Anda di halaman 1dari 20

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Psikologi Agama Bapak Arief Rahman Hakim, MA

KONVERSI AGAMA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10:

Rahmawati : 220101010115
Siti Mulianawati : 220101010098

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang telah
melimpahkan rahmat, dan berkah-Nya, dan dengan pertolongan-Nya, sehingga
tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Rasulullah Saw, para
sahabat dan seluruh pengikut Beliau hingga akhir zaman.

Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah kami yang


berjudul “KONVERSI AGAMA” dengan lancar tanpa suatu halangan.
Penyusunan makalah ini disusun secara sistematis dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Sebab itu kami
ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah BAPAK ARIEF
RAHMAN HAKIM, M. A yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk membuat makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Terlepas dari semua itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang membangun dari para pembaca. Sehingga kami dapat mengintropeksi diri
serta memperbaiki kesalahan yang kami lakukan dalam penyusunan makalah ini.

Banjarmasin, 20 September 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................................................

A. Latar belakang .................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 5

BAB II

PEMBAHASAN .............................................................................................

A. Pengertian Konversi Agama ................................................................


B. Faktor-faktor Konversi Agama ............................................................
C. Proses Konversi Agama .......................................................................
D. Dampak Sosial Konversi Agama .........................................................

BAB III

PENUTUP .......................................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konversi agama adalah perubahan agama dari suatu agama ke agama lain.
Konversi agama dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun
faktor eksternal. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan konversi agama antara
lain:

• Pengaruh lingkungan.

• Pengaruh hubungan antar pribadi baik positif maupun negatif.

• Faktor psikologis.

• Faktor ekonomi.

• Faktor politik.

• Faktor keamanan dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Konversi Agama?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya Konversi Agama
3. Bagaimana proses Konversi Agama?
4. Apa saja Dampak Konversi Agama?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Konversi Agama.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Konversi Agama.
3. Untuk mengetahui proses Konversi Agama.
4. Untuk mengetahu apa saja Dampak Konversi Agama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konversi Agama


Konversi agama (religious conversion) secara umum dapat diartikan
dengan berubah agama ataupun masuk agama1. Adapun pengertian Konversi
Agama secara etimologis adalah sebagai berikut:
1. Konversi agama menurut etimologi konversi berasal dari kata lain
"Conversio" yang berarti: tobat, pindah, berubah (agama). Selanjutnya
kata tersebut dipakai dalam kata Inggris Conversion yang mengandung
pengertian: berubah dari suatu keadaan atau dari suatu agama ke agama
lain (change from one state, or from one religion, to another). Berdasarkan
arti kata-kata tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi agama
mengandung pengertian: bertobat, berubah agama, berbalik pendirian
terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama (menjadi pader).
2. Konversi Agama menurut terminologi ada beberapa pendapat yang di
kemukakan yaitu sebagai berikut:2
a) Max Heirich mengatakan bahwa konversi agama adalah suatu tindakan
di mana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke
suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan
kepercayaan sebelumnya.
b) William James mengatakan konversi agama adalah dengan kata-kata:
to be converted, to be regenerated, to recieve gracz to experience
religion, to gain an assurance, are so many phrases whichdenotes to the
process, gradual or sudden, by which a self bither devide, and
consciously wrong inferior and unhappy, becomes unified and
consciously right superio and happy, in consequence of its firmer bold
upon religious realities.

1
Jalaluddin (2015). Psikologi Agama (Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-
prinsip Psikologi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 328.
2
Jalaluddin (2008). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 311.
Konversi agama, banyak menyangkut masalah kejiwaan dan
pengruh lingkungan tempat berada. Selain itu konversi agama yang
dimaksudkan uraian di atas memuat beberapa pengertian dengan ciri-ciri:3

1. Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap


agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2. Perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga
perubahan dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak.
3. Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan
kepercayaan dari suatu agama ke agama lain tetapi juga termasuk
perubahan pandangan terhadap agama yang dianutnya sendiri.
4. Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itupun
disebabkan faktor petunjuk dari yang maha kuasa.
B. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama
Berbagai ahli berbeda pendapat dalam menentukan faktor yang menjadi
pendorong konversi. William James dalam bukunya The Varieties of
Religious Experience dan Max Heirich dalam bukunya Change of Heart
banyak menguraikan faktor yang mendorong terjadinya konversi agama
tersebut. Dalam buku tersebut diuraikannya pendapat dari para ahli yang
terlibat dalam disiplin ilmu masing-masing mengemukakan pendapat bahwa
konversi agama disebabkan faktor yang cenderung didominasi oleh lapangan
ilmu yang mereka tekuni4.
1. Para ahli agama menyatakan bahwa yang menjadi faktor pendorong
terjadinya konversi agama adalah petunjuk Ilahi. Pengaruh supernatural
berperan secara dominan dalam proses terjadinya konversi agama pada diri
seseorang atau kelompok.

3
Jalaluddin (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 246.
4
Jalaluddin (2002). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 259.
2. Para ahli sosiologi berpendapat bahwa yang menyebabkan terjadinya
konversi agama adalah pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang mendorong
terjadinya konversi itu terdiri dari adanya berbagai faktor antara lain:
a) Pengaruh hubungan antar pribadi baik pergaulan yang bersifat
keagamaan maupun non-agama (kesenian, ilmu pengetahuan ataupun
bidang kebudayaan yang lain).
b) Pengaruh kebiasaan yang rutin. Pengaruh ini dapat mendorong
seseorang atau kelompok untuk berubah kepercayaan jika dilakukan
secara rutin hingga terbiasa misalnya: menghadiri upacara keagamaan,
ataupun pertemuan-pertemuan yang bersifat keagamaan baik pada
lembaga formal, ataupun non formal.
c) Pengaruh anjuran atau propaganda dari orang-orang yang dekat
misalnya: karib, keluarga, famili, dan sebagainya.
d) Pengaruh pemimpin keagamaan. Hubungan yang baik dengan
pemimpin agama merupakan salah satu faktor pendorong konversi
agama.
e) Pengaruh perkumpulan yang berdasarkan hobi. Perkumpulan yang
dimasuki seseorang berdasarkan hobinya dapat pula menjadi
pendorong terjadinya konversi agama.
f) Pengaruh kekuasaan pemimpin. Yang dimaksud disini adalah
pengaruh kekuasaan pemimpin berdasarkan kekuatan hukum.
Masyarakat umumnya cenderung menganut agama yang dianut oleh
kepala negara atau Raja mereka (Cuius regio illius est religio).

Pengaruh-pengaruh tersebut secara garis besarnya dapat dibagi menjadi


dua, yaitu pengaruh yang mendorong secara persuasif dan pengaruh yang
bersifat koersif.

3. Para ahli psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong terjadinya


konversi agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh faktor
intern maupun ekstern. Faktor-faktor tersebut apabila memengaruhi
seseorang atau kelompok hingga menimbulkan semacam gejala tekanan
batin, maka akan terdorong untuk mencari jalan ke luar yaitu ketenangan
batin. Dalam kondisi jiwa yang demikian itu secara psikologis kehidupan
batin seseorang itu menjadi kosong dan tak berdaya sehingga mencari
perlindungan ke kekuatan lain yang mampu memberinya kehidupan jiwa
yang terang dan tenteram.
Dalam uraian William James yang berhasil meneliti pengalaman
berbagai tokoh yang mengalami konversi agama menyimpulkan sebagai
berikut:
a) Konversi agama terjadi karena adanya suatu tenaga jiwa yang
menguasai pusat kebiasaan seseorang sehingga pada dirinya muncul
persepsi baru dalam bentuk suatu ide yang bersemi secara mantap.
b) Konversi agama dapat terjadi oleh karena suatu krisis ataupun secara
mendadak (tanpa suatu proses).

Berdasarkan gejala tersebut maka dengan meminjam istilah yang


digunakan Starbuck ia membagi konversi agama menjadi dua tipe yaitu:

