Anda di halaman 1dari 15

KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS DI INDONESIA

 Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang sampai ke Indonesia.


 Pada tahun 1511, Portugis menaklukkan Malaka di pimpin oleh Afonso de Albuquerque
 Pada tahun 1512, Setelah menguasai Malaka, Portugis berlayar ke Maluku dipimpin oleh
Antonio de Abreu dan Francisco Serrao.
 Sesampainya di Maluku, Portugis menjalin hubungan baik dengan Kesultanan Ternate.
 Portugis diijinkan untuk berdagang di Ternate oleh Sultan Ternate, sehingga pasukan Portugis
dipimpin oleh membangun benteng Ternate.
 Namun, hubungan dengan Ternate menjadi rusak karena keinginan Portugis untuk menguasai
sepenuhnya perdagangan rempah-rempah.
 Pada tanggal 25 Februari 1570 Portugis membunuh Sultan Khairun. Sultan khairun adalah
Sultan ternate pada saat itu.
 Pada tahun 1575, anak Sultan Khairun yaitu Sultan Baabullah Daud Syah memimpin
pasukannya melakukan perlawanan kepada Portugis dan berhasil mengusir Portugis dari bumi
Maluku untuk selamanya.

KEDATANGAN BANGSA SPANYOL DI INDOENESIA


 Tahun 1521, spanyol sampai di Indonesia dibawahi kapten Sebastian Del Cano dan berdiam di
Maluku
 Ketika Ternate dan Portugis tengah merintis hubungan dagang, ekspedisi bangsa Spanyol
mendarat di Maluku dan membuat persekutuan dengan Tidore.
 Oleh karena itu, permusuhan antara Ternate dan Tidore bertambah ramai. Tidore dibantu
Bangsa Spanyol, sedangkan Ternate dibantu Bangsa Portugis. Dalam perang itu, Ternate yang
dibantu Bangsa Portugis keluar sebagai pemenang.
 Perseteruan antara empat pihak tersebut baru dapat diakhiri pada 1529, setelah
ditandatanganinya Perjanjian Saragosa.
 Perjanjian tersebut mengharuskan Spanyol angkat kaki dari Maluku dan menyingkir ke
Filipina. Maluku dikuasai oleh Portugis, dan Spanyol menguasai Filipina.
KEDATANGAN BANGSA BELANDA (VOC) DI INDONESIA
 Perang antara Belanda melawan Spanyol selama 80 tahun (1568-1648) telah mendorong Belanda untuk
mencari daerah jajahan ke nusantara. Tujuan Belanda datang ke Indonesia, sama dengan bangsa-bangsa
Eropa lainnya, yaitu mencari kekayaan, monopoli perdagangan, dan mencari daerah jajahan.
 Tanggal 22 Juni tahun 1596, Belanda datang pertama kali ke Indonesia, di bawah pimpinan Cornelis
de Houtman, dan berhasil mendarat di Pelabuhan Banten.
 Semula kedatangan mereka ini disambut baik, tetapi lama-lama Belanda menunjukkan sikap yang
serakah, kasar, dan sombong. Hal inilah yang menyebabkan rakyat Banten mengusirnya.
 Orang-orang Belanda kemudian berlayar ke Bali. tetapi tidak mendapat sambutan dengan baik.
Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa.
 Tahun 1598 untuk kedua kalinya Belanda datang di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Van Neck
dan Van Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan mereka ini
disambut dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan mereka
berdagang. Orang Belanda semakin banyak yang datang ke Indonesia. Pelayaran bangsa Belanda yang
kedua ini berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke negeri Belanda
dengan kapal-kapal yang dipenuhi rempah-rempah.
 Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan diantara para
pedagang, baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya. Mereka bersaing
untuk membeli rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari indonesia.
 Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu
Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC.
Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal.
 Tujuan VOC :
1. menghilangkan persaingan yang merugikan para pedagang Belanda.
2. menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Portugis dan pedagang-
pedagang lainnya di Indonesia.
3. mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.
 Gubernur Jenderal VOC yang pertama yaitu Pieter Both, yang memerintah antara tahun 1610 sampai
tahun 1619 di Ambon.
 Jan Pieterzoon Coen, yaitu Gubernur Jenderal VOC kedua, dan memindahkan pusat kantor VOC dari
Ambon ke Jayakarta pada tahun 1619.
 Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda. Pusat
perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen. Ia pun
mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan gaya
Belanda. Kantor VOC yang awalnya ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
 Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten. Dari
kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di
wilayah Nusantara.
 VOC yang melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah. Artinya rempah-rempah dari rakyat
Indonesia hanya boleh dijual kepada VOC dengan harga yang sangat murah. Tindakan ini sangat
merugikan rakyat Indonesia. Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara kekerasan terhadap
penduduk yang berasal dari daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia.
 Setelah hampir 200 tahuh berkuasa di Indonesia, VOC mengalami kebangkrutan.
 Penyebab kebangkrutan VOC
1. Banyak pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
2. VOC harus menanggung biaya perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
5. Hutang VOC yang semakin menumpuk.
 Pada Tanggal 31 Desember 1799, akhirnya VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda.
 Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pihak pemerintah
Kerajaan Belanda. Semua hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak saat itulah, Indonesia
diperintah langsung oleh pemerintah Belanda.
 Pemerintahan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlangsung sampai tahun 1942. Ketika Pemerintah
Belanda jatuh ke tangan Bangsa Jepang.
KEDATANGAN BANGSA PERANCIS
 Di Eropa, pada Desember 1794 hingga Januari 1795, Perancis menyerbu Belanda.
 Di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte, Perancis berhasil menguasai Belanda. Ia kemudian
membentuk pemerintahan boneka.
 Pada tahun 1796, De Heeren XVII yang mengatur operasi VOC di Indonesia dibubarkan.
 De Heeren XVII digantikan dengan komite baru. Tak lama, pada 1 Januari 1800, VOC
dibubarkan.
 Operasional VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.
 Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya, Louis Napoleon sebagai penguasa di Belanda pada
tahun 1806.
 Kemudian pada 1808, Louis mengirim Marsekal Herman Willem Daendels ke Batavia. Selama
tiga tahun yakni dari 1808-1811, Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
 Di masa kepemimpinan Daendels, rakyat dan penguasa-penguasa setempat diperlakukan
dengan sewenang-wenang.
 Para raja-raja di Jawa dipaksa mengabdi kepada Belanda. Kebijakannya yang paling
kontroversial, pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan yang menelan banyak korban.
 Pada masa pemerintahan Daendels, pemerintah kolonial menjual tanah-tanah milik
Gubernemen (pemerintah) kepada pihak partikelir atau pihak swasta. Awalnya, Daendels hanya
menjual tanah rampasan dari Kesultanan Banten di Jasinga. Namun ia juga menjual tanah-tanah
di sekitar Batavia (Jakarta) yang disebut Ommelandene. Langkah ini diambil Daendels setelah
Belanda mengalami kesulitan keuangan akibat perang melawan Inggris.
 Maka sejak 1795, Inggris pun berusaha merebut Nusantara dari Perancis.
 Dengan jatuhnya pangkalan utama Perancis di Mauritius pada akhir 1810, posisi Inggris
semakin kuat untuk merebut Indonesia.
 Pada Mei 1811, Daendels dicopot dari jabatannya. Ia tak bisa membangun hubungan dengan
penguasa tanah Jawa. Daendels juga dituduh memperkaya diri sendiri dengan menjual tanah-
tanah pemerintah.
 Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. Namun Janssens tak bertahan lama karena terus
diserang Inggris.
 Hingga pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, pusat kekuatan
Belanda. Batavia dan daerah di sekitarnya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.
 Janssens mundur ke Jawa Tengah dan menyerah di dekat Salatiga.

