Anda di halaman 1dari 14

ASMA

ALAM SEMESTA, MATEMATIKA, DAN AL-QUR’AN


Wahidin, M.Pd
blog: headymathic.wordpress.com e-mail: headymatic@uhamka.ac.id

A. Pendahuluan

QS. Al-Fajr: 1 – 3
Wajib kita percaya akan Allah Tuhan kita. Dialah Tuhan yang sebenarnya, yang menciptakan
segala sesuatu dan Dialah yang pasti adanya, Dialah yang pertama tanpa permulaan dan yang akhir
tanpa penghabisan. Tiada sesuatu yang menyamainya. Yang Esa tentang ketuhananNya, sifat-
sifatNya, dan perbuatanNya. Yang hidup dan pasti ada dan mengadakan segala sesuatu yang ada.
Yang mendengar dan yang melihat. Dan dialah yang berkuasa atas segala sesuatu. PerihalNya
apabila Ia menghendaki sesuatu Ia sabdakan: “Jadilah”! maka jadilah sesuatu itu [1]
Setiap nabi mempunyai mu‟jizat tersendiri. Mu‟jizat adalah sesuatu yang diberikan Allah kepada
seorang Nabi untuk melemahkan visi para penentangnya. Dalam Al-Qur‟an disebutkan misalnya atas
izin Allah, Nabi Ibrahim AS tidak terbakar api, Nabi Musa AS membelah laut dengan tongkatnya, Nabi
„Isa AS dapat menghidupkan orang mati. Adapun Nabi Muhammad SAW mendapatkan mu‟jizat dari
Allah SWT yang dapat disaksikan hingga kini, yaitu Al-Qur‟an.
Rasulullah SAW mewariskan dua pusaka (Al-Qur‟an dan As-Sunnah) kepada umat Islam, yang
mana tidak akan tersesat jika berpegang teguh pada keduanya.
Firman Allah dalam QS. Ar Ra‟d: 8

Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya

Firman Allah dalam QS. Al-Qamar: 49

Sesungguhnya Kami meciptakan segala sesuatu menurut ukuran

Data angka membuktikan bahwa Al-Qur‟an tidak berubah dan diselewengkan [2]. Beberapa
orang percaya bahwa Al-Qur‟an, yang ada di tangan kita hari ini tidak lengkap dan mengandung
sejumlah besar ayat-ayat yang disembunyikan ... Dapatkah bahasa angka untuk membuktikan
keyakinan yang keliru ini? Beberapa menyatakan bahwa Al-Qur‟an Utsmani, semoga Allah
meridhainya bahwa Ia telah membakar banyak ayat Al-Qur‟an ketika dia mengumpulkan Al-Qur‟an.
Mereka mengatakan; Utsman telah membakar segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ide-ide dan
pendapatnya ... Dan oleh karena itu Al-Qur‟an kehilangan banyak Firman Tuhan, Apakah pandangan
ini benar? Bisakah angka-angka membuktikan bahwa Al-Qur'an sesuai keasliannya dan lengkap
seperti diungkapkan oleh Allah, tanpa penambahan dan pengurangan?