1. Tipe Volitional (perubahan bertahap).


Konversi agama tipe ini terjadi secara berproses sedikit demi
sedikit, sehingga menjadi seperangkat aspek dan kebiasaan rohaniah
yang baru. Konversi yang demikian itu sebagian besar terjadi sebagai
suatu proses perjuangan batin yang ingin menjauhkan diri dari dosa
karena ingin mendatangkan suatu kebenaran.
2. Tipe Self-Surrender (perubahan drastis).
Konversi agama tipe ini adalah konversi yang terjadi secara
mendadak. Seseorang tanpa mengalami suatu proses tertentu tiba-tiba
berubah pendiriannya terhadap suatu agama yang dianutnya.
Perubahan ini pun dapat terjadi dari kondisi yang tidak taat menjadi
lebih taat, dari tidak percaya kepada suatu agama kemudian menjadi
percaya, dan sebagainya. Pada konversi tipe kedua in William James
mengakui adanya pengaruh petunjuk dari Yang Maha Kuasa terhadap
seseorang, karena gejala konversi ini terjadi dengan sendirinya pada
diri seseorang sehingga la menerima kondisi yang baru dengan
penyerahan jiwa sepenuhnya. Jadi, ada semacam petunjuk (Hidayah)
dari Tuhan.
3. Masalah-masalah yang menyangkut terjadinya konversi agama
tersebut berdasarkan tinjauan para psikolog adalah berupa pembebasan
diri dari tekanan batin.
Faktor yang melatarbelakanginya timbul dari dalam diri (intern)
dan dari lingkungan (ekstern).5
a) Faktor Intern, yang ikut memengaruhi terjadinya konversi agama
adalah:
1. Kepribadian
Secara psikologi tipe kepribadian tertentu akan memengaruhi
kehidupan jiwa seseorang. Dalam penelitian W. James ia
menemukan, bahwa tipe melankolis yang memiliki kerentanan
perasaan lebih mendalam dapat menyebabkan terjadinya konversi
agama dalam dirinya.
2. Faktor Pembawaan
Menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada semacam
kecenderungan urutan kelahiran memengaruhi konversi agama.
Anak sulung dan anak yang bungsu biasanya tidak mengalami
tekanan batin, sedangkan anak-anak yang di lahirkan pada urutan
antara keduanya sering mengalami stres jiwa. Kondisi yang dibawa
berdasarkan urutan kelahiran itu banyak memengaruhi terjadinya
konversi agama.
b) Faktor Ekstern (faktor luar diri)
Di antara faktor luar yang memengaruhi terjadinya konversi agama
adalah:
1. Faktor Keluarga
Keretakan keluarga, ketidakserasian, berlainan agama,
kesepian, kesulitan seksual, kurang mendapatkan pengakuan kaum

5
Jalaluddin (2008). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 315.
kerabat, dan lainnya. Kondisi yang demikian menyebabkan
seseorang akan mengalami tekanan batin sehingga sering terjadi
konversi agama dalam usahanya untuk meredakan tekanan.
2. Lingkungan Tempat Tinggal
Orang yang merasa terlempar dari lingkungan tempat tinggal
atau tersingkir dari kehidupan di suatu tempat merasa dirinya hidup
sebatang kara. Keadaan yang dermikian menyebabkan seseorang
mendambakan ketenangan dan mencari tempat untuk bergantung
hingga kegelisahan batinnya hilang.
3. Perubahan Status
Perubahan status, terutama yang berlangsung secara
mendadak akan banyak memengaruhi terjadinya konversi agama,
misalnya: perceraian, keluar dari sekolah atau perkumpulan,
perubahan pekerjaan, kawin dengan orang yang berlainan agama,
dan sebagainya
4. Kemiskinan
Kondisi sosial ekonomi yang sulit juga merupakan faktor
yang mendorong dan memengaruhi terjadinys konversi agama.
Masyarakat awam yang miskin cenderung untuk memeluk agama
yang menjanjikan kehidupan dunia yang lebih baik. Kebutuhan
mendesak akan sandang dan pangan dapat memengaruhi.
4. Para ahli ilmu pendidikan berpendapat bahwa konversi agama
dipengaruhi oleh kondisi pendidikan. Penelitian ilmu sosial
menampilkan data dan argumentasi, bahwa suasana pendidikan ikut
memengaruhi konversi agama. Walaupun belum dapat dikumpulkan
data secara pasti tentang pengaruh lembaga pendidikan terhadap
konversi agama, namun berdirinya sekolah-sekolah yang bernaung di
bawah yayasan agama tentunya mempunyai tujuan keagamaan pula.
C. Proses Konversi Agama
Konversi agama menyangkut perubahan batin seseorang secara
mendasar. Proses konversi agama ini dapat diumpamakan seperti proses
pemugaran sebuah gedung bangunan lama dibongkar dan pada tempat yang
sama didirikan bangunan baru yang lain sama sekali dari bangunan
sebelumnya. Demikian pula seseorang atau kelompok yang mengalami proses
konversi agama ini. Segala bentuk kehidupan batinnya yang semula
mempunyai pola tersendiri berdasarkan pandangan hidup yang dianutnya
(agama), maka setelah terjadi konversi agama pada dirinya secara spontan
pula lama ditinggalkan sama sekali. Segala bentuk perasaan batin terhadap
kepercayaan lama, seperti: harapan, rasa bahagia, keselamatan, dan
kemantapan berubah menjadi berlawanan arah. Timbullah gejala-gejala baru
berupa, perasaan serba tidak lengkap dan tidak sempurna. Gejala ini
menimbulkan proses kejiwaan dalam bentuk merenung timbulnya. Tekanan
batin, penyesalan diri, rasa berdosa, cemas terhadap masa depan dan perasaan
susah yang ditimbulkan oleh kebimbangan.
Perasaan yang berlawanan itu menimbulkan pertentangan dalam batin,
sehingga untuk mengatasi kesulitan tersebut harus dicari jalan penyalurannya.
Umumnya apabila gejala tersebut sudah dialami oleh seseorang atau
kelompok maka dirinya menjadi lemah dan pasrah ataupun timbul semacam
peledakan perasaan untuk menghindarkan diri dari pertentangan batin itu.
Ketenangan batin akan terjadi dengan sendirinya bila yang bersangkutan telah
mampu memilih pandangan hidup yang baru. Pandangan hidup yang dipilih
tersebut merupakan petaruh bagi masa depannya, sehingga ia merupakan
pegangan baru dalam kehidupan selanjutnya.
Sebagai hasil dari pemilihannya terhadap pandangan hidup itu, maka
bersedia dan mampu untuk membaktikan diri kepada tuntutan-tuntutan dari
peraturan ada dalam pandangan hidup yang dipilihnya itu berupa ikut
berpartisipasi secara penuh. Makin kuat keyakinannya terhadap kebenaran
pandangan hidup itu akan semakin tinggi pula nilai bakti yang diberikannya.
M.T.L. Penido berpendapat, bahwa konversi agama mengandung dua unsur
yaitu:6

