Makalah Kelompok 4 Pend Inklusi
Makalah Kelompok 4 Pend Inklusi
DOSEN PENGAMPU :
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Kurikulum di
Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Pendidikan Inklusi. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Jon Efendi,M.Pd
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami
juga mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari pihak yang telah bekerja sama dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna
kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Apa itu kurikulum?
2. Apa saja tujuan pengembangan kurikulum di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif?
4. Apa saja model pengembangan kurikulum di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk mengetahui tujuan pengembangan kurikulum di sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif
4. Untuk mengetahui model pengembangan kurikulum di sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
3
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses
pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan
berantakan dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam
perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia. Kurikulum merupakan sebuah alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat
sekolah.
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa,
akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan,
Semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum
haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan
yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan. Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara
sempit kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil
siswa untuk dapat menamatkan pendidikannya, Pada lembaga tertentu, sedangkan
secara luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan
sekolah kepada siswa selama mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.
Usaha-usaha untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dapat berlangsung
di dalam kelas maupun di luar kelas baik yang dirancang secara tertulis maupun tidak,
asal ditujukan untuk membentuk lulusan yang berkualitas. (Pd, Sri Astuti M : 2018).
4
pedoman pelaksanaannya yang tersusun secara sistematik dan dipedomani oleh sekolah
dalam kegiatan mendidik siswa.
5
3. Prinsip kebermaknaan
Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas
yang ramah, menerima, keragaman dan menghargai perbedaan, serta bermakna
bagi kemandirian peserta didik
4. Prinsip keberlanjutan
Pendidikan inklusif diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua
jenis, jalur dan jenjang pendidikan
5. Prinsip keterlibatan
Penyelenggaraan pendidikan inklusif harus melibatkan seluruh
komponen pendidikan terkait.
6
2. Model Kurikulum Reguler Dengan Modifikasi.
Pada model ini kurikulum guru melakukan modifikasi pada strategi,
media pembelajaran, jenis penilaian dan pelaporan, maupun pada program
tambahan lainnya dengan tetap mengacu pada substansi kurikulum reguler.
Modifikasi tersebut dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan ABK yang
dikarenakan dari akibat langsung kelainannya. Dengan modifikasi diharapkan
ABK mampu mengikuti pembelajaran dengan kurikulum reguler.
1. Model Duplikasi
ABK menggunakan kurikulum yang tingkat kesulitannya sama dengan
siswa rata-rata/reguler. Model kurikulum ini cocok untuk anak tunanetra,
tunarungu wicara, tunadaksa, dan tunalaras. Alasannya anak tersebut tidak
mengalami hambatan intelegensi. Namun demikian perlu penyesuaian proses,
yakni anak tunanetra menggunakan huruf Braille, dan tunarungu wicara
menggunakan Bahasa isyarat dalam penyampaiannya.
7
2. Model Substansi
Beberapa bagian kurikulum anak rata-rata ditiadakan dan diganti dengan
yang kurang lebih setara. Model kurikulum ini untuk ABK dengan melihat
situasi dan kondisinya.
3. Model Emosi
Bagian dari kurikulum umum untuk mata pelajaran tertentu ditiadakan
total, karena tidak memungkinkan bagi ABK untuk dapat berpikir setara dengan
anak rata-rata
4. Model Modifikasi
Kurikulum siswa rata-rata/regular disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan/potensi ABK. Modifikasi kurikulum ke bawah diberikan kepada
anak tunagrahita dan modifikasi kurikulum ke atas (eskalasi) untuk anak gifted
and talented. Menurut Ifdali (2010, dalam Supriyanto, 2012: 33)
Modifikasi/pengembangan kurikulum pendidikan inklusi dapat dilakukan oleh
Tim Pengembang Kurikulum yang terdiri atas guru-guru yang mengajar di kelas
inklusi bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, terutama guru
pembimbing khusus (guru Pendidikan Luar Biasa) yang sudah berpengalaman
mengajar di Sekolah Luar Biasa,
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pembelajaran yang berguna sebagai pedoman
ketercapaian guru terhadap tujuan yang telah ditentukan lewat proses belajar mengajar.
Adapun jenis kurikulum yang digunakan adalah kurikulum reguler yang harus
disesuaikan pada program pembelajaran, dikarenakan pada anak berkebutuhan khusus
memiliki hambatan yang cukup variatif.
Proses pengembangan kurikulum dari reguler, sangatlah berguna membantu
peserta didik dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar yang
dialami siswa semaksimal mungkin dalam latar inklusi.Pembelajaran inklusif
menekankan pada siswa, agar memiliki kesempatan yang sama dengan siswa non
inklusif.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Elisa, E. (2018). “Pengertian, Peranan dan Fungsi Kuirkulum”. Jurnal Curere, 1(2), 35.
Sebrina, A.A & Sukirman, D. ( 2018 ). Implementasi kurikulum pada sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif.
10