Anda di halaman 1dari 5

NAMA MAHASISWA : SALVINUS BALA

NIM : 048262072
JURUSAN : S1-ILMU HUKUM

TUGAS 1 – HKUM4309

Butir soal :
1. Contoh Kasus
Balmin dan Alusa adalah teman satu kost semasa kuliah. Ketika setelah lulus kuliah,
Alusa ternyata jauh lebih sukses ketimbang Balmin. Balmin yang merasa cemburu
menyampaikan kepada orang-orang bahwa Alusa selama kuliah sangat jarang
mandi, sehingga Balmin mengejek Alusa seperti kambing yang tidak pernah mandi.
Karena perbuatan Balmin, Alusa pun merasa sangat malu.

Soal
Melihat kasus di atas, jenis kejahatan apakah perbuatan Balmin? Jelaskanlah kapan
perbuatan Balmin menjadi sebuah tindak pidana umum, dan kapan pula perbuatan
Balmin tersebut dapat menjadi sebuah tindak pidana khusus? Berikan penjelasan
saudara berikut dengan alasannya !

2. Melakukan tindak pidana korupsi sejak awal kemerdekaan telah diatur di dalam
KUHP. Misalnya, lihat saja pada Pasal 209 KUHP. Kemudian tahun 1960 diatur
dalam UU (Perpu) tersendiri. Lihat pula Perpu No. 24 Tahun 1960, UU No. 3 Tahun
1971, UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2001. Sehingga satu perbuatan
saja, korupsi misalnya diatur oleh banyak peraturan maupun perundang-undangan
di Indonesia.

Soal
Sebuah teori mengatakan bahwa pengertian tindak pidana khusus itu harus
dibedakan dari pengertian ketentuan pidana khusus. Jelaskan mengapa demikian!

3. Contoh Kasus
Angga merupakan pelajar SMA yang berusia 16 tahun, sedangkan Dani adalah
mahasiswa yang berusia 20 Tahun. Mereka adalah teman satu kampung yang
sama-sama menimba ilmu ke kota. Di kota mereka memutuskan untuk menyewa
sebuah rumah, sehingga mereka tinggal serumah.
Pada suatu hari Angga memakai sepatu Dani tanpa izin, Dani pun marah kemudian
memukul Angga hingga menyebabkan lebam di muka Angga.

Soal
Buatlah analisis contoh kasus diatas, Apakah perbuatan Dani merupakan tindak
pidana khusus? Tentukan tindak pidana serta ancaman sanksi pidananya!
JAWABAN :

