Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS NILAI LABORATORIUM PADA SISTEM INTEGUMEN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Ilmu Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu:

Puji Suwariyah, Ns., M.Kep

Oleh:

Kelompok 4

Dihka Aulia Fasli NIM. 23050013

Isma Aoliati Parinduri NIM. 23050015

Wulan Dhamay Narulitha NIM. 23050011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SERULINGMAS CILACAP

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Puji Suwariyah, Ns., M.Kep selaku
dosen mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
pengetahuan pembaca.

Maos, 18 Mei 2024

Tertanda

Kelompok 4
HASIL LABORATORIUM
1. Tujuan Pemeriksaan Masing Masing Item Didalam Hasil Pemeriksaan Lab

a. Tujuan Pemeriksaan Hematologi Lengkap


Melihat kemungkinan adanya penyakit yang dapat dideteksi dari peningkatan
ataupun penurunan kadar sel darah. Mendiagnosis penyebab gangguan kesehatan,
terutama jika pasien mengalami gejala tertentu, seperti demam, kelelahan, lemas,
bengkak, dan perdarahan.

b. Tujuan Cek Darah Lengkap


Cek darah bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang secara
keseluruhan, termasuk adanya penyakit atau gangguan tertentu. Ini merupakan salah satu
metode diagnostik yang paling sering dalam dunia medis.

c. Tujuan Pemeriksaan Hemoglobin


Pemeriksaan hb adalah protein yang terdapat dalam sel darah merah yang
bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Pemeriksaan HB digunakan untuk mengukur jumlah hemoglobin dalam darah. tujuan
pemeriksaan hemoglobin sebagai deteksi dini terhadap adanya gejala anemia secara
umum.

d. Tujuan Pemeriksaan Hematokrit


Hematokrit adalah salah satu parameter penting dalam dunia medis yang
digunakan untuk mengukur persentase volume sel darah merah dalam darah pasien.
Dalam pemeriksaan darah lengkap, biasanya dokter akan memeriksa kadar hematokrit
untuk mengetahui kondisi medis pasien serta menentukan perawatan medis yang tepat.

e. Tujuan Pemeriksaan Eritrosit


Pemeriksaan untuk mengukur jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam satu
mikroliter darah. Eritrosit berperan dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh dan
mengangkut karbon dioksida kembali ke paru-paru. Manfaat pemeriksaan: -Membantu
dalam mengevaluasi fungsi oksigenasi tubuh.

f. Tujuan Pemeriksaan Leukosit


Pemeriksaan hitung leukosit adalah salah satu pemeriksaan yang bertujuan untuk
melihat peningkatan dan penurunan dari jumlah sel leukosit dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa.

g. Tujuan Pemeriksaan Trombosit


Trombosit digunakan untuk mendeteksi kelainan dan mendiagnosis berbagai
penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada penggumpalan darah.
h. Tujuan Pemeriksaan MCV
Mean corpuscular volume (MCV) adalah metode analisis pada laboratorium yang
dilakukan untuk mengukur volume dan ukuran rata-rata dari eritrosit atau sel darah merah
secara keseluruhan.

i. Tujuan Pemeriksaan MCH


Mean corpuscular hemoglobin (MCH) adalah salah satu perhitungan sel darah
merah yang ditemukan pada hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah
rata-rata hemoglobin pada satu eritrosit atau sel darah merah.

j. Tujuan Pemeriksaan MCHC


Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) adalah metode perhitungan
sel darah merah yang dilakukan untuk mengetahui konsentrasi atau kadar rata-rata
hemoglobin di dalam satu eritrosit.

k. Tujuan Pemeriksaan RDW


Tes darah RDW (lebar distribusi sel darah merah) mengukur seberapa bervariasi
ukuran dan volume sel darah merah Anda.

l. Tujuan Pemeriksaan Neutrofil


Kadar neutrofil di dalam tubuh bisa diketahui melalui tes darah lengkap. Tes ini
umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit atau memonitor perkembangan
penyakit.

m. Tujuan Pemeriksaan Limfosit


Limfosit adalah sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi
virus ataupun bakteri. Kadar limfosit yang melebihi atau kurang dari batas normal bisa
menjadi tanda dari kondisi medis tertentu, seperti infeksi bakteri atau virus hingga
gangguan autoimun.

