PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senanda dengan di atas Lasswel dan Kaplan (budiardjo dalam Hasrullah 2009:
31) menjelaskan pula kekuasaan adalah suatu hubungan seseorang atau kelompok
yang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok orang ke arah tujuan
pihak pertama.
sesuatu. Tidak sedikit tokoh dari berbagai bidang ilmu membuat teori yang
Menurutnya menjadi lazim bagi setiap periode politik untuk menciptakan sistem
kontestasi.
1
Perubahan orde pemerintahan ini dimulai pada orde baru (1945-1965),
orde lama (1965-1998), dan era Reformasi (1998-sekarang). Rezim orde baru
kelompok Islam atas tegaknya syariat Islam di Indonesia. Pembubaran orde baru
yaitu tepat runtuhnya kekuasaan Soeharto merupakan awal mula kemunculan era
pemulihan terhadap hak asasi yang pada masa sebelumnya. Pencabutan penetapan
satu-satunya asas dalam kehidupan berorganisasi, pada sisi lain adanya tuntutan
khususnya bagi Organisasi Islam yang mulai bangkit dan berkembang lagi setelah
pembaharuan madrasah dan pesantren. Terdapat dua organisasi Islam yang besar
November 1912 Masehi oleh KH. Ahmad Dahlan atas saran dari murid-muridnya
yang tergabung dalam Budi Utomo, mengingat ia semula adalah sebagai guru di
2
sekolah Budi Utomo. Budi Utomo adalah ormas yang didirikan oleh Dr. Wahidin
multifaced, pada satu sisi terlihat seperti organisasi yang doktriner, namun di sisi
lainnya merupakan sistematisasi teologis yang menekan aspek moral etik dari Al-
merupakan gerakan sosial, amar ma’ruf nahi munkar, bersumber dari Al-Quran
dapat dikaitkan dengan keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), yaitu gerakan yang
dibentuk oleh KH. Ahmad Dahlan dengan tujuan untuk melakukan pembinaan
Dalam situs tersebut dapat dilihat pula bahwa berdasarkan hasil keputusan
3
nomor 1.5/101/1433 atau tertera tanggal 10 Maret 2011 yang menandakan adanya
Kepulauan Bangka Belitung yang kalla itu dipimpin oleh Davitri S.Pd. Sedangkan
oleh organisasi tersebut baik dari sisi sosial politik, keagamaan, perkaderan dan
kontestasi kekuasaan.
sosial keagamaan yang didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 oleh
hingga saat ini karena salah satunya jalur kekerabatan para kyai di lingkungan
dalam standar Ahlu Sunnah wal Al Jama’ah disitu NU bisa diterima dan
Nahdlatul Ulama (NU) juga memiliki organisasi otonom yaitu Gerakan Pemuda
4
Kelahiran Gerakan Pemuda Anshor diwarnai oleh semangat perjuangan,
kelihatan gaungnya dimulai pada tahun 2010 hal ini sebagaimana dilansir dari
dilantik”. GP Ansor pertama pada saat itu dipimpin oleh Darwis. Berbagai
dalam pemakaman uskup, kegiatan sosial politik serta berbagai kegiatan yang
sosial, politik dan kebudayaan. Hal ini yag memicu terjadinya kontestasi diantara
kedua organisasi ini, salah satunya adalah sikap bertolak belakang yang diambil
oleh kedua organisasi ini dalam kegiatan dakwah Ust. Felix pada tahun 2017
silam. Peristiwa ini merupakan bentuk dari perbedaan pemahaman dan ideologi
organisasi.
5
Hal lain menjelang pemilu 2019. Pesta demokrasi akan segera dilakukan,
walaupun Danhil mantan ketua umum cenderung dekat dengan Prabowo dan
(http://www.viva.co.id).
