Dok : 21/MT/LKMT/02
LEMBAGA MATERI TARBIYYAH
Pokok Bahasan : Ila Ayyi Syaiin
KAJIAN MANHAJ MARHALAH MUAYYID
TARBIYAH ______________ Nad’un Nass
( LKMT) MADAH : No.Kode Pb. : 2.1.1.21.034
FIQH DAWAH
Status Revisi : 0/0
Jumlah Halaman : 11
V. Pilihan Kegiatan
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Ila Ayyi Syaiin Nad’un Nass
b. Menginfentarisir penomena kejahiliyahan ummat
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian materi Ila Ayyi Syaiin Nad’un Nass
b. Berdikusi dan tanya tentang Ila Ayyi Syaiin Nad’un Nass ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung di
dalammateri tersebut
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
b. Evaluasi
IX. Referensi
1. Kitab: Kaedah-kaedah dakwah kepda Allah [Dr. Hammam Sa’id]
2. Kitab: Nurul Yaqin [Al-Khudhari]
3. Amar Ma’ruf dan nahi munkar. Kar. Jalaluddin Al-Umari.
4. Dakwah Islam kewajiban syariat dan kepentingan manusia. Kar. Dr. Shadiq Amin.
5. Thariq Dakwah. Kar. Syeikh. Mustafa Masyhur.
6. Problematika Dakwah dan Da’i. Kar. Fathi Yakan.
7. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Fathi Yakan.
8. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Abdul Badi’I Shaqar.
9. Tujuan-tujuan Utama bagi Da’i. Kar. A. Qathan, Jassim Muhalhil.
10. Wa bilhaqi shadamna fi wajhith thughyan” Mahmud Abdul Wahhab Fayid.
11. Fikih Dakwah. Kar. Syeik Mustafa Masyhur.
12. Buku catatan harian dakwah dan da’i. Kar. Hasan Albanna.
13. Risalah Dakwatuna. Kar. Albanna.
14. Bagaimana mendakwahi orang lain. Kar. Dr. Abdul Badi’ shaqar.
15. Dakwah kepada llah. Kar. Dr. Taufiq Al-Wa’i.
16. Islam dan Kondisai perekonomian kita. Kar. Abdul Qadir Audah.
17. Undang-undang kesatuan peradaban. Kar. Al-Ghazali.
18. Syarah Ushul Isyrin. Kar. Al-Qaradhawi.
X. Muhtawa
Risalah:
Ila Ayyi Syain Nad’un-Naas
1. PENDAHULUAN
Bayangkan jika antum sudah berbicara panjang lebar dengan banyak orang dalam tema yang
bermacam-macam. Antum yakin bahwa antum telah menjelaskannya dengan sangat jelas,
menerangkannya dengan gamblang, tidak ada satupun cara untuk mengungkapkan apa yang ada dalam
hati kecuali telah antum lakukan. Sehingga antum merasa meninggalkan orang tersebut dalam kondisi
terang benderang, mereka telah menangkap apa yang antum sampaikan sebagai kenyataan yang terungkap
seperti subuh yang membelah malam, atau seperti matahari di tengah hari. Bagaimana terkejutnya antum
jika tek lama setelah itu terungkap bahwa mereka belum faham, dan belum dapat menangkap apa yang
antum katakana.
Saya berkali-kali melihatnya dalam beberapa situasi, dan saya yakin bahwa rahasianya tak lebih
dari dua hal ini; Pertama: bisa jadi ukuran yang dipergunakan sewaktu mendengarkan tadi berbeda,
sehingga pemahaman dan kesimpulannya berbeda. Kedua: ungkapan itu sendiri bercampur dan samar,
meskipun yang mengucapkannya meyakininya sudah jelas dan gamblang.
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
3
2. TUJUAN, SASARAN, METODE DAN SARANA DAKWAH
المقياس:ukuran2.
Saat ini saya ingin mengungkapkan kepada semua orang tentang da’wah ikhwanul-muslimin,
tujuan utamanya, sasarannya, metodenya, sarananya dengan terus terang dan jelas, terang dan gamblang.
Sebelum saya ingin membatasi ukuran yang kami gunakan dalam penjelasan ini. Dan saya akan berusaha
agar ungkapan saya mudah dan ringan, para pembaca tidak kesulitan memahaminya. Saya
berhusnuzhzhan bahwa tidak ada seorangpun umat Islam yang berbeda pendapat dengan kami jika saya
gunakan ukurannya adalah Kitabullah, kita teguk limpahan airnya, menimba dari lautannya dan kembali
kepada hukumnya.