n. Tujuan Pemeriksaan Monosit


Pemeriksaan monisit bertujuan untuk mengetahui jumlah sel monosit dalam tubuh
penderita TB Paru.

o. Tujuan Eosinofil
Tes eosinofil ini umumnya dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
infeksi patogen yang terdapat dalam darah.
p. Tujuan Pemeriksaan Basofil
Basofil adalah salah satu pembela lini pertama terhadap zat asing di tubuh Anda.
Sel darah putih ini memicu respons peradangan untuk membantu melawan infeksi dan
penyakit lainnya.

q. Tujuan pemeriksaan Hemostatis


Pemeriksaan hemostatis adalah untuk membantu menetapkan diagnosis terutama untuk
menguji fungsi hemostasis dan pemantauan penyakit ataupun pengobatan. Pemeriksaan
ini dilakukan terhadap penderita dengan kelainan fungsi hemostasis dan penderita dengan
penyakit umum yang memiliki komplikasi perdarahan

r. Tujuan Pemeriksaan PT
Pemeriksaan Prothrombin Time (PT) bertujuan untuk mengetahui adanya
kelainan perdarahan, tetapi juga dipakai pada wanita postpartum, penyakit hati, penderita
hemofilia yang mendapat transfusi berulang (anti-VIII/anti-IX), biasanya menyebabkan
perdarahan berat yang refrakter terhadap penggantian faktor, dan efek pemberian
antikoagulan oral karena golongan obat tersebut menghambat pembentukan faktor
pembekuan protrombin, VII, IX dan X.

s. Tujuan Pemeriksaan APTT


Pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) digunakan untuk
menguji pembekuan darah melalui jalur intrinsik dan jalur bersama yaitu faktor
pembekuan XII, prekalikren, kininogen, XI, IX, VIII, X, V, protrombin dan fibrinogen.
Hasilnya memanjang bila terdapat kekurangan faktor pembekuan di jalur intrinsik yaitu
faktor VIII dan jalur bersama yaitu faktor V atau bila terdapat inhibitor.

t. Tujuan Pemeriksaan INR


Pemeriksaan INR dilakukan untuk mengevaluasi pengobatan tertentu seperti
antikoagulan, misalnya warfarin, menilai kelaian pembekuan darah, persiapan operasi,
dan lainnya.

u. Tujuan Pemeriksaan KIMIA


Pemeriksaan kimia klinik darah untuk mengetahui skrining dan diagnosis
penyakit, sehingga membantu untuk menentukan terapi, memantau terapi dan membantu
menentukan faktor risiko.

v. Tujuan Pemeriksaan BUN


Pemeriksaan laboratorium BUN (Blood Urea Nitrogen) bertujuan untuk
mengukur kadar ureum dalam darah.
w. Tujuan Pemeriksaan Kreatinin
Tes kreatinin atau dikenal juga tes serum kreatinin bertujuan untuk mengetahui
kadar kreatinin dalam darah. Selain itu, cek kreatinin merupakan pemeriksaan yang
mengungkapkan informasi penting tentang kesehatan ginjal seseorang.

x. Tujuan Pemeriksaan Glukosa Sewaktu


Pemeriksaan gula darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah
yang dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini
biasanya dilakukan untuk menilai kadar gula pada pasien diabetes atau pasien yang
mengalami penurunan kesadaran. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kadar gula
darah seseorang. Pemeriksaan gula darah sewaktu juga bisa dilakukan untuk mendeteksi
penyakit diabetes, serta untuk memantau pengobatan bagi pasien diabetes.

2. Penjelasan Hasil Lab Yang Mengalami Peningkatan Diatas Nilai Normal

a. Peningkatan Hemoglobin
Peningkatan Kadar hemoglobin yang tinggi bisa jadi akibat dari kelainan darah
langka yang disebut dengan polisitemia.

b. Peningkatan Hematokrit
Peningkatan hematokrit adalah respons tubuh terhadap kekurangan cairan dengan
meningkatkan konsentrasi sel darah merah untuk menjaga keseimbangan cairan dalam
darah.

c. Peningkatan eritrosit
Peningkatan eritrosit yang tinggi terjadi saat jumlah dari sel darah merah dalam
tubuh berada di atas normal.

d. Peningkatan Leukosit
Leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi ketika jumlah sel darah putih
terlalu banyak. Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti peradangan,
infeksi, alergi, hingga kanker darah. Leukosit atau sel darah putih berperan melindungi
diri dari infeksi dan penyakit.