3 Maret 2016. Hal ini pula dimaknai secara berbeda dan tidak ditemukan oleh
kekuasaan semakin mencuat, hal ini terlihat dari berbagai usaha yang dilakukan
6
Terdapat beberapa alasan mengapa kota pangkalpinang di jadikan objek
penelitian antara lain ialah dikarenakan kota pangkalpinang ialah ibu kota provinsi
yang letaknya sangat strategis di pusat pusat lembaga negara. Hal lain pula
kedua organisasi ini tidak sulit untuk ditemukan. Organisasi Sosial keagamaan
praktik sosial dengan cara yang berbeda pada setiap organisasinya. Pemuda
membuat peneliti tertarik untuk meneliti kedua organisasi tersebut. Namun, buka
ideologi yang akan peneliti telaah lebih dalam, melainkan peneliti akan mengkaji
lebih dalam mengenai arena kontestasi kekuasaan, dan proses perjuangan arena
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
7
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang akan diteliti, adapun tujuan dari
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
8
E. Tinjauan Pustaka
terdahulu sebagai landasan dalam penelitian. Ada beberapa hasil penelitian yang
dalam penelitian ini. Adapun tiga penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai
Ansor yang disebabkan oleh prakrik yang terkesan keluar dari koridor NU sebagai
organisasi induk. Hal ini terlihat dari berbagai praktik yang menimbulkan polemik
tersebut, yaitu penjagaan Gereja saat natal oleh banser ansor, GP Ansor Jombang
bukti dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap NU, bahwa NU saat
ini telah mengalami pergeseran paradigma diri yang awalnya cenderung dianggap
sebagai ormas Islam yang tradisional, konsevatif, dan tertutup, namun saat ini
memperebutkan sebuah praktik sosial keagamaan yang dianggap paling benar dan
9
ideal yang sebenarnya harus dilakukan Ansor. Kontestasi dalam proses
terbentuknya praktik sosial keagamaan yang dianggap sesuai juga tidak lepas dari
habitus dan modal dimiliki oleh anggota Ansor, yang melibatkan antar kelompok
Islam ditengah eksistensi Ormas Islam lain. Strategi yang dilakukan Ansor
juga menjadi salah satu hal yang terpenting dan berpengaruh dalam pemerintahan.
Hal ini tampak ketika kepeduliannya terhadap isu-isu keperempuanan dan tentang
anak-anak yang menjadi tanggung jawab dalam setiap program yang dijalankan
sebagai suatu organisasi sosial. Program kerja mengenai hal ini, maka bukan
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Hasyfi Febrina, Bangun Udi
Mustika, Adek Risma yang berjudul Nahdlatul Ulama: Bebas untuk Oportunis?
Banyumas Periode 2008 dan 2013. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
10
keberpihakan Nahdlatul ulama pada kontestasi pemilihan Kepala Daerah di
umat. Kepentingan umat menjadi tujuan utama untuk berposisi dalam sebuah
pertarungan. NU tdak peduli dan tidak mempersoalkan ketika mereka diberi label
yang melihat ini sebagai gejala negatif dan tidak tahu malu dalam berpolitik,
antara masyarakat dan negara tidak harus dicermati dari perspektif yang
mereduksi NU, yaitu memposisikan sebagai “sang oportunis dan tidak tahu malu”.
penting dari sekadar dipuja sebagai organisasi konsisten dan sportif dalam kancah
11
hanya konsisten berpegang pada ideologi keagamaan yang mengedepankan
Persamaan dari tiga penelitian di atas dengan penelitian yang akan peneliti
kontestasi politik. Namun, terdapat perbedaan dari ketiga penelitian ini yaitu pada
sebuah kontestasi kekuasaan dalam diri Ansor yang disebabkan oleh prakrik yang
F. Kerangka Teoretik
Penelitian ini menggunakan teori Habitus dan Arena (field) dari Pierre
Bourdieu (Fashri, 2016: 93). Definisi habitus memuat beberapa hal prinsipil yang
menjadi khas dari habitus. Pertama, habitus mencakup dimensi kognitif dan
afektif yang terwujud dalam sistem disposisi. Disposisi terbentuk melalui praktik
dan dengan struktur objektif. Dengan kata lain, disposisi dapat dimaknai sebagai
12
yang kemudian diinternalisasikan oleh individu melalui objektivitas seseorang.
Kedua, habitus merupakan struktur yang dibentuk dan struktur yang membentuk.
