Anda di halaman 1dari 6

Reading Summary for Governance Articles By.

FESTIKA ANDAYANI, SE

Implementasi Otonomi Daerah, Good Governance dan Pelayanan Publik

I.

PENDAHULUAN Masalah Pemerintahan dan birokrasi pada masa ordebaru telah menurunkan kepercaayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat dewasa ini telah menuntut Pemerintah untuk memberikan pelayanan yang baik. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang tepat sasaran diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat terhadap Good Governance. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari pengertian otonomi daerah dan daerah otonomi diatas, diharapkan pelaksanaan Otonomi Daerah tersebut dapat mencapai sasaran reformasi administrasi yang mempu merubah dan memperbaik masalah pemerintah masa lalu di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan agar dapat dilakukan secepat dan setepat mungkin dengan kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang diikuti dengan pelaksanaan Desentralisasi memberikan keleluasan bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakn dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Pelaksanaan Otonomi Daerah yang seutuhnya dan tepat sasaran diharapkan mampu menciptakan Good Governance dengan kualiatan Pelayanan Publik yang memuasakan masyarakat.

II.

ISI Otonomi Daerah Masalah pemerintah dan birokrasi pada masa pemerinthana orde baru telah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah. Pemerintah era reformasi memberlakukan beberapa Undang-undang baru yang diharapkan mampu menjadi langkah dalam pemulihan Pembangunan bangsa, diantaranya : 1. Undang-Undang Otonomi Daerah menggantikan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah yaitu Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentan Pemerintah Daerah dan Undangundang Nomr 25 Tahun 1999 tengan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Keuangan antara Pusat dan Daerah, merupakan penyempurnaan tentan Undang-undang Nomer 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang keuangan antara Pusat dan Daerah.

Pokok-pokok pikiran Otonomi Daerah yang tertuang dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 : 1. Redistribusi Kekuasaan Mengembalikan kewenangan Pemerintah Derah yang dapat mengatur

Pemerintahnya sendiri sebagai jawaban atas pertanyaan sentralisasi yang begitu kuat pada level Pemerintah Pusat. 2. Pemberdayaan Komunitas dan Pemerintah Daerah

Proses redistribusi kekuasaan diikuti secara nyata dengan penyerahan urusan kepada Pemerinbtah seperti pengelolaan sumber daya serta urusan lain sebagaimana digariskan dalam Undang-undang. 3. Efektifitas dan Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan Dengan ditempuhnya langka tersebut diatas, maka diharapkan dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, terjadi distri busi urasan dan kewenangan yang jelas sesuai dengan porsi kapasitasnya.

Good Governance Good Governance menurut World Bank adalah cara bagaimana kekuasaan di Negara digunakan untuk mengelola sumber daya ekonomi dan sosil guna pembangunan masyarakat. Governance menurut UNDP adalah penggunaan atau pelaksanaan dalam kewenangan politik, ekonomi dan administrasi untuk mengelola masalah-masalah Nasional pada semua tingkat. Menurut UNDP, Governance didukung oleh tiga kaki, yaitu : 1. Politik , merupakan proses pengambilan keputusan untuk formulasi kebijakan public. 2. Ekonomi, merupakan proses pembuatan keputusan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam Negara dan interaksi antara penyelenggaraan ekonomi. 3. Administrasi, merupakan tata pemerintahan di bidang administrasi implementasi proses yang tidan diputuskan oleh Institusi Politik. Tujuan politik desentralisasi adalah dalam rangka demokratisasi dengan tujuan administratifnya yaitu dalam rangka efektivitas dan efisiensi. Implementasi Otonomi Daerah dan politik desetralisasi yang tepat sasaran, akan menciptakan good governace. Dengan kata lain, Otonomi Daerah dan Desentralisasi merupakan langkah untuk terciptnya Good Governance. Pelayanan Publik

