Anda di halaman 1dari 23

ASKEP SOLUSIO

PLASENTA
Kelompok 5
ANGGOTA KELOMPOK

DEGEI MARSELINA MEKU ALISYE SOPACUA


AGNES
DEFINISI SOLUSIO PLASENTA
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta yang letaknya
normal pada korpus uteri sebelum janin lahir.Solusio plasenta
berarti lepasnya plasenta sebelum waktunya, artinya sebelum
anak lahir.Biasanya terjadi dalam triwulan ketiga. Solusio
plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang
terimplantasi normal diatas 22 Minggu sebelum lahirnya anak.,
dengan masa kehamilan 22 minggu sampai 28 Minggu / berat
janin di atas 500 gr.
ANATOMI FISIOLOGI
Solusio plasenta (plasenta terlepas
sebelum waktunya dari rahim)
Solusio plasenta biasanya terjadi
pada trimester tiga kehamilan,
terutama di minggu-minggu akhir
sebelum melahirkan. Gejala utama
dari solusio plasenta adalah
pendarahan vagina berwarna
kehitaman.
ETIOLOGI
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang menjadi predisposisi :
1. Faktor kardiovaskuler
2. Faktor trauma
3. Faktor paritas ibu
4. Faktor usia ibu
5. Leiomioma uter
6. Faktor penggunaan kokain
7. Faktor kebiasaan merokok
8. Riwayat Solusio plasenta sebelumnya.
9. Pengaruh lain
PATOFISIOLOGI
Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu keadaan
yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua
basalis sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua basalis
terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium. Hematoma yang
terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta lebih luas/banyak sampai ke
pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes antara selaput Ketuban dan miometrium
dan selanjutnya keluar melalui serviks ke vagina (revealed hemorrhage). Nikotin kokain
keduanya dapat menyebabkan vasokonstriksi yang bisa menyebabkan iskemia dan pada
plasenta sering dijumpai bermacam lesi seperti infark, oksidatif stres, apoptosis, dan
nekrosis, yang ke semuanya ini berpotensi merusak hubungan uterus dengan plasenta
yang berujung kepada solusio plasenta.
KLASIFIKASI SOLUSIO PLASENTA
Plasenta yang terlepas semuanya disebut Solutio plasenta totalis.
Solutio Plasenta dibagi menjadi :
a. Solusio plasenta menurut derajat pelepasan plasenta:
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas
b. Solusio plasenta menurut bentuk perdarahan:
1. Solusio plasenta dengan perdarahan tertutup
2. Solusio plasenta dengan perdarahan terbuka
Mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya yaitu :
a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
MANIFESTASI KLINIS

1. Solusio Plasenta ringan


Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat
pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak
2. Solusio Plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas permukaan.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari dua per tiga permukaannnya. Terjadi sangat tibatiba.
Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Pada
keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan
darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal.
BERDASARKAN ADA ATAU TIDAKNYA PERDARAHAN PERVAGINAM

1) Solusio plasenta ringan


Perdarahan pervaginam <100 -200 cc
2) Solusio plasenta sedang
Perdarahan pervaginam > 200 cc, hipersensitifitas uterus atau
3) Solusio plasenta berat
Perdarahan pervaginam luas > 500 ml, uterus tetanik, syok

Hal 4
PEMERIKSAAN FISIK
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik umum : Keadaan umum penderita tidak sesuai dengan jumlah
pendarahan, tekanan darah menurun, nadi dan pernafasan meningkat
c. Pemeriksaan fisik khusus :
1. Palpasi abdomen
2. Inspeksi
3. Auskultasi
d. Pemeriksaan penunjang : Dengan USG, dijumpai pendarahan antara plasenta dan
dinding abdomen.
e. Pemeriksaan laboratorium
1. Urin
2. Golongan darah
3. Dan lain-lain
KOMPLIKASI

a. Komplikasi pada ibu


1. Pendarahan
2. Gangguan pembekuan darah
3. Oliguria
4. Perdarahan postpartum

b. Komplikasi pada janin


1. Asfiksia
2. Kelainan susunan system saraf pusat
3. Retardasi pertumbuhan
4.Anemi
PENATALAKSANAAN
Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan
kebidanan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun janin
.Dalam menghadapi pendarahan pada kehamilan, sikap bidan yang paling utama adalah
melakukan rujukan ke rumah sakit.
Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat :
1. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan . berikan cairan peroral.
2. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi / syok akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin.
3. Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah , bila tidak
teratasi ,upayakan penyelamatan optimal . bila teratasi perhatikan keadaan janin
4. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau
persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak dapat
diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal.
WEB OF CAUTION SOLUSIO PLASENTA
ASUHAN KEPERAWATAN