SOAL 1.
Jenis kejahatan apakah perbuatan Balmin?
Berdasarkan kasus di atas, jenis kejahatan atas perbuatan balmin adalah
kekerasan verbal, yang dikategorikan ke dalam perbuatan penghinaan.
Contoh Bentuk kekerasan verbal yaitu:
 Menyalahkan : Jenis ini melibatkan membuat korban percaya bahwa mereka
bertanggung jawab atas perilaku kasar atau bahwa mereka membawa pelecehan
verbal pada diri mereka sendiri.
 Merendahkan : Meskipun sering disamarkan sebagai humor, komentar sarkastik
yang dimaksudkan untuk meremehkan dan merendahkan orang lain dapat
menjadi bentuk pelecehan verbal.
 Kritik : Ini melibatkan komentar kasar dan terus-menerus yang dimaksudkan
untuk membuat orang tersebut merasa buruk tentang diri mereka sendiri dan
tidak konstruktif tetapi disengaja dan menyakitkan. Kritik bisa menyakitkan di
depan umum atau pribadi, terutama jika orang tersebut hanya bersikap jahat dan
tidak berniat untuk menjadi konstruktif.
 Gaslighting : Ini adalah jenis pelecehan emosional yang berbahaya, dan terkadang
terselubung, di mana pelaku membuat target mempertanyakan penilaian dan
kenyataan mereka.
 Penghinaan :dihina di depan umum oleh teman sebaya, teman, anggota keluarga,
atau pasangan kencan, ini bisa sangat menyakitkan. Penilaian : Jenis pelecehan
verbal ini melibatkan memandang rendah korban, tidak menerima mereka apa
adanya, atau menahan mereka pada harapan yang tidak realistis.
 Manipulasi : Menggunakan kata-kata untuk memanipulasi dan mengendalikan
orang lain juga merupakan jenis pelecehan verbal. Ini dapat mencakup
pernyataan seperti, “Jika kamu benar-benar mencintai saya, kamu tidak akan
memberitahu siapapun tentang hubungan kami,” atau menggunakan rasa
bersalah untuk membuat kamu melakukan hal-hal tertentu.
 Atribusi: Bahasa kasar, kasar, atau kasar yang merugikan diri subjek – harga diri,
harga diri, dan konsep diri. Terlibat dalam atribusi adalah bentuk pelecehan
verbal. Itu bukan perlakuan yang dapat diterima dari orang lain, bahkan jika
mereka memanggil namaku dengan suara netral.
 Menggoda: Orang yang melecehkan kamu secara verbal biasanya mengubah
kamu menjadi lelucon. Hal ini dapat dilakukan dengan tatap muka atau tatap
muka. Tapi itu bukan kesenangan yang tidak berbahaya jika kamu tidak
menganggapnya lucu. Selain itu, pelaku kekerasan verbal biasanya memilih
lelucon yang menyerang area di mana mereka merasa rentan atau rentang.
 Ancaman: Ini termasuk pernyataan yang dirancang untuk mengintimidasi,
mengendalikan, atau memanipulasi korban agar tunduk. Ancaman tidak boleh
dianggap enteng. Ketika orang mengancam korban, mereka mencoba
mengendalikan dan memanipulasi korban Ingat, tidak ada cara yang lebih baik
untuk mengendalikan seseorang selain menakut-nakuti mereka dengan cara
tertentu.
 Menahan: Jenis pelecehan verbal ini melibatkan penolakan untuk memberikan
kasih sayang atau perhatian, seperti berbicara dengan calon korban, melihat ,
atau berada di ruangan yang sama.

Perbuatan balmin akan menjadi tindak pidana umum apabila orang yang diejek
(Alusa) membuat pelaporan kepada pihak yang berwajib atas perlakuan yang
dialaminya dari Balmin. Dalam hal ini pelaporan wajib dibuat oleh Alusa sebagai pihak
yang merasa dirugikan karena merupakan delik aduan. Terkait kasus ini maka
perbuatan Balmin masuk dalam tindak pidana umum yaitu penghinaan yang dikenakan
dengan Pasal 310 KUHP:
(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui
umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama 9 bulan
atau pidana denda paling banyak Rp 4,5 juta.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan atau
pidana denda paling banyak Rp 4,5 juta.

Perbuatan Balmin tersebut akan menjadi tindak pidana khusus apabila telah
melakukan perbuatan tindak pidana penghinaan khusus, yang dimuat dalam Pasal 27
Ayat (3) yang menyatakan bahwa : “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau menstransmisikan dan/atau membuat dapat diakses-nya
informasi elektronik dan/atau dokumen yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik”.
Tindak pidana penghinaan khusus dalam Pasal 27 Ayat (3) jika dirinci terdapat
unsur berikut.
Unsur objektif :
(1) Perbuatan:
a. mendistribusikan;
b. mentransmisikan;
c. membuat dapat diaksesnya.
(2) Melawan hukum: tanpa hak; serta
(3) Objeknya:
a. informasi elektronik dan/atau;
b. dokumen elektronik. yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran
nama baik;