B. Hakikat Matematika
Matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol-simbol formal
diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-struktur.
Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan
struktur [3]. Oleh karena itu matematika tidak akan terlepas dari bilangan dan angka, penuangan
kalimat-kalimat matematika selalu bermuara pada angka dan bilangan.
Riedesel, Schwartz, dan Clements [4] menulis beberapa alasan kenapa matematika perlu
diajarkan, bahwa matematika adalah pemecahan masalah, suatu aktivitas untuk menemukan dan
mempelajari pola maupun hubungan, cara berpikir dan alat untuk berpikir, berguna untuk semua, dan
kemampuan matematik.
Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 1
Secara etimologis, matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar, ia
lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran). Kemampuan bernalar ini dapat dilihat dari
cara memecahkan persoalan-persoalan matematika maupun persoalan-persoalan kehidupan [3].
Matematika tidak hanya membantu siswa sebagai alat penunjang dalam mempelajari ilmu lain,
melainkan juga dalam rangka pembentukan sikap dan kepribadian agar dapat berpikir logis, rasional,
dan sistematis.
Apakah matematika mencerminkan realitas? Pandangan bahwa matematika adalah ratu
(queen) dan pelayan (servant) menunjukkan bahwa matematika mempunyai kaitan dengan realitas
atau dapat melepaskan diri dari ikatannya dengan realitas. Matematika pada tingkat yang abstrak tidak
bersedia lagi berhubungan dengan realitas fisik. Namun demikian, matematika tetap didisain (secara
sembunyi-sembunyi) dengan harapan dapat membantu di dalam menyelesaikan seluruh masalah
yang terkait dengan beragam fenomena fisik yang terjadi. Sama halnya dengan tidak ada yang salah
apabila matematika dikenalkan melalui interaksinya dengan hal-hal fisik yang nyata. Perkembangan
matematika adalah hasil dari kebutuhan manusia yang sangat material, sehingga matematika perlu
diajarkan melalui pengamatan berbagai fenomena alam semesta yang dekat dengan siswa. Aristoteles
menulis, objek matematika tidak dapat hadir terpisah dari benda-benda yang dapat diraba (yaitu,
material) [5].
Matematika bersifat aksiomatik karena ia berangkat dari prinsip-prinsip umum yang diterima
tanpa bukti, ia lahir dari unsur pangkal yang menjadi pijakan bagi definisi konsep dalam matematika.
Dalam pengembangannya matematika membahas tentang konsep-konsep secara tersendiri maupun
hubungan yang ada diantara konsep tersebut yang akan melahirkan konsep baru. Karena matematika
dipenuhi oleh konsep-konsep, juga konsep yang ada (baru) dibentuk oleh beberapa konsep
sebelumnya yang memiliki keterkaitan, sehingga matematika dikatakan sebagai ilmu yang menjaga
hierakis dan sistematika. Mempelajari matematika berarti berhadapan dengan cukup banyak
kesepakatan yang harus dipenuhi dan diikuti, jika tidak maka akan meruntuhkan bangunan
matematika sebagai sebuah sistem yang utuh.

C. Matematika di Alam Semesta


Firman Allah dalam QS. Ali-„Imran: 190

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Phytagoras menyatakan bahwa number rules the universe [6] (bilangan mengatur alam
semesta), dengan kata lain alam semesta ini diatur secar terukur Dalam pandangan Islam ada
ketentuan yang berlaku pada alam semesta ini yakni hukum alam (Sunatullah). Tugas manusia sebagi
khalifah di muka bumi adalah membaca ayat-ayat Allah yang terhampar di bumi ini.

1. Penemuan nilai π
Ada banyak benda-benda di alam semesta ini yang berbentuk lingkaran. Benda-benda ini
dapat berupa ciptaan Allah secara langsung ataupun hasil b uatan tangan manusia. Benda-benda
berbentuk lingkaran ini di antaranya tutup gelas, tutup ember, kepingan CD, uang logam, dan alas
kaleng susu. Kesemua benda-benda ini mempunyai perbandingan keliling dengan diameternya
memberikan suatu bilangan tetap, yang dalam hal ini merupakan π (nilai pendekatan/taksiran) [7].
Berikut disajikan ilustrasi penemuan nilai π 3,14.

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 2


Nilai rerata ini dapat dibulatkan menjadi 3,14 yang secara umum dikenal sebagai π. Dengan
demikian, belajar matematika tidak menerima yang diberikan guru semata, tetapi anak didik akan
memperoleh makna dari apa yang mereka konstruksikan.