Wahai kaumku…
Sesungguhnya Al Qur’an adalah kitab yang lengkap. Allah telah mengumpulkan di dalamnya
أصول العقائدprinsip- prinsip keyakinan, dasar-dasar kemaslahatan sosial, kaidah umum tentang hukum-
hukum duniawi. Di dalamnya terdapat perintah dan larangan. Apakah kaum muslimin telah mengamalkan
yang ada di dalamnya. Mereka meyakini yang telah Allah sebutkan sebagai keyakinan, memahami tujuan
yang telah Allah jelaskan? Apakah mereka telah menerapkan aturan sosialnya yang dinamis dalam
aktifitasnya? Jika kajian kita menyimpulkan bahwa mereka seperti itu maka kita telah sampai ke tujuan
utama, tapi jika terbukti bahwa mereka jauh dari Al Qur’an, mengabaikan ajarannya, dan perintahnya,
maka tugas kita adalah kita kembali bersama orang-orang yang menyertai kita di jalan ini.
B. SASARAN
1). SETIAP MUSLIM, PENERIMA WASIAT UNTUK BERKORBAN, BUKAN MERAIH
KEUNTUNGAN
Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan itu seorang mukmin menjual diri
dan hartanya kepada Allah. Ia tidak lagi memiliki kewenangan pada diri dan hartanya, semuanya telah
diwakafkan untuk keberhasilan da’wah ini, mengantarkan ke hati manusia. Itulah firman Allah:
(َ( )إِ َّن هللاَ ا ْشت ََرى ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِينَ أَنفُ َسهُ ْم َوأَ ْم َوالَهُم بِأ َ َّن لَهُ ُم ال َجنَّة111:)التوبة.
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka (QS. At Taubah: 111)
Dari itulah kita dapat menyaksikan seorang muslim yang menjadikan harta dunianya diwakafkan
untuk da’wah agar mendapat keuntungan di akhirat sebagai balasan pengorbanannya.
Di sinilah seorang penglima Islam sekaligus menjadi seorang ustaz, menyandang seluruh sifat
yang harus ada pada profil seorang ustaz, bercahaya, menerangi, menyayangi, berlembut hati. Panglima
Islam adalah panglima pembuka peradaban, kemajuan, bimbingan dan pengajaran. Manakah yang
dilakukan imperialisme Barat ini?
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
5
و خاضوا بحار الجد دعوى فما ابتلوا Hرضوا باألماني و ابتلوا بحظوظهم
Mereka rela dengan mimpi, teruji dengan bagian duniawi,nerasa menyelam di lautan kesungguhan
tetapi mereka tidak merasa dalam ujian..
Maka sungguh benar Rasulullah saw yang bersabda:
: (القطيفة تعس عبد, تعس عبد الدرهم, )تعس عبد الدينار
“ Celaka penyembah dinar, celaka penyembah dirham, celaka penyembah busana”.
C. METODE
1). SUMBER GHAYAH KITA
Inilah risalah yang hendak ikhwanulmuslimin sampaikan kepada seluruh manusia dan difahami
umat Islam dengan pemahaman yang benar, merealisasikannya dengan penuh semangat. Ikhwanul
muslimin tidak mengada-ada, tidak membuat sendiri, tetapi ia merupakan pesan yang selalu ada dalam
ayat-ayat Al Qur’an, dan sangat jelas dinyatakan dalam hadits Rasulullah saw terbukti nyata pada setiap
perilaku generasi pertama umat ini, yang menjadi teladan tertinggi dalam memahami dan mempraktekkan
ajaran Islam. Kaum muslimin yang mau menerima pesan ini maka itulah bukti iman dan Islam yang
benar, tetapi jika merasa kesulitan atau keberatan maka antara kita dan mereka masih ada Kitabullah,
hokum yang adil, pernyataan yang lugas, yang akan menetapkan dan menyatakan kebenaran itu ada di
fihak kita atau mereka.
ِ ِْالفَات
(حين ق َوأَنتَ خَ ْي ُر
ِّ )ربَّنَا ا ْفتَحْ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ قَوْ ِمنَا بِ ْال َح
َ (89•:)األعراف.
Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah
Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS. Al A’raf: 89)
2). SANGGAHAN
Banyak pertanyaan dari saudara saudara kami yang kami cintai dengan sepenuh, dan telah kami
wakafkan usaha, harta dan jiwa kami untuk kebaikan mereka, kerja kami untuk kemaslahatan dunia dan
akhirat mereka. Dan kami habiskan untuk tujuan itu, tujuan membahagiakan umat kami, saudara kami,
harta dan jiwa kami.
Kami berharap kepada saudara-saudara yang bertanya itu untuk suatu kali menengok pemuda-
pemuda ikhwanul muslimin yang begadang pada saat orang lain tidur lelap, mereka resah pada saat orang
lain lengah. Ada di antaranya yang masih terus berada kantornya sejak ashar hingga tengah malam,
bekerja keras, berfikir serius, sepanjang sepanjang bulan, dan ketika akhir bulan dia jadikan
penghasilannya itu sebagai penghasilan jamaah, dia infakkan untuk da’wahnya, hartanya dijadikan
fasilitas bagi da’wahnya, suara hantinya mengatakan:
: و معاذ هللا أن نمن على أمتنا فنحن منها و لها و إنما نتوسل إليها.ال أسألكم عليه أجرا إن أجري إال على هللا
بهذه التضحية أن تفقه دعوتنا و تستجيب لندائنا.
“Aku tidak meminta balasan dari kalian, atas jerih payah itu, sesungguhnya balasanku hanya ada di sisi
Allah”. Aku berlindung kepada Allah, dari perasaan telah memberi kepada umat ini, kami dari mereka
dan keberadaan kami untuk mereka. Pengorbanan ini kami jadikan salah satu sarana agar mereka mau
memahami dan menerima da’wah kami.
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
6
D. SARANA
Dakwah Ikhwan adalah dakwah Islamiyah murni; Dasar perjuangannya, inti dakwahnya, cara dan
sarananya tidak lepas dari norma dan nilai-nilai Islam, karena Ikhwan yakin benar, bahwa Islam adalah
agama yang menghantarkan umat manusia kepada kesejahteraan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
Islamiyah Dakwah Ikhwah dapat dicermati dari beberapa indikasi sebagai berikut:
Ikhwan menjadikan Alquran sebagai tolak ukur dan sumber kejelasan langkah Dakwah Ikhwan yang
meliputi metode dan sarana yang digunakan. Alquran sebagai tolak ukur dan sumber pergerakan, karena
Alquran bak “lautan dari mana kita meraup mutiara kecemerlangan dan referensi kepada mana kita
menentukan hukum. Alquran adalah kitab sempurna yang padanya Allah memadukan dasar-dasar
kepercayaan, kaidah-kaidah perbaikan sosial, prinsip-prinsip umum hukum keduniaan, serta sederet
perintah dan larangan”.
Ikhwan yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allah adalah tempat bersandar, hanya Allah sebagai pelindung
orang-orang beriman, Dia sebagai penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela orang-orang
tertindas, yang diperangi di negeri mereka sendiri bahkan diusir dari negeri mereka. Baca dan
renungkanlah ayat-ayat berikut:
ُ ور َوالَّ ِذينَ َكفَ•••رُوا أَوْ لِيَ•••ا ُؤهُ ُم الطَّا ُغ
وت ُّ َهَّللا ُ َولِ ُّي الَّ ِذينَ َءا َمنُ•••وا ي ُْخ••• ِر ُجهُ ْم ِمن
ِ الظلُ َم•••ا
ِ ُّت إِلَى الن
ُ ِ الظلُ َما
ِ َّت أولَئِكَ أَصْ َحابُ الن
َار هُ ْم فِيهَا َخالِ ُدون ُّ ور إِلَى ِ ُّي ُْخ ِرجُونَهُ ْم ِمنَ الن
Sesungguhnya Allah adalah Pelindung orang-orang beriman. (QS. Al-Baqarah: 257)
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
8
“Kekuatan adalah jalan yang paling aman untuk memunculkan kebenarann. Sungguh suatu keindahan
yang sempurna bila suatu saat kekuatan bisa berjalan beriringan dengan kebenaran”. Firman Allah:
َا ْنفِرُوا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو َجا ِه ُدوا بِأ َ ْم َوالِ ُك ْم َوأَ ْنفُ ِس ُك ْم فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui” (QS. At-Taubah: 41).