Pada satu sisi, habitus akan berperan sebagai struktur yang membentuk kehidupan
sosial, namun disisi lain habitus adalah struktur yang dibentuk oleh kehidupan
dikatakan oleh Bourdieu, “the habitus, the product of history, produces individual
and collective practices, and hance history, in accordance with the schemes
sebagai kodrat, senantiasa terikat dalam ruang dan waktu yang mengelilinginya.
kelompok. Pengaruh masa lalu tidak disadari sepenuhnya dan dianggap sebagai
sesuatu yang alamiah dan wajar. Ketidaksadaran ini akan terus melekat dari
jangkauan pengamatan introspektif atau kontrol oleh keinginan aktor. Hal ini
dikarenakan habitus mengarah pada praktik secara praktis sehingga skema habitus
menyatu pada apa yang disebut dengan nilai-nilai dalam gerak-gerak tubuh yang
paling otomatis, seperti berjalan, makan dan gaya berbicara. Habitus juga
berkaitan dengan konstruksi dan evaluasi yang mendasar terhadap dunia sosial
kesimpulan bahwa habitus adalah dasar yang menjadi penggerak suatu tindakan
13
habitus yang telah megalami disposisi pada akhirya akan menjadi basis
sebagai pelaku strategi (Beilharz, 2002). Agen pelaku strategi yang telah
tindakan.
keterkaitan yang sangat erat dengan ranah. Tidak berarti arena sama dengan
sumber daya (capital) dan merupakan kesempatan untuk mengakses sesuatu yang
modal, hal ini diarenakan jika kita memahami konsep ranah berarti kita juga harus
yang terdapat dalam ranah sosial menurut Bourdieu digolongkan dalam empat
jenis, yaitu pertama, modal ekonimo yang mencakup alat-alat produksi, materi,
dan uang. Kedua, modal budaya yaitu keseluruhan intelektual yang diproduksi
melalui pendidikan formal dan warisan keluarga. Ketiga, modal sosial yang
menunjuk jaringan ossial yang dimiliki pelaku. Keempat, segala bentuk prestise,
14
Modal harus ada di dalam seuah ranah agar memiliki kekuatan yang
berarti. Hubungan habitus, ranah, dan modal berkaitan secara langsung dan
skema habitus sebagai pedoman tindakan dan kualifikasi dan ranah selaku tempat
Skema 1
Praktik Sosial
Habitus
Field Capital
dan habitus dari pemikiran Peirre Bourdieu. Bahwa teori ini dianggap relevan
berbasis organisasi sosial keagamaan. Pada penelitian ini fokus pada organisasi
dengan kajian penelitian bahwa teori arena dan habitus dari pemikiran Pierre
Bourdieu menjelaskan permasalahan dari penelitian ini, adapun kata kunci untuk
15
tindakan dan interaksi, serta diikuti oleh kalkulasi strategi. Sebagaimana konsep
habitus, keseragaman habitus yang telah mengalami disposisi pada akhirnya akan
sebagai pelaku strategi. Pada penelitian ini, konsep ini akan menjadi pisau analisis
kekuasaan. berbicara megenai arena tidak lepas dari modal. Kosep modal menurut
konsep yang dijelaskan di atas, arena dapat dijadikan sebagai pisau analisis untuk
Habitus dan ranah merupakan konsep yang mampu menjadi tool of analysis.
sosial, yang pada penelitian kali ini adalah Kontestasi kekuasaan yang berbasiskan
sosial antar berbagai posisi objek yang dekat dengan hierarki kekuasaan untuk
menciptakan suatu produk yang dinamakan kekuasaan. hal ini adalah hakikat dari
konsep habitus dan arena yang mengonstruksikan segala upaya yang berupa
16
kontestasi sebagaimana apa yang menjadi objek yang diteliti oleh peneliti yaitu
kontestasi kekuasaan.
Kontestasi Kekuasaan
Organisasi Sosial
Keagamaan
Pemuda GP Ansor
Muhammadiyah
keagamaan yang besar, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua
kepemudaan ini memiliki cara dan visi yang berbeda dalam melakukan tujuannya,
17
termasuk dalam hal pengkaderan aktor terbaik yang akan bersaing pada ranah
pemerintahan.
Setiap organisasi tidak akan terlepas dari kontestasi atau perebutan kekuasaan
dalam ranah-ranah yang mereka tujukan. Ranah yang menjadi tujuan mereka tentu
akan berbeda, bahkan startegi yang mereka lakukan juta akan berbeda pula. Oleh
sosiologi yang dicetuskan oleh Pierre Bourdieu yang membahas mengenai habitus
dan ranah. Teori ini akan digunakan untuk menganalasis strategi yang
kepemudaan.