KEDATANGAN BANGSA INGGRIS KE INDONESIA


 Pada tahun 1811, Jatuhnya Jawa ke Inggris menandai dikuasainya jajahan Belanda kepada
Inggris.
 Pada tahun 1811, terjadi kesepakatan antara Belanda dan Inggris, yang diberi nama
Kesepakatan Tuntang, karena dilakukan di Desa Tuntang.
 Isi penting dari kesepakatan Tuntang adalah :
1. Seluruh kekuatan militer dan kekuasaan Belanda diserahkan kepada Inggris
2. Utang pemerintah belanda tidak menjadi tanggung jawab inggris
 Pada tahun 1811 sampai tahun 1814, diterapkannya Sistem Sewa Tanah (Landelijk Stelsel
atau Landrent System)
 Pada tahun 1814, Raja Willem V Inggris mengadakan konvensi, bawah inggris
mengembalikan kekuasaan yang diambil dalam kesepakatan Tuntang, Salatiga, jawa tengah.
TANAM PAKSA
 Sistem tanam paksa yang dikenal dengan cultuur stelsel.
 Pada tahun 1830, Sistem tanam paksa diberlakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda,
Johannes van den Bosch
 Sistem tanam paksa diberlakukan karena kesulitan keuangan yang dihadapi belanda akibat
perang jawa (1825 – 1830) dan perang belgia (1830 – 1831)
 Beberapa ketentuan tanam paksa, antara lain :
1. Penduduk wajib menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman wajib.
2. Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak.
3. Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi waktu untuk
menanam padi.
4. Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak tanah,
kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
5. Kegagalan panen tanaman wajib bukan karena kesalahan penduduk menjadi tanggung
jawab Pemerintah Belanda.
6. Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi, sedangkan pegawai Eropa
sebagai pengawas, pemungut, dan pengangkut.
7. Penduduk yang tidak memiliki tanah harus melakukan kerja wajib selama seperlima
tahun (66 hari) dan mendapatkan upah.
 Padahal Kenyataan yang terjadi :
1. Ketentuan bahwa tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5, kenyataannya
selalu lebih, bahkan sampai ½ dari tanah yang dimiliki rakyat.
2. Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
3. Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari dan tanpa imbalan yang memadai.
4. Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.
 Penderitaan rakyat indonesia dapat dilihat dari angka kematian yang sangat tinggi akibat
kelaparan dan penyakit kekurangan gizi.
 Kecaman terhadap tanam paksa dari berbagai kalangan humanis dan kapitalis di Belanda
menuntut agar tanam paksa dihapuskan.
 Pada tahun 1870, sistem tanam paksa dihapuskan.