Apa di balik perintah Jihad? Allah telah memilih orang-orang mukmin untuk menjadi pemimpin
(huwajtabaakum) bagi seluruh umat manusia, sebagai penjaga ajaran-Nya, khalifah di muka bumi dan
sebagai pewaris dakwah para Rasul-Nya. Karena itu hendaknya mereka menjadi satu barisan, satu
kekuatan dan menjadi pasukan pembebas yang akan menyelamatkan mereka ke jalan yang lurus.
Demikian beberapa indikasi penting yang memberikan makna, bahwa dakwah Ikhwan adalah dakwah
Islamiyah, tujuan, langkah-langkah dan cara tidak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai Islam
sebagaimana diturunkan Allah swt untuk umat manusia.
Karenanya, setiap kader Ikhwan, hendaknya senantiasa melakukan introspeksi diri agar langkah-
langkah kehidupannya dan kerja-kerja dakwah sesuai dengan al-Islam, yang akan membawanya kepada
keridhaan Allah swt.
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
9
Lengah dari tugas mulia ini, manusia akan terjerumus ke arah tujuan-tujuan yang membawa mereka
kepada kesengsaraan dalam kehidupan. Di antara mereka yang tujuan hidup hanya mencapai kesenangan
duniawi semata, kerjanya hanya makan dan kesenangan lainnya, sebagaimana firman Allah
َوالَّ ِذينَ َكفَرُوا يَتَ َمتَّعُونَ َويَأْ ُكلُونَ َك َما تَأْ ُك ُل اأْل َ ْن َعا ُم َوالنَّا ُر َم ْث ًوى لَهُ ْم
“..dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya hewan-
hewan, neraka adalah tempat kembali mereka” (QS. Muhammad: 12).
Ada pula yang tujuan hidupnya menyebarkan fitnah, tuduhan bohong, kejahatan dan membuat
kerusakan, meskipun mereka seringkali mengaku sebagai “reformis”.
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
10
Untuk tujuan inilah setiap akh bekerja dengan penuh kesungguhan. Betapa tidak…, mereka adalah
pemuda Ikhwan, begadang ketika semua orang tertidur lelap, mereka gelisah di saat semua orang lengah.
Lihatlah, seorang dari mereka duduk bekerja, berijtihad dan berfikir keras di kantornya sejak sore hingga
larut malam. Dalam hari-hari di sepanjang bulan ia terus melakukan itu. Sampai ketika akhir bulan tiba, ia
pun mengumpulkan pendapatannya untuk kemudian menginfakkannya bagi Jamaah dan Dakwahnya. Ia
menjadikan hartanya sebagai sarana mencapai tujuan suci dakwah ini. Seakan-akan lisannya yang suci
hendak berkata kepada kaumnya yang tidak pernah mengetahui betapa besar pengorbanannya, “Tak ada
ganjaran yang kuharap dari kalian. Aku hanya mengharap pahala dari Allah”.
Mereka adalah rahib di malam hari dan penunggang kuda di siang hari, dengan kekuatan akidahnya
mereka melaksanakan kewajiban individunya sebagaimana mengerjakan kewajiban sosial; sebab mereka
yakin benar bahwa kewajiban individu adalah sarana menuju terlaksananya kewajiban sosialnya. Setiap
mereka tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban-kewajiban individu dengan alasan sibuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban sosial, sebagaimana tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban sosialnya dengan
alasan sibuk dengan kewajiban individunya. Sungguh suatu formula kebijakan yang seimbang dan
sempurna.
Beribadah kepada Allah, berjihad menegakkan agama dan meninggikan-Nya adalah misi kaum
muslimin dalam kehidupan. Jika mereka melaksanakan dengan baik, niscaya akan memperoleh
kemenangan. Tetapi jika mereka hanya melaksanakan sebagiannya atau bahkan melalaikan semuanya,
maka cukuplah bagi mereka untuk merenungkan ayat berikut:
ُّ •ك ْال َح
ُّق اَل إِلَ•هَ إِاَّل هُ• َو َرب ُ •ِأَفَ َح ِس ْبتُ ْم أَنَّ َما خَ لَ ْقنَا ُك ْم َعبَثً••ا َوأَنَّ ُك ْم إِلَ ْينَ••ا اَل تُرْ َج ُع••ونَ فَتَ َع••الَى هَّللا ُ ْال َمل
ش ْال َك ِر ِيم ِ ْْال َعر
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang
sebenarnya (QS. Al-Mu’minun: 115-116).
Renungkan pula peringatan dari Rasulullah saw dalam haditsnya:
“Kalau manusia mulai kikir dengan dinar dan dirham, melakukan jual beli dengan cara riba, mengikuti
ekor sapi (umat lain, Yahudi dan Nasrani) dan meninggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan
memasukkan kehinaan ke dalam diri mereka. Dan tidak akan menghilangkannya kecuali jika mereka
kembali kepada agama mereka (HR oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Ath-Thabrani dalam kitab al-
Kabir, al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Abdullah bin Umar).
Ada sebagian yang berputus harapan dalam perjuangan Dakwah Islam lantaran fenomena
ketidakmampuan umat Islam dalam kekuatan material, seraya mengatakan: Bangsa-bangsa Timur tidak
akan mampu bangkit dan berpacu dengan bangsa-bangsa Barat, karena mereka tidak memiliki kekuatan
fisik yang memadai untuk perjuangan mereka, seperti dana, sarana tempur, prasarana dakwah dsb. Lain
halnya dengan Barat yang memiliki sejumlah kekuatan fisik dengan perkembangan teknologi yang begitu
sangat canggih”.
Kita tidak dapat menyalahkan asumsi seperti itu, namun sebenarnya mereka melupakan satu hal yang
lebih penting, bahwa ada kekuatan yang terpenting dalam perjuangan Dakwah Islam, yaitu kekuatan
spiritual; akhlak luhur, jiwa mulia, kebenaran akidah dan ideologi, pengetahuan tinggi, tekad sekuat baja,
semangat pengorbanan, kesatuan fikrah, kesetiaan rasional dan loyalitas yang proporsional, semuanya
modal utama dalam perjuangan.
Seyogianya orang-orang Timur menyadari, bahwa sesungguhnya Barat telah merampas haknya dan
menghancurkan hidupnya. “Jika mereka menyadari akan haknya tersebut, kemudian berusaha merubah
diri sendiri, membangun kekuatan spiritual yang dahsyat dan membina keluhuran budi pekerti, niscaya
sarana-sarana kekuatan fisik itu dengan sendirinya akan datang kepada mereka dari berbagai arah.
Sungguh terlalu banyak lembaran sejarah yang membuktikan akan hal itu”.
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
11
Ikhwan meyakini ini sepenuhnya. Keyakinan itulah yang mendorong mereka untuk terus mensucikan
hati, menguatkan jiwa dan meluhurkan budi pekerti. Keyakinan itu pulalah yang mendorong mereka
untuk terus berjuang menyebarkan dakwah, memahamkan umat manusia akan hakikat misi dan ideologi
yang mereka seru, kemudian menyeru umat untuk turut membersihkan jiwa dan meluruskan kehidupan
mereka. Keyakinan ini bukan suatu yang dibuat-buat mereka sendiri, tetapi merupakan taujih Ilahi dalam
Alquran:
(Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu merubah keadaan
yang ada dalam diri mereka sendiri) QS. Ar-Ra’d: 11 .
Betapa luhur bekal perjuangan di jalan Dakwah ini.
Memang benar, sungguh luhur dan besar bekal dan kekuatan yang harus dimiliki Ikhwan; karena
masalah-masalah yang dihadapinya pun demikian membutuhkan kekuatan spiritual –utamanya- dan
kekuatan fisik. Taklid buta, kerusakan hukum, penyimpangan kehidupan sosial, sikap-sikap hedonis yang
telah akrab dengan masyarakat, merajalelanya isme-isme dan pemikiran destruktif yang begitu kuat
mencengkram negeri ini, amburadul pendidikan, hubungan silaturahmi yang kacau; adalah sebagian dari
sekian permasalahan yang dihadapi dakwah.
Akankah masalah-masalah kompleks tersebut dapat terselesaikan? Mungkinkah? Jika kita telah
meyakini, bahwa masalah tersebut akan terselesaikan dan sangat mungkin, namun bilakah akan selesai?
Ya akhi, jalan ini amatlah panjang….sungguh panjang..
Para pakar ilmu sosial menyatakan, bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin, dan mimpi hari
ini akan menjadi kenyataan esok hari. Siapa yang menyangka sebelumnya kalau para ilmuwan akan
sampai pada penemuan penemuan dahsyat seperti yang kita saksikan sekarang. Bahkan para ilmuwan itu
sebelum tidak percaya, tetapi ketika hal itu terjadi mereka semakin yakin terhadap pernyataan dalam
perspektif filsafat sosial itu.