2. Fibonacci
Leonardo Fibonacci menulis buku berjudul Liber Abaci [8] yang diterbitkan pada tahun 1202
dengan maksud memperkenalkan bilangan Hindu-Arab kepada masyarakat barat (Eropa). Ia
mempromosikan untuk meninggalkan sistem bilangan Romawi dan beralih ke sistem bilangan
Hindu-Arab yang sangat efisien. Dengan hanya 10 buah digit (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) dan
penggunaan sistem nilai tempat, sistem bilangan Hindu-Arab dapat mengungguli sistem bilangan
Romawi. Keunggulan lainnya adalah adanya bilangan 0 dan kemudahan dalam perhitungan
aritmatika. Atas jasanya ini, seluruh dunia dan matematika saat ini menggunakan sistem bilangan
Hindu-Arab dan nama Fibonacci tetap dikenal hingga hari ini. Fibonacci tidak hanya dikenal dalam
matematika. Bidang-bidang seperti arsitektur, psikologi, pasar saham, botani, zoologi, biologi dan
lain-lain mengenal Fibonacci melalui Barisan Bilangan Fibonacci, Spiral Fibonacci, Persegi
Panjang Emas (Golden Rectangle), Persegi Fibonacci, Sudut Emas (Golden Angle), Segitiga Emas
(Golden Triangle), dan Phi (Nisbah Emas/Golden Ratio).
a. Perkembangbiakkan Kelinci
Sepasang kelinci yang baru lahir (jantan dan betina) segera menjadi dewasa sebulan
kemudian dan melahirkan sepasang anak (jantan dan betina) sebulan berikutnya dan tiap bulan
selanjutnya akan melahirkan sepasang kelinci. Hal yang sama berlaku untuk semua pasang
anak kelinci. Proses perkembangan dan banyaknya pasang kelinci pada bulan pertama, kedua
dan seterusnya diberikan pada gambar di bawah ini:

Persoalan yang diajukan adalah berapakah jumlah pasang kelinci dalam tiap bulannya.
Barisan Bilangan Fibonacci: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, ....
Barisan bilangan Fibonacci sangat istimewa. Bilangan berikutnya diperoleh dengan
menjumlahkan dua buah bilangan sebelumnya yang berturutan [8].

b. Perkembangbiakkan Lebah
Dalam QS. An Nahl: 68 Allah berfirman

Artinya: dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang -sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dbikin manusia.
Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam -macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang -orang yang memikirkan
(QS. An Nahl: 69).
Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 3
Perkembangan lebah setiap generasi juga memenuhi barisan bilangan Fibonacci [8].

c. Daun Tanaman Paku

Penulis mengambil gambar ini di gunung Salak Cidahu Sukabumi, ketika melakukan
pendakian bersama rombongan mahasiswa dan dosen Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA
tahun 2012. Gambar ini menunjukkan Kemahapenciptaan Allah pada tanaman yang
membentuk pola bilangan berpangkat, yakni 2n.

d. Bunga

Kelopak bunga-bunga di atas membentuk barisan bilangan Fibonacci: 3, 5, 8, 13, 21, 34,
55, 89.

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 4


e. Tulang Jari Tangan Manusia
Barangsiapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya .

Jumlah tulang jari tangan dan kaki manusia = 4 × 19 = 76, yang mana surat Al-Insan yang
berarti manusia diletakkan di nomor surat 76 pada Al-Qur‟an. [11]

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 5


3. Golden Ratio Φ
Brown menguraikan tentang keagungan nilai PHI sebagai proporsi ilahi atau angka emas
(golden ratio) dalam buku The Da Vinci Code.
Golden ratio diperoleh dari pembagian satu angka dalam deret Fibonacci dengan angka
sebelumnya. Jika kita membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan
didapat sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Besar
hasil pembagiannya mendekati satu sama lain dan bernilai tetap setelah angka ke 13 dalam deret
tersebut.
Deret Fibonacci: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377…
Hasil pembagiannya:
233/144 = 1,618
377/233 = 1,618
610/377 = 1,618
987/610 = 1,618..dst
Nilai 1,618 inilah yang dikemudian dikenal dengan Golden Ratio dan kemudian
dilambangkan dengan φ (Phi).
Menurut Harun Yahya, angka emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi
merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. Dalam hal ini ayat QS. Al-
Mulk: 3, Allah berfirman :

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Dalam novel The Da Vinci Code, Brown memberikan sejumlah contoh Golden Ration dalam
tubuh kita. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut ini [12].

