Anda di halaman 1dari 20

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA ORGANISASI UKM PADUAN


SUARA UNIVERSITAS MERCUBUANA

PROPOSAL TUGAS AKHIR SKRIPSI


Tugas Akhir Ini Disususn Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Srata
Satu Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh
WIRDA NAILA AHMAD
44222010102

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
penulis mendapatkan tekad, kesabaran dalam Menyusun proposal dan juga
dapat menyelesaikan proposal dengan judul “peran kepemimpinan dalam
meningkatkan komunikasi efektif pada organisasi UKM Paduan Suara Universitas
Mercubuana”. Sholawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada nabi
Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi kita dalam bersikap dan
berbuat kebijakan.
Dalam penyusunan proposal tugas akhir skripsi ini Penulis ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan
proposal ini sehingga penyusunan proposal tugas akhir ini dapat di susun dengan
baik atas adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.) Bapak Farid Hamid Umarella, Dr.M.Si selaku pembimbing dan juga

selaku Kepala Program Studi yang telah banyak memberikan arahan dan

saran masukan serta membimbing dalam penyusunan proposal tugas akhir.

2.) Bapak Prof.Dr.Ahmad Mulyana,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Mercubuana beserta para staf dan jajarannya.

3.) Ibu Yuliawati,S.Sos, M.Ikom selaku dosen pengampu yang telah

memberikan banyak ilmu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan

proposal ini.

4.) Kepada Ibu dan Ayah saya selaku kedua orang tua saya yang telah

mendidik saya serta turut membantu arahan dalam penyusunan proposal

ini.

5.) Terimakasih kepada saudara-saudara dan kerabat saya, yang telah

memberikan dukungan tiada henti dan selalu ada dalam kondisis apapun

untuk penulis.
6.) Teman seangkatan penulis, Terimakasi atas pengalaman dan cerita

tersendiri selama ini, serta sudah mengajarkan arti kekompakan dan

kebersamaan selama ini.

Jakarta, April 2024

Wirda Naila A.

44222010102
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
2. 1................................................................................................................4
BAB 1...............................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................5
1.2 Fokus Penelitian..........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................8
1.4 Kontribusi Penelitian...................................................................................9
2.1.1................................................................................................................................ 9
1.4.1 Manfaat Akademis............................................................................................. 9
1.4.2 Manfaat Praktisi................................................................................................. 9

BAB II..............................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKAN.....................................................................................10
2.2. Penelitian Terdahulu..................................................................................10
2.3. Kajian Teoritis............................................................................................10
2.3.1. Komunikasi...................................................................................................... 10
2.3.2. Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif.....................................................................14
2.4. Kepemimpinan..........................................................................................19
2.4.1. Pengertian Kepemimpinan...............................................................................19
2.4.2. Peran Kepemimpinan.......................................................................................19
2.4.3. Teori Gaya Kepemimpinan................................................................................19
2.5. Komunikasi Organisasi...............................................................................19
2.5.1. Pengertian Organisasi.......................................................................................19
2.5.2. Pengertian Komunikasi Organisasi....................................................................19
2.5.3. Komunikasi Efektif Pada Organisasi..................................................................19

1.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ivancevich, Konopas-ke, dan Matteson (2005, h. 492) bahwa

kepemimpinan adalah as the process of influencing others to facilitate the

attainment of organizationally relevant goals. Atas dasar definisi tersebut,

setiap individu tidak diharuskan untuk menjadi pemimpin formal dalam suatu

organisasi, namun dapat juga menjadi pemimpin informal untuk memimpin

orang lain sebagai pengikutnya dalam suatu kelompok. Untuk mencapai

tujuan kelompok maupun organisasi, pemimpin informal maupun formal

mempunyai peran yang sama-sama pentingnya untuk menuju keberhasilan

kelompok maupun tujuan organisasi.

Selanjutnya, Mullins (1993) mengatakan bahwa kepemimpinan didasarkan

pada sebuah fungsi dari kepribadian yang dapat dilihat dari perilaku yang

dinampakkan ketika seorang pemimpin memimpin kelompok maupun

organisasi. Dengan kata lain, perilaku kepemimpinan tersebut ditunjukkan

melalui peran yang dimainkan oleh para pemimpin untuk mencapai

komunikasi yang efektif dalam memimpin orang lain sebagai pengikutnya di

dalam situasi tertentu, baik kelompok maupun di dalam suatu organisasi.

Pernyataan tersebut didukung oleh Huges, Ginnett, dan Curphy (1999) yang

menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah fenomena yang kompleks

meliputi tiga elemen yaitu pemimpin, para pengikut, dan situasi.


Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting,

seperti halnya aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi

memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran

darah dalam lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi faktor terpenting

bagi organisasi dalam mendapatkan informasi. Muhammad (2009)

menyebutkan bahwa dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi

dapat berjalan lancar dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya

komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan. Tanpa komunikasi yang

efektif di antara berbagai pihak, pola hubungan yang kita sebut organisasi

tidak akan melayani kebutuhan seseorang dengan balk.

Kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang

tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.

Seperti yang dikatakan Luthans (2006) bahwa komunikasi yang tidak efektif

adalah akar utama permasalahan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif

antara pimpinan dan anggota menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan

suatu organisasi.

Pemimpin organisasi sebagai leader memiliki peran penting dalam

berkomunikasi dengan para anggotanya terutama dalam meningkatkan

komunikasi yang efektif pada organsiasi hal ini dapat menyangkut mengenai

keberhasilan sebuah organisasi. Oleh karenanya seorang pemimpin organisasi

harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar komunikasi di dalam

organisasi tersebut dapat berjalan dengan efektif sehingga komunikasi yang

efektif dapat berhasil menyampaikan pesan dengan cara yang jelas, tepat, dan
efisien, sehingga pesan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh

penerima.

Dalam mengelola organisasi PSM UMB, ketua PSM UMB seringkali di

hadapkan dengan pertanyaan, bagaimana seharusnya sebuah organisasi

tersebut dapat di kelola dan di pimpin untuk meningkatkan komunikasi yang

efektif pada organisasi tersebut hal ini di tentukan oleh kualitas dan kinerja

ketua PSM UMB yang dimana komunikasi efektif menjadi indikator

profesionalitas seorang pemimpin sebuah organisasi paduan suara mahasiswa

universitas mercubuana. Komunikasi yang di lakukan oleh ketua PSM UMB

meliput, struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar SDM, Komunikasi

dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi (Mulyadi 2015), yang

bertujuan untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung di

dalamnya. Seiring dengan perkembangan ritme organisasi pada organisasi

PSM UMB, akhirnya menuntut berkembangnya gaya-gaya komunikasi

pemimpin dalam upaya meningkatkan komunikasi yang efektif. Dalam

Konteks organisasi PSM UMB, Ketuan PSM UMB menghadapi tanggung

jawab yang semakin berat, baik untuk meningkatkan komunikasi efektif

dalam perannya sebagai pemimpin dalam komunitas yang melibatkan banyak

anggotanya. Mengingat bahwa tugas ketua PSM UMB saat ini perlu berfokus

pada dua capaian kinerja optimal, yaitu dalam manajerial dan pengembangan

peningkatan capaian organisasi PSM UMB dalam memiliki prestasi di kancah

nasiona maupun internasional yang terdapat di dalm program kerjanya serta

mengarahkan para kepengurusan organisasi dan juga anggotanya untuk turut


berpartisipasi dalam pengembangan organisasi tersebut. Melalui komunikasi

efektif, maka fungsi manajerial yang di lakukan oleh ketua PSM UMB dalam

pengelolaan organisasi PSM UMB diawali dari fungsi perencanaan,

implementasi dan pengawasan dapat di capai, komunikasi juga menjadi

bagian penting dalam mengkoordinasikan upaya-upaya peningkatan

efektivitas dan visibilitas organisasi PSM UMB.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peran kepemimpinan

ini dapat meningkatkan komunikasi efektif pada organisasi UKM PSM UMB.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin di peroleh dalam implementasi

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam meningkatkan komunikasi

efektif pada organisasi UKM PSM UMB.

2. Menjelaskan dampak dari peran kepemimpinan dalam meningkatkan

komunikasi efektif pada organisasi UKM PSM UMB.


1.4 Kontribusi Penelitian

Kontribusi dari pada penelitian ini di harapkan dapat memberikan

informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung, dan sumbangan

pemikiran kepada para pemimpin organisasi guna dapat meningkatkan

komunikasi efektif pada organisasi.

2.1.1.

1.4.1 Manfaat Akademis

Secara akademik, penelitian ini di harapkan dapat menjadi sarana untuk

mengaplikasikan berbagai wawasan yang lebih dalam mengenai

bagaimana praktik peran kepemimpinan dalam meningkatkan komunikasi

efektif pada organisasi sehingga dapat berfokus pada pengembangan visi-

misi bersama, pembedayaan anggota dan pengurus, dan pembangunan

hubungan yang kuat dapat memperkuat komunikasi efektif dalam konteks

organisasi

1.4.2 Manfaat Praktisi

Secara praktisi, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan atau

sumbangan pemikiran dan saran-saran bagi para pemimpin terutama

pemimpin dari UKM PSM UMB guna dalam menjalankan kepemimpinan

dalam rangka menata organisasi kedepan. Kiranya hasil dari penelitian ini

dapat menjadi umpan balik guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan

organisasi dan hal-hal yang perlu di perbaiki oleh ketua organisasi psm

umb guna dalam meningkatkan komunikasi efektif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

2.2. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan peneliti mengenai peran kepemimpinan yang terjadi pada organisasi.

