Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROJEK PSAJ BIDANG SOSIAL

TENTANG PROFIL DESA KRACAK

DISUSUN OLEH :

NAMA : AJI PRIYANTO


NIS : 21.6674

SMK MA’ARIF NU 1 CILONGOK


TAHUN PELAJARAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Projek PSAJ Bidang Sosial sesuai dengan peraturan sekolah
yang berlaku. Dengan ini penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak dapat tersusun
dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Projek PSAJ Bidang Sosial ini.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. H. Fatkhul Aziz, S.Ag, selaku Kepala SMK Ma‟arif NU 1 Cilongok.


2. Bapak Darsito S.Kom selaku Kepala Desa Kracak.
3. Ibu Ratnasari, S.Pd, selaku wali kelas XII TBSM 1.
4. Teman-teman yang sudah bersedia untuk bekerja sama selama proses
pembuatan laporan.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh


karena itu penyusun mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Segala masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna
memperbaiki dan menyempurnakan laporan ini dimasa yang akan datang.
Penyusun berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaaat dengan
baik oleh semua pihak yang membutuhkan.

Ajibarang, 19 April 2024

Penyusun
LATAR BELAKANG

Penilaian Sumatif Jenjang (PSAJ) adalah kegiatan pengukuran capaian


kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan Pendidikan dengan mengacu pada
standar Kompetensi Kelulusan. Penilaian merupakan salah satu komponen penting
dalam setiap kegiatan apalagi dalam kegiatan pendidikan, melalui penilaian dapat
diketahui tercapai tidaknya tujuan yang diharapkan.

Projek PSAJ Sosial ini meliputi Mata Pelajaran PPKN, Sejarah, Seni Budaya,
dan Informatika. Pembuatan Projek PSAJ ini dilakukan dan dibuat untuk memberikan
nilai sebagai persyaratan kelulusan penyusun, sebagai bagian akhir dari salah satu
seluruh proses Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penilaian Sumatif
Akhir Jenjang (PSAJ) ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XII di seluruh SMK. Karna
kegiatan pendidikan di antara jenis penilaian yang dilaksanakan adalah Penilaian
Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ).

Dengan laporan ini penyusun berharap bisa memberi informasi mengenai


Desa Kracak. Maka dari itu untuk membuat laporan tentang Desa Kracak, penyusun
melakukan wawancara secara langsung dengan Kepala Desa Kracak untuk
mengetahui lebih jauh mengenai Desa Kracak. Wawancara ini telah dilaksakan pada
hari Selasa, 25 Maret 2024 di Balai Desa Kracak.
PROFIL DESA KRACAK

A. Sejarah Desa Kracak

Pada saat itu, kerajaan Galuh Pakuan (Pajajaran) sedang dipimpin oleh
Adipati Munding Wilis. Kerajaan Galuh Pakuan sedang dilanda kekeringan besar.
Para warga hidup dalam kesulitan. Dalam keadaan seperti itu, istri Adipati Munding
Wilis yang sedang hamil meminta dicarikan daging kijang berkaki putih. Adipatipun
tidak dapat menolak permintaan istrinya yang sedang hamil itu. Segera saja sang
Adipati pergi ke hutan bersama para punggawanya, kijang putihpun tak juga ditemui.
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah perkampungan para perampok.

Kampung perampok itu di pimpin oleh Abulawang. Setelah mengetahui dari


anak buahnya bahwa yang datang adalah Adipati Munding Wilis beserta
punggawanya yang membawa bekal yang banyak, dia lalu menyiapkan pasukan.
Mereka hendak merampas bekal sang Adipati. Akhirnya, perangpun terjadi antara
pasukan Adipati dan pazukan Abulawang. Perang tersebut dimenangkan oleh
Abulawan. Adipati dan punggawanya diperkenankan untuk kembali ke kadipaten
Galuh. Sang Adipati pulang dengan berjalan kaki karena kuda miliknya juga ditawan.
Abulawang sangat bahagia mendapatkan harta rampasan yang sangar berlimpah.

Setibanya di kadipaten, sang Adipati segera menemui istrinya. Segera saja


kesedihannya berubah menjadi kebahagiaan. Istrinya telah melahirkan seorang
putera yang tampan. Anak itu memiliki tanda lahir di lengan kanannya berupa belong
“toh Wisnu”.

