Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SITOHISTOTEKNOLOGI
SAMPEL KLINIS KETOMBE

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV:


1. Febrianti Bunga Mayang (B1D122174)
2. Wulan setriyani (B1D122159)
3. Amelia Magatta (B1D122168)
4. Fhasya Listra Safira (B1D122182)
5. Sisilia Arruan (B1D122158)
6. Thomas Kristiadi (B1D122163)
7. Nur Aulia (B1D122188)

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan atas rahmat Allah SWT dan berkat
karunia-Nya sehingga makalah SITOHISTOTEKNOLOGI yang berjudul
“SAMPEL KLINIS KETOMBE” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan
kami karya tulis ini untuk memenuhi tugas dari Ibu
Nurhilalyah,S.tr.A.K.,M.Kes yang diharapkan dapat menjadi pengetahuan
tambahan bagi pembaca maupun bagi kami sendiri.
Penulis sangat berterima kasih kepada Ibu pada kuliah
SITOHISTOTEKNOLOGI, yang telah mempercayai tugas ini kepada kami,
sehingga dapat membantu kami untuk menguasai pengetahuan pada
bidang studi yang ditekuni. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah meluangkan waktunya untuk
berbagi pengetahuan kepada penulis dan membantu penulis dalam
bentuk dukungan, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan tepat waktu. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Begitupun
dengan karya tulis ini yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dari karya
tulis ini.

Makassar,18 Mei 2024

Kelompok IV
DATAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu kompetensi seorang ATLM yaitu sebagai pelaksana teknis


pemeriksaan laboratorium untuk mendukung penegakan diagnosa suatu penyakit
dan tindak lanjutnya. Untuk itu dibutuhkan sampel yang ada dalam tubuh pasien
seperti darah, urin, feses, sputum, jaringan tubuh (histologi) dan cairan tubuh
(sitologi). Sitohistoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang preparasi
sel-sel dan jaringan tubuh sampai menjadi sediaan mikroskopis yang digunakan
untuk mendiagnosa adanya kelainan-kelainan dalam tubuh. Diagnosa histopatologi,
sampai saat ini masih merupakan kunci dalam diagnosa sebagian besar penyakit.
Diagnosa penyakit secara histologi dan sitologi dilakukan secara makroskopis dan
mikroskopis.

Rambut merupakan mahkota pada kepala yang juga berfungsi sebagai


pelindung kepala dan kulit kepala dari kondisi buruk lingkungan. Rambut dianggap
sebagai tambahan dari kulit. Rambut dan kuku adalah sel epidermis yang berubah
rambut tumbuh dari folikel rambut. Folikel rambut dibatasi oleh sel epidermis dan
di atas dasarnya terdapat papil tempat awal rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat
bila sehelai rambut rontok maka akan di ganti oleh sehelai lain yang tumbuh dari
papil yang sama. Akar rambut berada pada folikel Kelainan kulit kepala ini tersebar
ke seluruh dunia, sekitar 15-20% populasi global menderita ketombe, dan 50%
diantaranya adalah orang dewasa.Dalam sebuah studi oleh Robert A. Schwartz
dalam Seborrheic Dermatitis: An Overview, diketahui bahwa dermatitis seboroik
dapat diderita oleh pasien mulai dari bayi sampai umur tua (30-60 tahun). Pada
bayi, kemungkinan berkaitan dengan immunodefisiensi, sedangkan pada orang
dewasa sering dipicu karena stress atau emosi.Puncak dari kejadian dermatitis
seboroik adalah saat aktivitas glandula sebaseus tinggi, yaitu selama 3 bulan
kehidupan pertama (dermatitis seboroik infantile ) dan selama masa pubertas ..Ada
beberapa faktor penyebab terjadinya ketombe antara lain kurang memperhatikan
kebersihan diri, stress, protein yang berlebih serta kebersihan lingkungan yang
kurang terjaga seperti pencemaran air, kelembaban cuaca. Ketombe yang
merupakan pengelupasan kulit kepala yang berlebihan dengan bentuk besar-besar
seperti sisik-sisik, disertai dengan adanya kotoran-kotoran berlemak dan juga
disertai oleh kerontokan rambut. ketombe secara umum disebabkan oleh jamur
yang berlebihan di kulit kepala. Hal lain yang dapat menjadi penyebab ketombe
adalah tekanan emosional dan hormonal.Ketombe termasuk penyakit kulit yang
disebut dengan dermatitis seboroik dengan gejala inflamasi atau peradangan pada
daerah kulit kepala, yang disebabkan karena keaktifan dari kelenjar keringat yang
berlebihan.