EKONOMI LIBERAL
 Pada tahun 1870, Pemerintahan liberal di Hindia Belanda mengerluarkan Undang-undang
Agraria (agrariche wet) 1870.
 Isi penting dari UU Agraria tersebut antara lain :
1. Pengusaha swasta dapat menyewa tanah milik pemerintah selama 75 tahun
2. Tanah diindonesia dibedakan menjadi dua, yaitu tanah milik rakyat dan tanah milik
pemerintah.
 Dampak UU Agraria 1870 – 1890 :
1. UU Agraria memberikan kesempatan luas bagi perusahaan swasta untuk menanamkan
modal di Indonesia.
2. Perkebunan-perkebunan baru dibuka
3. Pada tahun 1869, Pembukaan Terusan Suez
4. Perkembangan kapal uap mendorong pesatnya perkembangan perusahaan swasta.
5. Pada tahun 1885, ekspor swasta di jawa mencapai 10 kali ekspor pemerintah
6. Pengenalan sistem upah (uang)
7. Pengusaha swasta diuntungkan oleh upah buruh di Indonesia yang murah
PERWANANAN TERNATE – TIDORE terhadap Portugis
 Mulai tahun 1550, mulai terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan
Ternate (Sultan Hairun).
 Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis. Akibatnya, pengganti Sultan Hairun,
yaitu anaknya bernama Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis Sebagai
balasan atas pembunuhan Khairun..
 Pada tahun 1575, sebagian besar tanah Portugis di Maluku telah diambil alih oleh Ternate, dan
suku-suku serta negeri-negeri yang mendukung Portugis telah benar-benar tersudut.
 Pasukan Ternate yang dipimpin Sultan Baabullah, berhasil mengusir Portugis dari bumi
Maluku untuk selamanya.

PERWALANAN KESULTANAN ACEH terhadap Portugis


 Pada tahun 1511, Portugis menaklukkan Malaka, Aceh, di pimpin oleh Afonso de
Albuquerque
 Portugis menganggap Kesultanan Aceh Darussalam sebagai ancaman terhadap posisi mereka di
Malaka.
 Pada tahun 1523, Portugis menyerang Aceh.
 Pada tahun 1524-1525, Portugis memburu kapal-kapal dagang Aceh di Laut Merah. Beberapa
kapal Aceh tersebut ditangkap Portugis dan semakin memicu kemarahan rakyat Aceh.
 Pada tahun 1568, pasukan Kesultanan Aceh Darussalam menyerang Portugis di Malaka pada.
Namun, serangan ini gagal lantaran kekutan militer Portugis lebih tangguh.
 Pada tahun 1569, gantian Portugis menyerang Aceh namun dapat digagalkan pasukan Aceh.
 Rakyat Aceh kembali menyerang Portugis pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636)
 Pada tahun 1629, Kesultanan Aceh Darussalam mempersiapkan armada laut yang memiliki
kapasitas mengangkut prajurit sampai 800 orang. Armada Kesultanan Aceh merapat di
Sumatera Timur dan Sumatera Barat saat melakukan serangan ke Malaka. Kendati semua
kekuatan telah dilancarkan, namun serangan ini belum mampu mengusir Portugis.
 Pada tahun 1641, kekuasaan Portugis di Malaka melemah seiring kehadiran VOC dari Belanda
yang kemudian merebut wilayah itu. Sebenarnya tidak ada pemenang dalam pertikaian antara
Aceh kontra Portugis.