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 6


jika antara pusar dan telapak kaki dianggap berjarak 1 unit, maka tinggi seorang manusia
setara dengan 1,618 unit.
Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki
Selain gambar diatas, sejumlah gambar ilustrasi dibawah ini juga memberikan satu petunjuk
bagaimana sesungguhnya dalam tubuh kita terdapat banyak sekali kesesuaian penerapan golden
ratio.

Panjang wajah / lebar wajah,


Jarak antara bibir dan titik di mana kedua alis mata bertemu / panjang hidung,
Panjang wajah / jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata bertemu,
Panjang mulut / lebar hidung,
Lebar hidung / jarak antara kedua lubang hidung,
Jarak antara kedua pupil / jarak antara kedua alis mata.
Tidak hanya pada tubuh manusia, fenomena Golden Ratio juga nampak pada bangunan, musik, binatang,
lukisan. Berikut ini sebagian contoh penerapan golden ratio.

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 7


Struktur DNA yang ditemukan pada semua sel di tubuh manusia juga didasarkan pada
bilangan Fibonacci dan Golden Ratio. Jean-Claude Perez, penemu DNA menyatakan bahwa dalam
DNA setiap organisme hidup akan ditemukan Thiamine (T), Cytosine (C), Adenine (A), dan
Guanine (G) atau CTAG. Dalam 144 nukleotida yang berdekatan, akan ditemukan 55 basis T dan
89 basis CAG. Angka 55 dan 89 merupakan bilangan Fibonacci. Selanjutnya, perbandingan Bobot
Atom antara Bio-Atom yang terdiri dari karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen yang menghasilkan
basis-basis nukleat TCAG dengan Bio-Atom yang menghasilkan junk DNA (DNA sampah) yang
tidak dapat diterjemahkan menjadi informasi genetik atau yang terkait dengan sintesa protein
adalah Phi yaitu Golden Ratio 1,618. Sesungguhnya, untuk setiap segala sesuatu telah ada
ketentuan-ketentuan yang berlaku baginya dan tidak ada kreasi Sang Pencipta yang tidak
seimbang. Jari tangan manusia juga memperlihatkan adanya bilangan Fibonacci dalam disainnya,
seperti dapat dilihat pada gambar :

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 8


D. Matematika dalam Al-Qur’an
1. Mengetahui Halaman dari suatu Juz
Sajian ini dapat membantu kita untuk mengetahui halaman setiap juz, sehingga nama surat
di mana juz itu berada juga dapat dicari dengan mudah [13]. Berikut tahapan berhitung
sebagaimana terlihat pada tabel
No Instruksi Hasil
1 Misalkan x sebagai suatu jus x
2 Kurangkan dengan 1 x–1=y
3 Kalikan dengan 2 2y = z
4 Letakkan bilangan 2 setelah z

Contoh:
a. Jika anda ingin mengetahui Juz 5 di halaman ke berapa:
5 – 1 = 4,
4 dikalikan dengan 2 jadi 4 × 2 = 8
Letakkan bilangan 2 setelah jawaban.
Jadi, juz 5 adalah pada halaman 82 . Kemudian lihat pada Al-Qura‟n dan akan terlihat bahwa
Juz 5 berawal pada halaman 82. Menarikkan?

b. Jika anda ingin mengetahui Juz 10 di halaman ke berapa:


10 – 1 = 9
Kalikan 9 dengan 2 jadi 9 × 2 = 18
Letakkan bilangan 2 setelah jawaban.
Jadi, juz 10 adalah pada halaman 182

2. Bilangan 7 pada Al-Qur’an


Al-Qur‟an memang benar-benar memiliki mukjizat yang tidak habis-habisnya, sebagaimana
firman Allah dalam QS. Al-Kahfi: 109

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula)."