RUMUSAN MASALAH:

1. Bagaimana Pengertian Sitohistoteknologi?


2. Bagaimana Peran TLM di laboratorium Patologi?
3. Bagaimana Teknik Pengelolahan, Pewarnaan, fiksasi dari sediaan sitologi?
TUJUAN:
1. Untuk mengetahui Pengertian Sitohistoteknologi.
2. Untuk mengetahui Peran TLM di laboratorium Patologi.
3. Untuk mengetahui Teknik Pengelolahan, Pewarnaan, fiksasi dari sediaan
sitologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sitohistoteknologi
Sitologi adalah ilmu tentang susunan dan fungsi sel, sedangkan
histologi adalah ilmu tentang jaringan tubuh (Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, 2016). Untuk mempelajari sel dan jaringan maka
dibutuhkan teknik penyiapan sediaan atau preparat mikroskopis yang
dikenal dengan teknik sitohistologi. Teknik ini merupakan teknik
pembuatan preparat sitologi dan histologi. Selain untuk melihat morfologi
sel dan jaringan, preparat sediaan sitologi dan histologi juga ditujukan
untuk melihat kelainan yang mungkin terjadi pada sel dan jaringan.
Sehingga dalam dunia kedokteran, teknik sitologi dan histologi memiliki
peran penting dalam penegakan diagnosis terkait kelainan sel dan jaringan.
Keberhasilan dalam teknik sitologi dan histologi, tidak hanya bergantung
pada ketepatan langkah atau prosedur dalam pembuatan preparat. Namun
juga didukung oleh sarana dan prasarana serta sumber daya manusia di
laboratorium patologi antomik.
Ketombe merupakan kondisi medis yang menandakan adanya
aktivitas atau pertumbuhan jamur dalam kapasitas yang berlebihan di kulit
kepala. Ketombe ini berwarna putih keabuan, kering ataupun basah, dan
berukuran kecil yang terdapat pada kulit kepala. Rambut yang berketombe
sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab berkurangnya
kepercayaan diri yang dapat menghambat kenyamanan dalam beraktivitas,
dikarenakan rambut yang berketombe merupakan mahkota bagi setiap
orang. Ketombe ialah kelainan yang terjadi di kulit kepala yang mengenai
hampir semua manusia. Ketombe merupakan suatu gangguan berupa
pengelupasan kulit mati yang ada pada kulit kepala secara berlebihan yang
juga kadang disertai pula dengan rasa gatal dan terjadinya peradangan.
Rasa gatal pada kulit kepala tentu saja sangat mengganggu kenyamanan
dalam beraktivitas. Dengan kondisi ini juga menandakan tidak sehatnya
kulit kepala (Etika, 2019).

B. Peran ATLM dilaboratorium Sitohistoteknologi


1) Pemeriksaan Sitopatologi
Mereka melakukan pemeriksaan histopatologi, yaitu
analisis struktur dan fungsi jaringan yang berasal dari biopsi atau
biopsi lainnya untuk menentukan diagnosis penyakit.

2) Pemeriksaan Mikrobiologi
ATLM juga melakukan pemeriksaan mikrobiologi,
termasuk identifikasi bakteri, virus, dan parasit yang terkait dengan
penyakit, untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan
pengobatan yang tepat.
3) Pemeriksaan Hematologi
Mereka melakukan pemeriksaan hematologi, termasuk
analisis darah, untuk menentukan kondisi kesehatan pasien, seperti
anemia, leukemia, atau penyakit lain yang terkait dengan sistem
darah.
4) Pemeriksaan Biochemis
ATLM melakukan pemeriksaan biochemis, termasuk
analisis kimiawi, untuk menentukan konsentrasi hormon, enzim,
glukosa, lipid, protein, elektrolit, dan komponen lain yang terkait
dengan kesehatan.
5) Pemeriksaan Imunologi
Mereka melakukan pemeriksaan imunologi, termasuk
analisis antibodi dan antigen, untuk menentukan respons imun
pasien terhadap penyakit dan membantu dalam diagnosis dan
pengobatan.
6) Pengawasan Kinerja Staf
ATLM juga mengatur pembagian tugas dan tanggung
jawab personal serta melakukan pengawasan kinerja staf untuk
memastikan kualitas hasil pemeriksaan.
7) Penjaminan Mutu
Mereka berperan dalam penjaminan mutu laboratorium,
yaitu memastikan kualitas hasil pemeriksaan dan memantau proses
penyembuhan penyakit pasien.
8) Evaluasi Prosedur Laboratorium
ATLM melakukan evaluasi prosedur laboratorium untuk
memastikan kualitas hasil pemeriksaan dan memantau proses
penyembuhan penyakit pasien.
9) Kode Etik
Mereka harus menjunjung tinggi serta memelihara
martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran serta
dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas
dan lingkungan, serta menghormati hak-hak pasien, hak-hak teman
sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya(Djas fachri.2019)