PERLAWANAN KERAJAAN DEMAK terhadap Portugis


 Dengan berkuasa di Malaka, Portugis otomatis menguasai jalur pelayaran dan perdagangan
yang penting di dunia.
 Keberadaan Portugis itu tidak hanya menjadi penghalang Kesultanan Demak, tetapi juga
mematikan perdagangan kaum Muslim Indonesia.
 Pada tahun 1513, pada masa kekuasaan Raden Patah, perlawanan rakyat Demak terhadap
Portugis dipimpin oleh Pati Unus bersama 12.000 pasukan. Akan tetapi, kekuatan yang sangat
besar tersebut dapat dipatahkan oleh Portugis, sehingga Pati Unus terpaksa kembali ke Jawa
dengan kekalahan.
 Pada tahun 1518, Raden Patah wafat dan takhta Kesultanan Demak jatuh ke tangan Pati Unus,
yang kembali mempersiapkan armada untuk menggempur kedudukan Portugis di Malaka.
 Pada tahun 1521, ia kembali melakukan perlawanan ke Malaka. Namun, Portugis ternyata
menyambut pasukan Demak dengan pertahanan yang lebih baik. Lagi-lagi, Kesultanan Demak
mengalami kekalahan. Bahkan Pati Unus gugur di medan perang.
 Kerajaan Padjajaran bersekutu dengan Portugis dan mengijinkan Portugis untuk membangun
Kantor di Sunda Kelapa.
 Pada tahun 1527, Kerajaan Demak mengutus Fatahillah untuk memimpin pasukan gabungan
Demak, Cirebon, dan Banteng dalam membendung pengaruh Portugis di Sunda Kelapa.
 Akhirnya, pada 22 Juni 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Fatahilllah, yang kemudian
mengubah namanya menjadi Jayakarta. Peristiwa itu menandai akhir perlawanan Demak
terhadap Portugis.
PERLAWANAN KERAJAAN MATARAM ISLAM terhadap VOC Belanda
 Pemerintahan Sultan Agung di Kerajaan Mataram dianggap sebagai masa kejayaan dari Kerajaan
Mataram.
 Sultan Agung merencanakan penyerangan ke Batavia sebagai basis dari VOC.
 Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram dibawah kepemimpinan Tumenggung Baureksa
melakukan penyerangan ke Batavia.
 Namun kekuatan tentara VOC dengan senjatanya kemudian memaksa prajurit Mataram mundur.
Tumenggung Baureksa gugur dalam pertempuran ini.
 Pada tahun 1629, pasukan Mataram diberangkatkan untuk menyerang VOC di Batavia yang dipimpin
oleh Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah dan Dipati Purbaya.
 Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih lengkap, akhirnya VOC mampu memaksa prajurit
Mataram mundur untuk yang kedua kalinya. Dengan demikian serangan Sultan Agung yang kedua
gagal.
 Pada tahun 1645, Sultan Agung yang meninggal. Mataram menjadi semakin lemah dan akhirnya
mampu dikendalikan oleh VOC. Bahkan, pengganti Sultan Agung yaitu Amangkurat I yang memerintah
pada tahun 1646 – 1677 melakukan persahabatan dengan VOC.

PERLAWANAN KERAJAAN BANTEN terhadap VOC Belanda


 Mulai tahun 1619, VOC sudah berhasil menguasai dan membangun benteng pertahanan di Batavia
(sekarang Jakarta)
 Pada tahun 1651, seorang bernama Pangeran Surya naik menjadi pemimpin Kesultanan Banten
bergelar Sultan Ageng Tirtayasa.
 Pada tahun 1671, Sultan Ageng Tirtayasa menitahkan Sultan Haji menjadi orang yang mengurus
masalah dalam negeri Banten. Terkait masalah dengan luar negeri, merupakan urusan Sultan Ageng
sendiri.
 Akan tetapi, pengangkatan Sultan Haji ini membawa keuntungan kepada VOC. Berkat dukungan VOC,
Sultan Haji justru merebut kekuasaan Banten dan menjadi raja di Istana Surosowan pada tahun 1681.
 Sebagai imbal balik dukungannya VOC, Sultan Haji harus menandatangani perjanjian. Isinya,
Kesultanan Banten musti memberikan daerah Cirebon kepada VOC, monopoli lada di Banten diambil
alih VOC, dan pasukan Banten yang ada di pantai Priangan harus ditarik mundur.
 Rakyat Banten kala itu lebih ingin melakukan perlawanan terhadap Sultan Haji yang disertai VOC.
Sultan Ageng Tirtayasa beserta rakyat yang mengikuti jalurnya berniat mengambil kembali Kesultanan
Banten.
 Pada tahun 1682, Sultan Haji mulai terdesak oleh serangan pasukan Sultan Ageng dan istana
Surosowan pun dikepung. Akan tetapi, VOC datang memberikan bantuan kepada Sultan Haji. Pasukan
Sultan Ageng pun dipukul mundur.
 Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap karena ditipu oleh VOC. Ia ditahan oleh Belanda
di penjara daerah Batavia sampai 1692, tepat ketika dirinya menutup usia.

PERLAWANAN KESULTANAN MAKASSAR terhadap VOC Belanda


 Perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC terjadi pada tahun 1654-1655 yang dipimpin oleh Sultan
Hasanuddin.
 Karena keberaniannya, Sultan Hasanudin mendapat julukan Ayam jantan dari Timur. Julukan ini justru
diberikan oleh Belanda.
 Sultan Hasanudin naik tahta sebagai raja Gowa ke-16 menggantikan Sultan Muhammad Said yang telah
wafat.
 Sultan Hasanudin berkali-kali mendapat serangan dari pasukan Belanda yaitu :
1. Penyerangan pertama pada tahun 1660
2. Penyerangan kedua pada tahun 1666
3. Penyerangan ketiga pada tahun 1667
4. Penyerangan keempat pada tahun 1669
 Pada 18 November 1667, Sultan hasanudin bersedia menerima Perjanjian Bongaya.
 Isi perjanjian Bongaya antara lain :
1. Sultan hasanudin harus memberikan kebebasan kepada VOC berdagang di kawasan Makasar
dan Maluku
2. VOC memegang monopoli perdagangan di wilayah indonesia bagian timur dengan pusatnya
Makasar
3. Sultan hasanudin harus mengakui bahwa Aru Palaka adalah Raja Bone.
 Dengan menerima perjanjian tersebut, Sultan hasanudin dapat mencegah banyaknya korban yang jatuh
di kedua belah pihak.
 Sultan hasanudin wafat pada tanggal 12 Juni 1670 dalam usia 39 tahun.
PERLAWANAN SAPARUA DI AMBON (RAKYAT MALUKU) terhadap Belanda
 Pada tanggal 25 Maret 1817 setelah Belanda kembali menguasai wilayah Maluku.
 Pada 7 Mei 1817, rakyat Maluku mengangkat Thomas Matulessy yang merupakan bekas
tentara Korps Ambon dan menamainya sebagai Kapiten Pattimura.
 Pada 16 Mei 1817, operasi penyerangan pos-pos dan benteng Belanda di Saparua dimulai oleh
Kapitan Pattimura dan pasukannya. Operasi tersebut berhasil merebut benteng Duurstede dan
menewaskan kepala residen Saparua bernama van den Berg beserta pasukannya.
 Belanda berupaya untuk merebut kembali benteng Duurstede dengan mendatangkan bantuan
dari Ambon pada 20 Mei 1817. Belanda dengan kekuatan lebih 200 prajurit di bawah pimpinan
Mayor Beetjes menyerang Pattimura dan pasukannya di Saparua. Upaya perebutan kembali
benteng Duurstede dan Saparua dapat digagalkan oleh Pattimura dan pasukannya. Kemenangan
dalam pertempuran lain juga didapatkan oleh Pattimura di sekitar pulau Seram, Hatawano,
Hitu, Haruku, Waisisil dan Larike.
 Pada Agustus 1817, Perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda mulai terlihat.
 Pihak Belanda meminta bantuan dari Batavia untuk memadamkan perlawanan Pattimura.
 Pattimura dikhianati oleh raja Booi dari Saparua dengan membocorkan informasi tentang
strategi perang Pattimura dan rakyat Maluku, sehingga Belanda mampu merebut kembali
Saparua.
 Pada Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di Ambon bersama 3 orang lainnya serta
menandai berakhirnya perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda.

PERLAWANAN PADERI terhadap Belanda


 Istilah Paderi berasal dari kata Padre yang berarti Ulama.
 Perang Paderi adalah perang saudara antara Para Ulama berhadapan dengan Kaum adat.
 Pada tahun 1821, Kaum adat meminta bantuan kepada belanda untuk menghadapi kaum
paderi.
 Pada bulan April tahun 1821 terjadi pertempuran antaran Kaum Paderi melawan Belanda dan
Kaum Adat. Dibawah pimpinan Letkol Raaf, Belanda berhasil mendudukki Batu sangkar dekat
Pagaruyung dan mendirikan benteng yang bernama Fort Van der Capellen
 Pada tahun 1824 dan 1825, terjadi perjanjian perdamaian antara belanda dengan kaum padri di
padang.
 Pada 1825-1830, Belanda juga sedang menghadapi perang Diponegoro sehingga perjanjian
perdamaian sangat menguntungkan belanda.
 Pada tahun 1831, kaum adat dan kaum paderi mulai bersatu dalam menghadapi belanda
 Pada 25 Oktober 1833, Belanda menawarkan siasat perdamaian dengan mengeluarkan Plakat
Panjang
 Plakat Panjang berisi :
1. Belanda ingin menghentikan perang
2. Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau
3. Tidak akan menarik cukai dan iuran
4. Masalah kopi, lada, dan garam akan ditertibkan
 Mulai tahun 1834, belanda mulai menyerang benteng tuanku imam bonjol yang akhir dapat
direbutnya pada tanggal 16 Agustus 1837.
 Belanda mengajak imam bonjol berunding, namun kemudian ditangkap.
 Pada tahun 1838, Belanda dapat dikalahkan oleh Tuanku Tambusai, salah satu kaum paderi.
 Pada tahun 1864 Imam Bonjol wafat dalam usia 92 tahun
PELAWANAN PANGERAN DIPONEGORO (YOGYAKARTA) terhadap Belanda
 Nama asli pangeran diponegoro adalah Raden Mas Ontowiryo, putra sultan Hamengku
Buwono III.
 Pada tanggal 30 Juli 1826, Pasukan Diponegoro memenangkan pertempuran di dekat
Lengkong
 Pada tanggal 28 Agustus 1826, Pasukan Diponegoro juga memenangkan pertempuran di
Delanggu.
 Pada tanggal 31 Oktober 1828, Kyai Mojo (salah satu pengikut Pangeran Diponegoro)
berunding dengan belanda, karena beberapa pengikut Diponegoro tertangkap dan menyerah
 Pada Oktober 2029, Sentot Ali Basa Prawirodirjo (salah satu pengikut Pangeran Diponegoro),
menyerah dan menandatangani perjanjian Imogiri.
 Pada tanggal 16 Februari 1830, terjadi pertemuan pertama antara belanda dan Diponegoro
untuk melakukan perundingan
 Pada tanggal 28 Maret 1830, perundingan kedua, tetapi gagal bahkan Diponegoro ditangkap
dan ditahan di Batavia
 Pada tanggal 8 Januari 1855, Diponegoro dibawa ke Makasar.
 Dengan tertangkapnya Diponegoro, maka berakhirlah perang Diponegoro.

PERANG BANJAR (PANGERAN ANTASARI)


 Pada tahun 1859, pangeran antasari memimpin perlawanan setelah Prabu Anom tertangkap
Belanda.
 Pada tahun 1862, Pangeran Hidayat menyerah dan berakhirlah perlawanan Banjar di Pulau
Kalimantan.
 Pada tahun 1866, pemberontakan benar-benar dapat dipadamkan

PERANG BATAK / TAPANULI (SISINGAMANGARAJA XII)


 Perang dimulai ketiak Belanda menempatkan pasukannhya di Tarutung.
 Sisingamangaraja XII menyerang kedudukan belanda di Tarutung.
 Selama 7 tahun, terjadi peperangan di Tapanuli Utara.
 Pada tahun 1894, pasukan belanda dikerahkan untuk merebut Bakkara sebagai pusat
kekuasaan sisingamangaraja XII.
 Pada tahun 1904, pasukan belanda pimpinan Van Daalen dari Aceh Tengah melanjutkan
gerakannya ke Tapanuli Utara dan berhasil mendesak pertahanan Sisingamangaraja XII.
 Pada tahun 1907, pasukan marsose dipimpin oleh Kapten Hans Christoffel berhasil
menangkap Bori Sagal, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya.
 Pada tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur dalam pertempuran.

PERANG ACEH (ABAD 19-20)


 Pada tahun 1871 diadakan Traktat London, dimana Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada
Inggris dan Belanda mendapat hak di Aceh
 Pada 1873, Belanda menyerang Aceh.
 Pada tanggal 14 April 1873, Belanda membakar Masjid Baiturrahim
 Dengan semangat jihad, rakyat aceh melawan, hingga akhir nya Jenderal kohler terbunuh.
 Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje untuk menyamar menjadi Abdul Gafar, untuk
mencari kelemahan rakyat aceh.
 Menurut, Hurgronje, taktik yang paling ampuh menyerang Aceh adalah mengadu domba antara
golongan Bangsawan dan Ulama.
 Pada tahun 1898, kedudukan aceh semakin terdesak.
 Pada tahun 1899, Teuku Umar gugur di pertempuran Meulaboh
 Pada tahun 1903, Sultan aceh mohammad Daudsyah ditawan dan diasingkan hingga wafat di
Batavia.
 Pada tahun 1903, Panglima Mohammad daud juga menyerah
 Pada tahun 1905, Cut Nyak Dien, tokoh pemimpin perempuan, diasingkan di Sumedang.
 Pada tahun 1910, Cut Meutia gugur, yang membuat perlawanan Aceh terus menyusut
BOEDI OETOMO
 Tanggal 20 Mei 1908 merupakan hari berdirinya Boedi Oetomo (BO) di Batavia atau Jakarta.
 BO didirikan oleh beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen)
atau sekolah dokter untuk bumiputera
 Pendirian BO dapat diwujudkan berkat gagasan Wahidin Soedirohoesodo.
 Ada 9 orang yang disebut sebagai para tokoh pendiri BO, antara lain Soetomo, Soeradji
Tirtonegoro, Goenawan Mangoenkoesoemo, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Raden
Ongko Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, dan Raden Mas Goembrek.
 Boedi Oetomo menggelar kongres pertamanya di Yogyakarta pada Oktober 1908. Pada
kesempatan tersebut, dipilih Raden Adipati Tirtokoesoemo sebagai ketua umum dan Wahidin
Soedirohoesodo sebagai wakil ketua.
 Tujuan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres pertama itu adalah adalah
untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat. Fokus pergerakan Boedi Oetomo
adalah dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
 Beberapa anggota lainnya ada yang memutuskan keluar dari Boedi Oetomo untuk kemudian
mendirikan perhimpunan lainnya. Soewardi Soerjaningrat dan Tjipto Mangoenkoesomo,
misalnya, membentuk Indische Partij (IP) bersama Douwes Dekker. Sedangkan Tirto Adhi
Soerjo menggagas berdirinya Sarekat Dagang Islam (SDI) yang nantinya menjelma menjadi
Sarekat Islam (SI) saat dikelola oleh Haji Samanhoedi dan Oemar Said Tjokroaminoto.