18
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
19
2. Lokasi Penelitian
Pangkalpinang. Adapun alasan peneliti dalam mengambil lokasi ini karena saat
sosial politik.
adalah menjelaskan objek penelitian yang sesuai fokus dan lokus penelitian,
yaitu apa yang menjadi sasaran penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah
keagamaan tersebut.
informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami
objek penelitian yang diteliti. Informan dalam penelitian ini, yaitu tokoh
permasalahan kontestasi ini. Untuk memilih informan kunci atau situasi sosial
menjadi informan kunci adalah Ketua dan Anggota dari setiap Organisasi
20
(Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor) Kota Pangkalpinang, Tokoh Agama
4. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini, yaitu data yang diperoleh secara
penelitian (Rahman dan Ibrahim, 2009: 42). Data penelitian berasal yaitu
penelitian ini sumber data utama yaitu hasil wawancara dan observasi
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber data yang dapat
digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, dan skripsi serta
fokus penelitian.
21
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti
untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan penelitian yang diteliti,
antara lain:
a. Wawancara
data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara
lisan pula (Rahman dan Ibrahim, 2009: 43). Pada penelitian ini jenis
informan kunci adalah Ketua dan Anggota dari setiap Organisasi (Pemuda
22
Muhammadiyah dan GP Ansor) Kota Pangkalpinang, Tokoh Agama Kota
b. Observasi
yang ada dilapangan untuk mengetahui kebenaran, situasi, kondisi, dan tata
ruang yang ada pada lapangan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengikuti aktivitas yang dilakukan oleh subjek yang diteliti (Ibrahim, 2015:
81). Pada penelitian ini penulis akan melalukan observasi secara langsung
c. Dokumentasi
23
Kedua, dokumen yang berkenaan dengan peristiwa atau momen atau
kegiatan yang telah lau, yang padanya dihasilkan sebuah informasi, fakta dan
data yang diinginkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2008: 82) dokumentasi
adalah catatan-catatan peristiwa yang telah lalu, berbentuk tulisan, gambar atau
wawancara, jurnal, catatan harian, dan banyak hal lain yang menjadi
yang telah ditentukan, baik melalui dokumen yaitu berupa jurnal, buku,
perpolitikan di pangkalpinang,
b. Reduksi data
24
Dalam proses ini, peneliti akan memilih dan memilah data
c. Display data
berupa tabel, matriks, chart, atau grafik dan lain sebagainya. Dalam
dipilah terkait dengan fokus penelitian, baik itu berupa dokumen, hasil
d. Penarikan kesimpulan
hubungan sebab akibat dan persamaan dengan pendapat lain akan muncul
kesimpulan dari apa yang diteliti. Jadi, dari data yang ada dicoba menarik
25
bagaimana arena kontestasi dan strategi berkontestasi yang digunakan
H. Sistematika Penulisan
Secara umum terdapat sistematis penulisan pada penelitian ini yang terdiri
sistematis pada bab ini. Pada bab ini membahas tentang latar belakang penelitian
yang melatarbelakangi penelitian dalam memilih penelitian ini. Selain itu akan
dibahas juga rumusan masalah yang sesuai dengan fokus penelitian sehingga
dapat ditarik kedalam sebuah tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti.
Adanya manfaat dari penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat
berpikir.
Pada Bab II metode penelitian. Pada bab ini terdiri dari jenis dan
dengan analisis deskriptif, lokasi penelitian yang menjadi tempat penelitian yang
dilakukan peneliti. Dilanjutkan dengan objek penelitian yang akan diteliti, sumber
data yang terdiri dari data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data
yang berupa dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tahap terakhir
yaitu teknik analisa data yang terdiri dari beberapa langkah yaitu tahap
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarik kesimpulan, serta
Pada Bab III gambaran umum yang berisi tentang gambaran umum objek
26
yang diteliti, diiantaranya adalah gambaran kedua organisasi, yaitu sejarah singkat
Pada Bab IV hasil dan pembahasan. Pada bab ini akan menjelaskan dan
organisasi tersebut.
Pada Bab V penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumuan masalah. Bab ini juga berisi tentang
27