6
Jalaluddin (2008). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 318.
1. Unsur dari dalam diri (endogenos origin), yaitu proses perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang atau kelompok. Konversi yang terjadi dalam
batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu
transformasi disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang
diambil seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi. Proses ini terjadi
menurut gejala psikologis yang bereaksi dalam bentuk hancurnya struktur
psikologis yang lama dan seiring dengan proses tersebut muncul pula
struktur psikologis baru yang dipilih.
2. Unsur dari luar (exogenos origin), yaitu proses perubahan yang berasal
dari luar diri atau kelompok, sehingga mampu menguasai kesadaran orang
atau kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang datang dari luar ini
kemudian menekan pengaruhnya terhadap kesadaran, mungkin berupa
tekanan batin, sehingga memerlukan penyelesaian oleh yang
bersangkutan.

Kedua unsur tersebut kemudian memengaruhi kehidupan batin untuk


aktif berperan memilih penyelesaian yang mampu memberikan ketenangan
batin kepada yang bersangkutan. Jadi, di sini terlihat adanya pengaruh
motivasi dari unsur tersebut terhadap batin. Jika pemilihan tersebut sudah
serasi dengan kehendak batin maka akan terciptalah suatu ketenangan. Seiring
dengan timbulnya ketenangan batin tersebut terjadilah semacam perubahan
total dalam struktur psikologis sehingga struktur lama terhapus dan digantikan
dengan yang baru sebagai hasil pilihan yang dianggap baik dan benar. Sebagai
pertimbangannya akan muncul motivasi baru untuk merealisasi kebenaran itu
dalam bentuk tindakan atau perbuatan yang positif.