Jika ditemukan bahwa jumlah ayat, surat dan kata-kata sesuai dengan perhitungan yang
detail, hal itu menunjukkan bahwa Al-Qur‟an adalah lengkap, seperti yang difirmankan oleh Allah
dalam QS. Fushshilat: 42

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 9


Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang
diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji

Ini adalah bukti firman Allah: “Kamilah yang menurunkan Al Qur‟an dan kamilah yang
menjaganya”
Tujuh (7) adalah angka yang memiliki nilai tersendiri dalam Al-Qur‟an. Ia disebut sebagai As
Sab‟u Al Masani (tujuh ayat yang senantiasa di ulang-ulang sepanjang zaman) dialah al Fatihah.
Thowaf di Ka‟bah juga dilaksanakan tujuh kali putaran. Sujud, juga harus bersentuhan tujuh
anggota badan, setiap atom dari atom-atom alam semesta terdiri dari tujuh lapisan. Tanah di mana
kita hidup terdiri dari tujuh lapisan, langit diatas kita juga terdiri dari tujuh tingkat, bilangan hari juga
ada tujuh hari, dan masih banyak lagi misteri tentang bilangan tujuh.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 29

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Coba renungkan angka7, angka ini punya kaitan dengan keajaiban Al- Qur‟an, dan
menunjukkan Al-Qur‟an adalah mukjizat terbesar. Ia tidak di tambah dan tidak di kurangi, baik ayat
maupun hurufnya. Al-Qur‟an (Al-Qur‟an Madinah) terdiri dari 114 surat, dan 6.236 ayat, yang
diturunkan dalam tempo 23 tahun [2].

Allah menurunkan 114 surat Al-Qur‟an dalam 23 tahun.


Angka yang dihasilkan dari deretan 23 dan 114 = 23.114 jumlah ini merupakan kelipatan dari 7
di kedua arah.
Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 23.114 = 7 × 3.302
Ketika kita membaca angka dari kanan ke kiri adalah 41.132 = 7 × 5.876

Allah menurunkan ayat-ayat Al-Qur‟an 6.236 dalam 23 tahun.


Angka 23, 6.236 dan output dari deretan angka-angka ini adalah 236.236 yang merupakan
kelipatan 7 di kedua arah juga.
Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 236.236 = 7 × 33.748
Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 632.632 = 7 × 90.376

Allah menurunkan Al Qur‟an 6.236 ayat dan ditempatkan di 114 surat.


Gabungan dari 6.236 ayat dan 114 surat adalah 1.146.236, merupakan kelipatan dari 7 di
kedua arah.
Ketika kita membaca angka dari kiri ke kanan adalah 1146236 = 7 × 163.748
Ketika kita membaca nomor dari kanan ke kiri adalah 6326411 = 7 × 903.773
Dari beberapa data di atas, dapat menjadi bukti yang jelas, sekligus membantah keraguan
orang tentang Al-Qur‟an sebagai mukjizat Nabi Muhammad atau Al Qur‟an pernah ditambah atau
dikurangi.

Jumlah bilangan huruf abjad dalam bahasa Arab yang diturunkan oleh Allah ta‟ala dalam Al-
Qur‟an ada 28 huruf. Yang merupakan kelipatan 7, yakni 7 × 4 = 28.
Jumlah dari pintu neraka ada 7 pintu, subhanallah, kalimat jahannam dalam Al-Qur‟an
jumlahnya ada 77 kali, dan jumlah 77 ini adalah perkalian dari 7, yakni 7 × 11 = 77.
Angka 7 adalah angka yang disebutkan pertama sekali didalam Al-Qur‟an. (Silahkan dilihat Q.S
Al-Baqarah 29 dan lihat terakhir sekali disebutkan pada surah Annaba 12), bahwa jumlah
bilangan surah dari Al-Baqarah-Annaba ada 77 surah. Kita tahu sebelumnya angka 77 ini
adalah perkalian yang habis dibagi 7 [8].

dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 10


Ayat pertama dalam Alquran adalah dan ayat terakhir dalam Quran

adalah , dari dua ayat ini kita akan mengetahui bahwa setiap huruf dari Al-Qur‟an
tidak ada tambahan dan pengurangan. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur‟an dari awal sampai akhir
adalah asli dan benar.