* PENGKAJIAN
1. Biodata * Pemeriksaan penunjang
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
1. Darah
4. Riwayat penyakit masa lalu 2. USG
5. Riwayat psikologis * Pemeriksaan dalam
* pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
* Pemeriksaan plasenta
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan cepalo caudal
4. Dada
5. Abdomen
6. Genetalia
DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis solusio plasenta bergantung pada seberapa bagian plasenta yang
terlepas.
1. Solusio plasenta ringan : Terlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya
2. Solusio Plasenta sedang : Terlepasnya plasenta lebih dari ¼ tetapi belum mencapai 2/3
bagian
3. Solusio plasenta berat : Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian
* Penyulit pada ibu :
1. Terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan pernafasan meningkat
2. Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
3. Pada penderita dijumpai turunnya tekanan darah sampai syok
4. Pemeriksaan abdomen tegang
MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko syok bd terjadi perdarahan pervaginam mencapai 1000 ml


2. Nyeri kronis bd terjadinya perut terasa tegang /agak sakit secara terus menerus
3. Reriko defisit nutrisi pada janin bd menghambatnya penyampaian nuttsi dan oksigen
pada janin
4. Gangguan pertukaran gas pada janin bd menghambatnya penyampaiann nutrisi dan
oksign pada janin
5. perfusi perifer tidak efektif bd terjadinya pendarahan yang tidak sesuai dengan
kondisi syok ibu
INTERVENSI
DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan Dimana rencana
keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,
pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat
waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas
perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat
respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada
penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat
mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan
berikutnya.
EVALUASI
Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan
implementasi. Klien adalah fokus evaluasi. Langkah Langkah dalam mengevaluasi asuhan
keperawatan adalah menganalisis respon klien, mengidentifikasi si faktor yang
berkontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di
masa depan (Marrelli, 2014). Perumusan evaluasi formatif meliputi empat komponen yang
dikenal dengan istilah SOAP yaitu:
1.S (Subjektif): perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang dirasakan,
dikeluhkan, dan dikemukakan klien.
2.0 (Objektif): perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain.
3.A (Analisis): penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif) apakah
berkembang kearah perbaikan atau kemunduran.
4.P (Perencanaan): rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisis diatas
yang berisi melanjutkan perencaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum
teratasi.
EVIDENCE BASED NURSING
KESIMPULAN
Solusio Plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum
waktunya yakni sebelum anak lahir. Terdapat faktor faktor lain yang ikut memegang
peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia, parietas tinggi, dan usia lanjut pada ibu
hamil.
Solusio juga dapat ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang seperti USG, pemeriksaan
darah, Perdarahan warna kehitaman disertai perut tegang menjadi salah satu ciri khas
dari solusio plasenta.
Pada kasus solusio plasenta tidak dapat dilayani di faskes primer mengingat banyak
komplikasi dan kegawatdaruratan yang terjadi maka harus dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih memadai.
Pentingnya ibu memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi kegawatdaruratan pada
ibu dan bayi. Diagnosa yang tepat berdasarkan gejala yang timbul akan mempercepat
tenaga kesehatan dalam mengambil keputusan. Sehingga pasien akan mendapatkan
penatalaksaan tindakan pra rujukan yang tepat dan cepat.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari
makalah ini disarankan sebagai berikut :
1. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari
makalah ini disarankan sebagai berikut :
2. Jika telah melakukan penatalaksanaan yang baik diharapkan dapat menurunkan AKI
dan AKB.
3. Ibu hamil wajib memeriksakan kehamilannya sejak dini untuk memantau tumbuh
kembang janin serta kesejahteraan ibu
4. Ibu hamil juga wajib menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Mohon maaf atas kekurangan
dan kesalahan kami

Anda mungkin juga menyukai