SYARIKAT DAGANG ISLAM


 Pada tahun 1911, K.H. Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo mendirikan SDI di Solo.
 Tujuan utama SDI pada awalnya adalah melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman
pedagang Cina.

SYARIKAT ISLAM
 Semula Sarekat Islam bernama Serikat Dagang Islam (SDI).
 Dalam Kongres di Surabaya pada 30 September 1912, SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI).
 Perubahan nama tersebut dimaksudkan agar anggota dan kegiatan organisasi lebih terbuka.
 Pada 1913, SI dipimpin oleh Hadji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto.
 Kegiatan SI sangat menarik rakyat karena kegiatannya membela rakyat.
 Tahun 1915, jumlah anggota SI berjumlah 800.000 orang.
 SI banyak mendampingi protes para pekerja, terutama di pusat-pusat perdagangan.
 Pada 1915, SI juga mendesak Pemerintah Belanda untuk membentuk Dewan Rakyat (Volksraad) yang
proporsional.
 Gerakan komunis mulai berkembang di Indonesia.
 Sehingga, SI kemudian terpecah menjadi dua kubu, yaitu sayap merah dan sayap putih.
 Sayap putih hanya mau berpegang pada ajaran Islam yang dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto dan
K.H. Agus Salim.
 Sayap merah yang mencampuradukkan Islam dengan paham sosialis kiri adalah Semaun, Alimin,
Darsono, dan Muso.
 Tahun 1923 SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) yang bersifat nonkooperatif terhadap
Belanda.
 Pada 1927, PSI telah menetapkan tujuan pergerakan untuk Indonesia merdeka berasaskan Islam.

INDISCHE PARTIJ (IP)