Kalau di angkakan, kalimat bismillah… adalah sejumlah 6 (‫)ب سم‬, 3 (‫ )ا هلل‬,4 (‫)ال رحمن‬, 6 (‫ )ال رح يم‬,
kita dihadapkan dengan nomor: 6.643 dan jumlah ini merupakan kelipatan dari tujuh adalah
sama dengan:
6.643 = 7 × 949

Tapi apakah ini suatu kebetulan dan bagaimana untuk memastikan itu bukan suatu
kebetulan? Jawabannya adalah bahwa kita beralih ke ayat lain dalam Alqura n, dan menulis bahasa
kata-kata

Tetapi kalau diangkakan, ayat terakhir surat An-Nas ini sebagai berikut: 5 1 5 2 atau 5.152
merupakan kelipatan dari tujuh juga, di mana kita dapat mengatakan:
5.152 = 7 × 736

Kata pertama dalam Quran adalah (‫ )ب سم‬telah diulang dalam Al-Qur'an 22 kali, dan kata
terakhir dalam Al-Quran adalah (‫)ال ناس‬, telah diulang dalam Al-Quran 241 kali, kata-kata ini dalam
angka sebagai berikut: 241 22 dan adalah membentuk untuk memiliki sejumlah 24.122 kelipatan
dari tujuh, yaitu:
24.122 = 7 × 3.446
Sesuai Asbabun Nuzul, kata pertama dalam yang turun adalah [Al-Alaq: 1] diulang
sebanyak 3 kali dalam Quran dan kata terakhir [Al-Baqarah: 281] terulang 15 kali.
Ketika disusun akan membentuk 315 merupakan kelipatan dari 7.
315 = 7 × 45

Akhirnya, pertama Surah dalam Al-Qur‟an diberi nomor 1 dan Surah terakhir diberi nomor
114, dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada lebih dan tidak kurang, kita menemukan
referensi numerik dalam dua angka 1 dan 114, ketika kita gabungkan, kita mendapatkan nomor
baru adalah 114-1 merupakan kelipatan dari angka 7 juga:
1141 = 7 × 163

3. Bilangan 19 pada Al-Qur’an


Allah berfirman dalam QS. Al- Muddatstsir: 30 - 31

Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan
bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang
diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 11


orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-
orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang
dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah
membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan
Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.

