti. Keyakinan itu pulalah yang mendorong mereka
untuk terus berjuang menyebarkan dakwah, memahamkan umat manusia akan hakikat misi dan ideologi
yang mereka seru, kemudian menyeru umat untuk turut membersihkan jiwa dan meluruskan kehidupan
mereka. Keyakinan ini bukan suatu yang dibuat-buat mereka sendiri, tetapi merupakan taujih Ilahi dalam
Alquran:
(Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu merubah keadaan
yang ada dalam diri mereka sendiri) QS. Ar-Ra’d: 11 .
Betapa luhur bekal perjuangan di jalan Dakwah ini.
Memang benar, sungguh luhur dan besar bekal dan kekuatan yang harus dimiliki Ikhwan; karena
masalah-masalah yang dihadapinya pun demikian membutuhkan kekuatan spiritual –utamanya- dan
kekuatan fisik. Taklid buta, kerusakan hukum, penyimpangan kehidupan sosial, sikap-sikap hedonis yang
telah akrab dengan masyarakat, merajalelanya isme-isme dan pemikiran destruktif yang begitu kuat
mencengkram negeri ini, amburadul pendidikan, hubungan silaturahmi yang kacau; adalah sebagian dari
sekian permasalahan yang dihadapi dakwah.
Akankah masalah-masalah kompleks tersebut dapat terselesaikan? Mungkinkah? Jika kita telah
meyakini, bahwa masalah tersebut akan terselesaikan dan sangat mungkin, namun bilakah akan selesai?
Ya akhi, jalan ini amatlah panjang….sungguh panjang..
Para pakar ilmu sosial menyatakan, bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin, dan mimpi hari
ini akan menjadi kenyataan esok hari. Siapa yang menyangka sebelumnya kalau para ilmuwan akan
sampai pada penemuan penemuan dahsyat seperti yang kita saksikan sekarang. Bahkan para ilmuwan itu
sebelum tidak percaya, tetapi ketika hal itu terjadi mereka semakin yakin terhadap pernyataan dalam
perspektif filsafat sosial itu.
Dalam perspektif sejarah, kebangunan semua bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan; sesuatu
yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan uyang mereka capai kemudian adalah sebentuk
kemustahilan. Tapi di balik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada
kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan dan ketenangan dalam melangkah, telah mengantarkan bangsa-
bangsa lemah merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan.
Siapa yang bisa percaya sebelumnya, bahwa di tengah gurun pasir Jazirah Arab yang gersang dan
kering kerontang itu akan memancar seberkas cahaya kearifan, dimana dengan kekuatan spiritual dan
kemampuan berpolitik putra-putranya dapat menguasai semua kekuatan adidaya dunia? Siapakah yang
menyangka, sosok seperti Abu Bakar yang lemah lembut itu tiba-tiba saja mengirim pasukan untuk
memerangi para pembangkang, pemberontak dan kaum murtad di Yamamah. Siapa yang menyangka
sosok-sosok pribadi yang dahulunya mengajar di surau-surau, tiba-tiba suaranya terdengar di seantero
nusantara lewat mikrofon gedung DPR-RI.
Ikhwan fillah ……
Walau demikian hebatnya cobaan dan tantangan yang harus dihadapi, walau demikian berat beban
perjuangan ini, walau demikian besar biaya persiapan bekal dakwah ini, walaupun demikian panjangnya
jalan dakwah ini, namun semuanya tetap harus dijalankan, harus diyakini, bahwa tak ada jalan lain untuk
membangun kejayaan umat dengan benar.
Seorang pekerja pertama kali harus bekerja menunaikan kewajibannya, baru kemudian boleh
mengharap hasil kerjanya. Jika ia telah bekerja, berarti ia telah menunaikan kewajiban dan pasti kelak
akan mendapat balasan dari Allah. Tak ada keraguan dalam hal ini, selagi syarat-syarat terpenuhi. Sedang
masalah hasil, itu terserah kepada Allah swt. Boleh jadi peluang kemenangan itu datang tanpa terduga,
sehingga ia memperoleh hasil yang sangat memuaskan dan penuh berkah. Sementara bila ia tidak bekerja,
ia akan mendapat dosa karena tidak berbuat, ia juga akan kehilangan pahala jihad, dan tentu saja dia sama
sekali tidak akan mendapatkan hasil di dunia.
Allah menegaskan hal itu dalam firman-Nya:

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
12
“Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata: Mengapa kamu menasihati kaum yang
Allah akan membinasakan mereka atau mengazab dengan keras? Mereka menjawab: Agar kami
mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa ! Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang
melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu berbuat fasik” (QS. Al-A’raf: 164-165).
Ikhwan Fillah…
Mari kita dengarkan bersama senandung ayat-ayat Alquran yang menggema pada segenap ufuk, yang
memenuhi mayapada dan tujuh susun langit, yang membisikkan dalam diri setiap mukmin makna
kebanggaan dan kemuliaan tertinggi..
Sungguh Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman (al-Baqarah: 257).
Benar wahai Ikhwan, benar, itulah panggilan Allah pada kita semua. Maka kita menjawab panggilan-
Nya: Ya Allah, segala puji, segala syukur yang tiada terbilang hanya untuk-Mu. Engkau dan hanya
Engkaulah Pelindung orang-orang beriman, Penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela
orang-orang tertindas, yang diperangi dalam rumah-rumah mereka. Sungguh terhormatlah orang yang
bersandar pada-Mu, dan niscaya menanglah orang yang berlindung di bawah perlindungan-Mu.
Karenanya, seyogianya kita tetap optimis dan yakin dengan janji-janji-Nya, serta tegar dan bersabar
dalam menapaki langkah-langkah perjuangan sampai ke tujuan. Karena dengan keyakinan dan kesabaran
itulah Allah akan menjadikan orang-orang beriman mampu memimpin umat manusia di dunia ini “Dan
Kami jadikan dari mereka pemimpin ketika mereka bersabar dan mereka pun yakin dengan ayat-ayat
Kami” QS. As-Sajdah.
Kita sandarkan semuanya kepada Allah, kita tapaki langkah-langkah ini dengan al-Islam milik-Nya:
Jangan panggil aku
Kecuali dengan seruan “Hai hamba-Nya”,
Karena itulah semulia-mulia namaku.

Islamlah ayahku,
Aku tak punya ayah selain itu
Biarlah mereka bangga dengan Qais atau Tamim

Selamat bekerja. Allah bersama kita. Wallahu a’lam

__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
13

Anda mungkin juga menyukai