Anda di halaman 1dari 7

Tokoh Kemerdekaan Indonesia

1. Ir. Soekarno
Bung Karno lahir di Surabaya, tanggal 6 Juni 1901. Ia merupakan tokoh pencetus ideologi
Pancasila sebagai dasar negara. Saat akan terjadinya peristiwa proklamasi, ia bersama Bung
Hatta diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok. Mereka didesak agar segera
memproklamasikan Kemerdekaan RI. Akhirnya, ia bersama Moh. Hatta dan Ahmad
Soebardjo merumuskan teks proklamasi yang bertempatkan di rumah Laksamana Maeda.
Lalu, di tanggal 17 Agustus 1945, ia mengumandangkan teks proklamasi di halaman
rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur No. 56.
Bung Karno merupakan tokoh pertama dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Pria yang lahir dan dimakamkan di kota Blitar ini memiliki nama lengkap
Koesno Sosrodihardjo. Bung Karno merupakan putra dari Raden Soekami dan Ida
Ayu Nyoman Rai, yang merupakan seorang bangsawan asal Bali. Di masa mudanya,
Bung Karno pernah menempuh pendidikan tinggi di Technische Hoogeschool te
Bandoeng (saat ini Institut Teknologi Bandung) dan berhasil meraih gelar insinyur
teknik sipil pada 25 Mei 1926.
Setelah menamatkan kuliah, Bung Karno sering menuangkan ide salah satunya
tentang ‘Nasionalisme, Islam, dan Marxisme’ yang berisi pentingnya persatuan. Ide
tersebut menjadi awal mula perkembangan pemikiran politiknya. Sesaat setelah
Jepang kalah dari Sekutu, Bung Karno diculik ke Rengasdengklok dan didesak oleh
para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan.

2. Drs. Mohammad Hatta


Tokoh proklamasi kelahiran Bukittinggi, tepatnya di tanggal 12 Agustus 1902, merupakan
partner dari Bung Karno. Bagaimana tidak, beliau selalu mendampingi Soekarno kemana
pun.

Tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia kedua adalah Moh. Hatta (Bung Hatta).
Bung Hatta pernah menuntut ilmu di Sekolah Melayu Fort de Kock, Padang. Ia
berperan dalam perumusan dan penandatanganan teks proklamasi. Hatta yang
sering dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia ini turut menyumbangkan ide
perumusan naskah proklamasi. Salah satu ide dalam bentuk kalimat yang dituangkan
pada naskah proklamasi adalah, “hal-hal tentang pemindahan kekuasaan dan lain-
lain dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya”.

3. Mohammad Ibnu Sayuti (Sayuti Melik)


Dia adalah Sayuti Melik. Tokoh kelahiran 22 November 1908 ini merupakan suami dari S.
K. Trimurti yang mana juga berperan penting dalam memproklamasikan kemerdekaan saat
itu.
Tokoh kemerdekaan Indonesia yang ketiga adalah Mohammad Ibnu Sayuti
atau Sayuti Melik. Anak dari pasangan Abdul Mu’in atau Partoprawito dan Sumilah
ini memiliki peran sebagai pengetik naskah proklamasi. Secara tidak langsung, dia
juga melaksanakan proses editing dengan mengubah kalimat “atas nama bangsa
Indonesia”, dari yang sebelumnya “wakil-wakil bangsa Indonesia”.

4. Fatmawati
Ibu Fatmawati lahir pada tanggal 5 Februari 1923 yang merupakan istri dari Bapak
Proklamator kita, Soekarno.
Tokoh lainnya adalah Fatmawati. Fatmawati merupakan sosok yang berjasa
membuat bendera merah putih saat peristiwa proklamasi kemerdekaan. Bendera
tersebut ia jahit sendiri menggunakan mesin jahit tangan bermerek Singer. Walaupun
sedang dalam kondisi hamil, tak menyurutkan Fatmawati untuk mempersembahkan
bendera pusaka Indonesia.

5. Sutan Sjahrir
Sutan Sjahrir adalah salah satu tokoh kemerdekaan Indonesia. Ia dianggap sebagai
seseorang berintelektual tinggi dan revolusioner. Ia juga yang menggagas
pembentukan Jong Indonesie, sebuah himpunan pemuda nasionalis pada 20
Februari 1927. Sutan Sjahrir sempat menempuh pendidikan di Universitas
Amsterdam hingga akhirnya memutuskan kembali ke tanah air pada tahun 1931.