Kalimah Basmalah, yaitu bismillahirrahmanirrahim, terdiri atas huruf-huruf: ba, sin, mim, alif,
lam, lam, ha, alif, lam, ra, ha, mim, nun, alif lam, ra, ha, ya, mim. Jadi jumlah huruf dalam kalimah
Basmalah sebanyak 19 [9].
Jumlah kalimah Basmalah dalam Al Quran sebanyak 114 = 6 × 19 Kalimah Basmalah ini terdiri
atas kata-kata: Ismun, Allah, Ar Rahman, Ar Rahim.
Jumlah kata Ismun dalam Al Qur^an sebanyak 133 = 7 × 19
Jumlah kata Allah dalam Al Qur^an sebanyak 2812 = 148 × 19
Jumlah kata Ar Rahman dalam Al Qur^an sebanyak 171 = 9 × 19
Jumlah kata Ar Rahim dalam Al Qur^an sebanyak 228 = 12 × 19
Jumlah surah dalam Al Qur^an sebanyak 114 = 6 × 19.
Ayat-ayat yang pertama-tama diturunkan pada malam Nuzulul Quran, yaitu S. Al „Alaq, ayat 1
s/d 5, terdiri atas sejumlah 19 kata.
Jumlah huruf dari S. Al „Alaq ayat 1 s/d 5 sebanyak 76 = 4 × 19. Pembaca yang ingin mencek
jumlah huruf ini menghitungnya dari Al Qur^an cetakan Arab Saudi atau Mesir, yang pada
covernya tertulis birrasmi-l‟utsmany. Di situ insan dituliskan terdiri atas huruf-huruf alif, nun, sin,
mim. Tidak seperti dalam cetakan Indonesia yang dituliskan alif, nun, sin, alif, mim.
Jumlah ayat dalam S. Al „Alaq sebanyak 19.
Jumlah huruf dalam S. Al „Alaq sebanyak 285 = 15 × 19.
Kedudukan S. Al‟ Alaq; dalam Al Qur^an S. Al „Alaq menempati urutan ke-19 dari belakang dari
susunan surah-surah.
Jumlah ayat dalam Al Quran sebanyak 6004 = 316 × 19.
Dalam Al Qur^an terdapat potongan huruf-huruf (sistem Al Muqaththa‟at) pada pembukaan
surah-surah sesudah Basmalah. Ada 29 surah yang dibuka dengan al Muqaththa‟at ini.
Kombinasi huruf-huruf Muqaththa‟at itu ada 14 buah. Jumlah huruf yang membentuk al
Muqaththa‟at juga 14. Kalau dijumlahkan angka jumlah surah yang mengandung al
Muqaththa‟at dengan jumlah kombinasi huruf, dengan jumlah huruf yang membentuk al
Muqaththa‟at adalah seperti berikut: 29 + 14 + 14 = 57 = 3 × 19. Jadi sesungguhnya al
Muqataat itu merupakan suatu kode matematis yang mengikat komponen-komponen: jumlah
surah, jumlah kombinasi huruf dan jumlah huruf menjadi satu sistem, yaitu sistem ke -terkaitan
matematis kelipatan 19. Di bawah ini akan dikemukakan pula beberapa contoh untuk
memperlihatkan sistem keterkaitan matematis kelipatan 19 itu, terutama dalam contoh terakhir
yaitu 8 buah surah diikat oleh kombinasi persekutuan alif, lam, mim, menjadi satu sistem
keterkaitan matematis kelipatan 19.
Satu huruf dalam satu surah Contoh: Jumlah huruf qaf dalam S. Qaf sebanyak 57 = 3 × 19.
Satu huruf dalam beberapa surah Contoh: Huruf shad dalam S.Al A‟raf: alif, lam, mim, shad,
dalam S. Maryam: kef, Ha, ya, „ain, shad dan S.Shad sendiri: shad.
Nama Surah Jumlah shad
al A‟raf 98
Maryam 26
Shad 28
Jumlah 152 = 8 x 19

Beberapa huruf dalam satu surah Contoh; Kombinasi alif, lam, mim shad dalam S. al A‟raf:
Huruf Jumlah
Alif 2572
Lam 1523
Mim 1165
Shad 98
Jumlah 5358 = 282 x 19

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 12


Beberapa huruf dalam beberapa surah Contoh:
Surah Alif Lam Mim Alif + Lam + Mim
al-Baqarah 4592 3204 2195 9991
Ali „Imraan 2578 1885 1251 5714
al-A‟raaf 2572 1523 1165 5260
al-Ra‟d 625 479 260 1364
al-‟Ankabut 784 554 347 1685
al-Rum 545 396 318 1259
Luqmaan 348 298 177 823
al-Sajadah 268 154 158 580
Jumlah 12312 8493 5871 26676 = 1404 x 19

Walyatalattaf, yaitu kata ditengah-tengah Al Quran pada s. AlKahf ayat 19.


