Anda di halaman 1dari 1

Gerakan Perempuan Di Indonesia Pasca Reformasi

Wirienga melihat gerakan perempuan khususnya di Indonesia sebagai sebuah


gerakan yang berspektrum luas dan menyeluruh; yang bisa meliputi individu
maupun juga organisasi, dimana organisasi tidak terbatas pada organisasi formal
tapi juga non formal, baik perbuatan secara sadar atau tidak sadar terhadap upaya
berkurangnya berbagai aspek subordinasi gender yang berhubungan dengan aspek
kehidupan lainnya seperti politik, ekonomi, sosial dsb (Wirienga; 1999). Wirienga
mengidentifikasi bahwa di dalam gerakan itu sangat plural, senantiasa muncul
berbagai kepentingan yang beragam dimana sangat dimungkinkan ada kontradiksi
dan kontraversi satu pihak dan lainnya, ketidak setujuan satu dan lainnya terhadap
langkah, maupun pandangan.13 Namun demikian, Wirienga tidak secara tegas
membuat perbedaan antara gerakan perempuan dan gerakan feminis. Secara
tersirat Wirienga meletakkan gerakan feminis itu ada di dalam gerakan
perempuan.1
Apa itu Reformasi
Organisasi organisasi Pergerakan Keperempuanan dan pencapaian nya secara
ringkas.
Isu Isu keperempuanan Pascs Reformasi
Pertama, 2 (dua) organisasi yang paling menonjol sebagai representasi dari
organisasi perempuan Islam, yaitu 'Aisyiyah dan Fatayat NU. Kedua, 3 (tiga)
organisasi yang lahir paska reformasi, yaitu Muslimah HTI, Bidang Kewanitaan
PKS, dan Fahmina-institute.
‘Aisyiyah
Isu yang dipilih adalah tuntunan menuju keluarga sakinah yang sudah diputuskan tarjih
tahun 2014 serta ditanfidz dan diputuskan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP
Muhammadiyah) tahun 2015.

1
Eddyono, Sri Wiyanti. "Tantangan feminis dalam membangun aliansi dengan gerakan perempuan
dan gerakan sosial lainnya di Indonesia." (2010).

Anda mungkin juga menyukai