 Indische Partij (IP) adalah partai politik pertama di Indonesia.
 Pendirinya adalah tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi
Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo.
 Indische Partij dideklarasikan pada 25 Desember 1912.
 Tujuan IP sangat jelas, yaitu mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
 Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.
 IP mempunyai surat kabar yang sangat terkenal, yaitu De Expres. Isinya sebagian besar tentang
semangat nasionalisme.
 Pada Maret 1913, IP dilarang sebagai partai politik karena bercita-cita “Indonesia Merdeka”.
PERHIMPUNAN INDONESIA (PI)
 Perhimpunan Indonesia (PI) semula bernama Indische Vereeniging.
 PI didirikan oleh para mahasiswa Indonesia di Belanda pada tahun 1908.
 Pada tahun 1922, politik menjadi kegiatan utama Indische Vereeniging.
 Tahun tahun 1925, Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Nama
majalahnya Hindia Putra, berubah menjadi Indonesia Merdeka.
 Tujuan utama PI adalah Indonesia merdeka dan memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang
bertanggung jawab kepada seluruh rakyat.
 Tokoh-tokoh PI, antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa
Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
 Pada 10 Juni 1927, beberapa tokoh PI, yaitu Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, dan Nazir Pamuncak
ditangkap karena dianggap menghasut pemberontakan.
 PI telah banyak mengilhami pergerakan nasional Indonesia, seperti lahirnya Partai Nasional Indonesia,
Perhimpunan Indonesia, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia.
PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)
 Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan pada 4 Juli 1927 di Bandung.
 Pemimpin PNI saat itu adalah Ir. Soekarno.
 Tujuan PNI, yaitu Indonesia Merdeka, dengan ideologi gerakan marhaenisme.
 Sebagai organisasi yang terbuka dan revolusioner, PNI cepat meraih anggota yang banyak.
 Pengaruh Soekarno sangat meresap dalam lapisan masyarakat. Keikutsertaan Hatta dalam kegiatan
politik Soekarno semakin membuat PNI sangat kuat.
 Karena kegiatan politiknya mengancam pemerintah Belanda, akhirnya para tokoh PNI ditangkap dan
diadili tahun 1929.
 Pada tahun 1931 PNI dibubarkan.
 Sartono kemudian membentuk Partindo.
 Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.
 Sayangnya, para tokoh partai tersebut kemudian ditangkap oleh Belanda dan diasingkan
ke Digul.
 Setelah keluar dari penjara, Soekarno berusaha untuk menyatukan PNI, tetapi tidak berhasil.
 Kemudian, ia masuk Partindo. Namun, ia kemudian ditangkap dan diasingkan ke Flores.
PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA)
 Parindra muncul tahun 1935 sebagai gabungan dari Boedi Oetomo dan Persatuan Bangsa Indonesia
(PBI).
 Pendirinya adalah Dr. Soetomo.
 Tujuan Parindra adalah Indonesia Raya (kata merdeka disembunyikan
 karena dilarang oleh Belanda).
 Salah satu bentuk politik kooperatif Parindra adalah masuknya beberapa tokoh Parindra dalam
Volksraad. Seperti M. Husni Thamrin, R. Sukardjo, R. Panji Suroso, dan Mr. Susanto.
GERAKAN RAKYAT INDONESIA (GERINDO)
 Didirikan di Jakarta pada April 1937.
 Pimpinannya adalah bekas pimpinan Partindo yang dibubarkan tahun 1937, seperti Amir Syarifuddin,
Mr. M. Yamin, Mr. Sartono, dan Dr. A.K. Gani.
GABUNGAN POLITIK INDONESIA
 Golongan nasionalis mencoba untuk menggunakan Volksraad sebagai media perjuangan nasional.
 Untuk memperkuat wakil-wakil bangsa Indonesia, M. Husni Thamrin membentuk Fraksi Nasional pada
tahun 1930.
 Pada tahun 1936, seorang anggota Volksraad, Sutarjo mengajukan petisi yang menuntut kemerdekaan
Indonesia berangsur-angsur dalam sepuluh tahun. Petisi ini kemudian dikenal dengan Petisi Sutarjo.
Petisi tersebut ditolak Belanda dengan alasan bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka.
 Pada tahun 1939, dibentuk gabungan dari beberapa organisasi politik yang disebut Gabungan Politik
Indonesia (GAPI).
 Semboyan GAPI yang terkenal adalah “Indonesia Berparlemen”.
 Adapun tujuan perjuangan GAPI, antara lain
1. persatuan bangsa berdasar demokrasi, politik, ekonomi, dan sosial;
2. pembentukan parlemen yang mewakili aspirasi rakyat;
3. memperjuangkan bahasa Indonesia dipakai dalam sidangsidang Volksraad dan mengubah
sebutan inlander menjadi orang Indonesia;
4. pengangkatan lebih banyak orang Indonesia dalam jabatan pemerintahan.
KONGRES PEMUDA I
 Para pemuda dan pelajar mempunyai pemikiran untuk membentuk kekuatan besar dalam
menghadapi penjajahan Belanda.
 Langkah-langkah jelas untuk berjuang bersama-sama dibuktikan dengan diselenggarakannya
kongres-kongres pemuda.
 Pada 30 April-2 Mei 1926, Kongres Pemuda I dilaksanakan di Jakarta dan dihadiri oleh
berbagai organisasi pemuda.
 Kongres ini telah berhasil membentuk jaringan yang lebih kokoh untuk mempersatukan diri.
 Kongres Pemuda I belum membentuk keputusan bulat, namun mereka sepakat untuk
melakukan Kongres Pemuda II.
 Pada September 1926, berdiri organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) di
Jakarta.
 Beberapa tokohnya adalah para pemuda, seperti Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, M. Yamin,
A.K. Gani, Amir Syarifuddin, dan beberapa tokoh lainnya.

KONGRES PEMUDA II
 Kongres II diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928.
 Kongres dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda dari seluruh Indonesia.
 Tujuan Kongres Pemuda II antara lain:
1. Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia,
2. Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia;
3. Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.
 Akhirnya, pada 28 Oktober 1928, dibacakan keputusan hasil Kongres Pemuda II, berupa ikrar
pemuda yang terkenal dengan Sumpah Pemuda.
 Keputusan penting Kongres II adalah sebagai berikut:
1. ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928;
2. menetapkan lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Supratman sebagai lagu kebangsaan;
3. menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

KEDATANGAN JEPANG
 Pada 11 Januari 1942, Jepang telah berhasil mendaratkan pasukannya di Pulau Tarakan
 KalimantanTimur.
 Pada 12 Januari 1942, komandan pasukan Belanda menyerah.
 Pada 24 Januari 1942, Jepang menduduki kota minyak Balikpapan
 Pada 29 Januari 1942, Jepang menduduki Pontianak
 Pada 3 Februari 1942, Jepang menduduki Samarinda
 Pada 10 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin
 Pada 14 Februari 1942, Jepang berhasil mendaratkan pasukannya di Sumatra.
 Pada 16 Februari 1942, Jepang menduduki Palembang dan sekitarnya.
 Pada awal Maret 1942, Jepang menduduki wilayah Teluk Banten di Jawa Barat dan Kragan di
Jawa Tengah
 Akhirya, pada 5 Maret 1942, Jepang merebut Batavia (Jakarta)
 Pada 7 Maret 1942, Bandung diambil alih oleh Jepang
 Akhirya Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang
Jawa Barat. Serah terima ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima angkatan
Perang Belanda) kepada Letnan Jenderal Imamura (Pimpinan Pasukan Jepang)
 Setelah pada 8 Maret 1942, secara resmi bangsa Indonesia di bawah kekuasaan Jepang.
PROPAGANDA JEPANG

Anda mungkin juga menyukai