Kebahagiaanpun tidak lama dirasakan. Tiba-tiba Abulawang beserta seluruh


pasukannya dating menyerang Kadipaten Galuh Pakuan. Kadipaten porak poranda.
Semua harta ludes dirampok oleh Abulawang. Putera sang Adipati yang baru berusia
empat haripun dibawanya. Adipati dan istrinya kebingungan. Akhirnya mereka
dibantu oleh Ki Juru Taman, pembantu kadipaten untuk mencari puteranya di setiap
sudut kadipaten. Akhirnya, ada yang memberi tahu bahwa putera mereka dibawa
oleh Abulawang. Keduanyapun memutuskan untuk pergi mencari puteranya.
Dengan berpakaian seperti rakyat biasa, mereka mengubah nama menjadi Ki Sandi
dan Nyai Sandi.

Di Bukit Mruyung, Abulawang dan istrinya merasa bahagia. Selain mendapat


harta, mereka juga mendapat seorang anak. Telah lama mereka menginginkan
seorang anak. Abulawang dan istrinya mengangkatnya menjadi anak dan
memeberinya nama Jaka Mruyung.

Tumbuhlah Jaka Mruyung menjadi semakin dewasa. Pernah suatu ketika dia
mendapat pesan dari Abulawang untuk tidak keluar dari daerah Mruyung. Namun,
keinginannya dan kebosanannya membuat dia ingin mengelana. Jaka Mruyung pergi
tanpa pamit. Dia mengendarai Dadung Awuk, kuda yang pernah dirampas dari
Adipati Munding Wilis. Anak buah Abulawang yang mengetahui segera mengejar
Jaka Mruyung. Namun, Jaka Mruyung tidah dapat terkejar.

Jaka Mruyung pergi ke timur melewati hutan-hutan. Hingga akhirnya dia


menemukan sebuah rumah kecil. Dia lalu mampir ke rumah itu. Rumah itu ternyata
milik Ki Mranggi, bekas prajurit Majapahit. Dengan senang hati Ki Mranggi
menerima kedatangan Jaka Mruyung. Jaka mruyungpun ditawarinya untuk tinggal
menetap di sana. Jaka Mruyung mau. Dia dianggap cucu Ki Mranggi. Oleh Ki
Mranggi, dia diajari membaca, menulis, olah keprajuritan, bela diri, dan ilmu
kanuragan. Setelah dirasa ilmunya mencukupi, Jaka Mruyung diijinkan melanjutkan
pengembaraannya. Atas petunjuk Ki Mranggi, Jaka Mruyung disuruh pergi ke timur
mencari hutan besar bernama Alas Pakis Aji. Jaka Mruyung segera berpamitan.

Berhari-hari Jaka Mruyung melakukan perjalanannya. Dia beristirahat


disebuah padang rumput yang luas. Diapun melanjutkan perjalanannya. Di tengah
perjalanan dia bertemu seorang pemuda yang bernama Tlangkas. Tlangkas
memberitahu bahwa Alas Pakis Aji sudah dekat, di sisi barat Kadipaten Kutanegara.
Diceritakan bahwa pada saat itu Ki Sandi dan Nyai Sandi sudah sampai di
rumah Ki Mranggi. Dia mencari tahu keberadaan puteranya. Dengan diberi tahu
tanda lahirnya, Ki Mranggipun mengetahui bahwa itu adalah Jaka Mruyung. Ki
Mranggi mengatakan bahwa Jaka Mruyung sedang dalam perjalanan menuju Alas
Pakis Aji. Segera saja mereka pamit dan menyusul Jaka Mruyung. Dalam
perjalanannya yang melelahkan, mereka beristirahat di tepi sungai yang airnya bening
dan kemracak (gemercik). Maka, daerah itu dinamakan Desa Kracak.

Desa Kracak masuk wilayah Kecamatan Ajibarang singkat cerita, Desa


Kracak sampai sekarang telah dikepalai oleh 8 Kepala Desa. Yaitu:

1. Marta Pura (1856-1899)


2. Sukirman (1900-1945)
3. Madyasin (1945-1976)
4. Haryanto (1980-1998)
5. Slamet Miarto (1998-2001)
6. Amir Atmadja (2005-2011)
7. Sayuti (2011-2016)
8. Darsito S.Kom (2017-2029)