6. Johannes Latuharhary
Tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia selanjutnya adalah Johannes Latuharhary.
Pria kelahiran Maluku Tengah ini menjadi pejuang yang mendorong Maluku masuk
ke NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Saat pengumuman kemerdekaan
Indonesia di Jakarta, Latuharhary merupakan orang yang membawa kabar berita
tersebut kepada rakyat Maluku. Berkat peran besarnya, ia diangkat menjadi
gubernur pertama di Maluku sampai tahun 1954.

7. Soekarni
Soekarni merupakan salah satu orang yang menginisiasi upaya penculikan Bung
Karno dan Bung Hatta. Soekarni memiliki nama lengkap yakni Soekarni Kartodiwirjo.
Ia lahir pada 14 Juli 1916. Soekarni sempat menamatkan pendidikan di Sekolah
Mardisiswo, Blitar. Berkat pendidikannya tersebut, ia mengenal istilah nasionalisme
dari Moh. Anwar. Pada 1967, Soekarni ditunjuk sebagai angggota DPA (Dewan
Pertimbangan Agung).
Soekarni lahir di Blitar, tepatnya pada tanggal 14 Juli 1916. Ia merupakan salah satu dari
golongan muda yang gigih dalam berjuang merebut dan mengusir penjajah kala itu. Ia
merupakan sosok yang penting saat terjadinya proklamasi. Beliau juga dinobatkan sebagai
Pahlawan Nasional di tahun 2014 oleh Presiden Joko Widodo.
Soekarni merupakan salah satu sosok yang turut serta dalam peristiwa Rengasdengklok.
Beliau juga yang mengusulkan agar Soekarno – Hatta yang menandatangani naskah
proklamasi atas nama Bangsa Indonesia.
Tokoh yang lahir di Padang Panjang pada tanggal 5 Maret 1909, merupakan seorang penulis
yang intelektual. Ia juga memiliki hobi membaca buku yang terbit dari benua Eropa.
Ia bersama Bung Hatta pernah memimpin PNI Baru (Partai Nasional Indonesia) di tahun
1932. Namun siapa sangka, Sutan Syahrir lah yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk
segera memproklamasikan Kemerdekaan RI. Peristiwa desakan itupun terjadi pada tanggal
15 Agustus 1945 dengan dukungan dari golongan muda.

8. Chaerul Saleh
Bersama Soekarni, Wikana, dan pemuda Menteng 31 lainnya, Chaerul
Saleh menuntut Bung Karno dan Bung Hatta agar segera membacakan proklamasi
kemerdekaan. Chaerul Saleh lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada 13 September
1916. Dalam catatan sejarah, ia pernah dipercaya menduduki jabatan penting seperti
Menteri, Wakil Perdana Menteri, dan juga Ketua MPRS (Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara).

9. Ahmad Subardjo
Mr. Raden Achmad Soebardjo, lahir di Kabupaten Karawang. Tepatnya pada tanggal 23
Maret 1896. Beliau merupakan salah satu anggota dari organisasi Panitia Sembilan yang
diketuai oleh Soekarno. Selain itu, ia merupakan anggota dari BPUPKI yang kemudian ia
tergabung dalam PPKI.
Ia menjadi perantara yang meyakinkan pemuda untuk membawa Bung Karno dan
Bung Hatta kembali ke Jakarta saat peristiwa Rengasdengklok. Raden Achmad
Soebardjo Djojoadisoerjo merupakan anak bungsu dari dari Teuku Muhammad Yusuf
dan priayi Aceh.

10. Otto Iskandar Dinata


Otto Iskandar Dinata menjadi orang yang mengusulkan Bung Karno dan Bung Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Ia dikenal dengan julukan
Jalak Harupat karena sikap beraninya menghadapi kebijakan Belanda. Selain pernah
menjabat perwakilan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, ia juga diberi
kewenangan untuk menduduki posisi Menteri Negara kabinet pertama RI tahun
1945.
11. Buntaran Martoatmodjo
Buntaran Martoatmodjo lahir di Purworejo pada 11 Januari 1986. Ia aktif sebagai
anggota Barisan Pelopor. Buntaran merupakan sosok pencetus Palang Merah
Indonesia PMI yang menjadi amanat Bung Karno pada tanggal 5 September 1945.
Selain itu, ia juga pernah mengharumkan nama negara saat memimpin Persatuan
Lawan Tenis Indonesia (PELTI).