Surah ke-9 tidak dibuka dengan Basmalah, sedangkan Surah ke -27 mempunyai dua Basmalah.
Ada hubungan yang menarik antara Surah ke-9 dan ke-27. Apabila bilangan surat-surat
dijumlahkan mulai dari Surah ke-9 s/d ke-27, (9 + 10 + 11 + 12 + … + 24 + 25 + 26 + 27) maka
hasilnya adalah 342 = 18 × 19.
Basmalah yang kedua dari surah ke-27 terdapat dalam ayat 30. Kalau bilangan surat dan ayatnya
dijumlahkan, hasilnya 27 + 30 = 57 = 3 ×19.
Seperti telah dijelaskan pada butir ke-8, wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata
dan 76 huruf = 4 × 19, maka wahyu kedua (Surah ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata = 2 × 19.
Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata = 3 × 19
Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata dan ayat pertama dari Surat ke -110 tersebut
terdiri dari 19 huruf. Catatan: Ada yang berpendapat wahyu terakhir S. Almaidah, 4: Alayawma
akmaltulakum ilay akhir ayah. Namun S. An Nashr (110), mempunyai keistimewaan, yaitu S.
Makkiyah sesudah hijrah, (periode Madinah)
Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surah ke-112)
Dari segi teori probabilitas, Rasyad Khalifa telah menghitungnya, yaitu 1 di antara 626 septilion
yaitu 626 dengan 24 angka nol di belakangnya:
626.000.000.000.000.000.000.000.000
Jadi menurut teori probabilitas ini di antara 626 septilion manusia di permukaan bumi ini hanya ada
satu orang di antaranya yang dapat menyusun Al-Qur‟an dengan sistem keterkaitan matematis itu.
Dan ini mustahil terjadi oleh karena jumlah manusia yang mungkin dapat hidup di permukaan bumi
ini mulai dari sejak manusia pertama sampai manusia tidak mungkin dapat hidup lagi sangat jauh
dari angka 626 septilion itu. Jadi tidak mungkin Al-Qur‟an itu berupa karangan manusia. Al-Qur‟an
adalah wahyu dari Allah SWT, yang merupakan mu‟jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad
SAW oleh Allah SWT, yang dapat disaksikan oleh manusia tanpa pembatasan waktu, tidak seperti
dengan mu‟jizat para nabi sebelumnya yang hanya dapat disaksikan oleh manusia pada zaman
para nabi itu [9].

C. Penutup
Maha suci Allah yang telah menciptakan alam semesta ini secara seimbang dan sempurna.
Semuanya penuh perhitungan dan angka. Matematika klasik hingga modern terus melihat fenomena
alam semesta untuk dibaca secara matematik.
Keajaiban ataupun misteri angka dalam Al-Qur‟an semata kajian korelasional dan
perumpamaan. Namun keteraturan di dalamnya menjadi keniscayaan bagi sebuah kebenaran. Ada
keajaiban angka 1, keajaiban angka 7, dan keajaiban angka 19. Semua orang dapat melihat itu dan
menduganya, sepanjang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademik.
Tulisan ini lebih banyak meramu dari berbagai sumber, yang hanya didukung oleh sedikit data
yang penulis alami langsung.

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 13


Referensi

[1] Majlis Tarjih PP Muhammadiyah. 2009. Himpunan Putusan Tarjih. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
[2] Abu Raghib Al Bakhtari dalam www.imanicollection.com
[3] Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
[4] Riedesel, C. A., Schwartz, J. E., and Clements, D. H. (1996). Teaching Elementary School
Mathematics. Boston: Allyn & Bacon.
[5] Woods, A. dan Grant, T. (2006). Revolusi Berpikir dalam Ilmu Pengetahuan Modern. Yogyakarta: IRE
Press.
[6] Alisah, E dan Dharmawan, EP. 2007. Filsafat Dunia Matematika. Malang: Prestasi Pustaka.
[7] wahidin. 2010. Pembelajaran Matematika dengan Benda Konkrit.
[8] Prabowo, A. 2011. Mengenalkan Matematika Melalui Pengamatan Alam Semesta (Menanamkan
Karakter Rasa Ingin Tahu, Peduli Lingkungan Dan Menghargai Prestasi). Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Matematika Prodi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, halaman 166 –
176.
[9] http://okememory.blogspot.com/2011/02/misteri-angka-7-dalam-al-quran.html
[10] Abdurrahman, MN. http://rasasejati.wordpress.com/kajian-ilmu-ghoib/rahasia-angka-19-al-quran/
[11] Setyaki, AA. 2010. Aritmatika Jari metode AHA, berdasarkan Konsep Matematika Islam dan ESQ.
Jakarta: Khalifa.
[12] http://prayudi.wordpress.com/2008/08/31/golden-ratio/
[13] http\\www.google.com

Wahidin MU: Mathematics UHAMKA 14

Anda mungkin juga menyukai