Jika proses konversi itu diteliti dengan saksama maka baik hal itu terjadi
oleh unsur luar ataupun unsur dalam ataupun terhadap individu atau
kelompok, akan ditemui persamaan. Perubahan yang terjadi tetap pentahapan
yang sama dalam bentuk kerangka proses secara umum. Kerangka proses itu
dikemukakan antara lain oleh:
1. H. Carrier, membagi proses tersebut dalam pentahapan sebagai berikut:7
a) Terjadi disintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibat dari
krisis yang dialami.
b) Reintegrasi kepribadian berdasarkan konversi agama yang baru dengan
adanya reintegrasi ini maka terciptalah kepribadian baru yang
berlawanan dengan struktur lama.
c) Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan yang
dituntut oleh ajarannya.
d) Timbul kesadaran bahwa keadaan yang baru itu merupakan panggilan
suci petunjuk Tuhan.
2. Dr. Zakiah Daradjat, memberikan pendapatnya yang berdasarkan proses
kejiwaan yang terjadi melalui lima tahap, yaitu:8
a) Masa tenang
Di saat ini kondisi jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang.
Karena masalah agama belum memengaruhi sikapnya. Terjadi
semacam sikap apriori terhadap agama. Keadaan yang demikian
dengan sendirinya tidak akan mengganggu keseimbangan batinnya,
hingga ia berada dalam keadaan tenang dan tenteram.
b) Masa ketidaktenangan
Tahap ini berlangsung jika masalah agama telah memengaruhi
batinnya. Mungkin dikarenakan suatu krisis, musibah ataupun
perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini menimbulkan semacam
kegoncangan dalam kehidupan batinnya, sehingga mengakibatkan
terjadi kegoncangan yang berkecamuk dalam bentuk rasa gelisah,
panik, putus asa, ragu, dan bimbang. Perasaan seperti itu menyebabkan
orang menjadi lebih sensitif dan sugestibel. Pada tahap ini terjadi
proses pemilihan terhadap ide atau kepercayaan baru untuk mengatasi
konflik batinnya.

7
Jalaluddin (2015). Psikologi Agama (Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-
prinsip Psikologi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 335.
8
Jalaluddin (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 254.
c) Masa konversi
Tahap ketiga ini terjadi setelah konflik batin mengalami
keredaan, karena kemantapan batin telah terpenuhi berupa kemampuan
menentukan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi ataupun
timbulnya rasa pasrah. Keputusan ini memberikan makna dalam
menyelesaikan pertentangan batin yang terjadi, sehingga terciptalah
ketenangan dalam bentuk kesediaan menerima kondisi yang dialami
sebagai petunjuk Ilahi. Karena di saat ketenangan batin itu terjadi
dilandaskan atas suatu perubahan sikap kepercayaan yang
bertentangan dengan sikap kepercayaan sebelumnya, maka terjadilah
proses konversi agama.
d) Masa Tenang dan tenteram
Masa tenang dan tenteram yang kedua ini berbeda dengan tahap
sebelumnya. Jika pada tahap pertama keadaan itu dialami karena sikap
yang acuh tak acuh, maka ketenangan dan ketenteraman pada tahap
ketiga ini ditimbulkan oleh kepuasan terhadap keputusan yang sudah
diambil. Ia imbul karena telah mampu membawa suasana batin
menjadi mantap sebagai pernyataan menerima konsep baru.
e) Masa Ekspresi konversi
Sebagai ungkapan dari sikap menerima terhadap konsep baru
dalam ajaran agama yang diyakini tadi, maka tindak tanduk dan sikap
hidupnya diselaraskan dengan ajaran dan peraturan agama yang
dipilihnya tersebut. Pencerminan ajaran dalam bentuk amal dan
perbuatan yang serasi dan relevan sekaligus merupakan pernyataan
konversi agama itu dalam kehidupan.

Konversi agama tidak terjadi begitu saja. Ada unsur-unsur yang


menjadi faktor penyebab atau yang melatarbelakangi terjadinya konversi
tersebut. Faktor yang dominan dan menentukan hingga jadi pertimbangan
atau pendorong terjadinya konversi itu. Dalam bukunya An Introduction to
the Psychology of Religion dalam tiga tipe konversi agama, yakni
konversi intelektual, moral dan sosial. Di luar itu, Robert H. Thouless juga
mengemukakan tipe konversi yang keempat, yaitu konversi mistik.