Peneliti tidak menemukan judul penelitian yang sama seperti judul yang Peneliti

buat. Namun Peneliti menggunakan 7 penelitian sebelumnya dalam bentuk

beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang di lakukan Peneliti.

2.3. Kajian Teoritis

2.3.1. Komunikasi

Menurut Onong Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut

dengan communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio dan

bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah

sama makna. Oleh sebab itu, komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan

makna mengenai apa yang menjadi bahan perbincangan. (Onong: 2006:9)

Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-

masing, diantaranya seperti (Marhaini, 2009 : 32) :

1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen, mendefinisikan komunikasi dengan a

process by which a source transmits a message to a receiver some chanel

(komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada

penerima melalui beragama saluran).

2. Hoveland, Janis dan Kelley mendefinisikan komunikasi dengan the process by

which an individual (the communicator) transmits stimult (usually verbal


symbols) to modify, the behavior of other individu (komunikasi adalah suatu

proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya

dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku

orang-orang lainnya.

3. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi

adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan

pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling

pengertian yang mendalam.

4. Berelson dan Steiner, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui

penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan

lainnya.

5. Weaver, mengatakan bahwa komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana

pikiran sescorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama di sini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam

komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan

makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si

pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2002: 9).

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar

komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh

Effendy dalam buku "Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek", ilmu komunikasi
adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap." (Effendy, 2001:

10). Komunikasi (Everett M. Rogers, 2004) merupakan suatu proses di mana dua

orang atau lebih melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang

pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian.

Imu komunikasi, seperti juga antropologi atau sosiologi, adalah disiplin ilmu

deskriptif. Dalam sejarah pertumbuhannya, ilmu komuni-kasi berawal sejak

retorika terlahir sebagai pengetahuan dan seni berbicara secara lisan, tatap muka

dalam konteks publik (lihat Effendy,

2000). Hovland, Janis & Kelley : Komunikasi adalah suatu proses melalui mana

seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-

kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya

(khalayak). Berelson & Steiner: Komunikasi adalah suatu proses penyampaian

informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-

simbol, seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain. Barnlund:

Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa

ketidakpastian, bertindak secara efektif, memper-tahankan atau memperkuat ego.

Weaver: Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang

dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

Gode: Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula

yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua

orang atau lebih. Beragam konflik yang terjadi di Indonesia bermula dari
kurangnya kemauan untuk mengembangkan komunikasi efektif. Salah satu

definisi singkat tentang komunikasi dibuat oleh Harold D. Lasswell. Menurut

Lasswell cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah

menjawab pertanyaan : Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,

melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya (Mulyana, 2011: 69-72).

Paradigma Lasswel menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai

jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni (Mubarok dan Made Dwi

Adnjani:2014:20-27):

1. Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang

menyampaikan pesan atau informasi.

2. Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambang, bahasa,

gambar dan sebagainya.

3. Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media

sebagai penyampai pesan.

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang

yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.

5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu. Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa

komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada

orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu
jika kedua belah pihak dapat memahami isinya. Komunikasi dapat efektif apabila

pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan dan

pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan.

2.3.2. Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif

Prinsip-prinsip komuniaksi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi

mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh

masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-

asumsi komunikasi. Larry A.

Samovar dan Richard E. Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy

Mulyana, membuat istilah-istilah baru yaitu prinsip- prinsip komunikasi. Terdapat

12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi

dan hakekat komunikasi yaitu (Totok Maryono:2011:2-3):

1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik Komunikasi adalah sesuatu yang

bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus

berkelanjutan.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Setiap orang tidak bebas nilai,

pada saat orang tersebut tidak bermaksud meng-komunikasikan sesuatu, tetapi

dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses

berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang

dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan Setiap pesan komunikasi

mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi
dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses

komunikasi.Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan

mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda.

4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Setiap

tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat

kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan

(apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan

detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak

komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Pesan komunikasi yang

dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non verbal

disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada

siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Tidak dapat dibayangkan

jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di

masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak

penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka

orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat

seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

7. Komunikasi itu bersifat sistemik Dalam diri setiap orang meng-andung sisi

internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan

pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oelh beberapa hal


internal tersebut.Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana

dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

8. Semakin mirip latar belakang budaya semakin efektiflah komuni-kasi jika dua

orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama,

maka ada keenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk

saling dikomunikasi-kan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap

simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial Proses komunikasi bersifatsirkular dalam

arti berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa

pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan struktural Konse-kuensi dari

prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses bahwa komunikasi itu dinamis

dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi di antara

pihak-pihak yang melakukan.

Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip dasar dalam komunikasi, masing-

masing dari prinsip ini akan dijelaskan berikut ini :

a. Komunikasi adalah suatu proses.

Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kehidupan yang

terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-

ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat ditangkap dengan

tangan untuk diteliti. Komunikasi menurut Seiler (1988) lebih merupakan cuaca

yang terjadi dari bermacam-macam variabel yang kompleks dan terus berubah.

Kadang-kadang cuaca hangat, matahari bersinar, pada waktu yang lain cuaca
dingin, berawan dan lembab. Keadaan cuaca mereflesikan satu variasi saling

berhubungan yang kompleks yang tidak ada pernah duplikatnya. Komunikasi jiga

melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah

ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling berhubungan di antara

orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan,

semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu.

b. Komunikasi adalah sistem.

Seperti telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya, bahwa komunikasi terdiri

dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai

tugasnya masing-masing. Tugas dari masing komponen itu berhubungan satu

sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Misalnya pengirim mempunyai

peranan untuk menentukan apa informasi atau arti apa yang akan

dikomunikasikan. Setelah tahu apa arti atau informasi apa yang akan dikirimkan,

informasi tersebut perlu diubah ke dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai

dengan aturannya sehingga berupa suatu pesan. Jadi komponen pesan ada

kaitannya dengan komponen pengirim. Bila pengirim tidak benar menyandikan

arti yang akan dikirim maka terjadilah pesan tersebut kurang tepat. Kurang

tepanya pesan yang dikirimkan mempengaruhi komponen penerima dalam

menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima mungkin juga akan salah

dalam meng-interpretasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya

bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai

saluran dan ini juga akan berkaitan dengan si penerima dalam mengikuti pesan

yang harus menggunakan pendengarannya dalam menerima pesan tersebut.


Begitulah, antara satu komponen dengan komponen yang lain saling berkaitan dan

bila terdapat gangguan pada satu komponen akan berpengaruh pada proses

komunikasi secara keseluruhan.

c. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi.

Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi.

Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai

sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar

terhadap apa yang sedang dibicarakannya itu. Begitu selanjutnya berlangsung

secara teratur ibarat orang yang bermain lempar bola. Seorang melemparkan yang

lainnya menagkap kemudian yang menangkap melemparkan kembali kepada si

pelempar pertama. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan

tidak seteratur itu prosesnya. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat

dalam proses pengiriman pesan simultan tidak terpisah seperti contoh di atas.

Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil

menyandikan pesan kita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima.

Misalnya dalam situasi pengajaran di kelas antara guru dan murud seringkali

memperlihatkan komunikasi nteraksi ini.

Sambil guru menyampaikan informasi kepada murid atau sedang menjelaskan

pengajran, muridpun menyampaikan pesan kepada guru dalam bermacam-macam

bentuk. Jadi komunikasi yang terjadi antara manusia dapat berupa interaksi dan

transaksi.

d. Komunikasi Dapat Terjadi Disengaja Maupun Tidak Disengaja.


Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud

tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan.

Misanya seorang pimpinan bermaksud mengadakan rapat dengan kepala-kepala

bagiannya. Apabila pimpinan tersebut mengirimkan pesan yang berisi undangan

rapat kepada kepala- kepala bagiannya, maka itu dinamakan komunikasi yang

disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan atau tidak

dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan

komunikasi tidak disengaja. Misanya sesearang memakai warna pakaian yang

agak terang yang tidak mempunyai maksud untuk mengirimkan pesan tertentu,

kadang-kadang diterima secara tidak sengaja sebagai pesan oleh orang lain,

karena tanpa disadari orang lain melihat warna pakaian yang dipakainya.

Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud mengirim pesan

tertentu terhadap orang lain yang ia inginkan untuk menerimanya. Tetapi itu

belumlah merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena tergantung

pada faktore orang lain yang juga ikut berpengaruh kepada proses komunikasi.

2.4. Kepemimpinan

2.4.1. Pengertian Kepemimpinan

2.4.2. Peran Kepemimpinan

2.4.3. Teori Gaya Kepemimpinan

2.5. Komunikasi Organisasi

2.5.1. Pengertian Organisasi

2.5.2. Pengertian Komunikasi Organisasi

2.5.3. Komunikasi Efektif Pada Organisasi

Anda mungkin juga menyukai