Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKIKAT PENTINGNYA KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK


KECIL DAN PERORANGAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP

OLEH

1. ARNI A1G122088
2. FIRDA ELVIANA SARI A1G122104
2. IPONG A1G122110
3. DIVA RAHMADANI MAHJUR A1G122093
4. IQROMULLAH RAZIK A1G122111

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam pembelajaran


kelas rangkap memerlukan pendekatan yang berbeda dari mengajar di kelas biasa. Di
bawah ini beberapa latar belakang yang dapat membantu Anda memahami
keterampilan tersebut:

1. Pemahaman Individu: Guru perlu memahami kebutuhan, minat, dan tingkat


pemahaman setiap individu dalam kelompok kecil atau perorangan. Ini
memungkinkan guru untuk menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing siswa.

2. Diferensiasi Pembelajaran: Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan


membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan antara siswa. Dengan
diferensiasi pembelajaran, guru dapat menyediakan materi, alat, dan pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan unik setiap siswa.

3. Kolaborasi: Dalam pembelajaran kelompok kecil, keterampilan kolaborasi sangat


penting. Guru perlu memfasilitasi diskusi dan kerja sama antara siswa untuk
memperluas pemahaman mereka melalui pertukaran ide dan pengalaman.

4. Keterlibatan Aktif: Mengajar dalam kelompok kecil memungkinkan keterlibatan


aktif dari setiap siswa. Guru perlu menggunakan berbagai strategi, seperti diskusi
terarah, permainan peran, atau proyek kolaboratif, untuk menjaga keterlibatan siswa
sepanjang pembelajaran.
5. Pengelolaan Waktu: Dalam pembelajaran kelompok kecil, pengelolaan waktu
menjadi lebih krusial. Guru perlu membagi waktu dengan bijaksana antara
membimbing kelompok kecil, memberikan umpan balik individual, dan memastikan
bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan yang cukup untuk belajar.

6. Pemberian Umpan Balik: Keterampilan memberikan umpan balik yang efektif


kepada setiap individu dalam kelompok kecil atau perorangan sangat penting. Umpan
balik harus spesifik, konstruktif, dan dapat membantu siswa memperbaiki
pemahaman mereka.

7. Fleksibilitas: Guru perlu memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan rencana


pembelajaran mereka berdasarkan respon dan kebutuhan siswa. Ini dapat melibatkan
penyesuaian materi, pendekatan pengajaran, atau sumber daya pembelajaran.

8. Keterampilan Komunikasi: Keterampilan komunikasi yang kuat sangat penting


dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan. Guru perlu mampu mendengarkan
dengan aktif, bertanya pertanyaan yang relevan, dan menjelaskan konsep secara jelas
dan efektif.

Dengan memahami latar belakang ini, seorang guru dapat mengembangkan


keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dengan efektif dalam konteks
kelompok kecil dan perorangan dalam pembelajaran kelas rangkap.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru


membimbing murid alam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3
hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan
keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah
kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual terutama
bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.

B. Rasional

Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru dalam keterampilan mengajar


kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :

a. Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda.
Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid dengan cara yang sama,
sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar murid hampir tak pernah mendapat
perhatian.

b. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan


antapribadi yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan murid dan murid dengan
murid.
c. Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya
atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas bersama dan
bertukar pendapat.

d. Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam belajar,
sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar.

e. Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau perorangan juga
mempunyai berbagai kekuatan.

C. Variasi Pengorganisasian

Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari


perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi
muncul.

Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam


menggunakan bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan minat,
gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.

Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah


artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokkan siswa, penataan ruang, dan
variasi pemanfaatan sumber belajar.