12. Sam Ratulangi


Tokoh kemerdekaan Indonesia yang tak kalah besar perjuangannya adalah Sam
Ratulangi atau Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Ia merupakan aktivis yang
berasal dari Tondano, Sulawesi Utara. Setelah proklamasi, Sam Ratulangi diminta
untuk memimpin Sulawesi. Perannya dalam kemerdekaan RI sangat besar, salah
satunya dengan tegas menolak sikap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang hendak
memisahkan Sulawesi dengan NKRI.

13. Laksamana Maeda


Laksamana Maeda merupakan sosok yang memberikan 'tumpangan' kepada
pejuang-pejuang kemerdekaan. Meski bukan orang asli Indonesia, ia pernah
mempersilakan para tokoh lain menggunakan rumah dinasnya sebagai tempat
perumusan teks proklamasi. Ia sangat mendukung para aktivis dari Indonesia yang
giat menyuarakan kemerdekaan. Sampai-sampai Maeda menyiapkan pasukan
khusus untuk berjaga-jaga.

14. Latif Hendraningrat


Tokoh yang memiliki jasa penting ini, terlahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari tahun
1911 dengan nama lengkap Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat. Ia memiliki karir di
bidang militer, yang bermula tergabung dengan anggota PETA. Latif dan Suhud merupakan
pengibar bendera Merah Putih saat peristiwa Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.

15. Suhud Sastro Kusumo


Suhud Sastro Kusumo atau yang kerap disapa dengan S. Suhud, lahir pada tanggal 10 April
1925. Bersama dengan Latif Hendraningrat, S. Suhud menjadi orang yang
mengibarkan bendera merah putih saat proklamasi. Saat masih muda, ia pernah
terlibat dalam kelompok bentukan Jepang, Barisan Pelopor. Sejak 14 Agustus
menjelang proklamasi, Suhud berperan menjaga keamanan keluarga Bung Karno .
Selanjutnya, ia yang mempersiapkan tiang bendera dari bambu di teras rumah sang
proklamator.
16. Surastri Karma Trimurti
Soerastri Karma Putri merupakan tokoh kelahiran Boyolali, tepatnya pada tanggal 11 Mei
1912. Ia merupakan istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah proklamasi. Trimurti sangat
aktif di bidang jurnalistik. Selain itu, ia juga pernah menjadi guru di beberapa sekolah pada
saat itu. Meluasnya berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI, ada sosok Trimurti di
baliknya. Ia diminta untuk mencetak teks proklamasi secara banyak untuk disebarluaskan ke
seluruh negeri.
Selain Fatmawati, ada satu pahlawan perempuan yang turut berperan besar dalam
proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu S.K. Trimurti. Ia pernah terjun di dunia
jurnalistik dan kerap menuangkan hasil pemikirannya melalui tulisan. Ia dilahirkan
dalam keluarga yang masih berkerabat dekat dengan Keraton Kasunan Surakarta.
Setelah merdeka, Ia pernah menjabat posisi Menteri Tenaga Kerja.

17. dr. Moewardi


Moewardi merupakan lulusan dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan)
dari Geneeskundig Hooge School (GHS) di Salemba. Saat proses pembacaan teks
proklamasi, ia bertugas mengamankan situasi dari ancaman kerusuhan. Ia sendiri
pernah ditunjuk sebagai pemimpin Barisan Pelopor wilayah Jawa.

18. Mr. Mohammad Yamin


Prof. Mr. Mohammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Kota Sawahlunto. Ia
merupakan seorang ahli sejarawan, sastrawan, budayawan, ahli hukum, dan politikus yang
disegani sebagai seorang Tokoh Proklamasi dan Tokoh Pahlawan Nasional.
M. Yamin merupakan salah satu anggota dari BPUPKI. Selain itu, beliau juga turut
bergabung dalam organisasi Panitia Sembilan. Selain itu, ia juga turut menyumbangkan
pemikirannya dalam sidang BPUPKI yang mana saat itu membahas mengenai dasar negara.

19. KH. Wahid Hasyim


Wahid Hasyim merupakan salah satu Tokoh Proklamasi yang lahir pada tanggal 19 April
1914 di Cimahi. Ia juga terlibat dalam Panitia Sembilan bersama rekan-rekannya yang lain.
KH. Wahid Hasyim merupakan salah satu tokoh ulama yang turut menegaskan dan
memusyawarahkan bunyi poin pertama pada Piagam Jakarta yang selanjutnya disebut
sebagai Pancasila.