e. Penigkatan Trombosit
Trombosit tinggi adalah kondisi ketika jumlah trombosit di dalam tubuh melebihi
jumlah normal. Kondisi berikut yang dapat menyebabkan trombosit tinggi yaitu anemia
defisiensi besi.
f. Peningkatan MCV
Peningkatan MCV berarti ukuran sel darah merah lebih besar dari seharusnya. Hal
ini biasanya merupakan tanda anemia karena kekurangan vitamin B12 atau folat dalam
darah.

g. Peningkatan MCH
MCH tinggi artinya jumlah hemoglobin dalam sel darah merah tergolong tinggi.
Nilai MCH tinggi juga bisa menjadi gejala anemia makrositik ketika sel darah merah
berukuran terlalu besar.

h. Peningkatan MCHC
Kadar MCHC menunjukkan konsentrasi hemoglobin dalam volume sel darah
merah tertentu. MCHC yang tinggi dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk beberapa
jenis anemia, penyakit hati, dan tiroid yang terlalu aktif, yang menyebabkan berbagai
gejala.

i. Peningkatan RDW
RDW yang tinggi berarti ada variasi dalam ukuran sel darah merah Anda melebihi batas
normal.

j. Peningkatan Neutrofil
Peningkatan neutrofil dalam aliran darah bisa terjadi karena mengalami
leukositosis, atau jumlah sel darah putih total yang tinggi.

k. Peningkatan Limfosit
Kadar limfosit tinggi biasanya menjadi tanda bahwa tubuh sedang terkena infeksi,
baik yang disebabkan oleh virus atau bakteri.

l. Peningkatan Monosit
Monositosis atau jumlah monosit yang lebih tinggi dari 800/µL pada orang
dewasa menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi.

m. Peningkatan Eosinofil
Kadar eosinofil yang tinggi bisa menandakan adanya alergi, dan salah satunya
adalah eksim.

n. Peningkatan Basofil
Kadar basofil tinggi dapat menunjukkan masalah kesehatan, seperti penyakit
autoimun atau reaksi alergi.
o. Peningkatan PT
Peningkatan Prothrombin Time (PT) menandakan adanya masalah pada
kemampuan pembekuan darah. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, di antaranya:
a) kekurangan faktor pembekuan
b) penyakit hati
c) gangguan penyerapan usus
d) kekurangan vitamin k

p. Peningkatan APTT
Pemanjangan nilai APTT biasanya disebabkan oleh penyakit seperti kekurangan
faktor pembekuan (VIII, IX, XI, XII), kekurangan vitamin K, sirosis hati, kanker
darah atau leukemia, penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular), malaria, DIC, dan
terapi anti pembekuan oral atau heparin.

q. Peningkatan INR
Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan INR seseorang memanjang selain
konsumsi obat seperti gangguan organ hati, defisiensi vitamin K, DIC, penyakit autoimun
seperti antiphospolipid antibodies, atau defisiensi faktor koagulasi.

r. Peningkatan BUN
Penyebab tingginya kadar BUN hingga kreatinin antara lain:
a) Dehidrasi
b) Pendarahan usus
c) Hipertiroidisme.

Kadar BUN yang tinggi dapat mengindikasikan adanya masalah pada ginjal atau
kondisi medis lainnya. Berikut beberapa penyebab umum BUN tinggi:
a) gangguan ginjal
b) dehidrasi
c) pendarahan internal
d) konsumsi protein tinggi

s. Peningkatan Kreatinin
Peningkatan kreatinin serum dapat disebabkan oleh peningkatan konsumsi daging
matang (yang mengandung kreatinin yang diubah dari kreatin oleh panas dari memasak)
atau peningkatan asupan protein dan suplemen kreatin, melebihi dosis yang dianjurkan.
t. Peningkatan Glukosa Sewaktu
Penyebab gula darah sewaktu tinggi:
a) kekurangan insulin atau resistensi insulin
b) pola makan: mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat

3. Penjelasan Hasil Lab Yang Mengalami Penurunan Diatas Nilai Normal

a. Penurunan Hemoglobin
Seseorang dikatakan mengalami kekurangan hemoglobin apabila kadar
hemoglobinnya lebih rendah dari batas normal. Kadar hemoglobin rendah menjadi tanda
bahwa tubuh mengalami anemia.