a. Variasi pengelompokkan siswa


Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan siswa
merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap afektif.
1) Pengelompokkan murid berdasarkan rombongan belajar
2) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan
3) Pengelompokkan murid berdasarkan kemampuan campuran
4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid
6) Pengelompokan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
b. Variasi Penataan Ruang
Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang lebih
kompleks daripada PKR dalam 2 atau 3 ruangan. Untuk yang dilaksanakan dalam 2
atau 3 ruangan, penataan ruangan dalam hal ini tempat duduk murid dan papan tulis
diatur atas dasar kemudahan guru dalam mengelola secara bergilir kedua atau ketiga
ruangan tersebut.
b. Variasi sumber belajar
Sumber belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar,
masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpontensi memberi informasi
kepada siswa dalam belajar.
c. Variasi model implementasi
Model 1. Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan
informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal lain
yang dianggap perlu.
Model 2. Pertama diawali dengan pengarahan atau penjelasan secara klasikal
tentang materi, tugas, serta cara yag digunakan.
Model 3. Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal.
Model 4. Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atau
tugas yang akan dilaksanakan.
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara individual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan tersebut
antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, karakteristik, berbeda secra
emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun minatnya.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani
kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidak sama, serta
lingkungan kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki pengalaman hidup
berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Hal ini yang diutamakan dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru
mengajar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid
melakukan tindak belajar secara aktif adan efektif. Unuk mengaktifkan dan
mengefektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus
berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-
kembangnya murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek
intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek social, maupun aspek
fisik. Semua aspek tersebut tumbuhkembangnya menjadi tanggung jawab guru
disekolah.
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan
perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai
dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap kepada pengajaran
perorangan. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif
dalam kelompok kecil maupun perorangan.
f. Langkah pengajaran kelmpok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi
siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan dan diakhiri dengan
kegiatan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam
pengajaran perorangan guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi
belajar dapat diatur.
g. Menggunakan berbagai variasi dalampengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencakup variasi pengelompokkan, variasi penataan
ruang dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi tersebut perlu dilakukan dalam
pembelajaran kelas rangkap.
E. Komponen Keterampilan Mengajaran Kelompok Kecil Dan Perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi 4
komponen, yaitu:
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan mempersyaratkan terjadinya
hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan murid serta antara murid dan murid.
Hubungan yang seperti ini hanya mungkin terjadi jika guru mampu mengadakan
pendekatan secara pribadi.
2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
Mengorganisasikan kegiatan mengandung arti merancang, mengatur dan
mengendalikan kegiatan belajar pembelajaran yang tepat. Selama kegiatan mengajar
kelompok kecil atau perorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang
mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Didalam belajar murid memerlukan bimbingan dan kemudahan. Bimbingan
berfungsi memberi jalan bagaimana sebaiknya murid mempelajari sesuatu.
Kemudahan belajar berfungsi memberikan suasana yang mendorong murid untuk
meningkatkan aktivitas belajar. Keterampilan ini memungkinkan guru membantu
murid untuk maju tanpa mengalami frustasi.
4. Keterampilan merencanakan dan melaksankan kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru dalam pembelajaran seperti membuka pelajaran, menyajikan
kegiatan inti, membimbing peserta didik dan mengevaluasinya, hendaknya diatur
drngsn baik dan penuh kesungguhan. Kegiatan belajar mengajar dalam rangka
pelaksanaan PKR rancangan kegiatan pembelajaran erat kaitannya dengan model
PKR yang diterapkan. Tugas guru yang utama adalah membantu murid melakukan
kegiatan, baik secara perorangan maupun secara kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil dan perorangan dalam
pembelajaran kelas rangkap menuntut guru untuk memiliki pemahaman yang
mendalam tentang kebutuhan, minat, dan kemampuan setiap siswa secara individual.
Dalam rangka untuk mengembangkan kemampuan yang efektif dalam konteks ini,
guru harus mampu diferensiasi pembelajaran, mendorong kolaborasi antara siswa,
memastikan keterlibatan aktif, mengelola waktu dengan bijaksana, memberikan
umpan balik yang konstruktif, menyesuaikan rencana pembelajaran secara fleksibel,
dan berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
Kesimpulannya, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
dalam pembelajaran kelas rangkap membutuhkan kombinasi pemahaman individual
yang mendalam, fleksibilitas, kemampuan komunikasi yang kuat, serta kemampuan
untuk mengelola pembelajaran secara efisien. Dengan menguasai keterampilan ini,
guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan setiap siswa
untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam pembelajaran kelas rangkap.
DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Aria dkk. 2006. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka

Drs. Sunarwan, M. Pd

Anda mungkin juga menyukai