SOAL 2.
Karena Pidana khusus pada umumnya mengatur tentang tindak pidana yang
dilakukan dalam bidang tertentu atau khusus (di luar KUHP) seperti di bidang
perpajakan, imigrasi, perbankan yang tidak diatur secara umum dalam KUHP atau yang
diatur menyimpang dari ketentuan pidana umum. Sedangkan, tindak pidana khusus
adalah tindak pidana yang diatur tersendiri dalam undang-undang khusus, yang
memberikan peraturan khusus tentang cara penyidikannya, tuntutannya,
pemeriksaannya maupun sanksinya yang menyimpang dari ketentuan yang dimuat
dalam KUHP yang lebih ketat atau lebih berat. Tetapi, jika tidak diberikan ketentuan
yang menyimpang, ketentuan KUHP umum tetap berlaku.
Tindak pidana khusus itu sangat merugikan masyarakat dan negara, maka
perlu diadakan tindakan cepat dan perlu diberi wewenang yang lebih luas kepada
penyidik dan penuntut umum, hal ini agar dapat mencegah kerugian yang lebih besar.
Macam-macam tindak pidana khusus misalnya tindak pidana ekonomi, tindak pidana
korupsi serta tindak pidana HAM berat.
Titik tolak kekhususan suatu peraturan perundang-undangan khusus dapat
dilihat dari perbuatan yang diatur, masalah subjek tindak pidana, pidana dan
pemidanaanya. Subjek hukum Tindak Pidana Khusus diperluas, tidak saja meliputi
orang pribadi melainkan juga badan hukum (Korporasi). Sedangkan dari aspek masalah
pemidanaan, dilihat dari pola perumusan ataupun pola ancaman sanksi, Tindak Pidana
Khusus dapat menyimpang dari ketentuan KUHP. Substansi Tindak Pidana Khusus
menyangkut 3 permasalahan yakni tindak pidana, pertanggungjawaban pidana, serta
pidana dan pemidanaan.
Ruang lingkup Tindak Pidana Khusus tidak bersifat tetap, tetapi dapat berubah
sesuai dengan apakah ada penyimpangan atau menetapkan sendiri ketentuan khusus
dari Undang-Undang pidana yang mengatur substansi tersebut.

SOAL 3.
Berdasarkan kasus di atas, perbuatan Dani sama sekali bukan termasuk ke
dalam tindak pidana khusus tetapi merupakan tindak pidana umum yang dikategorikan
ke dalam perbuatan penganiayaan.
Kejahatan penganiayaan termasuk dalam klafikiasi kejahatan terhadap tubuh,
yang diatur dalam Buku II Bab XX Pasal 351 sampai dengan Pasal 356 KUHP.
Perbuatan dani tergolong ke dalam Penganiayaan biasa yang dapat juga disebut
dengan penganiayaan pokok atau bentuk standar terhadap ketentuan Pasal 351, yaitu
pada hakikatnya semua penganiayaan yang bukan penganiayaan berat dan bukan
penganiayaan ringan.
Perbuatan dani bisa dikenakan Pasal 351 ayat (1) KUHP yakni: “Penganiayaan
biasa yang tidak dapat menimbulkan luka berat maupun kematian dan dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya tiga ratus rupiah.”
Atas perbuatan dani juga bisa dikenakan penganiayaan ringan dimana Hal ini
diatur dalam Pasal 352 KUHP. Menurut pasal ini, penganiayaan ringan ini diancam
dengan maksimum hukuman penjara tiga bulan atau denda tiga ratus rupiah apabila
tidak masuk dalam rumusan Pasal 353 dan 356, dan tidak menyebabkan rasa sakit atau
halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan. Artinya apabila perbuatan dani
tersebut meskipun lebam di wajah dan ketika diperiksa tidak menyebabkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan maka perbuatan dani
tergolong penganiayaan ringan yang diatur dalam pasal 352 KUHP.

Sumber :
Reydi Vridell Awawangi. Pencemaran Nama Baik Dalam Kuhp Dan Menurut Uu No. 11
Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Lex Crimen, Vol. III,
No. 4, Agustus – November 2014.
https://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/996-pencemaran-nama-
baik-melalui-sosial-media
BMP HKUM4309 TINDAK PIDANA KHUSUS, Modul 1, Universitas Terbuka.
Hiro R. R. Tompodung. Kajian Yuridis Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan
Kematian. Lex Crimen, Vol. X, No. 4, April/EK/2021.

Anda mungkin juga menyukai