b. Penurunan Hematokrit
Jika hasil tes menunjukkan level hematokrit rendah atau di bawah rentang normal,
kondisi ini menandakan bahwa jumlah sel darah merah di dalam tubuh sedang berkurang.

c. Penurunan Eritrosit
Eritrosit rendah adalah kondisi ketika kadar sel darah merah di dalam tubuh
berkurang hingga di bawah kisaran normal.

d. Penurunan Leukosit
Leukosit rendah atau leukopenia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah putih
di dalam tubuh mengalami penurunan hingga di bawah nilai normal.

e. Penurunan Trombosit
Trombosit openia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah
atau di bawah normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat terjadi
luka atau kerusakan di pembuluh darah. Jumlah trombosit yang kurang dapat
menyebabkan darah sulit membeku.

f. Penurunan MCV
MCV yang mengalami penurunan dapat mengindikasikan bahwa pasien mengidap
salah satu jenis anemia.

g. Penurunan MCH
Apabila hasil MCH berada di bawah batas normal, kondisi ini bisa menandakan
bahwa jumlah hemoglobin di dalam sel darah merah tergolong rendah. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa kondisi medis, seperti talasemia atau anemia defisiensi zat
besi.
h. Penurunan MCHC
MCHC rendah adalah kondisi ketika sel darah merah lebih kecil dari biasanya dan
mengalami penurunan kadar hemoglobin.

i. Penurunan RDW
Persentase RDW yang rendah berarti ukuran sel darah merah tidak jauh berbeda
dari pengukuran pada umumnya.

j. Penurunan Neutrofil
Tingkat Neutrofil Rendah dikarenakan penurunan atau tidak adanya produksi
sumsum tulang menggambarkan kapan sumsum tulang melambat atau berhenti
memproduksi sel darah putih.

k. Penurunan Limfosit
Lymphocytopenia/limfopenia adalah kondisi jumlah limfosit di dalam darah lebih
rendah dari biasanya. Bila limfosit rendah, artinya terdapat kemungkinan adanya infeksi
atau penyakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

l. Penurunan Monosit
Tingkat monosit yang rendah mungkin berarti tubuh Anda lebih rentan terhadap
infeksi. Anda mungkin juga memiliki monosit absolut yang rendah jika jumlah sel darah
putih Anda rendah. Penyebab rendahnya jumlah sel darah putih dapat meliputi: infeksi.

m. Penurunan Eosinofil
Kadar eosinofil dapat menurun sebagai akibat dari peningkatan jumlah neutrofil
yang lebih dominan dalam respons imun tubuh terhadap infeksi bakteri.

n. Penurunan Basofil
Rendahnya kadar basofil mungkin disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap alergen
sehingga menyebabkan basofil melepaskan histaminnya. Gejala lain dari reaksi alergi
meliputi: bengkak, mata merah. hidung berair atau tersumbat.

o. Penurunan PT
Penyebab protrombin time (PT) di bawah nilai normal:
a) kekurangan faktor pembekuan darah: kekurangan vitamin k, penyakit hati,
defisiensi faktor pembekuan darah herediter.
b) konsumsumsi obat-obatan: pengencer darah, antibiotic
p. Penurunan APTT
Penyebab APPT di bawah nilai normal:
a) peningkatan kadar faktor pembekuan darah
b) kekurangan vitamin k
c) penyakit hati
d) penyakit darah
e) efek samping obat

q. Penurunan INR
Penyebab INR di bawah nilai normal:
a) kekurangan vitamin k
b) gangguan fungsi hati
c) kekurangan faktor pembekuan darah
d) konsumsi obat-obatan tertentu
e) kondisi medis tertentu

r. Penurunan BUN
Kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) yang rendah di bawah nilai normal bisa
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
a) asupan protein rendah
b) gangguan fungsi hati
c) hidrasi berlebihan

s. Penurunan Kreatinin
Beberapa penyebab kreatinin di bawah nilai normal:
a) massa otot rendah
b) diet rendah protein
c) penyakit hati
d) kehamilan

t. Penurunan Glukosa Sewaktu


Beberapa penyebab glukosa sewaktu di bawah nilai normal (hipoglikemia):
a) mengonsumsi obat antidiabetes
b) gangguan endokrin
c) sedang menjalankan puasa

Anda mungkin juga menyukai