C. Teknik Pengolahan Sediaan Spesimen sitohistoteknologi


Pengolahan sediaan spesimen sitohistologi untuk sampel ketombe
melibatkan beberapa tahapan untuk mempersiapkan sampel agar dapat
dianalisis di bawah mikroskop. Berikut adalah teknik pengolahan yang
umum digunakan:
1) Pengumpulan Sampel
 Kumpulkan ketombe dari kulit kepala pasien menggunakan
alat seperti sisir halus atau dengan menggosokkan kapas
lembut pada kulit kepala.
 Tempatkan sampel dalam wadah bersih dan kering.
2) Fiksasi
 Fiksasi dilakukan untuk menghentikan proses biologis
dalam sel dan jaringan serta menjaga struktur morfologi.
Biasanya, ketombe difiksasi menggunakan larutan formalin
10% atau etanol 70%.
3) Pengirisan
 Jika sampel ketombe cukup besar, mereka dapat
ditempatkan dalam blok parafin. Parafin digunakan untuk
mengerasnya sehingga dapat diiris tipis-tipis.
 Irisan tipis (sekitar 4-5 mikrometer) dibuat menggunakan
mikrotom dan ditempatkan pada slide kaca.
4) Deparafinasi dan Rehidrasi
 Irisan parafin harus dihilangkan dengan merendam slide
dalam serangkaian pelarut seperti xylene dan kemudian
melewati serangkaian larutan alkohol dengan konsentrasi
menurun hingga air.
5) Pewarnaan
 Pewarnaan dilakukan untuk meningkatkan kontras struktur
sel dan jaringan. Pewarnaan yang sering digunakan adalah
Hematoxylin dan Eosin (H&E).Hematoxylin mewarnai inti
sel menjadi biru atau ungu.Eosin mewarnai sitoplasma dan
komponen lain menjadi merah muda.Proses pewarnaan
meliputi perendaman slide dalam hematoxylin, pencucian,
perendaman dalam eosin, dan pencucian lagi.
6) Dehidrasi dan Pemasangan Medium
Slide dicuci dan kemudian didehidrasi kembali melalui
serangkaian larutan alkohol bertingkat hingga xylene.Slide
kemudian diberi mounting medium dan ditutup dengan coverslip
untuk melindungi sampel.

7) Pemeriksaan Mikroskopis
Setelah sediaan siap, mereka diperiksa di bawah mikroskop
untuk analisis lebih lanjut.Proses ini memungkinkan pengamatan
detail struktur seluler dan jaringan pada ketombe, yang dapat
memberikan informasi penting untuk diagnosis dan penelitian
dermatologi(Aryadi.2017)

Hampir semua jaringan tubuh manusia tidak memiliki warna. Agar


dapat mengamati strukturnya, sel dan jaringan harus diwarnai terlebih
dahulu. Zat warna (dyes) terdiri atas banyak jenis. Pewarnaan adalah
proses pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong sehingga
unsur jaringan menjadi kontras dan dapat dikenali / diamati dengan
mikroskop. Proses timbulnya warna terkait dengan terjadinya ikatan
antara molekul tertentu yang terdapat pada daerah dan struktur jaringan
yang tertentu. Sinar dengan panjang gelombang tertentu yang terdapat
dalam sinar yang berasal dari cahaya matahari atau lampu mikroskop
yang dipaparkan pada sajian yang telah diwarnai akan diabsorpsi
(diserap) atau diteruskan. Zat warna yan terikat pada jaringan akan
menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu sehingga jaringan
tersebut akan tampak berwarna. Pewarnaan yang rutin digunakan di
laboratorium histopatologi di seluruh dunia adalah pewarnaan HE.
Pewarnaan ini terdiri atas masing-masingnya zat warna utamanya adalah
hematoxylin dan eosin. Larutan pewarna hematoxylin mengandung
beberapa zat lainnya selain daripada zat warna hematoxylin, dikenal
sebagai zat mordan. Larutan eosin dibuat dengan melarutkan zat warna
eosin dalam akuades dan alkohol.HE merupakan teknik pewarnaan yang
berdasarkan pada prinsip asam basa. Larutan hematoxylin bersifat basa
sedangkan larutan eosin bersifat asam. Sifat basa pada larutan
hematoxylin akan memungkinkan hematoxylin berikatan terutama
dengan komponen selyang bersifat asam. Tahapan pewarnaan HE:
1. Deparafinisasi
2. Rehidrasi
3. Pewarnaan I (Hemtoxylin)
4. Differensiasi
5. Blueing
6. Pewarnaan II (Eosin)
7. Dehidrasi
8. Mounting

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sitologi adalah ilmu tentang susunan dan fungsi sel, sedangkan histologi
adalah ilmu tentang jaringan tubuh. Untuk mempelajari sel dan jaringan maka
dibutuhkan teknik penyiapan sediaan atau preparat mikroskopis yang dikenal
dengan teknik sitohistologi. Sampel yang digunakan adalah sampel
ketombe.Ketombe ialah kelainan yang terjadi di kulit kepala yang mengenai
hampir semua manusia. Ketombe merupakan suatu gangguan berupa
pengelupasan kulit mati yang ada pada kulit kepala secara berlebihan yang
juga kadang disertai pula dengan rasa gatal dan terjadinya peradangan. Rasa
gatal pada kulit kepala tentu saja sangat mengganggu kenyamanan dalam
beraktivitas.Peran atlm di laboratorium sitohistoteknologi dengan melakukan
pemeriksaan histopatologi, yaitu analisis struktur dan fungsi jaringan yang
berasal dari biopsi atau biopsi lainnya untuk menentukan diagnosis penyakit.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap ini dapat menjadi referensi
bersama khususnya bagi para mahasiswa/l untuk lebih memahami
Sitohistoteknologi menggunakan sampel ketombe.

Anda mungkin juga menyukai