20. Abdoel Kahar Moezakir


Abdoel Kahar Moezakir merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang mendapat gelar
sebagai Tokoh Nasional. Beliau merupakan tokoh yang berasal dari Yogyakarta yang lahir
pada tanggal 16 April 1907.
Abdoel Kahar Moezakir juga memiliki peran penting dalam mempersiapkan terjadinya
peristiwa proklamasi. Ia juga merupakan anggota dari Panitia Sembilan. Selain itu, ia juga
pernah tergabung dalam BPUPKI.

21. Abikoesno Tjokrosoejoso


Abikoesno Tjokrosoejoso merupakan salah satu tokoh yang memiliki jasa dalam
Kemerdekaan Indonesia. Ia lahir di Kota Kebumen, tahun 1897. Tercatat, ia merupakan
anggota dari BPUPKI dan dilanjutkan dengan Panitia Sembilan. Beliau juga menjabat
sebagai Menteri Perhubungan yang pertama kali dalam Kabinet Presiden kita yang pertama.

22. H. Agus Salim


Agus Salim merupakan tokoh yang turut memperjuangkan kemerdekaan untuk Republik
Indonesia. Pria kelahiran 8 Oktober 1884, juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut sejarah, Agus Salim pernah bergabung dengan Sarekat Islam (SI) di tahun 1915
dan menggantikan H. O. S. Tjokroaminoto sebagai pemimpin. Beliau juga merupakan
anggota dari BPUPKI yang kemudian menjadi anggota Panitia Sembilan. Ia juga merupakan
seorang jurnalistik dan mulai bergabung menjadi seorang jurnalis di kisaran tahun 1915
pula.

23. Mr. Alexander Andries Maramis


Alexander Andries Maramis, atau yang kerap disapa dengan A. A. Maramis juga merupakan
salah satu tokoh yang berjuang demi memerdekakan negara ini. Ia lahir di Manado, 20 Juni
1897 dan mendapatkan sebuah penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.
Tercatat, A. A. Maramis juga termasuk anggota BPUPKI. Ia juga merupakan anggota dari
Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno. Beliau-lah yang mengusulkan perubahan
poin pertama pada Piagam Jakarta kepada Moh. Hatta, yangs selanjutnya dimusyawarahkan
dengan tokoh-tokoh lainnya.

24. Wikana
Wikana lahir di Kota Sumedang pada tanggal 18 Oktober tahun 1914 dari golongan yang
memiliki hak istimewa pada saat itu. Ia juga memiliki kelebihan yang mana mampu
mempelajari beberapa bahasa asing secara lancar.
Di awal perjuangan, ia turut bergabung dengan organisasi bernama Menteng 31. Ia bersama
Chaerul Saleh dan Sukarni mendatangi Soekarno – Hatta untuk membawanya ke
Rengasdengklok. Ia juga berperan aktif dalam mempersiapkan kegiatan proklamasi yang
diadakan di kediaman Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.

25. Jusuf Kunto


Tokoh ini lahir di Salatiga, 8 Agustus 1921. Sebelumnya, Jusuf Kunto pernah masuk ke
dalam daftar tentara Jepang. Jusuf Kunto juga turut berperan dalam mempersiapkan
Proklamasi RI. Saat itu, ia juga terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok guna mendesak 2
tokoh Proklamator agar memproklamasikan Kemerdekaan RI.

26. Kasman Singodimedjo


Kasman Singodimedjo merupakan tokoh pejuang kemerdekaan RI yang lahir di Kabupaten
Purworejo pada tanggal 25 Februari 1904. Kasman merupakan komandan PETA pada saat
itu. Ia juga turut mengamankan situasi dan kondisi saat pembacaan naskah proklamasi
kemerdekaan. Kasman juga merupakan anggota dari PPKI dan setelah kemerdekaan ia
diangkat menjadi ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).

27. Frans Mendur


Frans Soemarto Mendur lahir di Kawangkoan, 16 April 1913. Pada tanggal 17 Agustus
1945, ia berperan sebagai fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi
kemerdekaan. Untuk mengabadikannya, ia memerlukan tenaga yang ekstra. Karena,
keberangkatannya itu diketahui oleh tentara Jepang hingga akhirnya mereka kejar-kejaran
dan seluruh hasil jepretannya dihancurkan oleh tentara Jepang tersebut. Namun, pada
akhirnya masih tersisa tiga foto yang ia abadikan.

Anda mungkin juga menyukai