Secara geografis Desa Kracak terletak disebelah selatan Ibu Kota Kecamatan
merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Banyumas dengan jarak dari ibu
kota kecamatan 2 Km dan dari ibu kota kabupaten 20 Km, sedangkan dari ibu kota
provinsi sekitar 130 Km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat : Desa Cibangkong, kecamatan Pekuncen


2. Sebelah Timur : Desa Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang
3. Sebelah Utara : Desa Ciberung, Kecamatan Ajibarang
4. Sebelah Selatan : Desa Darmakeradenan, Kecamaran Ajibarang
Secara administratif Desa Kracak terdiri dari 3 Dusun, 13 Rukun Warga dan
67 Rukun Tetangga,

Secara umum Tipologi Desa Kracak terdiri dari (persawahan, perladangan,


perkebunan, peternakan, dan industri kecil, industri sedang, dan industri besar, jasa
dan perdagangan).

Topografis Desa Kracak secara umum termasuk daerah berbukit


bergelombang, perbukitan terjal, dan berdasarkan tinggi wilayah Desa Kracak
diklasifikasikan kepada dataran sedang > 100-500 m dpl.

Adapun luas Desa Kracak adalah 254.4905 hektar (Ha) di kecamatan


Ajibarang yang terdiri dari:

1. Sawah : 159.3385 Ha.


2. Pekarangan : 46.6735 Ha.

Jumlah penduduk desa Kracak sebanyak 10.557 jiwa, dengan rincian sebagai
berikut :

1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin


Laki-laki : 5.353 jiwa
Perempuan : 5.204 jiwa
2. Jumlah Kepala Keluarga : 2.814 KK
3. Jumlah penduduk menurut agama / Penghayat Kepercayaan
a) Islam : 8.918 orang
b) Kristen : 0 orang
c) Katolik : 4 orang
d) Hindu : 0 orang
e) Budha : 0 orang
f) Penganut Kepercayaan : 0 orang
Selain itu, jumlah tempat ibadah di wilayah desa Kracak juga cukup banyak,
di masing-masing wilayah terdapat Masjid dan Mushola sebagai sentra kegiatan
keagamaan.

Secara mayoritas, organisasi keagamaan yang banyak diikuti oleh masyarakat


desa Kracak adalah Nahdlatul „Ulama (NU) di samping yang lainnya seperti
Muhammadiyah dan Aboge yang masih di anut budayanya oleh para tetua. Meskipun
beda cara pandang dalam ber mazhab tidak menjadikan perbedaan itu menjadi satu
hal yang memecah belah, para warga mampu hidup berdampingan dan saling
menghormati satu sama lain. Perilaku keagamaan masyarakatnya sangat religius. Di
buktikan dengan adanya organisasi di bawah naungan badan otonom NU dan
Muhammadiyah, yang melahirkan kelompok baik muda-mudi maupun orang tua
untuk mengadakan kegiatan islami seperti pengajian, ziarah, serta membangun
yayasan pendidikan islam. dan juga kumpulan para tetua penganut ajaran Aboge yang
tradisinya masih di ikuti sampai sekarang seperti lebaran menggunakan hitungan
kalender jawa dan bada kupat yang dilaksanakan 7 hari setelah lebaran.
B. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kracak

Kepala Desa
Darsito S.Kom

Kasi Kasi
Sekretaris Desa Kasi pelayanan Kepala Dusun I Kepala Dusun II Kepala Dusun III
pemerintahan kesejahteraan
Sodikun S.M Minggi Tya s. S.Pd Kasmin Anisa Safitri S.T Kusworo S.M Rasiwan Pryanto

Kaur TU dan Kaur


Kaur Keuangan
Umum Perencanaan
Rustimahah Elistiani eka Yuliani

C. Budaya Desa Kracak

Kebudayaan yang masih dilaksanakan sampai sekarang oleh masyarakat Desa Kracak
diantaranya yaitu :