Dalam perspektif sejarah, kebangunan semua bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan; sesuatu
yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan uyang mereka capai kemudian adalah sebentuk
kemustahilan. Tapi di balik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada
kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan dan ketenangan dalam melangkah, telah mengantarkan bangsa-
bangsa lemah merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan.
Siapa yang bisa percaya sebelumnya, bahwa di tengah gurun pasir Jazirah Arab yang gersang dan
kering kerontang itu akan memancar seberkas cahaya kearifan, dimana dengan kekuatan spiritual dan
kemampuan berpolitik putra-putranya dapat menguasai semua kekuatan adidaya dunia? Siapakah yang
menyangka, sosok seperti Abu Bakar yang lemah lembut itu tiba-tiba saja mengirim pasukan untuk
memerangi para pembangkang, pemberontak dan kaum murtad di Yamamah. Siapa yang menyangka
sosok-sosok pribadi yang dahulunya mengajar di surau-surau, tiba-tiba suaranya terdengar di seantero
nusantara lewat mikrofon gedung DPR-RI.
Ikhwan fillah ……
Walau demikian hebatnya cobaan dan tantangan yang harus dihadapi, walau demikian berat beban
perjuangan ini, walau demikian besar biaya persiapan bekal dakwah ini, walaupun demikian panjangnya
jalan dakwah ini, namun semuanya tetap harus dijalankan, harus diyakini, bahwa tak ada jalan lain untuk
membangun kejayaan umat dengan benar.
Seorang pekerja pertama kali harus bekerja menunaikan kewajibannya, baru kemudian boleh
mengharap hasil kerjanya. Jika ia telah bekerja, berarti ia telah menunaikan kewajiban dan pasti kelak
akan mendapat balasan dari Allah. Tak ada keraguan dalam hal ini, selagi syarat-syarat terpenuhi. Sedang
masalah hasil, itu terserah kepada Allah swt. Boleh jadi peluang kemenangan itu datang tanpa terduga,
sehingga ia memperoleh hasil yang sangat memuaskan dan penuh berkah. Sementara bila ia tidak bekerja,
ia akan mendapat dosa karena tidak berbuat, ia juga akan kehilangan pahala jihad, dan tentu saja dia sama
sekali tidak akan mendapatkan hasil di dunia.
Allah menegaskan hal itu dalam firman-Nya:
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
12
“Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata: Mengapa kamu menasihati kaum yang
Allah akan membinasakan mereka atau mengazab dengan keras? Mereka menjawab: Agar kami
mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa ! Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang
melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu berbuat fasik” (QS. Al-A’raf: 164-165).
Ikhwan Fillah…
Mari kita dengarkan bersama senandung ayat-ayat Alquran yang menggema pada segenap ufuk, yang
memenuhi mayapada dan tujuh susun langit, yang membisikkan dalam diri setiap mukmin makna
kebanggaan dan kemuliaan tertinggi..
Sungguh Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman (al-Baqarah: 257).
Benar wahai Ikhwan, benar, itulah panggilan Allah pada kita semua. Maka kita menjawab panggilan-
Nya: Ya Allah, segala puji, segala syukur yang tiada terbilang hanya untuk-Mu. Engkau dan hanya
Engkaulah Pelindung orang-orang beriman, Penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela
orang-orang tertindas, yang diperangi dalam rumah-rumah mereka. Sungguh terhormatlah orang yang
bersandar pada-Mu, dan niscaya menanglah orang yang berlindung di bawah perlindungan-Mu.
Karenanya, seyogianya kita tetap optimis dan yakin dengan janji-janji-Nya, serta tegar dan bersabar
dalam menapaki langkah-langkah perjuangan sampai ke tujuan. Karena dengan keyakinan dan kesabaran
itulah Allah akan menjadikan orang-orang beriman mampu memimpin umat manusia di dunia ini “Dan
Kami jadikan dari mereka pemimpin ketika mereka bersabar dan mereka pun yakin dengan ayat-ayat
Kami” QS. As-Sajdah.
Kita sandarkan semuanya kepada Allah, kita tapaki langkah-langkah ini dengan al-Islam milik-Nya:
Jangan panggil aku
Kecuali dengan seruan “Hai hamba-Nya”,
Karena itulah semulia-mulia namaku.
Islamlah ayahku,
Aku tak punya ayah selain itu
Biarlah mereka bangga dengan Qais atau Tamim
__________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah fiqh dakwah, pb. Ila ayyi syaiin nadunnas
13