D. Dampak Sosial Konversi Agama


Agama merupakan fenomena sosial yang memiliki dimensi individual, di
samping yang bersifat sosial. Dalam rangka aktivitas mencapai tujuan hidup
beragama adalah tujuan mencapai keselamatan hidup seperti yang diajarkan
oleh sistem keyakinan, norma lingkungan atau komunitas keagamaan dan
pemahaman keagamaan mereka. Agama mempunyai makna atau fungsi dalam
kehidupan manusia, maka agama merupakan suatu kebutuhan hidup yang
dalam pemenuhan kebutuhannya melalui suatu interaksi dalam suatu sistem
yang terbuka dalam diri individu maupun dalam suatu struktur sosial yang
plural, yang bisa melahirkan terjadinya suatu tindakan konversi agama,
sebagai konsekuensi suatu pilihan rasional. Tetapi beberapa pengetahuan yang
menurut rasionalitas tertentu memiliki dasar yang rapuh, karena akan
mengakibatkan masalah keberagaman dalam masyarakat di antaranya selain
perilaku menyimpang yaitu konversi agama.
Sebagai masyarakat mayoritas umat Islam yang hidupnya berdampingan
dengan umat non Islam termasuk yang telah melakukan konversi agama juga
tidak pernah terjadi permasalahan bahkan ada yang satu keluarga yang
berbeda agama, tetapi masyarakat justru malah menjadikannya sebagai
motivasi untuk meningkatkan ajaran agama masing-masing. Begitu juga
dengan terjadinya konversi agama, walaupun ada yang belum bisa menerima
hanya beberapa saja namun tidak sampai menyinggung perasaan orang yang
melakukan konversi agama atau umat beragama dan tidak juga sampai
mengucilkannya, hanya saja terlihat ada sedikit perbedaan dalam berinteraksi
seperti apabila orang yang konversi itu dari agama Kristen ke Islam, maka
akan lebih akrab dan leluasa dalam bergaul. Sebaliknya apabila orang yang
konversi itu dari agama Islam ke Kristen, maka hubungan itu secara tidak
langsung juga akan langgeng.
1. Dampak Konversi Agama terhadap Aqidah dan Ibadah.
Sebagai manusia yang beragama harus memiliki dasar nilai-nilai
agama baik dari dimensi hubungan manusia dengan Tuhannya atau
hubungan antar sesama manusia. Dengan memiliki dasar nilai-nilai agama
tersebut dimaksudkan bahwa perilaku seseorang ada hubungannya dengan
masalah ibadah, zikir dan memberi dorongan kepada antar sesama umat
beragama untuk mencari karunia Allah SWT. Fenomena beragama
merupakan perwujudan sikap dan perilaku manusia yang menyangkut hal-
hal yang dipandang suci, kramat dan sakral. Ilmu pengetahuan sosial
dengan metode peralatannya dapat mengamati dengan cermat perilaku
manusia itu, sehingga menemukan segala unsur yang menjadi terjadinya
perilaku tersebut.
Dilihat dari sudut sosiologis, agama mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan di masyarakat. Dengan harapan seseorang
memperoleh kemudahan dalam bersosialisasi di dalam lingkungan
masyarakat maupun keluarga. Setiap ajaran agama, seseorang dianjurkan
berakhlak yang baik. Sebab akhlak merupakan pondasi utama yang
menjadi tumpuan membangun manusia. Orang yang sudah memeluk suatu
agama tertentu kemudian pindah ke agama lain (konversi) menjadi lebih
tekun untuk mempelajari agama dan syari'at-syari'atnya. Dengan yakin
agama yang dipeluknya dapat menciptakan rasa kebahagiaan serta
mempunyai rasa optimisme untuk mampu dalam menjalankan hidup.
Dampak konversi dapat memberikan ketenangan dalam menyelesaikan
masalah, berperilaku dan budi pekerti dalam pergaulan, cara bertutur kata
dan berpakaian.
2. Dampak Konversi Agama terhadap Bidang Muamalah.
Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem
nilai yang memuat norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma
tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar
sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Sebagai sistem nilai
agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan individu serta
dipertahankan sebagai bentuk ciri khas." Pengaruh agama dalam
kehidupan seseorang adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa
terlindung dan rasa puas. Pengaruh positif ini lebih lanjut akan menjadi
pendorong untuk berbuat. Agama dalam kehidupan seseorang selain
menjadi motivasi juga merupakan harapan. Agama berpengaruh dalam
mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan
yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai
mempunyai ketaatan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri
seseorang untuk berbuat sesuatu. Agama mendorong seseorang untuk
berkreasi, berbuat kebajikan maupun berkorban.
Ajaran agama yang sudah menjadi keyakinan mendalam akan
mendorong seseorang untuk mengejar tingkatan kehidupan yang lebih
baik. Pengalaman ajaran agama tercermin dari pribadi yang berpartisipasi
dalam peningkatan mutu kehidupan tanpa mengharapkan imbalan yang
berlebihan. Keyakinan akan balasan Tuhan terhadap perbuatan baik telah
mampu memberikan ganjaran batin yang akan mempengaruhi seseorang
untuk berbuat tanpa imbalan material. Balasan Tuhan beberapa pahala
bagi kehidupan hari akhirat lebih didambakan oleh penganut agama yang
taat. Agama yang menjadi anutan seseorang jika diyakini dan dihayati
secara mendalam mampu memberikan suatu tatanan nilai moral dalam
sikap, nilai moral tersebut akan memberikan garis-garis pedoman tingkah
laku seseorang dalam bertindak, sesuai dengan ajaran agama yang
diakuinya. Segala bentuk perbuatan yang dilarang agama dijauhinya dan
selalu giat dalam menerapkan perintah agama, baik dalam kehidupan
pribadi maupun demi kepentingan orang banyak. Dari harapkan imbalan
yang berlebihan. Keyakinan akan balasan Tuhan terhadap perbuatan baik
telah mampu memberikan ganjaran batin yang akan mempengaruhi
seseorang untuk berbuat tanpa imbalan material. Balasan Tuhan beberapa
pahala bagi kehidupan hari akhirat lebih didambakan oleh penganut agama
yang taat. Agama yang menjadi anutan seseorang jika diyakini dan
dihayati secara mendalam mampu memberikan suatu tatanan nilai moral
dalam sikap, nilai moral tersebut akan memberikan garis-garis pedoman
tingkah laku seseorang dalam bertindak, sesuai dengan ajaran agama yang
diakuinya. Segala bentuk perbuatan yang dilarang agama dijauhinya dan
selalu giat dalam menerapkan perintah agama, baik dalam kehidupan
pribadi maupun demi kepentingan orang banyak. Dari tingkah laku dan
sikap yang demikian tercermin suatu pola tingkah laku yang etis.
Penerapan agama lebih menjurus ke perbuatan bernilai akhlak yang mulia
dan bukan untuk kepentingan yang lain.
3. Dampak Konversi Agama terhadap Kehidupan Rumah Tangga.
Konversi agama dalam keluarga dapat membawa pengaruh yang
besar karena seseorang yang mengalami konversi agama, segala bentuk
kehidupan batinnya yang semula mempunyai pola tersendiri berdasarkan
pandangan hidup yang dianutnya (agama) maka setelah mengalami
konversi agama akan timbul gejala-gejala baru yang bisa menjadikan
seseorang tersebut mempunyai perasaan yang serba tidak sempurna, yaitu
rasa penyesalan diri, rasa berdosa, cemas terhadap masa depan dan bisa
menimbulkan tekanan batin karena disebabkan oleh tidak diakuinya
sebagai keluarga merasa tersingkir dari ling- kungan. Kondisi yang
demikian itu secara psikologis kehidupan batin seseorang menjadi kosong
dan tidak berdaya sehingga mencari perlindungan lain yang mampu
memberinya kehidupan jiwa yang tenang dan tenteram. Proses konversi
agama yang dialami seseorang itu berjalan menurut proses kejiwaan
seseorang dalam usaha mencari ketenangan batin. Orang-orang mengalami
konversi agama baik orang dewasa maupun remaja adalah gejala jiwa
sebagai hasil interaksi sosial. Abdul Aziz Ahyadi mengemukakan bahwa
tingkah laku individu tidak terlepas dari lingkungan hidupnya. Tingkah
laku dapat dipandang sebagai interaksi antar manusia dengan
lingkungannya.9

9
Ilahi, Kurnial dkk (2017). Konversi Agama (Kajian Teoritis dan Empiris terhadap Fenomena,
Faktor, dan Dampak Sosial di Minangkabau. Malang: CV. Cita Intrans Selaras. Hlm 23.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konversi agama adalah perilaku kejiwaan yang berlawanan arah
atau perubahan keyakinan yang berlawanan arah dengan keyakinan
aslinya. Proses konversi agama dapat dipelajari melalui teori yang
dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat. Faktor-faktor yang menyebabkan
konversi agama antara lain faktor internal seperti kebutuhan spiritual dan
faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan. Jadi, konversi agama
mencakup pengertian konversi agama, teori yang dapat digunakan untuk
mempelajari proses konversi agama, faktor-faktor yang mempengaruhi
konversi agama serta Dampak Sosial Konversi Agama.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin (2015). Psikologi Agama (Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan


Prinsip-prinsip Psikologi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Jalaluddin (2008). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Jalaluddin (2002). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Jalaluddin (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kurnial Illahi dkk (2017). Konversi Agama (Kajian Teoritis dan Empiris terhadap
Fenomena, Faktor, dan Dampak Sosial di Minangkabau. Malang: CV. Cita Intrans
Selaras.

Anda mungkin juga menyukai