1. Bidang Sosial Ekonomi


a. Tambang emas, Desa Kracak dialiri oleh dua aliran sungai besar yaitu
sungai tajum dan sungai kawung dimana didalamnya terdapat kandungan
emas, yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan
sumber penghasilan, khususnya di musim kemarau ketika pertanian
sedang kurang menguntungkan
b. pertanian
2. Bidang kesenian
a. Pertunjukan Ebeg
b. Pertunjukan Wayang
c. Pertunjukan gendingan
d. Calung
e. Ronggeng
f. Marawitan
3. Bidang Tradisi
a. Suran
b. Mitoni
c. Mimiti
d. Nuruni
e. Lek-lekan
f. Barang gawe
g. Nyadran
h. Sedekah bumi
i. Mulidan
j. Rajaban
k. Gotong royong
l. Krigan
4. Bidang sosial keagamaan
a. Sholawatan menggunakan alat rebana.
b. Rutin mengadakan gotong royong dan kerja bakti.
c. Syukuran ketika mendirikan rumah.
d. Ketika ada kematian akan diadakan tahlilan.
e. Pembacaan kitab Al Barzanji apabila ada peringatan hari-hari besar
keagamaan dan ketika pemberian nama pada anak yang baru lahir.
f. Ketika anak laki-laki sunatan biasanya diadakan sekalian dengan
khataman Al-Quran lalu di arak keliling desa menaiki kuda dengan atraksi
abid-abidan / bermain bola api.
g. Syukuran menjelang bulan puasa ramadhan (sadranan).
h. Setelah sadranan sebelum puasa biasanya ada kegiatan ziarah ke makam
saudara yang sudah meninggal.
D. Keunggulan Desa Kracak

Desa Kracak di kenal unggul dalam olahraga bola voli dikarenakan banyak
muda mudi Desa Kracak memiliki minat tinggi terhadap salah satu olahraga bola
besar tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya lapangan bola voli di setiap
grumbul. Selain itu terdapat lapangan desa tepatnya di grumbul bojong dan gedung
bulu tangkis tepatnya di grumbul parakan, dan masih banyak lagi seperti lapangan
sepak takraw, tenis meja, dan padepokan silat. Hal ini untuk menunjang minat
olahraga masyarakat desa Kracak.

Luas sawah yang mencapai 1.593.3385 ha dengan total petani 383 jiwa dan
buruh tani mencapai 1.863 jiwa menjadikan ekonomi desa Kracak unggul dalam
bidang pertanian.

Untuk menguatkan ekonomi desa, pemerintah membangun industri


pengolahan sampah tepatnya di grumbul parakan yang nantinya industri ini di
harapkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Wilayah Desa Kacak berbatasan dengan desa darma keradenan disebelah barat,
kemudian disebelah selatan berbatasan dengan Desa Pancasan dan Desa Darma
keradenan, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedungurang dan Desa
Cibangkong di sebelah timur berbatasan dengan Desa Ajibarang Kulon dan Desa
Ciberung. Desa Kracak dilalui oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Tajum yang bermata
air di Kecamatan Gumelar dan Sungai Kawung yang bermata air di Desa Tonjong
yang sama-sama bermuara di Sungai Serayu. Desa kracak merupakan desa tempat
bertemunya dua sungai besar yaitu Sungai Tajum dan Sungai Kawung, hal ini
menjadikan Desa Kracak memiliki tanah pertanian yang cukup subur. Mata
pencaharian penduduknya sebagian besar adalah petani dan pedagang. Ada juga
sebagian yang merupakan PNS dan buruh pasar. Letak Desa Kracak yang strategis
memungkinkan desa ini menjadi desa niaga, dengan berdirinya toko-toko, bengkel-
bengkel motor serta sentra-sentra usaha yang semakin menjamur di sepanjang jalan
raya yang melalui Desa Kracak. Jalan raya tersebut adalah jalan raya dari Ajibarang
menuju Gumelar. Wilayah Desa Kracak dibagi menjadi beberapa grumbul yaitu
Grumbul Parakan, Grumbur Sawangan, Grumbul Dukuh Tengah, Grumbul Bojong,
Grumbul Kalibeber, Grumbul Erlas, Grumbul Dukuh Lor, Grumbul Sabrang Kidul.
Masing-masing grumbul terdiri dari 2 atau 3 RW. Saat ini Desa Kracak dipimpin oleh
seorang kepala desa yang merupakan putra asli Desa Kracak. Pemilihan kepala desa
dilakukan melalui pemungutan suara yang dilakukan oleh seluruh warga Desa Kracak
yang sudah memiliki hak pilih. Beberapa kesenian yang ada, seperti: Calung,
Ronggeng, Qosidah, Wayang Kulit, Karawitan, Marawis, dll. Tradisi yang masih ada:
Suran, Mitoni (mitulikuri), Mimiti, Nuruni, Lek-lekan, Baranggawe (khajatan),
Nyadran, Sedekah bumi, Muludan, Rajaban, Gotong royong, Krigan, dll.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai