Anda di halaman 1dari 2

PPG Prajabatan Gel.

1 Tahun 2022 Universitas Negeri Manado


Nama : Sri Desiyana Nento
MK : Computational thinking
Dosen : Indra Rianto, S.Kom., M.T.

1. Computational thinking adalah kemampuan memecahkan masalah dengan menerapkan


ilmu komputasi. Kemampuan pemecahan masalah ini memungkinkan untuk menganalisis
masalah yang kompleks, memahami apa masalahnya, dan menentukan solusi yang tepat.
Dengan computational thinking, dapat menguraikan masalah menjadi beberapa bagian
atau tahapan yang efektif. Sehingga menghasilkan solusi yang tepat dan dapat dipahami
baik oleh komputer, manusia, atau keduanya. Dalam konsepnya, terdapat empat pilar
utama dalam berpikir komputasi, yang masing-masing memiliki tujuannya sendiri.
Berikut contoh Penerapan CT dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a. ramalan cuaca dengan memperhatikan pola-pola alam disekitar merupakan
penerapan berfikir komputasional sehari-hari.
b. Mencuci pakaian putih, memerlukan pemikiran CT karena mencuci pakaian putih
memiliki tantangan tersendiri yaitu jika perlakuannya salah maka akan berakibat
negative seperti warna pakaian memudar, kusut atau bahkan terkena warna pakaian
lain
c. Memasak, memerlukan pemikiran CT karena tidak hanya sekedar memasak tapi
berfikir bagaimana cara memasak dengan cepat, dan tepat sesuai gizi yang
dibutuhkan
d. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, ini memerlukan pemikiran CT
karena guru harus berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah ini dengan cepat
dan dampak positif yang dirasakan akan terus menerus.
2. Computational Thinking dapat diterapkan pada mata pelajaran tematik yang saya ajar
dengan cara yang beragam melalui penggunaan model pembelajaran seperti PBL maupun
inkuiri. Computational Thinking juga dapat diterapkan pada soal-soal tematik dengan
cara meminta siswa untuk menggunakan algoritma untuk menyelesaikan masalah atau
memecahkan permasalahan yang terkait dengan materi tersebut. Berikut adalah contoh
dekomposisi, mengenali pola, abstraksi, dan algoritma dalam masalah cara pembuatan
tempe berdasarkan materi di Tema 7 kelas 3:
a. Dekomposisi; menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah bagian-bagian yang
sederhana agar dapat dengan mudah diidentifikasi. Dari masalah diatas fondasi
CTnya berupa,pemetaan berbagai bentuk teknologi pangan sebagaimana dibawah ini:
1.) Teknologi pangan hasil pertanian dari kedelai; kecap, tempe, tahu, dan susu
kedelai
2.) Pengolahan tanpa menggunakan teknologi; tahu, tempe, dan susu kedelai
3.) Hasil teknologi yang banyak dikonsumsi masyarakat; tahu dan tempe
b. Pengenalan Pola; Mengenali pola yang muncul pada proses pembungkusan tempe:
1.) Plastik; Secara keamanan pangan dan kebersihan tempe bungkus menggunakan
plastik dinilai lebih hiegenis karena bungkus plastik lebih praktis dan membuat
tempe lebih awet
2.) Daun Pisang; Tempe bungkus mengugnakan daun pisang memiliki rasa gurih dan
sedang
c. Abstraksi; Sesuai tujuan utama yaitu pembuatan teknologi pangan yang tahan lama,
maka dirumuskan pembuatan tempe menggunakan bungkus plastik
d. Algoritma; Berupa merumuskan langkah pembuatan tempe
1.) Bersihkan kedelai dari benda asing seperti batu dll kemudian cuci dengan air
2.) Simpan dalam panci, tuangkan air mendidih sehingga semua biji kedelai
terendam dalam air selama 12 jam
3.) Cuci kembali dengan air dingin dan aduk-aduk dengan tangan sampai semua
kulitkedelai terkelupas dan bijinya terbelah
4.) Buang kulit yang tekelupas
5.) Kedelai yang sudah bersih dikukus selama 30 menit sampai telihat empuk.
Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
6.) Tambahkan tepung tapioca 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk sampai
rata
7.) Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 °C
8.) Taburkan ragi tape (Rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 g/ 1 kg
kedelai
9.) Bungkus dengan menggunakan plastik dan diinkubasi pada suhu kamar selama 2-
3 hari

Anda mungkin juga menyukai