Ada lima hal yang menjadi tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik. 1. Terciptanya Good Governance, suatu system penyelenggaraan pemerintah yang bersih, bertanggung jawaba dan professional. 2. Peningkatan pelayanan public sebagai kompensasi kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga Negara. 3. Aparat pemerintah haruslah produktif dalam mensiasati kelangkaan sumber daya yang dimiliki Negara. 4. Aparat pemerintah haruslah profesioanl agar terciptanya accountability dan responsibility, menekan penggunaan sumber pendanaan Negara yang terbatas, bekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. 5. Pemerintah hendaknya maksimal dalam memperhatikan aspirasi rakyat dan maksimal dalam memenuhi aspirasi tersebut. Penyelenggaraan pelayanan public dapat menggunakan salah satu pola berikut : 1. Pola Pelayanan fungsional , pelayanan yang diberikan pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Pola pelayanan satu pintu, pola pelaksanaan tunggal yang dilakukan oleh satu pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang instansi pemerintahan terkait. 3. Pola pelayanan satu atap, pela pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu lokasi oelh beberapa Instansi Pemerintah. 4. Pola pelayanan terpusat, pelayanan dilaksanaakan oleh instansi Pemerintah lain-lain yang terkait dengan bidan pelayanan yang bersangkutan. Pelayanan yang didambakan masyarakat : 1. Kehandalan (reliability) , pelayanan yang akurat sesuai dengan yang diinginkan. 2. Daya tanggap (responsiveness), pelayanan diberikan dengan segera. 3. Kepastian (assurance), menimbulkan kepercayaan terhadap pelayanan.

4. Empati (emphaty), keseriusan dalam melayani. 5. Tanggung jawab (tangible), kualitas pelayanan diungkapkan dalam suatu prosedur yang dapat dimengerti dengan fasilitas pelayanan yang memadai. Otonomi Daerah merupakan pendorong Good Governance dengan Pelayanan Publik yang baik. Undang-undang No. 32 tahun 2004, pengganti Undang-undang No. 22 Tahun 1999, penyelenggaraan desentralisasi diharapkan dapat memberikan sejumlah efek posotif terhadap fungsi pelayanan birokrasi di daerah. Pelaksanaan desentralisasi diharapkan mampu menciptakan Good Governance karena: 1. Melalui desentralisasi jalur birokasi pusat ke daerah menjadi lebih singkat. 2. Proses debirokrasi Negara melalui desentralisasi akan memperkuat participatory democracy. 3. Debirocracy Negara akan meningkatkan kempetisi atar daerah. 4. Melalui kompetisi akan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab birokrasi dalalam pelayanan public untuk mempercepat proses pembangunan di daerah. 5. Desentralisasi akan menjadi struktur direktif dalam penciptaan local Good Governance yaitu berbasis pada transparansi akuntantabilitas.

III.

KESIMPULAN Pelaksanaan Otonomi Daerah seharusnya tepat sasaran. Pemerintah Daerah dalam mengambil segala keputusan benar-benar didasari atas keinginan untuk mensejahtehakan rakyat. Kualitas Individu Pemerintah Daerah juga haruslah ditingkatkan. Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat seutuhnya. Keleluasaan Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintahnya, diharapkan mampu memenuhi keinginan masyarakat akan pembangunan Daerah yang memihak kepada kepentingan masyarakat, sesuai dengan aspirasi rakyat. Masyarakat mendapatkan pelayanan public yang memuaskan dengan aparat pemerintah yang bekerja dengan tanggungjawab penuh.

IV.

DAFTAR PUSTAKA 1. Socardy, M. Saleh. Analisis Tentang Implementasi Otonomi Daerah, Good Governance dan Pelayanan Publik. 2. Pasojo, Eko dan Kurniawan, Tegu. Reformasi Birokrasi dan Good Governance : Kasus Best Practise Dari Sejumlah Daerah di Indonesia. 3. Miftah, Toha. Reformasi Birokrasi Pemerintah. 4. Monayasa, I Wayan. Mungkinkan Good Governance terwujud di Era Otonomi Daerah. 5. Hardjosoemantri. Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai